Laporan Pendahuluan Typhoid

dokumen-dokumen yang mirip
ASKEP THYPOID A. KONSEP DASAR

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB I PENDAHULUAN ). Penyakit Typhoid Abdominalis juga merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk tiap tahunnya. Insiden tertinggi demam thypoid terdapat pada anakanak. kelompok umur 5 tahun (Handini, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pada iklim, tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella Typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang menyerang seperti typhoid fever. Typhoid fever ( typhus abdominalis, enteric fever ) adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN. adalah masalah kejadian penyakit Tifoid (Thypus) di masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah masalah kejadian demam tifoid (Ma rufi, 2015). Demam Tifoid atau

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella

BAB I PENDAHULUAN. rendah, cenderung meningkat dan terjadi secara endemis. Biasanya angka

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penularan penyakit demam typhoid adalah penderita yang aktif,

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari berbagai macam segi kehidupan, kesehatan merupakan harta terindah bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. besar di Indonesia bersifat sporadic endemic dan timbul sepanjang tahun. Kasus

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi penyakit multisistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Demam Typhoid (typhoid fever) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. sakit umum terbesar di daerah Pekanbaru, Riau. Rumah Sakit ini berada di Jalan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Salmonella sp. yang terdiri dari S. typhi, S. paratyphi A, B dan C

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

BAB 1 PENDAHULUAN. kesadaran (Rampengan, 2007). Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Demam tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

MACAM-MACAM PENYAKIT. Nama : Ardian Nugraheni ( C) Nifariani ( C)

BAB I PENDAHULUAN. banyak timbul penyakit yang ditimbulkan salah satu hernia, penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme Salmonella enterica serotipe typhi yang

Laporan Pendahuluan Thypoid Fever (Demam Thypoid)

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan penyakit TBC memerlukan jangka waktu yang lama dan rutin

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

ASKEP PADA KLIEN DENGAN THYPOID

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salmonella typhi, suatu bakteri gram-negative. Demam tifoid (typhoid fever atau

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan nasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak terjadi pada masa balita. Masa balita merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENYAKIT CACINGAN

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia adalah penyakit diare. Diare adalah peningkatan frekuensi buang air

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DEMAM TIFOID DI BANGSAL ANGGREK RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering

I. PENDAHULUAN. besar di Indonesia, kasus tersangka tifoid menunjukkan kecenderungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan batu ini disebut urolitiasis, dan dapat terbentuk pada ginjal. dan uretra (urethrolithiasis) (Basuki, 2009).

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kematian ( Padila 2013).

SURVEI PENGETAHUAN TENTANG DEMAM TYPOID PADA KELUARGA KLIEN YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kasus-kasus penyakit tidak menular yang banyak disebabkan oleh gaya

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan penanganan khusus dan intensif karena

BAB I PENDAHULUAN. atraumatic care atau asuhan yang terapeutik. 500/ penduduk dengan angka kematian antara 0,6 5 %.

BAB I PENDAHULUAN. WHO memperkirakan jumlah kasus demam thypoid di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Farmakoekonomi juga didefenisikan sebagai deskripsi dan analisis dari biaya terapi

BAB I PENDAHULUAN. bahwa saat ini Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah tertinggi. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus.

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicegah dengan pengawasan antenatal dan perinatal yang baik. jepit bayi menangis yang dapat merangsang pernafasan.

E. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoit ditandai dengan ciri-ciri morfologi berikut: 1. bentuk ameboid, ukuran μm 2.

BAB. I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Data rekam medis RSUD Tugurejo semarang didapatkan penderita

BAB I PENDAHULUAN. fertilitas gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. priyanto,2008). Apendisitis merupakan peradangan akibat infeksi pada usus

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sakit (Notoatmodjo, 2005). fungsi anggota tubuh (Joyomartono, 2006).

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

Laporan Pendahuluan Typhoid Di UGD RSU AL-ISLAM H.M.MAWARDI KRIAN-SIDOARJO DISUSUN OLEH : Rani Nurlelasari 1101040 AKADEMI KEBIDANAN MITRA SEHAT SIDOARJO TAHUN AJARAN 2011-2012

KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya laporan mengenai Asuhan Kebidanan pada Ny A usia 30 Tahun dengan Thypoid. Penyusunan laporan Asuhan Kebidanan dibuat penulis untuk memenuhi praktetk belajar dan melengkapi pembekalan pengetahuan. Bersama ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semuapihak yang telah membantu dan membimbing dalam pembuatan laporan ini. Kepada yang terhormat : 1. dr. Suhadi selaku direktur RSU. AL-ISLAM H.M.MAWARDI 2. Abdul Hasan, AMd.Kep 3. Ibu Vidia Atika M.S.ST.S.PSi selaku pembimbing akademik di akademik kebidanan Mitra Sehat Sidoarjo 4. Ibu Ria, S.St selaku dosen pembimbing Akademi di Akademi kebidanan Mitra Sehat Sidoarjo 5. Seluruh karyawan/karyawati yang telah membantu menyelesaikan penyusunan masalah ini. 6. Teman-teman yang membantu dalam menyelesaikan ASKEB I Penulis memahami dan menyadari bahwa penyusunan laporan mengenai Asuhan Kebidanan ini masih banyak kekurangan sehingga penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan laporan. Semoga askeb ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan pembaca serta deapat dijadikan bahan referensi maupun tambahan ilmu pengetahuan. Sidoarjo, April 2012 Penulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Thypoid atau tipus abdominalis adalah suatu infeksi aku yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kumansalmonella typhi. Typhoid merupakan penyakit infeksi yang dijumpai secara luas di daerah tropis dan subtropis, terutama di daerah dengan kualitas sumber air yang tidak memmadai dengan standar hygiene dan sanitasi yang rendah. Beberapa hal yang mempercepat terjadinya penyebaran typhoid di negara sedang berekmbang adalah urbansasi, kepadatan penduduk, sumber air minum dan standar hygiene industri pengelolahan makanan yang masih rendah. (Soegeng Soegijanto, 2002) Di Indonesia sendiri, kejadian typhoid ini mencapai 760-810 kasus per 100 ribu penduduk pertahun dari 16 juta kasus tiap tahunnya di dunia. (Anonim, 2007) Penularan dapat terjadi dimana saja, kapan saja, sejak seseorang mulai dapat mengkonsumsi makanan dari luar, apabila makanan atau mnuman yang dikonsumsi kurang bersih. Biasanya baru dipikirkan suatu demam typhoid bila terdapat demam terus-menerus lebih dari 1 minggu yang tidak dapat turun dengan obat demam dan diperkuat dengan kesan lemas, pucat, sakit perut, tidak buang air besar beberapa hari. (Latif Bahtiar, 2008) Typhoid sendiri memiliki masa tunas 10-20 hari, yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari. Selama tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, tidak bersemangat, nafsu makan berkurang. (Adriananers.blogspot.com) Hal ini dapat dicegah dengan mencuci tangan setelah dari toilet dan khususnya sebelum makan atau mempersiapkan makanan, hindari minum air mentah, rebus terlebih dahulu air sampai mendidih, dan hindari makan-makanan pedas dan asam. (Adriananers.blogspot.com) 1.2 Batasan Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Batasan Masalah Mengingat luasnya pembahasan tentang kasus typhoid sedangkan waktu yang dimiliki terbatas, maka penulisannya dibatasi oleh penulis yang isinya mempermasalahkan Typhoid pada Asuhan Kebidanan pada An A. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan masalah pada latar belakang dan kenyataan yang ada penulis merumuskan masalah yaitu Bagaimana Asuhan Kebidanan pada An A dengan typhoid di UGD RSU AL-ISLAM H.M MAWARDI.

1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Agar mahasiswa dapat mengerti dan mengetahui tentang penyakit typhoid, tandatanda yang terjadi selama typhoid agar dapat mendeteksi secara dini dan mengatasi terjadinya komplikasi. 1.3.2 Tujuan Khusus Dihadapkan mahasiswa mampu melakukan : a. Melakukan pengkajian data b. Menegakkan diagnosa c. Mampu mengantisipasi terjadinya masalah potensial d. Dapat melakukan intervensi e. Dapat mengidentifikasi kebutuhan segera f. Dapat melaksanakan implementasi dengan tepat g. Melakukan evaluasi pada setiap asuhan yang diberikan 1.4 Manfaat 1.4.1 Bagi Instansi Memberi tambahan sumber kepustakaan dan pengetahuan dibidang kebidanan. 1.4.2 Bagi Masyarakat Memberi pengetahuan dan informasi kepada masyarakat/klien tentang penyakit typhoid beserta tanda-tanda, gejala, dan masalah yang mungkin terjadi. 1.4.3 Bagi Penulis Mendapatkan pengetahuan tambahan dan pengalaman serta ddapat menerapkan apa yang telah didapatkan untuk melaksanakan Asuhan Kebidanan. 1.5 Metode Penulisan dan Pengumpulan Data 1.5.1 Metode Penulisan Metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah deskriptif yang merupakan studi kasus yang melakukan pengkajian secara intensif yang tergabung dari kasus dengan mempertimbangkan waktu sehingga mendapat suatu gambaran unit subyektif yang jelas. 1.5.2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data y6ang digunakan oleh penulis untuk melengkapi dan mengumpulkan data adalah sebagai berikut : a. Anamnesa langsung dengan pasien b. Observasi atau mengamati langsung kepada pasien c. Pemeriksaan fisik : melakukan pemeriksaan fisik langsung kepada pasien dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, aukultasi, dan pemeriksaan. d. Dokumentasi : Pendokumentasian kondisi dan perkembangan pasien selama ada di UGD.

