BAB I PENDAHULUAN. khususnya mengenai jaminan social (Depkes RI, 2004). Penyempurna dari. bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jantung. Prevalensi juga akan meningkat karena pertambahan umur baik lakilaki

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasal 28H dan pasal 34, dan diatur dalam UU No. 23/1992 yang kemudian diganti

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis (GGK) adalah suatu keadaan dimana terdapat penurunan

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. secara berkelanjutan, adil dan merata menjangkau seluruh rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan

BAB I PENDAHULUAN. metabolik tubuh (Imaligy, 2014). Dalam menangani kasus gagal jantung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Operasi caesar atau dalam isitilah kedokteran Sectio Caesarea, adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Undang-undang No.40 Tahun 2004 pasal 19 ayat1. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang kesehatan. World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia melalui kementerian kesehatan di awal tahun 2014, mulai

BAB I PENDAHULUAN. maju seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Negara-negara Eropa. Di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan program Indonesia Case Based Groups (INA-CBG) sejak

I. PENDAHULUAN. dilakukan rata-rata dua kali atau lebih dalam waktu dua kali kontrol (Chobanian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELLITUS DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2011

kesatuan yang tidak terpisahkan dari manajemen operasi RS. Manajemen operasi yang efisien (lean management) adalah manajemen operasi yang

BAB I PENDAHULUAN. mengutamakan kepentingan pasien. Rumah sakit sebagai institusi. pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan yang bermutu kepada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO pada tahun 2002, memperkirakan pasien di dunia

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23/1992 tentang Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 40/2004, penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan Jaminan Sosial dalam mengembangkan Universal Health

BAB I PENDAHULUAN. secara global dalam konstitusi WHO, pada dekade terakhir telah disepakati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam rangka mencapai cita-cita awal dari pembentukan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF), diabetes adalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penting dari pelayanan kesehatan termasuk hasil yang diharapkan dengan berbasis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia berkembang cukup

BAB I PENDAHULUAN. profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah dengan memantapkan penjaminan kesehatan melalui. jaminan kesehatan. Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker. Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2012) memprediksi, akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. besarnya biaya yang dibutuhkan maka kebanyakan orang tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. nosokomial diperkirakan 5% - 10% pasien yang dirawat di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN PRODI

BAB I BAB I PENDAHULUAN. aman, bermutu, dan terjangkau. Hal ini diatur dalam undang-undang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pengidap diabetes diatas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan. membengkak menjadi 300 juta orang (Suyono, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Untuk memenuhi hak masyarakat miskin dalam. agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. setempat dan juga kearifan lokal yang berlaku pada daerah tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan mutu pelayanan, rumah sakit harus memberikan mutu pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk (Alashek et al, 2013). Data dari Indonesian Renal Registry (2014)

ANALISIS PERBEDAAN PEMBIAYAAN BERBASIS TARIF INA-CBG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan utama di negara maju dan berkembang. Penyakit ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menjalani kehidupannya dengan baik. Maka dari itu untuk mencapai derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 28H dan pasal 34 Undang-Undang Dasar Dalam Undang Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan yang sempurna kepada pasien baik pasien rawat jalan, rawat

BAB 1 : PENDAHULUAN. hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu sektor yang diupayakan untuk memiliki peningkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisai membawa pengaruh yang sangat besar tidak hanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang harus diperhatikan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS. Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, klaim

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin cepat, kemajuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Rumah Sakit di Australia, sekitar 1 % dari seluruh pasien mengalami adverse

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan. rawat darurat. Rustiyanto (2010), mengatakan bahwa pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB I PENDAHULUAN. isi, akurat, tepat waktu, dan pemenuhan persyaratan aspek hukum. berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Laporan World Health Organization (WHO) bahwa diabetes mellitus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya hidup, mental, emosional dan lingkungan. Dimana perubahan tersebut dapat

BAB II LANDASAN TEORI. Ada definisi lainnya, yaitu menurut Marelli (2000) Clinical pathway merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Komplikasi akut adalah gangguan keseimbangan kadar glukosa darah jangka

