BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Selalu (SL) 4 Sering (S) 3 Kadang kadang (KD) 2 Tidak Pernah (TP) 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

baku, rentang kelas, distribusi frekuensi dan grafik histogram.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan terhadap siswa di MAN se Kabupaten Blitar

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut. menguji hipotesis yang akan ditetapkan.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Dari hasil penelitian, peneliti memperoleh data studi lapangan berupa data tentang penerapan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Surabaya. Universitas ini beralamatkan di jl. Ketintang Surabaya.

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya. religius dan pembentukan karakter peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini merupakan keseluruhan populasi di SLB A

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. teori yang menjadi dasar dan data yang diperoleh dari Badan

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik tadarus Al- Qur an, shalat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB VI HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. kausal. Sugiyono (2010, hal.13) mengatakan bahwa metode penelitian kuantitatif

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PDF Pro Trial. sebagai langkah berikutnya yang ditempuh adalah menyajikan data yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang dianaisis adalah Fasilitas belajar (X 1 ),

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB 4 HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

III. METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan FKIP-UKSW

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Kedisiplinan Belajar Untuk memperoleh data tentang pengaruh kedisiplinan belajar peserta

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung pada semester

METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 3 Bandar Lampung pada tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN. Mei 2016 terhadap siswa pada mata pelajaran Akidah akhlak di MTsN Kunir

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini seluruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Data Distribusi Frekuensi Motivasi Intrinsik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENGARUH KEMAMPUAN MEMORI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Item

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah penyebaran kuesioner kepada siswa kelas X SMA Negeri 11 Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui penyebaran angket adalah melakukan perhitungan menggunakan

berdasarkan variabel yang sudah ditentukan.

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. pola asuh orang tua, motivasi belajar dan prestasi belajar IPS. 1. Pola asuh orang tua

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV Analisis dan Pembahasan

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

Oleh: Wahyu Hidayat ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI PENELITIAN Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survey.

Bab III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keterampilan membaca nyaring dengan pemahaman bacaan siswa kelas II SD

commit 77 to user BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Gugus 2 Kecamatan Pengasih, Kabupaten

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 17 Kota Jambi, kelas VII yang

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Sebelum diadakan uji hipotesis dari data masing-masing variabel yaitu: jenjang pendidikan, motivasi kerja dan kinerja guru dianalisis secara deskriptif, data tersebut diambil dari sampel populasi penelitian yang berjumlah 41 orang guru MI sekecamatan Guntur Kabupaten Demak. Dari hasil perhitungan statistik dasar, ketiga variabel tersebut di atas dapat diterangkan pada tabel berikut ini. Tabel 4.1 Deskripsi Statistik variabel N Rata-rata Standar Deviasi Jenjang pendidikan 41 3,80 0, 789 Motivasi kerja 41 87,24 7,068 Kinerja guru 41 77,29 6,579 Data dikumpulkan dari 41 responden dengan variabel jenjang pendidikan (X1) satu butir pernyataan, variabel motivasi guru (X2) sebanyak 22 butir pernyataan, dan variabel kinerja guru (Y) sebanyak 20 butir pernyataan. Dari hasil analisis diperoleh skor data pada variabel jenjang pendidikan (X1) skor terendah 1, skor tertinggi 5 dan skor rata-rata adalah 3,80. Variabel motivasi kerja (X2) skor terendah 75, skor tertinggi 102, dan 104

