BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Masalah Kependudukan Masalah kependudukan di Indonesia di kategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencangkup lima masalah pokok yang terkait satu sama lainnya, yaitu: 1. Jumlah penduduk yang tinggi. 2. Tingkat pertumbuhan yang tinggi. 3. Penyebaran penduduk yang tidak merata. 4. Komposisi penduduk yang timpang. 5. Masalah mobilitas penduduk. Paket masalah kependudukan ini telah menjadi induk dari berbagai masalah lain. Apabila tidak segera ditanggulangi tidak mustahil akan mendatangkan efek yang lebih parah lagi dan dapat melumpuhkan pembangunan nasional. 2.2 Pengertian Dasar Kependudukan Ada beberapa pengertian yang secara singkat perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan merupakan bahan acuan dalam mengembangkan aplikasi yang ada. 2.2.1 Penduduk Penduduk adalah semua orang berdomisili di wilayah Republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tapi bertujuan untuk menetap. 7
2.2.2 Laju Pertumbuhan Penduduk Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang terjadi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan dinyatakan dalam presentase. Jumlah penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu: 1. Fertilitas Kelahiran atau fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Maksudnya lahir hidup (live birth) menurut UN dan WHO adalah suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya didalam kandungan, dimana sibayi menunjukan tanda-tanda kehidupan, misal bernafas, ada denyut jantungnya atau denyut tali pusat atau gerakan-gerakan otot. Apabila pada waktu lahir tidak ada tanda kehidupan disebut lahir mati (still birth). Disamping dengan istilah fertilitas ada juga istilah fekunditas (fecundity) sebagai pentujuk kepada kemampuan fisiologis dan biologis seorang perempuan untuk melahirkan anak yang lahir hidup. Seorang perempuan yang secara biologis subur (fecund) tidak selalu melahirkan anak misalnya dia mengatur kelahiran dengan abstinensi atau menggunakan alat-alat kontrasepsi. Kemampuan biologis seseorang perempuan untuk melahirkan sangat sulit diukur. Ahli demografi hanya menggunakan pengukuran terhadap kelahiran hidup (live brith). Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibanding pengukuran mortalitas, karena perempuan hanya meninggal satu kali tetapi melahirkan lebih dari satu bayi. Disamping itu seseorang 8
yang meninggal pada hari dan waktu tertentu berarti mulai saat itu orang tersebut tidak mempunyai resiko kematian lagi. Sebaliknya seorang perempuan yang melahirkan seorang anak tidak berarti resiko melahirkan dari perempuan tersebut menurun. Kompleksnya pengukuran fertilitas karena melahirkan melibatkan dua orang (suami istri), sedangkan kematian hanya melibatkan satu orang saja. Masalah lain yang dapat dijumpai dalam pengukuran fertilitas adalah tidak semua perempuan mengalami resiko melahirkan karena ada kemungkinan beberapa dari mereka tidak mendapatkan pasangan atau berumah tangga. Juga ada dari mereka yang bercerai atau menjanda. Memperhatikan masalah-masalah tersebut, terdapat variasi pengukuran fertilitas yang dapat diterapkan dan masing-masing mempunyai keuntungan dan kelemahan. Dengan perbedaan antara keadaan kelahiran dan kematian memungkinkan untuk melaksanakan dua macam pengukuran fertilitas yaitu pengukuran fertilitas tahunan dan pengukuran fertilitas kumulatif. Usaha penurunan kelahiran diimplementasikan dengan program Keluarga Berencana (KB). Program Keluarga Berencana mula-mula dilaksanakan di pulau Jawa dan Bali dengan alasan bahwa kedua pulau ini menghadapi masalah demografi yang serius yang perlu mendapatkan penyelesaian dengan segera. Tujuan program Keluarga Berencana tidak hanya menurunkan jumlah anak yang dilahirkan, tetapi merupakan upaya utama untuk ikut mewujudkan kelurga sejahtera. Menurut Undangundang Nomor 10 Tahun 1992, keluarga berencana telah mendapatkan defenisi yang baru dan semakin luas yaitu upaya peningkatan kepedulian dan peran serta 9
