Pola Fraktal sebagai Pemberi Bentuk Arsitektur Apartemen yang Menenangkan

dokumen-dokumen yang mirip
Desain Hunian Terapung di Jakarta Utara

Perancangan Perpustakaan Umum dengan Pendekatan Arsitektur Hybrid

Penerapan Konsep Defensible Space Pada Hunian Vertikal

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-179

Konsep Panopticon dan Persepsi Ruang pada Rumah Bina Nusa Barong

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur

Struktur Arsitektur dalam Objek Rancang Pusat Komunitas Berperilaku Hijau Surabaya

Penerapan Tema Cablak pada Rancangan Rumah Budaya Betawi

Struktur Arsitektur dalam Objek Rancang Pusat Komunitas Berperilaku Hijau Surabaya

Pendekatan Kontekstual pada Rancangan Pusat Kajian Pekembangan Islam di Komplek Makam Siti Fatimah binti Maimun, Leran, Manyar, Gresik

Responsive Environment Sebagai Acuan Desain Terhadap Kebutuhan Anak Autis

Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya

Keselarasan antara Baru dan Lama Eks-Bioskop Indra Surabaya

II. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANG

Penerapan Healing Architecture dalam Desain Rumah Sakit

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

Metafora Akselerasi dalam Objek Rancang Sirkuit Balap Drag Nasional

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-92

Solusi Hunian Bagi Pekerja dan Pelajar di Kawasan Surabaya Barat Berupa Rancangan Desain Rusunawa

Perancangan Apartemen dengan Alat Bantu Software Simulasi Aliran Angin

OPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR

Analisis Penetapan Harga Jual Unit Apartemen Bale Hinggil di Surabaya

Ruang Rehumanisasi: Proses Pembauran Manusia Melalui Perjalanan Ruang

BAB III METODE PERANCANGAN. seseorang pernah melakukan hal yang berkaitan dengan rancang-merancang, tentu

Bangunan Portabel Sebagai Solusi Kebutuhan Hunian Temporer yang Layak Huni

Integrasi Budaya dan Alam dalam Preservasi Candi Gambarwetan

Penerapan Konsep Tumpang Tindih Pada Rancangan Pasar Ikan Mayangan

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

Merancang Kampung Binaan bagi Pemulung TPA Njawar Benowo dengan Tema Bangkit

Architecture. Home Diary #007 / 2014

Penanganan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada Korban Bencana Lumpur Sidoarjo dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku

Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya

Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber : diakses tanggal 2 Oktober 2015

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-320

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : FERIA ETIKA.A.

Konsep Arsitektur Hijau Sebagai Penerapan Hunian Susun di Kawasan Segi Empat Tunjungan Surabaya

Compact House. Fotografer Ahkamul Hakim

Konsep Perancangan Kampung Baru Nelayan Kenjeran Surabaya Berbasis Potensi Wilayah

Elemen Arsitektur sebagai Perantara Komunikasi antar Manusia

Perancangan Pusat Komunitas Tunanetra Indonesia dengan Pendekatan Indera

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-66

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Penerapan Metafora Paramadiwa pada Perancangan Pusat Kesenian Jawa Timur Paramadiwa Surabaya

Analisis Biaya Dan Permintaan Dalam Penetapan Harga Pokok Penjualan Unit Apartemen Puncak Darmahusada

PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN FASADE BANGUNAN BERSEJARAH

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

DAFTAR ISI. R. Arry Swaradhigraha, 2015 MUSEUM SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DI BANDUNG

PERANCANGAN APARTEMEN MENGGUNAKAN DOUBLE SKIN FACADE

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

sentuhan TROPIS pada DINDING HIJAU

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah :

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

Optimasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode Multi Objective Function pada Pembangunan Proyek Apartemen Nine Residence Jakarta

BAB III TINJAUAN KHUSUS

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG.

Desain Interior Nahdlatul Ulama Jombang dengan Konsep Therapeutic Environment

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

Desain Interior SMP Negeri untuk membentuk Karakter Disiplin Siswa

BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) F-48

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

GEOMETRIS, KANTILEVER LEBAR.