skor rata-rata adalah 87,24. Untuk variabel kinerja guru (Y) diperoleh skor terendah 61, skor tertinggi 91, dan skor rata-rata sebesar 77,29. B. Uji Persyaratan Analisis Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi dan regresi. Kedua teknik ini baru dapat dilakukan apabila memenuhi tiga persyaratan. Ketiga persyaratan tersebut yaitu: 1) ukuran minimum sampel terpenuhi, karena subjekpenelitian ini adalah responden sampling atau disebut penelitian sampel, 2) data sampel tiap variabel distribusi normal (normalitas data), dan 3) kemandirian (independensi) antar variabel bebas (Irianto, 1985:89). Persyaratan pertama telah terpenuhi pada saat penetapan ukuran sampel penelitian dengan menggunakan rumus Cochran. Persyaratan lain yaitu uji normalitas dan uji linieritas persamaan regresi. 1. Pengujian Normalitas Analisis pengujian normalitas data menggunakan teknik uji Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S) dengan menggunakan SPSS 11.6 for Windows. Hasil analisis uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut ini, sedang hasil analisis selengkapnya bisa dilihat pada lampiran. Tabel 4.2 Rangkuman Analisis Uji Normalitas No Variabel K-SZ 2-tailed P Kesimpulan 1. Jenjang Pendidikan 2,896 0.000 Tidak Normal 2. Motivasi Kerja 0,527 0,944 Normal 105

3. Kinerja Guru 0,646 0,799 Normal Dalam uji normalitas di atas dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, diperoleh signifikansi untuk ketiga variabel dengan (2-tailed P)> ɑ = 0,05, kaidahnya apabila signifikansi hitung lebih kecil dari 0,05 berarti signifikan, apabila signifikan maka datanya dikatakan tidak normal, sebaliknya apabila lebih besar dari 0,05 dikatakan tidak signifikan,kalau tidak signifikan maka datanya dikatakan normal. Berdasarkan hal tersebut di atas berarti data variabel jenjang pendidikan adalah berdistribusi tidak normal, sedangkan untuk variabel motivasi kerja dan kinerja adalah berdistribusi normal. 2. Independensi Antar Variabel Sebelum sampai pada pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan analisis jenjang nihil. Hasil korelasi jenjang nihil antara jenjang pendidikan dan motivasi kerja, atau interkoneksi antar variabel bebas yang ditampilkan pada tabel berikut dan hasil analisis lengkapnya pada lampiran. Tabel. 4.3 Rangkuman Analisis hubungan (X1) dengan (X2) Korelasi N r Sig. (2-tailed) Kesimpulan X1 dan X2 41 0,350 0,025 Signifikan 106

Hasil analisis menunjukkan bahwa antar variabel bebas (X1 dan X2) terdapat hubungan secara kolinieritas, yang berarti r = 0,350 > p = 0,025. Jelaslah bahwa variabel jenjang pendidikan dan motivasi kerja adalah variabel yang independen terhadap variabel Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persyaratan untuk analisis regresi ganda dapat dipenuhi. 3. Uji Linieritas Garis Regresi Uji persamaan regresi dilakukan anatar variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis tersebut menggunakan One Way ANOVA (analysis of varianves) dan uji signifikansi garis regresi ini dilakukan dengan uji F-tes. Rangkuman hasil analisis selengkapnya pada lampiran. Tabel. 4.4 Rangkuman Hasil analisis linieritas garis regresi No. Variabel F tabel F hitung Signifikansi Kesimpulan 1. 2. X1 dan Y X2 dan Y 0,308 4,396 17,735 0,043 0,000 Signifikan Signifikan Melihat angka yang diperoleh F hitung di atas, secara terpisah masing-masing menunjukkan angka yang sama, yakni variabel X1 dengan Y, dan X2 dengan Y, F hitung nya sama-sama lebih besar dari F tabel. Dengan demikian, antara variabel jenjang pendidikan dengan kinerja guru dan variabel motivasi kerja dengan kinerja guru persamaan garis regresinya adalah linier. 107

