Jurnal Abdimas Mahakam https://journal.uwgm.ac.id/index.php/abdimasmahakam Online ISSN : Juni 2017, Vol.1 No. 2

dokumen-dokumen yang mirip
INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN

Kumpulan Artikel Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

I. PENDAHULUAN. panen, produksi buah-buahan berlimpah sehingga harga jualnya rendah. Petani tidak dapat menyimpan buah-buahan lebih lama karena umur

BABI. PBNDAilULUAN. Pisang merupakan buah yang telah lama dikenal oleh masyarakat

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

LAPORAN ILMU TEKNOLOGI PANGAN Pembotolan Manisan Pepaya. Oleh :

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Musaceae yang berasal dari Asia Tenggara. Di Indonesia, pisang merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Filia Prima Artharina 1), Entika Fani Prastikawati 2) FPBS, IKIP PGRI Semarang

Pengawetan pangan dengan pengeringan

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

IbM Kelompok Tani Buah Naga

BAB I PENDAHULUAN. masih bertumpu pada beras. Meskipun di beberapa daerah sebagian kecil penduduk

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013

ANALISIS SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK BUAH MANGGA (Mangifera indica L.) PRODUK OLAHAN VACUUM FRYING

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat tumbuh berbagai macam flora, termasuk buah-buahan. Banyak

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK KENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi sering dikonsumsi sebagai snack atau makanan selingan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

RENCANA OPERASIONAL PENGKAJIAN PERTANIAN (ROPP)

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kekurangan gizi yang sering terjadi di Indonesia salah satunya

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DALAM PEMBUATAN KERIPIK REBUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI EKONOMI MASYARAKAT DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

BAB I PENDAHULUAN. makan yang tidak sehat. Pola makan yang tidak sehat dan tidak bervariasi

I. PENDAHULUAN. keberadaannya sebagai bahan pangan dapat diterima oleh berbagai lapisan

BAB I PENDAHULUAN. gedang di daerah Jawa, galuh di daerah Sumatra, harias di daerah Kalimantan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat tanaman pisang, hal ini dikarenakan tanaman cepat

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya belum sesuai dengan kebutuhan balita. zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan.

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu jenis buah yang akhir-akhir ini populer adalah buah naga. Selain

BAB II LANDASAN TEORI

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMBUATAN KERIPIK PEPAYA MENGGUNAKAN METODE PENGGORENGAN VACUUM DENGAN VARIABEL SUHU DAN WAKTU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak masyarakat Indonesia mengkonsumsi buah-buahan bertujuan untuk

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. kemiskinan. Padahal potensi umbi-umbian cukup tinggi untuk digunakan sebagai

CARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

PROFIL USAHA KRIPIK TALES

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( I b M) PADA KELOMPOK TANI BUDIDAYA JAMUR KONSUMSI SUBUR MAKMUR DESA PARONGPONG KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

PENGARUH WAKTU PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP KANDUNGAN KADAR AIR DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK UBI CILEMBU

MANISAN KERING BENGKUANG

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS RAMBAK KULIT IKAN

BAB I PENDAHULUAN. Sale pisang merupakan salah satu produk olahan pisang masak konsumsi

OLEH: YULFINA HAYATI

OPTIMASI WAKTU PERENDAMAN DAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT PADA PROSES PRODUKSI TEPUNG SUKUN

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007).

TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan lokal umbi-umbian, namun sampai saat ini pemanfaatan. Tanaman talas merupakan tumbuhan asli daerah tropis.

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI DALAM PENGOLAHAN PRODUK BERBAHAN BAKU SUSU SAPI DI KELURAHAN CEPOKO KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Penyediaan bahan pangan sesuai potensi daerah masingmasing

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

KAJIAN PENERAPAN ALAT PENEPUNG PISANG UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bahan alam yang mudah diperoleh dan dapat diupayakan

BAB I PENDAHULUAN. pangan adalah mencegah atau mengendalikan pembusukan, dimana. tidak semua masyarakat melakukan proses pengawetan dengan baik dan

Atip Nurwahyunani 1), Siti Lestari 2) FPMIPA, Universitas PGRI Semarang FPBS, Universitas PGRI Semarang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

I. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning

I. PENDAHULUAN. produk yang praktis dan digemari adalah chicken nugget. Chicken nugget

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).