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang semakin berkembang, tantangan. terhadap pelayanan kesehatan ini mengisyaratkan bahwa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Disahkannya Undang-Undang nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional memberikan landasan hukum terhadap kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya mengenai jaminan social (Depkes RI, 2004). Penyempurna dari UU SJSN 2004 ditetapkan UU nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Telah disahkan UU tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial maka PT Askes (Persero) dinyatakan bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan. Transformasi tersebut meliputi perubahan sifat, organ dan prinsip pengelolaan, atau dengan kata lain berkaitan dengan perubahan stuktur dan budaya organisasi (Kemenkes RI, 2012). Pelaksanaan program BPJS, model pelayanan di rumah sakit, menggunakan sistem Casemix INA- CBG s (Indonesia Case Based Groups). Sistem casemix adalah suatu pengklasifikasian dari episode perawatan pasien yang dirancang untuk menciptakan kelas-kelas yang relatif homogen dalam hal sumber daya yang digunakan dan berisikan pasien-pasien dengan karakteristik klinik yang sejenis (Amrizal, 2009). Sistem casemix terdiri dari 3 komponen utama yakni kodefikasi diagnosis (ICD 10), prosedur tindakan (ICD 9 CM), dan pembiayaan

(costing). Oleh karena itu sistem CBG s diterapkan, karena dipandang memenuhi prinsip penyelenggaraan jamkesmas (Depkes RI, 2008). Menurut WHO tahun 2005 bahwa diabetes mellitus menduduki peringkat ke 7 dari total kematian penyakit tidak menular, dan angka kesakitan diabetes mellitus telah mencapai 171 juta di dunia dan diperkirakan akan mencapai 366 juta pada tahun 2030. Menurut International Diabetes Federation (IDF) bahwa di dunia terdapat 200 juta (5,1%) orang dengan diabetes kemudian tahun 2025 akan meningkat jadi 333 juta (6,3%) orang. Peningkatan ini akan melebihi 40% di Negara maju dan 170% di Negara berkembang. RS Kalisat Jember merupakan salah satu rumah sakit pemerintah tipe C di regional 1 (Jawa Timur) yang melayani dan merawat pasien diabetes mellitus dengan peserta JKN INA-CBG s. Pasien diabetes mellitus termasuk salah satu kasus penyakit terbanyak di RS Kalisat, dan penyakit diabetes mellitus setiap tahunnya semakin meningkat sehingga sebagian besar dana yang dikeluarkan untuk biaya pasien diabetes mellitus (RS Kalisat, 2014). DM dapat menimbulkan komplikasi hampir pada seluruh sistem tubuh manusia, mulai dari kulit sampai jantung. Bentuk-bentuk komplikasi tersebut yaitu komplikasi pada sistem kardiovaskuler seperti hipertensi, infark miokard, dan jantung koroner, komplikasi pada mata seperti retinopati diabetika dan katarak, komplikasi pada saraf retinopati diabetika, komplikasi pada paru-paru seperti TBC, komplikasii pada ginjal

seperti glomerulosklerosis, komplikasi pada hati seperti sirosis hepatitis dan komplikasi pada kulit seperti gangren, ulkus dan furunkel (Bustan, 2007). Penyakit DM harus segera diobati dan diberikan terapi agar dapat meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi resiko kematian tetapi harus disertai do a tidak hanya usaha untuk kesembuhannya. Seperti firman Allah pada Q.S. Asy Syu ara ayat 80 yaitu : و إ ذ ا م ر ض ت ف ه ى ي ش ف ين Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku Ayat di atas menegaskan suatu keyakinan yang harus dipegang oleh umat Islam, yaitu Allah-lah yang memberi kesembuhan. Allah yang menyembuhkan penderita dari penyakitnya. Tim medis hanyalah sebagai perantara bukan pemberi kesembuhan yang hakiki. Allah-lah yang menentukan kesembuhan seseorang. Segala sesuatu terjadi hanya atas izin Allah. Mensyukuri nikmat sehat tersebut yaitu dengan menjaga kesehatan tersebut agar terhindar dari berbagai penyakit. Terapi penyakit diabetes mellitus dilakukan terus menerus seumur hidup sehingga memerlukan biaya yang sangat besar. Berdasarkan data ADA (2012), secara global pengeluaran kesehatan untuk diabetes mencapai $ 471 milyar atau setara dengan 11,7% dari total pengeluaran kesehatan. Hasil studi Finkelstein et al, (2014) memperkirakan ditahun 2020 diabetes mellitus akan meningkatkan beban ekonomi Indonesia mencapai lebih dari $ 1,27 milyar.