C. Uji Hipotesis Di dalam penelitian ini terdapat tiga hipotesis kerja yang akan diuji melalui analisis data hasil penelitian secara empirik, yaitu: 1. Hubungan Jenjang Pendidikan Dengan Kinerja Guru Hipotesis pertama yang diajukan adalah Terdapat hubungan antara jenjang pendidikan dengan kinerja guru MI Sekecamatan Guntur Kabupaten Demak. Dari perhitungan persamaan regresi dengan menggunakan analisis regresi sederhana diperoleh harga F hitung ɑ = 4,396 dan F tabel 0,308. Jika dibandingkan antara keduanya, ternyata F hitung lebih besar dari F tabel atau 4,396 > 0,308. Hal ini dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi Y' = 66,341+ 0,318 adalah linier. Gambar 4.1 Grafik Garis Regresi Y' = 66,341+ 0,318 X1 Kinerja guru 108

Untuk memprediksi nilai variabel kinerja guru (Y) dari nilai variabel jenjang pendidikan yang didasarkan pada asumsi adanya hubungan linier, maka dihitung berdasarkan analisis regresi sederhana variabel jenjang pendidikan (X1) terhadap variabel kinerja guru (Y) sebagaimana pada tabel berikut ini. Tabel. 4.5 Analisis hasil regresi sederhana jenjang pendidikan (X1) terhadap variabel kinerja guru (Y) Sumber Varian Jumlah kuadrat Kesesluruhan df Rata-rata JK F hitung Sig. Regresi Residu Total 202,460 1 202,460 4,396 0,043 a 1796,028 39 46,052 1998,488 40 Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukkan bahwa harga F hitung ɑ = 4,396, yang lebih besar dari signifikansi = 0,043. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antar variabel jenjang pendidikan (X1) terhadap variabel kinerja guru (Y) tersebut adalah sangat signifikan. Dengan demikian berarti di tolak hipotesis nihil (H ) dan diterima hipotesis kerja (H1). Regresi Y pada variabel X1 bukan karena kebetulan (karena terjadi pada populasi). Kemungkinan kesalahan 1 %. 109

Untuk mengetahui seberapa besar sumbangan variabel jenjang pendidikan (X1) dengan variabel kinerja guru (Y). Dari hasil analisis diketahui bahwa kekuatan hubungan antar variabel jenjang pendidikan (X1) dengan kinerja guru (Y) adalah sebesar r = 0,318. Dari hasil analisis tersebut juga menunjukkan bahwa koefisien determinasi r² adalah sebesar 0,101. Hal tersebut menunjukkan bahwa pola penyebaran skor pada variabel kinerja guru (Y) diikuti secara konsisten oleh penyebaran skor pada variabel jenjang pendidikan (X1) sebesar 10,1%. Dengan demikian berarti 10,1% varian kinerja guru dijelaskan oleh jenjang pendidikannya. Keberartian hubungan antara X1 dengan Y secara sederhana dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara jenjang pendidikan dengan kinerja guru MI Sekecamatan Guntur Kabupaten Demak diterima dan teruji secara signifikan. Kesimpulan ini memberikan arti bahwa setip peningkatan satu satuan skor variabel jenjang pendidikan (X1) akan dapat meningkatkan skor variabel kinerja guru (Y) sebesar 0,318 pada konstanta 66,341. 2. Hubungan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru Hipotesis kedua yang diajukan adalah Terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja guru MI Sekecamatan Guntur Kabupaten Demak. Dari perhitungan persamaan regresi dengan menggunakan analisis regresi sederhana diperoleh harga F hitung ɑ = 17,735 dan F tabel 0,308 Jika dibandingkan antara keduanya, ternyata F hitung lebih besar dari F tabel atau 110