I. PENDAHULUAN. mempunyai keunggulan, yaitu kaya karbohidrat. Oleh karena itu, ubi jalar dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup murah. Selain itu, jambu biji juga memiliki khasiat untuk

Transkripsi:

Pengolahan Pisang Talas dalam Usaha Meningkatkan Nilai Tambah Buah Hasil Panen Purwati UniversitasWidya Gama Mahakam Samarinda purwati@uwgm.ac.id Tutik Nugrahini UniversitasWidya Gama Mahakam Samarinda Tutik_nugrahini@yahoo.com Iin Arsensi UniversitasWidya Gama Mahakam Samarinda iinarsensi@uwgm.ac.id Abstrak Pisang merupakan komoditas hortikultura yang dapat dikonsumsi dalam bentuk buah segar maupun diolah. Permasalahan konsumsi pisang dalam bentuk segar adalah mudah rusak dan cepat mengalami perubahan mutu setelah panen, karena memiliki kandungan air tinggi dan aktifitas proses metabolismenya meningkat setelah dipanen. Mengingat buah pisang merupakan buah yang tidak tahan lama oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mengolah pisang menjadi produk pangan yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. Penyuluhan tentang pengolahan buah pisang talas dalam usaha meningkatkan nilai tambah buah hasil panen telah dilakukan di Kelurahan Lempake Kecamatan Samarinda Utara. Hasil penyuluhan menunjukkan bahwa masyarakat mempunyai kemauan untuk mempelajari cara pengolahan buah pisang talas untuk produk pangan berupa kripik pisang dan pisang sale. Penyuluhan ini diharapkan dapat mengubah pola pikir masyarakat untuk mengembangkan usaha skala rumah atau home industri sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Keywords: Pengolahan, Pisang Talas, Nilai Tambah Pendahuluan Pisang Talas (Musa paradisiaca sapientum.) merupakan tanaman lokal dari Kalimantan Selatan.

Desa Badak Mekar terletak di Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara. Kecamatan Muara Badak mempunyai penduduk sebanyak 11.150 orang. Tingkat mata pencaharian di desa ini 90% bertani/kebun, 5% PNS dan pedagang, 2% Tukang, 3% Wirausaha dan penganggur. Hasil pertanian di desa badak mekar adalah tanaman palawija dan pisang. Pada saat panen pisang melimpah menurut masyarakat harga jual pisang per tandan Rp. 7.500-10.000 per tandan. Karena harga jual pisang sangat rendah, maka banyak petani pisang yang mengeluh karena harga jualnya tidak mencukupi untuk biaya pengambilan dan transportasi. Sehingga pisang dijual dipinggir jalan atau di depan teras rumah. Mengingat harga jual pisang waktu panen yang relatif rendah sehingga perlu upaya untuk melakukan pengolahan hasil panen pisang agar dapat dipasarkan dan dikonsumsi dalam jangka waktu yang relatif lama. Upaya yang dapat dilakukan agar buah pisang dapat dikonsumsi dan dapat meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat petani adalah membuat kripik pisang dan pisang sale sehingga disamping penjualan buah pisang dalam bentuk segar juga dapat dijual dalam bentuk kripik pisang dan pisang sale. Dengan cara ini diharapkan kesejahteraan petani pisang dapat ditingkatkan. Permasalahan yang dihadapi oleh petani pisang yaitu: Penghasilan yang diperoleh petani sangat rendah dan sering tidak mencukupi kebutuhan pokok mereka; Penduduk Desa Badak Mekar mata pencaharian utama mereka adalah bertani, tapi hasil tani mereka tidak memberikan hasil yang optimal; Hasil panen pisang sangat banyak, sementara harga jual pada saat panen rendah sekali, karena ada orang yang mau membeli tapi dengan harga rendah; Buah pisang selama ini dijual dalam keadaan segar, Para ibu-ibu dan anak-anak remaja banyak yang tidak bekerja dan ini bisa diajak untuk berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan keluarga dengan usaha pengolahan hasil panen pisang. Berdasarkan hal tersebut di atas, perlu dilakukan penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengolahan pisang talas dalam usaha meningkatkan nilai tambah hasil panen. 81