1.6 Waktu dan Tempat Penulisan Asuhan kebidanan tentang penyakit typhoid ini dilakukan pada saat praktek di RSU AL-ISLAM H.M MAWARDI Krian Sidoarjo pada tanggal 26 Maret 2012 21 April 2012. 1.7 Sistematika Penulisan Secara garis besar sistematika penulisan asuhjan kebidanan adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan Asuhan Kebidanan, metode pengumpulan data, waktu dan tempat penulisan data serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka terdiri dari konsep dasar teori typhoid, konsep dasar teori Asuhan Kebidanan. BAB III TINJAUAN KASUS Tinjauan kasus meliputi pengkajian, identifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan antisipasi masalah potensial, identifikasi masalah segera, intervensi, dan evaluasi. BAB IV PEMBAHASAN Berisi pembahasan mengenai kesenjangan yang penulis temukan antara tinjauan teori dan fakta yang ditemukan selama pelaksanaan Asuhan Kebidanan. BAB V PENUTUP Terdiri dari kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Typhoid 2.1.1 Pengertian Typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 7 hari, gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran. (Arief, Mansjoer, 2000) Typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan ( usus halus ) yang di sebabkan oleh salmonella thypi. (Syaifullah Noer, 1996) Typhoid adalah penyakit infeksi sistematik akut yang disebabkan infeksi salmonella thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh feses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella. (Bruner and Sudart, 1994) Typhoid adalah penyakit infeksi pada usus halus, typhoid disebut juga paratyphoid fever, enteric fever, typhus dan typhus abdominalis. (Soeparman, 1996) 2.1.2 Etiologi Penyebab utama dari penyakit ini adalah kuman salmonella thypi. Kuman ini banyak terdapat dikotoran, tinja manusia dan makanan atau minuman yang terkena kuman yang dibawa lalat. Sumber utama dari epnyakit ini adalah lingkungan yang kotor dan tidak sehat. Tidak seperti virus yang dapat berterbangan di udara, bakteri ini hidup di sanitasi yang buruk seperti lingkungan kumuh, makanan dan minuman yang tidak hygienis kuman ini masuk kedalam tubuh manusia melalui mulut, lalu menyerang ttubuh, terutama saluran terna. 2.1.3 Patofisiologi Infeksi terjadi pada saluran pencerrnn daraan. Basil diserap di usus halus melalui pembuluh limfe lalu masuk kedalam peredaran darah sampai di organ-organ lain, terutama hati dan limfa. Basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam hati dan limfe sehingga organ-organ tersebut akan membesar (hipertropi) disertai nyeri pada perabaan, kemudian basil masuk kembali kedalam darah (bakteremia) dan menyebar ke seluruh tubuh terutama kedalam kalenjar limfoid usus halus, sehingga menimbulkan

perdarahan dan perforasi usus. Gejala demam disebabkan oleh endoktosin, sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh kelainan pada usus. 2.1.4 Manifestasi Klinis Pada umunya demam berangsur naik, terutama sore hari dan malam hari. Dengan keluhan dan gejala demam, nyeri otot, nyeri kepala, anorexia dan mual, batuk, epifaksis, obstipasi/diare, perasaan tidak enak diperut.pada minggu kedua gejala sudah jelas dapat berupa demam, lidah yang khas (putih, kotor, pinggirnya hiperemi), hipatomegali, meteorismus, penurunan kesadaran. 2.1.5 Komplikasi Komplikasi demam typhoid dibagi dalam : a. Komplikasi Intestinal Perdarahan Usus Perforasi Usus b. Komplikasi ekstra Intestinal Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi Komplikasi darah : anemia hemolitik Komplikasi paru : pneumonia Komplikasi hepar dan kandung empedu : hepatitis Komplikasi ginjal : arthritis Komplikasi neuropsikiatrik : meningitis 2.1.6 Penatalaksanaan a. Diet Diet yang sesuai seperti jenis makanan padat, lunak dan cair, cukup kalori dan tinggi protein seperti rendah serat banyak mengkonsumsi vuitamin c dan b kompleks. Pada penderita yang akut diberi bubur saring seteelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim dilanjtkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari. b. Pencegahan Cara pencegahan yang dilakukan pada demam typhoid adalah mencuci tangan setelah dari toilet dan khususnya sebelum makan atau mempersiapkan makanan, hindari minun air mentah, rebus air mendidih dan hindari makanan pedas.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Typhoid ialah suatu infeksi pada saluran pencernaan (usus halus) yang disebabkan oleh bakteri salmonella thypi dengan masa tunas 10-20 hari yang tersingkat 4 hari jika terinfeksi melalui makanan. Jika melalui minuman selama 30 hari. Dengan gejala demam, lidah khas (putih, kotor), meteorimus, dan perasaan tidak enak di perut. Dan penyebabnya adalah kuman salmonella thypi yang kuman yang dibawa lalat. Dengan adanya kasus ini, maka diharapkan semua orang lebih menjaga kebersihan diri, seperti mencuci tangan setelah dari toilet dan khususnya sebelum makan atau mempersiapkan makanan, serta hindari minum air mentah. 3.2 Saran Bagi mahasiswa Agar mahasiswa mengetahui tentang typhoid. Bagi pembaca Agar pembaca dapat mengetahui pencegahan dan penanganan yang tepat jika terjadi typhoid. Bagi instansi Diharapkan dapat memberikan lahan praktek yang lebih luas, sehingga mahasiswa dapat lebih menambah wawasan dan prakteknya, serta dapat meningkatkan kualitas mahasiswa AKBID MITRA SEHAT SIDOARJO.