BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Denpasar merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Bali. Secara geografis Kota Denpasar terletak pada 8 o 35 31 sampai 8 o 44 49 (Lintang Selatan) dan 115 o 00 23 sampai 115 o 16 27 (Bujur Timur) BT dengan luas wilayah 127,78 km 2 atau 2,18% dari luas wilayah Provinsi Bali (BPS Denpasar, 2010). Dari data sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk di Kota Denpasar adalah 788.455 orang dengan tingkat pertumbuhan penduduk per tahun dari tahun 2000-2010 sebesar 4%. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Kota Denpasar tiap tahunnya menyebabkan kebutuhan akan transportasi juga semakin meningkat, secara tidak langsung akan memperbesar resiko tumbuhnya permasalahan lalu lintas, seperti kemacetan dan kecelakaan, yang akan berdampak pada turunnya kinerja pelayanan jalan. Kecelakaan lalu lintas menurut UU RI No. 22 tahun 2009 adalah suatu peristiwa di jalan raya tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda. Kecelakaan lalu lintas umumnya terjadi karena berbagai faktor penyebab seperti : pelanggaran atau tindakan tidak hatihati para pengguna (pengemudi dan pejalan kaki), kondisi jalan, kondisi kendaraan, cuaca dan pandangan yang terhalang. Pelanggaran lalu lintas yang cukup tinggi serta kepemilikan kendaraan pribadi yang semakin hari semakin 1
2 meningkat, hal ini secara tidak langsung akan memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas. Berdasarkan data Kepolisian Daerah Bali (2008), selama kurun waktu 2006 s/d 2010, terdapat sekitar 2.099 orang yang meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas, dan 5.793 orang lainnya mengalami luka-luka (berat dan ringan). Dengan kondisi tersebut, maka pemerintah Provinsi Bali harus segera menyikapi hal tersebut, karena masih banyak masyarakat mengganggap kecelakaan adalah faktor nasib bukan karena faktor yang lain. Tetapi disisi lain menurut sudut pandang transportasi penyebab dari kecelakaan lalu lintas adalah disamping faktor manusianya yang tidak mentaati peraturan lalu lintas juga dipengaruhi oleh faktor geometrik jalan dan pengaturan lalu lintas. Menurut data dari Poltabes Denpasar, diperoleh informasi bahwa dalam tiga tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah peristiwa kecelakaan. Berturut-turut sejak tahun 2008 tercatat sebanyak 297 kejadian, pada tahun 2009 tercatat 491 kejadian, berikutnya pada tahun 2010 terdapat 495 kejadian. Angka kecelakaan tersebut adalah angka kecelakaan yang tercatat saja (reported accidents), kenyataanya bisa melebihi dari angka kecelakaan tersebut, karena pada kenyataannya masyarakat kadang enggan melaporkan kejadian kecelakaan tersebut pada pihak yang berwenang. Dari data tersebut maka diperlukan adanya upaya untuk mengurangi jumlah kecelakaan. Sebagai langkah awal diperlukan untuk menentukan daerah rawan kecelakaan (black site) dan titik-titik rawan kecelakan (black spot).