17,735 > 0,308. Hal ini dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi Y' = 24,889 + 0,559 adalah linier. Untuk memprediksi nilai variabel kinerja guru (Y) dari nilai variabel jenjang pendidikan yang didasarkan pada asumsi adanya hubungan linier, maka dihitung berdasarkan analisis regresi sederhana variabel motivasi kerja (X2) terhadap variabel kinerja guru (Y) sebagaimana pada tabel berikut ini. Tabel. 4.6 Analisis hasil regresi sederhana motivasi kerja (X2) terhadap variabel kinerja guru (Y) Sumber Varian Jumlah kuadrat Kesesluruhan df Rata-rata JK F hitung Sig. Regression 624,727 1 624,727 17,735 0.000 Residual 1373,761 39 35,225 Total 1998,488 40 B Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukkan bahwa harga F hitung ɑ =17,735 yang lebih besar dari signifikansi = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antar variabel motivasi kerja (X2) terhadap variabel kinerja guru (Y) tersebut adalah sangat signifikan. Dengan demikian berarti di tolak hipotesis nihil (H ) dan diterima hipotesis kerja (H1). Regresi Y pada variabel X2 bukan karena kebetulan (karena terjadi pada populasi). Kemungkinan kesalahan 1 %. 111

Untuk mengetahui seberapa besar sumbangan variabel motivasi kerja (X2) dengan variabel kinerja guru (Y). Dari hasil analisis diketahui bahwa kekuatan hubungan antar variabel motivasi kerja (X2) dengan kinerja guru (Y) adalah sebesar r = 0,559. Dari hasil analisis tersebut juga menunjukkan bahwa koefisien determinasi r² adalah sebesar 0,312. Hal tersebut menunjukkan bahwa pola penyebaran skor pada variabel kinerja guru (Y) diikuti secara konsisten oleh penyebaran skor pada variabel motivasi kerja (X2) sebesar 31,2 %. Dengan demikian berarti 31,2 % varian kinerja guru dijelaskan motivasi kerjanya. Keberartian hubungan antara X2 dengan Y secara sederhana dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara jenjang pendidikan dengan kinerja guru MI Sekecamatan Guntur Kabupaten Demak diterima dan teruji secara signifikan. Kesimpulan ini memberikan arti bahwa setip peningkatan satu satuan skor variabel motivasi kerja (X2) akan dapat meningkatkan skor variabel kinerja guru (Y) sebesar 0,559 pada konstanta 24,889. 3. Hubungan Jenjang Pendidikan Dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru Hipotesis ketiga yang diajukan adalah Terdapat hubungan antara jenjang pendidikan dan motivasi kerja secara bersama dengan kinerja guru MI Sekecamatan Guntur Kabupaten Demak. Dari perhitungan persamaan regresi dengan menggunakan analisis regresi ganda diperoleh harga koefisien arah (b1) sebesar 1,265 112

dan (b2) sebesar 0,548 dengan konstanta sebesar 24,662. Selanjutnya garis ini diuji signifikansinya dengan mengaplikasikan analisis varians untuk memprediksi skor Y (kinerja guru) berdasarkan skor X1 (jenjang pendidikan) dan berdasarkan skor X2 (motivasi kerja) ditunjukan oleh persamaan regresi ganda sebagai berikut : Y' = a + b1 + b2 = 24,662 + 1,264 X1 + 0,548 X2. Hal ini berarti bahwa setiap perubahan suatu unit skor X1 dan X2 terjadi perubahan 1,264 dan 0,548 pada skor Y. Untuk memprediksi nilai variabel kinerja guru (Y) dari nilai variabel jenjang pendidikan (X1) dan motivasi kerja (X2) yang di dasarkan pada asumsi adanya hubungan linier, maka dihitung berdasarkan analisis regresi ganda terhadap kinerja atas jenjang pendidikan dan motivasi kerja. Hasil analisis regresi ganda variabel jenjang pendidikan (X1) dan motivasi kerja (X2) terhadap variabel kinerja guru (Y) sebagaimana pada tabel berikut ini. Tabel. 4.7 Analisis hasil regresi ganda Jenjang Pendidikan (X1) motivasi kerja (X2) terhadap variabel kinerja guru (Y) Sumber Varian Jumlah Keseluruhan df Rata-rata JK F Sig. Regression 659,025 2 329,513 9,348 0,000 Residual 1339,462 38 35,249 Total 1998,488 40 Berdasarkan hasil penelitian pada tabel di atas menunjukkan bahwa harga F hitung ɑ = 9,348 yang lebih besar dari = 0,000. Hal ini 113