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

Penanganan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) pada Korban Bencana Lumpur Sidoarjo dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

BAB IV: KONSEP. c) Fasilitas pendukung di hotel (event-event pendukung/pengisi kegiatan kesenian di hotel)

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Metafora Kembang Api dalam Objek Rancang Galeri Seni Instalasi Indonesia

Optimasi Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan Transmart Rungkut Surabaya

Redesain Pelabuhan Balohan Sebagai Landmark Baru Kota Wisata Pulau Weh

Analisis Penetapan Harga Jual Unit Apartemen Bale Hinggil di Surabaya

Konsep Defamiliarisasi pada Desain Museum Tambang Pasir Sungai Brantas

DESAIN INTERIOR I One Room Apartment

DAFTAR ISI. Halaman Judul. DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR TABEL Bagian 1 Penelusuran Persoalan Perancangan dan Pemecahannya...

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

TEORI ARSITEKTUR 1 CIRI VISUAL BENTUK. dosen penanggung jawab: Hamdil Khaliesh, ST.

Analisa Penetapan Harga Pokok Penjualan Apartemen Puri Park View Tower E Kebon Jeruk Jakarta Barat

SMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Pengembangan Stasiun Pusat RegionaL di Manggarai Jakarta Selatan

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya

Desain Apartemen Dengan Pendekatan Edible Landscape

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Resor Ekologis di Titik Nol Indonesia

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

Desain Interior Restoran 1914 Surabaya dengan konsep Kolonial Luxury

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta,

Sistem Arsitektur Berwawasan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang

Desain Interior Restoran pada Rest Area di Kabupaten Probolinggo Berkonsep Jawa Rustik dengan Sentuhan Ikon Khas Probolinggo

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

Pusat Komunitas Tunarungu: Mata yang Mendengar

Transkripsi:

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 319 Pola Fraktal sebagai Pemberi Bentuk Arsitektur Apartemen yang Menenangkan Sadida Aghnia dan I Gusti Ngurah Antaryama Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: antaryama001@gmail.com Abstrak Pertumbuhan penduduk secara terus menerus di kawasan perkotaan, menyebakan berbagai dampak pada masyarakat kota salah satunya adalah tingkat stress yang meningkat. Untuk menjawab permasalahan tersebut, desain ini bertujuan untuk penyembuhan khususnya tingkat stress manusia dimana apartemen sebagai objek eksplorasi dalam desain secara tidak sadar. Karena banyaknya hal yang dipikirkan manusa perkotaan juga keterbatasan waktu membuat otak secara sadar tak ingin diberi ruang untuk bekerja lebih lagi. Fraktal dengan rentang dimensi 1.3-1.5 digunakan untuk mencapai tujuan tersebut dengan cara menerapkan pola tersebut pada ekplorasi bentuk dan tatanan. Eksplorasi tersebut dipengaruhi oleh penentuan posisi-posisi paling optimal dari parameter yang memiliki banyak irisan. Penerapan pola fraktal ini menghasilkan arsitektur apartemen yang terdiri dari dua tower yang membesar di sisi atas dan halaman ditengahnya, dimana memungkinkan manusia bisa berinteraksi dengan elemen arsitektur secara visual. Dengan adanya interaksi visual tersebut, manusia dapat merasa lebih tenang karena melihat sebuah pola yang konfigurasinya dapat menurunkan tingkat stress manusia. Gambar. 1. Diagram prediksi kenaikan jumlah penduduk yang diproyeksikan akan terus naik. Kata Kunci fraktal, pengalaman visual, superposisi, tingkat stress. K I. PENDAHULUAN ENAIKAN jumlah penduduk yang sejajar dengan kebutuhan rumah tinggal selalu terjadi, terutama di lingkungan perkotaan. Data dari Badan Pusat Statistik Indonesia (Gambar 1) menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia terus meningkat dan diproyeksikan akan terus meningkat. Hal tersebut memberikan dampak bagi penghuni kota salah satunya psikologis, karena banyaknya elemen yang secara proporsi atau skala menekan manusia, pemandangan yang membosankan yang membuat penghuni berakhir pada kejenuhan. Kawasan industri menjadi salah satu konteks dalam pembicaraan ini. Tingkat stress bisa lebih terjadi di kawasan industri karena faktor lain selain faktor sosial, yaitu polusi dari tempat kerja itu sendiri yang dapat menimbulkan tekanan lingkungan yang dapat berdampak secara fisik maupun non fisik kepada manusia[1]. Oleh sebab itu, penulis memilih salah satu lahan di kawasan Rungkut Surabaya sebagai konteks lahan. Sebagai tanggapan terhadap kondisi tersebut, diusulkan sebuah desain apartemen yang dapat menurunkan tingkat stress manusia dan berlokasi di dekat jalan arteri yaitu Jl.Ir.H. Soekarno (Gambar 2). Gambar. 2. Lokasi Desain terpilih karena berada pada kawasan dengan tingkat stress yang tinggi. Lahan tersebut merupakan lahan yang potensial karena dekat dengan jalan arteri. Gambar. 3. Perspektif dari sebelah barat ke utara lahan ini menunjukkan bahawa penerapan pola fraktal pada desain dapat dinikmati secar visual. Jika dari sudut pandang ini, sisi atap yang dapat dinikmati.