3 Beberapa kajian mengenai daerah rawan kecelakaan sudah pernah dilakukan sebelumnya, antara lain : Santoso (2007), mengkaji analisis daerah rawan kecelakaan lalu lintas (studi kasus jalan tol Jatingaleh-Srondol), Sanjaya (2007), menganalisis kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Tabanan. Karunia (2009), mengkaji lokasi rawan kecelakaan di Bandung. Sejauh ini penentuan daerah rawan kecelakaan oleh Poltabes Denpasar hanya dilakukan berdasarkan data jumlah kecelakaan yang terjadi berdasarkan data tahun terakhir. Menurut Austroads (1992), penentuan daerah rawan kecelakaan idealnya memperhitungkan data historis. Bila mengacu pada Austroads (1992), saat ini belum tersedia data sistematis daerah rawan kecelakaan (black site) dan titik rawan kecelakaan (black spot) di Kota Denpasar. Selain itu data daerah rawan kecelakaan di Poltabes Denpasar masih dalam bentuk dokumen tertulis, sehingga perlu dibuatkan basis data untuk memudahkan dalam pengelolaan maupun pencarian data kecelakaan. Basis data berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) telah banyak dipergunakan dalam mempermudah kinerja pemegang kebijakan. Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem yang berbasis geografis spasial di muka bumi, dimana basis data berbasis Sistem Informasi Geografis mampu melakukan pengolahan data sekaligus analisis spasial lanjutan. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian analisis daerah rawan kecelakaan dan penyusunan database berbasis Sistem Informasi Geografis yang mampu mengakomodasi kebutuhan para pemegang kebijakan. Keputusan yang lebih cepat dan akurat diharapkan dapat diambil oleh para pemegang kebijakan dengan terdapatnya database berbasis Sistem Informasi
4 Geografis yang informatif. Untuk memperkecil ruang lingkup penelitian maka penyusunan database hanya dilakukan untuk daerah rawan kecelakaan di Kota Denpasar dengan data jumlah kecelakaan yang ada di Poltabes Denpasar, dimana dari data tersebut diketahui bahwa kecelakaan meningkat setiap tahunnya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dibuat suatu rumusan masalah, yaitu : 1. Dimanakah lokasi daerah rawan kecelakaan lalu lintas (black site) ruas jalan dan persimpangan di Kota Denpasar? 2. Dimanakah lokasi titik rawan kecelakaan lalu lintas (black spot) pada ruas jalan yang di klasifikasikan (black site) di Kota Denpasar? 3. Bagaimanakah usulan penanganan yang dapat diberikan pada lokasi titik rawan kecelakaan (black spot) untuk mengurangi tingkat rawan kecelakaan di Kota Denpasar? 4. Bagaimanakah penyusunan database daerah rawan kecelakaan berbasis Sistem Informasi Geografis di Kota Denpasar yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari pemegang kebijakan?
5 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui, menganalisis data dan menentukan daerah rawan kecelakaan lalu lintas (black site) ruas jalan dan persimpangan di Kota Denpasar. 2. Mengetahui, menganalisis data dan menentukan lokasi titik rawan kecelakaan lalu lintas (black spot) pada ruas jalan yang di klasifikasikan (black site) di Kota Denpasar. 3. Memberikan alternatif penanganan pada lokasi titik rawan kecelakaan (black spot) untuk mengurangi tingkat Kecelakaan di kota Denpasar 4. Tersusunnya database daerah rawan dan titik rawan kecelakaan berbasis Sistem Informasi Geografis di Kota Denpasar. 1.4 Manfaat 1. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang daerah rawan kecelakaan (black site) dan (black spot) di Kota Denpasar dan memberikan sistem informasi berbasis Sistem Informasi Geografis, sehingga dapat lebih cepat dan akurat dalam mengambil kebijakan terkait penanganan daerah rawan kecelakaan. 2. Bagi masyarakat, memberikan informasi kepada masyarakat tentang daerah rawan kecelakaan di Kota Denpasar. 3. Bagi fakultas Teknik, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam studi lebih lanjut oleh peneliti lainnya.
6 1.5 Batasan Masalah Analisis daerah rawan kecelakaan dan penyusunan database berbasis Sistem Informasi Geografis merupakan suatu penelitian dengan cakupan luas, maka dari itu ditetapkan batasan masalah serta asumsi, meliputi : 1. Lokasi studi adalah jaringan jalan yang tercatat di Poltabes Denpasar terdapat peristiwa kecelakaan lalu lintas. 2. Data kecelakaan menggunakan data sekunder tahun 2006-2010 yang diperoleh dari Poltabes Denpasar. 3. Menggunakan statistik Z-Score untuk menentukan ruas jalan rawan kecelakaan lalu lintas (black site). 4. Menggunakan metode Cusum (cumulative summary) untuk menentukan titik rawan kecelakaan (black spot). 5. Pembagian segmen stasioning pada perhitungan cusum ditentukan setiap 1 (satu) kilometer. 6. Lokasi data adalah pada segmen ruas jalan yang teridentifikasi sebagai lokasi (black spot). Dalam hal ini dipilih tiga lokasi segmen ruas jalan yang paling rawan terjadi kecelakaan lalu lintas, kemudian dianalisis titik rawan kecelakaan (black spot). 7. Hasil dari penelitian ini dengan menggunakan perhitungan manual (microsoft excel) dan ditampilkan dengan Arcinfo dan Arcview yang merupakan program berbasis Sistem Informasi Geografis.