menunjukkan bahwa hubungan antar variabel jenjang pendidikan (X1) dan motivasi kerja (X2) terhadap variabel kinerja guru (Y) tersebut adalah signifikan. Dengan demikian berarti di tolak hipotesis nihil (H ) dan diterima hipotesis kerja (H1). Regresi Y pada variabel X1 dan X2 bukan karena kebetulan (karena terjadi pada populasi). Kemungkinan kesalahan 1 %. Untuk mengetahui seberapa besar sumbangan variabel jenjang pendidikan (X1) dan motivasi kerja (X2) dengan variabel kinerja guru (Y). Dari hasil analisis diketahui bahwa kekuatan hubungan antara variabel jenjang pendidikan (X1) dan motivasi kerja (X2) dengan variabel kinerja guru (Y) adalah sebesar r = 0,547. Dari hasil analisis tersebut juga menunjukkan koefesien determinasi r² adalah sebesar 0,299. Hal tersebut menunjukkan bahwa pola penyebaran skor pada variabel kinerja guru (Y) diikuti secara konsisten oleh pola penyebaran skor pada variabel jenjang pendidikan (X1) dan motivasi kerja (X2) sebesar 29,9 %. Dengan demikian berarti 29,9 % varian kinerja guru dijelaskan oleh jenjang pendidikan dan motivasi kerja. Keberartian hubungan antara jenjang pendidikan dan motivasi kerja dengan kinerja guru dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang ketiga menyatakan terdapat hubungan antara jenjang pendidikan dan motivasi kerja dengan kinerja guru diterima dan teruji secara signifikan. Kesimpulan ini memberikan abrti bahwa setiap peningkatan suatu satuan skor variabel jenjang pendidikan (X1) dan motivasi kerja (X2) akan dapat meningkatkan skor variabel kinerja guru (Y) sebesar 1,264 dan 0,548 pada konstanta 24,662. 114

Terbukti, jenjang pendidikan dan motivasi kerja memberikan sumbangan yang signifikan kepada kinerja guru MI di wilayah kecamatan Guntur Kabupaten Demak. D. Pembahasan Hasil Penelitian Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara variabel jenjang pendidikan dengan kinerja guru, hubungan antara variabel motivasi kerja dengan kinerja guru, dan hubungan antara jenjang pendidikan dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru. sebagaimana diduga, bahwa antara jenjang pendidikan dan motivasi kerja secara bersama-sama memberikan sumbangan yang positif terhadap kinerja guru, dan secara sendiri-sendiri juga memberikan sumbangan positif. Hasil penelitian sebagaimana telah disajikan sebelumnya mendukung hipotesis penelitian. Dengan demikian, dari hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa jenjang pendidikan dan motivasi kerja secara bersama-sama memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru, artinya semakin tinggi jenjang pendidikan dan motivasi kerja guru maka akan semakin tinggi pula kinerjanya, sebaliknya makin rendah jenjang pendidikan dan motivasi kerja guru, maka akan semakin rendah pula kinerjanya. Oleh karena itu skor jenjang pendidikan dan skor motivasi kerja guru secara bersama-sama dapat dijadikan acuan untuk menentukan tinggi rendahnya skor kinerja guru MI sekecamatan Guntur Kabupaten Demak. 115