Metode Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (Penyuluhan) dilaksanakan selama 1 hari di Kelurahan Lempake Kecamatan Samarinda Utara. Peserta Pengabdian kepada Masyarakat (Penyuluhan) adalah kelompok masyarakat yang berjumlah 10 orang peserta. Metode kegiatan yang dilaksanakan yaitu penyuluhan berupa ceramah yang disampaikan yaitu mengenai cara pengolahan pisang talas menjadi kripik pisang dan pisang sale dan manfaat hasil olahan. Demonstrasi pengolahan buah pisang dilakukan dengan mempraktekkan secara langsung langkah-langkah yang harus dikerjakan dalam pengolahan meliputi: pemilihan pisang, pengupasan, pemotongan, perendaman, penirisan, penggorengan dan pengemasan, sehingga siap untuk dipasarkan. Hasil dan Pembahasan A. Hasil Proses adaptasi suatu materi oleh masyarakat memerlukan waktu yang bervariasi, ada yang cepat dan ada pula yang lambat di samping kompleksnya materi dan keterbatasan waktu maka hasil penyuluhan yang diharapkan hanya sampai pada tahap informasi, menyadarkan pentingnya pemanfaatan hasil panen pisang untuk meningkatkan nilai ekonomis buah dan meningkatkan pendapatan keluarga secara mandiri. Penyuluhan ini perlu dilanjutkan sampai tahap penerapannya oleh peserta. Hasil pertanian dan perkebunan yang berasal dari komoditi lokal cukup tersedia dan dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi produk pangan yang dapat menjadi icon atau ciri khas daerah tersebut. Hasil panen pisang yang cukup melimpah perlu dioptimalkan melalui pengolahan menjadi produk pangan yang memiliki daya simpan dan daya jual yang lebih tinggi. Hal ini mengingat buah pisang dapat diolah menjadi aneka ragam pangan seeperti kripik pisang dan pisang sale. 82

Dari hasil survey di lapangan yang dilakukan sebelum kegiatan pengabdian pada masyarakat menunjukkan bahwa sebagian masyarakat ada yang telah mengolah buah pisang menjadi kripik pisang untuk disajikan pada saat perayaan hari besar atau Hari Raya Idhul Fitri. Sehingga hal ini perlu diupayakan pengolahan kripik pisang tersebut dapat dipasarkan lebih luas. Demikian juga dengan pemanfaatan buah pisang yang telah masak, agar tidak busuk maka dapat diolah menjadi pisang sale. Pola pikir masyarakat dalam pemanfaatan hasil panen pisang masih terbatas untuk konsumsi sendiri dan belum pernah dipasarkan sehingga perlu upaya untuk meningkatkan nilai hasil panen pisang melalui kegiatan sosialisasi dan pelatihan. Tingkat kesadaran masyarakat untuk melakukan pemanfaatan hasil panen pisang sebagai produk pangan berupa kripik pisang dan pisang sale masih sangat terbatas untuk konsumsi sendiri dan belum berorientasi bisnis. B. Pembahasan 1. Penyampaian materi tentang pisang talas dan manfaatnya untuk kesehatan Setelah mengikuti sosialisasi/penyuluhan ini diharapkan masyarakat memperoleh pengetahuan tentang pisang talas, kandungan gizinya, manfaat buah pisang untuk kesehatan serta masyarakat dapat menginformasikan kepada orang-orang di sekitarnya dan khususnya bermanfaat bagi keluarga mereka terlebih dahulu. Hasil penyuluhan menunjukkan adanya beberapa faktor yang mendorong perlu dilakukan kegiatan penyuluhan tentang pemanfaatan buah pisang talas untuk dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Hal ini mengingat pemanfaatan buah pisang merupakan alternatif wirausaha yang memiliki nilai ekonomis bagi keluarga. Selain itu pemanfaatan buah pisang menjadi pangan fungsional bertujuan untuk menghemat pengeluaran keluarga. Disamping itu jajanan produksi sendiri lebih aman dan sehat untuk keluarga sehingga dapat mencegah berbagai macam penyakit serta menghemat biaya kesehatan keluarga. 83