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 320 Desain apartemen pada objek kali ini menggunakan visualisasi pola fraktal yang dieksplorasi berdasarkan batasanbatasan tertentu (Gambar 3). Batasan-batasan tersebut ada dari lahan dan program yang dikehendaki. Eksplorasi pola fraktal digunakan karena konfigurasi fraktal pada rentang dimensi tertentu dapat menurunkan tingkat stress manusia. Maka eksplorasi yang menjadi tujuan dalam desain ini adalah menurunkan tingkat stress manusia baik di dalam maupun di luar bangunan. Eksplorasi arsitektur yang dilakukan pada proses desain mempunyai fokus pada pengalaman visual. Oleh karena itu, isu desain utama yang dibahas mengenai sirkulasi, image, dan legibilitas. II. METODA PERANCANGAN Pada proses desain apartemen ini, terdapat metode-metode yang digunakan untuk dapat menerapkan konfigurasi fraktal pada Apartemen, diantaranya: A. Identifikasi Parameter Mengidentifikasi parameter merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk membuat batasan dalam desain agar kriteria yang diharapkan dapat tercapai. Dalam hal ini, parameter digunakan untuk menentukan wilayah rancangan dan mempengaruhi formal tools apa yang digunakan dalam proses desain. Parameter ini muncul karena kebutuhan untuk dapat memenuhi tujuan desain, yakni menurunkan tingkat stress manusia. Sehingga, parameter utama yang digunakan adalah Natural forces, kemampuan mata, dan dimensi fraktal. Sebagai mana desain pada umumnya, Natural Forces pada konteks lahan itu sendiri merupakan parameter yang harus dipenuhi yaitu respon terhadap iklim dan perilaku sesuai konteks. Parameter ini tidak menjadi prioritas utama dalam mendesain karena parameter ini bukanlah fokus utama yang ingin dieksplorasi dalam desain. Parameter ini berpengaruh pada pembentukkan gubahan dan tatanan desain, yaitu bagaimana bentuk dibuat untuk memperoleh naung, bagaimana program ruang disusun, dll (Gambar 4). Pengalaman visual yang dieksplorasi pada desain membuat kemampuan mata dalam menangkap sebuah objek untuk dapat diteruskan ke otak menjadi parameter yang menjadi prioritas. Parameter yang dibahas mengenai kemampuan mata ini adalah sudut mata, jarak mata memandang, juga kontras warna yang dapat diterima mata sehingga esensi fraktal dapat diterima otak dengan baik. Parameter sudut mata dari setiap titik potensial yang diproyeksikan ke arah area rancangan berpengaruh dalam penentuan besar wilayah desain (Gambar 5). Dimensi fraktal sebagai parameter terakhir digunakan untuk batasan olahan wilayah desain yang sudah dioptimasi. Rentang dimensi fraktal menjadi kriteria yang harus dicapai pada desain ada pada 1.3 sampai 1.5. Dimana di luar rentang dimensi tersebut tidak berpengaruh apa-apa atau dapat menaikkan tingkat stress manusia[2]. B. Superposisi Metode superposisi digunakan untuk menentukan sebuah posisi terbaik dari satu macam parameter yang memiliki Gambar. 4. Sudut mata dari setiap titik potensial diproyeksikan ke arah lahan Gambar. 5. Diagram proses desain secara umum (belum termasuk detail pengolahan setiap sisi)