Bila dari kedua variabel independen tersebut digunakan untuk meningkatkan kinerja guru, maka itu merupakan langkah yang sangat strategis, karena secara bersama-sama kedua variabel itu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru. sementara itu variabel jenjang pendidikan guru secara mandiri telah memberikan kontribusi 10,1% dan sisanya 89,9% dari variabel lain. Sedangkan motivasi kerja guru secara mandiri memberikan kontribusi 31,2 % dan sisanya 68,8% dari variabel lain. Adapun variabel jenjang pendidikan dan kinerja guru secara bersama-sama memberikan kontribusi terhadap kinerja guru sebesar 29,9%. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Timotius tentang hubungan motivasi kerja dengan kinerja guru, bahwa 1) Rata-rata motivasi kerja guru adalah 40,2 termasuk tingkat motivasi dengan kriteria sedang, 2) Kinerja guru, 95,5% dengan tingkat kinerjanya sedang, dan 4,5% dengan tingkat kinerja tinggi, 3) Rata-rata kinerja guru adalah 49,8 termasuk tingkat kinerja dengan kriteria sedang, 4) Terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara motivasi kerja dengan kinerja guru berdasarkan hasil analisis korelasi product momen dengan diperoleh r hitung = 0,795 (Timotius, 2003). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Via Wuviani. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kualifikasi guru terhadap kinerjanya sebesar 37,30%, antara motivasi kerja guru terhadap kinerjanya sebesar 45,20%, antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru sebesar 51,80%, dan antara kualifikasi, motivasi kerja guru atau serta kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru sebesar 67%. Via 116

Wuviani yang menyampaikan hasil penelitiannya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah profesionalisme, latar belakang pendidikan, motivasi kerja, lingkungan kerja, gaji (Wuviani, 2004). Hasil penelitian ini mendukung Hasil penelitian Suyanto menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara motivasi kerja guru SD/MI di kota Semarang. Sehingga apabila motivasi kerja guru naik, maka kinerja guru akan meningkat, sebaliknya apabila guru itu memiliki motivasi kerja turun, maka kinerja guru akan menjadi rendah. Proporsi varian yang disumbangkan oleh variabel motivasi kerja (X1) terhadap varian kinerja guru SD/MI di Kota Semarang (Y) adalah sebesar 25,9% sedang selebihnya 74,1% ditentukan oleh faktor-faktor yang lain (Suyanto, 2007). Sebagai pembanding, Dewi Marifah mengungkapkan pula hasil penelitiannya tentang pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pekerja sosial, bahwa motivasi kerja memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja pekerja sosial dengan nilai koefisien regresinya sebesar + 0,444 (Marifah, 2005). E. Keterbatasan Penelitian Proses penelitian ini telah dilakukan sesuai prosedur penelitian yang ada dan penuh kehati-hatian, agar hasil penelitian diperoleh seobyektif dan sebaik mungkin. Namun untuk mendapatkan hasil yang sempurna sangatlah sulit, karena dalam pelaksanaan penelitian ini dirasakan ada keterbatasan. Keterbatsan dalam penelitian kuantitatif ini terutama dalam penentuan variabel yang dikaji, dan lebih memfokuskan pada hubungan 117

antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam melihat hubugan antara kedua variabel tersebut banyak menggunakan angka dan prosentase. Selain itu masih ada beberapa kelemahan lain yang lebih spesifik, yaitu: 1. Terbatasnya variabel yang diteliti, mestinya variabel yang mempengaruhi kinerja guru sangatlah komplek. 2. Instrumen tes dalam bentuk angket bukanlah satu-satunya instrumen yang dapat mengungkapkan keseluruhan aspek kinerja guru MI sekecamatan Guntur Kabupaten Demak, meskipun dalam pembuatannya telah memperhatikan pedoman baku dalam pembuatan instrumen tes dan dikonsultasikan pembimbing. 3. Untuk dapat mengungkap jenjang pendidikan dan motivasi kerja guru tidak cukup hanya dengan pengisian angket saja, melainkan perlu adanya wawancara, dan pengamatan pada guru yang menjadi responden secara langsung. 4. Dalam mengisi angket responden dimungkinkan mengisi tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Hal ini karena adanya rasa takut dan malu bila perilakunya diketahui oleh orang lain, meskipun telah diberikan jaminan akan kerahasiaanya. 118