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas penduduk oleh Dr. Davis dan Dr. Blake (1956) dalam tulisanya berjudul The Social Structure Of Fertility: An analytical Framework, menyatakan bahwa faktor-faktor sosial mempengaruhi fertilitas melalui variabel antara. Faktor Sosial Variabel Antara Fertilitas Gambar 2.1 Skema dari faktor sosial yang mempengarui fertilitas lewat variabel. Dalam tulisan tersebut Davis dan Blake juga menyatakan bahwa proses reproduksi seorang perempuan usia subur melalui tahap yaitu hubungan kelamin, konsepsi, kehamilan dan kelahiran. 2. Mortalitas Mortalitas atau kematiaan adalah salah satu dari tiga komponen demografi yang berpengaruh terhadap struktur dan jumlah penduduk. Tinggi rendahnya tingkat mortalitas penduduk suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk tetapi juga merupakan barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan masyarakat di daerah tersebut. Mortalitas adalah peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi kalau sudah terjadi kelahiran baru. 10
Dengan demikian keadaan selalu mati selalu di dahului keadaan hidup, sedangkan hidup selalu di dahului dengan lahir hidup (live brith). 3. Mobilitas Mobilitas penduduk dapat dibedakan antara mobilitas penduduk vertikal dan mobilitas horizontal. Mobilitas penduduk vertikal ini sering disebut dengan perubahan status dan salah satu contohnya adalah perubahan status pekerjaan. Misalnya seseorang yang mula-mula bekerja dalam sektor pertaniaan sekarang bekerja dalam sektor non pertanian. Mobilitas penduduk horizontal atau mobilitas geografis adalah gerak penduduk yang melintasi batas wilayah menuju ke wilayah lain dengan periode tertentu. Mobilitas penduduk dapat pula dibagi menjadi dua yaitu penduduk yang permanen atau migrasi dan mobiltas penduduk non permanen. Jadi migrasi adalah perpindahan penduduk yang melintas batas wilayah asal menuju batas wilayah lain melampaui batas politik atau negara ataupun batas administratif atau batas bagian dalam suatu negara dengan tujuan menetap. Menurut Everett S. Lee ada empat faktor yang menyebabkan orang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi yaitu: 1. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal. 2. Faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan. 3. Faktor-faktor yang menghambat. 4. Faktor-faktor pribadi. 11
2.2.3 Susunan Penduduk Data penduduk yang didapat dari hasil registrasi, sensus penduduk dan survey semuanya masih belum teratur sehingga sulit untuk dibaca apalagi diinterpretasikan untuk keperluan maka data tersebut perlu disederhanakan. Meyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih muda dibaca dan diinterpretasikan disebut dengan menganalisa data. Dalam proses ini seringkali digunakan statistik untuk menyerderhanakan data tersebut. Membagi penduduk atas kelompok-kelompok tertentu atau dapat pula dikatakan atas komposisi penduduk tertentu merupakan salah satu dari bentuk analisis penduduk. Komposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk yang dibuat berdasarkan pengelompokan penduduk berdasarkan karakteristik-karakteristik yang sama. Bermacam-macam komposisi penduduk dapat digolongkan berdasarkan umur, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, lapangan pekerjaan, bahasa, agama dan lainnya. 2.2.4 Komposisi Penduduk Komposisi penduduk dalam arti demografi adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Kedua variabel ini sangat mempengaruhi pertumbuhan penduduk di masa yang akan dating. Misalnya dalam suatu negara terdapat penduduk berumur (50 tahun keatas) lebih banyak maka diharapkan negara tersebut mempunyai angka kelahiran rendah. Demikian pula ketidakseimbangan jumlah penduduk lakilaki dan perempuan bias mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka pertumbuhan. 12