Pemanfaatan buah pisang talas menjadi kripik pisang dan pisang sale merupakan alternatif untuk memperpanjang daya simpan buah pisang yaitu dengan cara mengolah menjadi berbagai jenis produk. Hal ini juga dapat menjadi usaha pengembangan industri rumah tangga, karena buah pisang merupakan salah satu produk yang dimanfaatkan dalam makanan dan minuman. Minat konsumen pada buah pisang, baik untuk konsumsi buah segar maupun untuk diolah menjadi aneka makanan dan minuman dapat menjadi peluang bisnis yang menguntungkan, disamping tetap memperhatikan kandungan gizi buah pisang karena proses pengolahan dapat menurunkan kandungan gizinya. Seiring berjalannya waktu, kesadaran masyarakat akan konsumsi pangan yang sehat dan upaya untuk menambah pendapatan keluarga juga meningkat maka masyarakat semakin kritis dalam memilih produk makanan yang akan dikonsumsi. Hal ini memacu para industri rumah tangga untuk membuat produk pangan yang memiliki penampakan yang menarik dan kandungan gizi yang baik. Dalam 100 gram buah pisang talas mengandung gizi (Purwati, 2017): Karbohidrat 22,40 % protein 2,45 % lemak 1,42 % Vitamin C 2,24 mg 2. Pengolahan Pisang Talas menjadi kripik pisang dan pisang sale Setelah mengikuti sosialisasi/penyuluhan ini diharapkan masyarakat mengubah pola pikir untuk memanfaatkan hasil panen pisang menjadi produk pangan yang bernilai ekonomis sehingga dapat menambah income keluarga. Pengetahuan tentang pengolahan pisang menjadi kripik dan pisang sale dapat diterapkan secara individu maupun kelompok atau skala rumah tangga. 84

Selama ini diversifikasi buah pisang hanya dikenal sebagai pisang goreng dan kolak pisang, dengan demikian perlu diadakanya penganekaragaman produk buah pisang agar dapat meningkatkan manfaat panen buah pisang. Salah satu produk yang dapat dibuat dari hasil panen pisang yaitu kripik pisang dan pisang sale. Dengan demikian dapat meningkatkan nilai ekonomis buah pisang sehingga terciptanya penganekaragaman buah pisang terutama sebagai pangan fungsional. 1. Pisang Sale Untuk produksi pisang sale biasanya digunakan pisang yang telah matang betul, dengan kadar gula sekitar 19.5 %, setelah dikupas, kemudian diberi asam sulfit (3 %). Sulfirisasi dapat dilakukan dengan pembakaran sulfur sehingga mencapai konsentrasi sulfur dioksida 1.0-1.6 % selama 15 menit, kemudian dikeringkan secepat mungkin. Beberapa suhu pengeringan yang dianjurkan adalah antara 50-82 O C selama 10 menit dan 24 jam, sehingga menghasilkan produk akhir dengan kadar air sekitar 8 sampai 18 % dengan rendemen 12-17 % dari pisang segar. Gambar 1. Buah pisang yang telah matang 2. Kripik Pisang Kripik pisang dengan nama mutu yang tinggi telah dikembangkan sebagai berikut, pisang mentah tetapi sudah tua dikupas dan diiris tipis-tipis,direndam dalam larutan natrium atau, 85

kalium metabisulfit, kemudian digoreng dalam minyak pada suhu 180-200 O C, dan ditaburkan bubuk yang mengandung garam (3,00 %) dan antioksidan 0,002 % (BHT) Butylated hydroxy toluen dan 0,01 % BHA (Butylated hidroxy annisal) per berat kripik. Sebelum digoreng dapat dikeringkan lebih dahulu. Gambar 2. Kripik Pisang Simpulan dan rekomendasi Dari pelaksanaan penyuluhan dapat diambil beberapa kesimpulan : 1. Kegiatan penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pisang talas dan kandungan gizinya serta manfaatnya untuk kesehatan. 2. Pengolahan pisang menjadi kripik pisang dan pisang sale dapat diterapkan secara individu atau kelompok dalam skala rumah tangga serta berpeluang untuk menambah income/pendapatan keluarga 86

Daftar Pustaka Aspariah, N. 2005. Pengaruh takaran pupuk N dan kotoran ayam terhadap pertumbuhan vegetatif pisang talas ( Musa paradisiaca var sapientum). Skripsi. Fak. Pertanian Unlam. Banjarbaru. Dinas Pertanian Tanaman Pangan. 2006. Laporan Tahunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru. Tim Redaksi Trubus, 2001. Budidaya Tanaman Pisang.Trubus. Jakarta. 87