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 321 banyak irisan sehingga wilayah dominan yang dipilih untuk dijadikan posisi yang paling pas untuk fungsi tertentu yang berkaitan dengan parameter tersebut[3]. Superposisi pada proses desain ini digunakan untuk mendapatkan wilayah rancang yang difungsikan untuk mendapatkan esensi fraktal dari luar maupun di dalam bangunan (Gambar 4). Dimana hal tersebut berpengaruh terhadap wilayah dan besar area yang akan difraktalkan. C. Rumus Fraktal Untuk mengukur dimensi fraktal yang sesuai dengan kriteria, penulis menggunakan rumus fraktal yang digunakan untuk menentukan pola-pola yang akan dibuat pada sisi yang telah ditentukan. Rumus yang digunakan untuk mengukur dimensi fraktal adalah D = ln(ni)/ ln(xi)[2]. Rumus ini digunakan untuk mengetahui apakah pola yang didesain masih berada pada rentang dimensi fraktal yang ditetapkan (Gambar 6). Gambar. 6. Studi konfigurasi fraktal untuk diterapkan pada sisi-sisi yang telah ditentukan. Rumus fraktal digunakan untuk dapat mengetahui dimensi fraktal sehingga keberhasilan desain dapat terukur. III. HASIL DAN EKSPLORASI Pola fraktal pada arsitektur apartemen dapat dinikmati oleh manusia baik dari dalam maupun luar bangunan. penerapan pola fraktal dilakukan pada sisi-sisi yang berpotensi untuk dilihat. Dimana potensi tersebut ditentukan berdasarkan parameter-parameter yang sudah dijelaskan sebelumnya. Sehingga terbentuklah desain dengan olahan pola fraktal pada sisi-sisinya sesuai dengan respon terhadap titik-titik potensial tertentu (Gambar 7). Sehingga tujuan untuk menurunkan tingkat stress manusia dapat tercapai. Di bawah ini merupakan penjelasan dari setiap olahan-olahan tersebut: Gambar. 7. Diagram ini menunjukkan wilayah mana saja yang dirancang akibat dari titik-titik potensial yang telah dioptimasi. A. Eksterior Pengolahan pola fraktal di sisi luar bangunan harus memperhatikan siang dan malam, karena hal tersebut berpengaruh terhadap persepsi otak untuk menangkap konfigurasi fraktal. Hal ini menjadi konsentrasi penulis karena perbedaan waktu mempengaruhi latar dari wilayah desain. Oleh sebab itu, pengolahannya harus bisa terintegrasi antara respon siang dan malam. Dimana pada desain direspon dengan penggunaan material dan cahaya untuk mendefinisikan warna gelap terang di waktu yang berbeda. Wilayah-wilayah yang sisinya diberi olahan fraktal sebenarnya hanya berada pada sisi-sisi yang berada di luar saja. Namun, pengolahan pada sisi-sisi tersebut tetap ditujukan untuk penghuni maupun manusia yang sedang berada di luar. Olahan pada atap merupakan salah satu sisi yang dimaksud (Gambar 8). Sisi tersebut ditujukan untuk merespon titik-titik potensial yang berada di sebelah barat. Olahannya berupa penyusunan kain-kain tenda penutup dengan penggunaan warna yang gelap untuk respon pada waktu siang dan penggunaan lampu untuk respon pada waktu malam. Olahan lainnya nampak pada sisi-sisi dinding yang menghadap langsung ke arah luar (Gambar 9 dan 10). Penggunaan material, warna, balkon, dan cahaya merupakan unsur yang diolah dalam desain. Penggunaan tekstur material Gambar. 8. Bentuk bangunan berorientasi pada titik-titik yang dianggap potensial pada analisa lahan. Gambar. 9. Pengolahan material dan cahaya pada tampak untuk dapat merespon waktu siang dan malam.