Ketidakseimbangan itu akan mempengaruhi pula keadaan sosial, ekonomi dan keluarga. Komposisi penduduk umur tua dagambarkan dalam piramida penduduk yang dapat dicerminkan apakah negara tersebut mempunyai cirri penduduk berusia muda dan berusia tua. Sedangkan penduduk berusia muda dapat dipakai sebagai ukuran perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya usia produktif (16 tahun sampai 64 tahun). 2.2.5 Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk merupakan indikator dari pada tekanan penduduk di suatu daerah. Kepadatan penduduk di suatu daerah dibandingkan dengan luas tanah yang ditempati dinyatakan dengan luas tanah yang ditempati dinyatakan dengan banyaknya penduduk perkilometer persegi. Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus: KP = x 100% Jumlah penduduk yang digunakan sebagai pembilang dapat berupa jumlah seluruh penduduk di wilayah tersebut atau bagian-bagian penduduk tertentu seperti penduduk daerah perdesaan atau penduduk yang bekerja di sektor pertaniaan, sedangkan sebagai penyebut dapat berupa luas seluruh wilayah, luas daerah pertanian atau luas daerah perdesaan. 13
Kepadatan penduduk disuatu wilayah dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu: 1. Kepadatan penduduk kasar atau sering pula disebut dengan kepadatan penduduk aritmatika. 2. Kepadatan penduduk fisiologis. 3. Kepadatan penduduk agraris. 4. Kepadatan penduduk ekonomi 2.3 Proyeksi Proyeksi adalah perhitungan untuk meramalkan atau untuk mengetahui perkembangan di masa yang akan datang dengan menggunakan beberapa asumsi berdasarkan atas data tahun dasar. Proyeksi pertumbuhan penduduk adalah perhitungan yang menunjukan angka fertilitas, mortalitas dan migrasi di masa yang akan datang. Proyeksi penduduk tidak hanya beberapa tahun, tetapi bisa saja untuk diperkiraan beberapa puluh tahun yang akan datang. Semua perencanaan pembangunan sangat membutuhkan data penduduk tidak saja pada saat merencanakan pembangunan tetapi juga pada masa-masa mendatang yang disebut proyeksi penduduk. Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk untuk masa mendatang, tetapi juga perhitungan ilmiah yang didasarkan asumsi dari komponen laju pertumbuhan penduduk yaitu, kelahiran, kematian dan migrasi penduduk. Ketiga kelompok inilah yang menemukan besarnya jumlah penduduk dan struktur penduduk yang akan datang. 14
Untuk menentukan asumsi kelahiran, kematian dan perpindahan dimasa yang akan datang diperlukan data yang akan menggambarkan keadaan dimana komponen dan hubungan antara satu komponen dengan komponen lain serta target yang akan dicapai di masa yang akan datang. Proyeksi penduduk ini secara periodik perlu direvisi karena sering terjadi bahwa asumsi tentang kecenderungan tingkat kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk yang melandasi proyeksi lama tidak sesuai lagi dengan kenyataan. Angka pertumbuhan penduduk menunjukan angka rata-rata pertambahan penduduk pertahun pada periode atau waktu tertentu dan biasanya dinyatakan daalm persen (%). Dalam menghitung proyeksi pertumbuhan penduduk digunakan proyeksi pertumbuhan penduduk digunakan proyeksi pertumbuhan penduduk Eksponensial. Pertumbuhan penduduk berlangsung secara terus-menerus (continuous). Ukuran proyeksi penduduk secara eksponensial ini lebih tepat mengingat dalam kenyataan pertumbuhan penduduk juga berlangsung secara terus-menerus yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai beriku: dimana: = Jumlah penduduk pada n tahun = Jumlah penduduk pada tahun e = Angka eksponensial (2,718282) r = Tingkat pertumbuhan penduduk t = Periode waktu dalam tahun =. 15
Rasio adalah perbandingan dua perangkat yang dinyatakan dalam satuan tertentu. Dalam pengerjaannya, rasio adalah perbandingan dikalikan dengan 100%. Rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan jumlah antara jenis kelamin lakilaki dan perempuan. Hal ini biasanya dinyatakan dalam banyakanya penduduk lakilaki dibagi dengan banyaknya penduduk perempuan per 100%. Dapat dirumuskan sebagai berikut: S = x 100% 16