Biaya kesehatan dan pertumbuhan beban penyakit diabetes mellitus dengan keparahan komplikasi kronis yang meningkat pesat dari tahun ke tahun menimbulkan dampak negatif jangka panjang yang cukup besar bagi pembangunan kesehatan dan pertumbuhan ekonomi Nasional. Beban ekonomi penyakit diabetes harus menjadi perhatian dari pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam mengelola masalah penyakit tidak menular kronis. Estimasi biaya penyakit (cost of illness) merupakan elemen penting dalam proses pengambilan keputusan dari penyakit kronis seperti diabetes mellitus (Mateti et al, 2013). Evaluasi beban ekonomi (economic burden) penyakit secara riil akan memberikan dasar bagi pemerintah untuk menilai dampak fiskal jangka panjang dari penyakit kronis guna efisiensi ekonomi dan pengembangan strategi, kebijakan atau program pada sistem pembiayaan kesehatan (Zhuo et al, 2013). Oleh karena itu perlu dilakukan analisis biaya terhadap penyakit diabetes mellitus. Berdasarkan uraian diatas maka perlu diadakan penelitian tentang Analisis Perbedaan Pembiayaan Berbasis Tarif INA-CBG s dengan Tarif Riil Rumah Sakit pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Rawat Inap Kelas III di RS Kalisat Jember Periode Januari Juni 2015. B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Apakah ada perbedaan antara tarif riil dengan tarif paket Indonesia Case Based Groups

(INA-CBG s) pada pembayaran klaim pasien diabetes mellitus tipe II rawat inap di RS Kalisat Jember periode Januari Juni 2015? C. Keaslian Penelitian Fitri (2014) meneliti tentang Analisis Biaya Penyakit Diabetes Mellitus di RSUP dr Sardjito. Hasil penelitian terdapat perbedaan total biaya DM tipe 1 rawat jalan, DM tipe 1 rawat inap dan DM tipe 2 rawat inap tarif riil lebih kecil dari pada tarif INA-CBG s, sedangkan DM tipe 2 rawat jalan tarif riil lebih besar dari tarif INA-CBG s karena faktor komplikasi, lama rawat dan kelas rawat. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan pada tempat penelitian dan subjek penelitian. Penelitian Damayanti (2015) tentang Analisis Biaya Terapi Diabetes Mellitus Pada Pasien Rawat Inap Kelas I Sebagai Pertimbangan Dalam Penetapan pembiayaan Kesehatan Berdasarkan INA-CBG s pada program jaminan kesehatan nasional di PKU Muhammadiyah Gamping menyimpulkan rata-rata total biaya terapi dibawah tarif INA-CBG s dan tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara rata-rata biaya riil dengan tarif INA-CBG s kode E-4-10-I, terdapat perbedaan secara signifikan pada kode E-4-10-II, dan terdapat selisih positif tarif riil dengan tarif INA- CBG s pada kode E-4-10-III berdasarkan Permenkes no 69 tahun 2013. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan pada ketetapan tarif sesuai Permenkes no 59 tahun 2014. Musarovah (2012) meneliti tentang Perbedaan Tarif Riil Dengan Paket Jamkesmas Pasien Rawat Inap Diabetes Mellitus di RSUD dr.

Moewardi Surakarta Triwulan IV Tahun 2011 hasil penelitian terdapat perbedaan rata-rata tarif riil dengan rata-rata tarif Jamkesmas (INA- CBG s). Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan pada tempat penelitian dan subjek penelitian. D. Tujuan Penelitian Mengetahui perbedaan tarif riil dengan tarif paket Indonesia Case Based Groups (INA-CBG s) pada pembayaran klaim pasien diabetes mellitus tipe II rawat inap di RS Kalisat Jember. E. Manfaat Penelitian 1. Rumah Sakit Menjadi masukan bagi pihak manajemen rumah sakit dalam pengambilan kebijakan berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas serta peningkatan kualitas pelayanan pasien rawat inap. 2. Pemerintah Menjadi masukan bagi pemerintah kesehatan dalam evaluasi menetapkan klaim pembiayaan. 3. Umum Bagi masyarakat umum penelitian ini diharapkan sebagai referensi tentang sistem INA-CBG s.