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 322 dan pembayangan merupakan respon desain untuk waktu siang. Sedangkan penggunaan lampu yang membuat area pada blok-blok tertentu menjadi terang merupakan respon desain untuk waktu malam. Model aplikasi dari pola fraktal yang berbeda dapat dilihat dari penataan lansekapnya, baik pada ruang luar maupun pada halaman terbuka yang berada di lantai tiga. Sirkulasi pada ruang luar menentukan wilayah rancang yang potensial. Pada ruang luar, unsur yang dimainkan ada pada softscape dan hardscape (Gambar 11). Dimana pada olahannya membentuk konfigurasi gelap terang yang berbeda-beda. Berbeda dengan halaman terbuka di lantai tiga yang hanya bermain dengan unsur hardscape untuk membuat konfigurasi fraktal (Gambar 12). Sisi ini dipilih untuk dapat dilihat dari kamar-kamar apartemen yang saling berhadapan dan tidak mendapat view ke arah luar. Penerapannya pun tetap merespon untuk waktu siang dan malam dengan menggunakan permainan material, warna, dan cahaya. Gambar. 10. Pengolahan material dan cahaya pada tampak untuk dapat merespon waktu siang dan malam. B. Interior Kamar-kamar apartemen yang tidak mendapat view ke arah luar menjadi perhatian dalam desain untuk diolah lebih agar dapat menurunkan tingkat stress penghuninya. Caranya yaitu dengan melihat ke arah kamar diseberangnya yang menerapkan pola fraktal dengan olahan bentuk, warna, dan cahya. Olahan tersebut ada pada jendela unik yang memiliki ukuran dan bentuk yang sedikit berbeda di setiap sisi ruangan (Gambar 13). Hal tersebut ditujukan agar penghuni yang berada di luar bangunan dapat melihat keluar melalui jendela masing-masing sesuai dengan parameter dimensi fraktal yang ingin dicapai (Gambar 14). Oleh sebab itu, pengolahannya jendela menjadi unik dan membutuhkan material dan arah hadap yang berbeda-beda untuk dapat menarik fokus penghuni pada jendela tertentu (gambar 15). Gambar. 11. Hasil pengolahan elemen lasekap berdasarkan analisa titik potensial dan proyeksi sudut mata. C. Sistem pendukung Layaknya bangunan pada umumnya, apartemen ini juga memiliki sistem pendukung untuk dapat memenuhi konsep dan performa desain (Gambar 16). Sistem-sistem yang dimkasud adalah sistem struktur, utilitas, dan arsitektur itu sendiri. Struktur tidak hanya ditujukan untuk firmitas, tetapi juga berperan bagi ekspresi bangunan. Oleh sebab itu desain ini menggunakan konstruksi baja untuk sisi-sisi terluar karena bangunan ini membutuhkan ekspresi yang ekspresif untuk membuat manusia yang berada di luar bangunan tertarik untuk melihat sekilas sehingga tujuan dapat tercapai. Sistem utilitas dan arsitektur yang mendukung konsep utama dalam desain menjadi perhatian penting agar tujuan dapat tercapai. Pemilihan dan peletakkan material, warna, dan lampu menjadi penting karena mendefinisikan pola fraktal sesuai dengan rentang dimensi yang diharapkan. Diantaranya pun harus mampu terintegrasi agar dengan baik agar dalam satu sisi yang sama dapat mempunyai dua macam pola yang berbeda untuk dilihat di siang dan malam hari. Gambar. 12. Hasil pengolahan material dan cahaya pada halaman terbuka di lantai tiga untuk dapat dinikmati dari balkon-balkon apartemen yang saling berhadapan. Gambar. 13. Setiap kamar memiliki bentuk dan ukuran jendela yang beragam untuk dapat memenuhi esensi fraktal saat melihat keluar jendela.

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 323 IV. KESIMPULAN Untuk menurunkan stress dengan cara desain yang dapat menerapkan pola fraktal, eksplorasinya akan berbeda-beda pada konteks lahan yang berbeda. Dalam desain ini, bentuk vertikal yang memiliki patahan dan membersar ke atas dapat memberi ekspresi dan diferensiasi pada setiap sisinya. Sehingga manusia tertarik untuk melihat dan dapat berinteraksi secara langsung secara visual dengan arsitektur apartemen ini. Olahan fraktal pada sisi-sisi yang ditetapkan dengan batasan dimensi 1.3-1.5 dapat dinikmati oleh penghuni maupun manusia yang berada di luar bangunan. Dengan begitu, apartemen ini dapat menjawab kebutuhan dari lahan untuk berperan dalam menenangkan psikologis manusia. DAFTAR PUSTAKA Gambar. 14. Unit apartemen yang berada di tengan(saling berhadapan) menjadi fokus penerapan pola fraktal. Unit tersebut dapat menikmati fraktal dengan melihat unit di seberangnya dan halaman terbuka di lantai tiga. [1] Febrianan, Silvia Kristanti Tri. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja. Jurnal Ecopsy, volume 1 no 1. http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/ecopsy/article/view/481/398. (Diakses 10 Oktober 2016 pukul 20.10 wib.) [2] Salingaros, Nikos A. 2012. Fractal Art and Architecture Reduce Physiological Stress. Journal of Biourbanism, 2. https://journalofbiourbanism.org/2013/09/08/fractal-art-and-architecturereduce-physiological-stress. (Diakses 8 Oktober 19.00) [3] Eisenman, Peter. 1999. Diagram Diaries. New York: Universe Gambar. 15. Ilustrasi pengolahan jendela kamar unit yang bersebrangan, juga ilustrasi bagaimana unit kamar yang maju dan mundur diletakkan. Gambar. 16. Ilustrasi penggunaan struktur penunjang konsep dan performa arsitektur apartemen.