BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. Pendidikan IPA (sains) memiliki potensi besar dan peranan strategis dalam menyiapkan

BAGAIMANA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAUD?

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: Wahyu Setyoasih

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

BAB II. Tinjauan Pustaka. perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad,

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN KURIKULUM Oleh: M. Lazim

KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC

I. PENDAHULUAN. Penerapan kurikulum 2013 harus diterapkan untuk memfasilitasi siswa agar terlatih

Dasar Berpikir melaksanakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif & menyenangkan (PAIKEM); menerapkan pendekatan ilmiah ( scientific

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun pelajaran 2013/2014, pemerintah sudah menerapkan kurikulum yang

PADA KURIKULUM (Mulida Hadrina Harjanti) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI SMA KELAS XI MATERI KETENAGAKERJAAN

Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas V MI Darussalam Palembang

BAB I PENDAHULUAN. belajar sehingga siswa memiliki pengalaman dan kemandirian belajar.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata

II. TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP IPS TERPADU KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran IPA terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum 2013 dimana pembelajaran ini dikemas

Kemampuan Membaca Teks Berita Dengan Menggunakan Model Cooperative Integrated Reading And Composition

Oleh: Musringah SD Negeri 2 Durenan Kabupaten Tranggalek

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor pendukung untuk meningkatkan kemajuan

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERORIENTASI KKNI UNTUK PENGUATAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA KULIAH EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA

P - 54 PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP KELAS VII MATERI BILANGAN (PECAHAN)

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN IPS PADA KURIKULUM 2013 DI JENJANG PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan pendapat Hamalik (2004: 28) yang menyatakan bahwa belajar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. HASIL 1. Hasil Kesesuaian antar Panelis Kehandalan data dari masing-masing panelis diuji menggunakan uji

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN yang mengadopsi langkah-langkah ilmiah dalam memecahkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari fenomena dan hukum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ika Sartika Askar Program Studi Pendidikan Biologi STKIP Muhammadiyah Bone Abstrak

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN LOGIS MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP MELALUI LEARNING CYCLE 5E DAN DISCOVERY LEARNING

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan mentransformasi informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DI KELAS X MAN 3 BANDA ACEH. Suhartati Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA

PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH

Pembelajaran IPA Biologi Berbasis Scientific Approach Di SMP Muhammadiyah 2 Depok Sleman

BAB I PENDAHULUAN. isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO

PENDAHLUAN. Penalaran Tinggi Keterampilan Rendah. Keterampilan dan Kreativitas Tinggi. Penalaran Rendah Keterampilan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS VIII DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL EFRIJONI

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER TERENCANA DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS MASALAH KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang kondusif bagi lahirnya pribadi yang kompetitif. (Tilaar, 2004)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hidayat (2013:111) mengemukakan bahwa kurikulum di Indonesia telah

I. PENDAHULUAN. Koballa dan Chiappetta (2010: 105), mendefinisikan IPA sebagai a way of

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

DESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan membekali manusia akan ilmu pengetahuan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. karena buku pelajaran disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku (Prastowo,

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A TOPIK SEL ELEKTROLISIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah scaffolding memang tidak terlalu asing akhir-akhir ini. Hammond

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. (menanya), experimenting (mencoba), associating (menalar), dan networking (membentuk jejaring).

BAB I PENDAHULUAN. pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka

Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 (Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014) PPT - 1.1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan lembaran di mana siswa mengerjakan

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengefektifkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan secara

BAB I PENDAHULUAN. knowledge, dan science and interaction with technology and society. Oleh

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah secara bertahap mulai tahun

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SD SE-KECAMATAN BINJAI UTARA KOTA BINJAI

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika pada umumnya identik dengan perhitungan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komponen keterampilan bahasa adalah menulis.

IKLAN. File bisa dikirim Via ataupun Paket CD yang dikirim langsung ke alamat anda.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak rintangan dalam masalah kualitas pendidikan, salah satunya dalam program pendidikan di Indonesia atau kurikulum. Kurikulum di Indonesia saat ini menggunakan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yakni Kurikulum Tingkat Unit Pendidikan (KTSP) yang berfokus pada penguasaan wawasan yang kontekstual yang cocok dengan daerah dan lingkungan masing-masing. Kurikulum ini menitikberatkan penilaian peserta didik kepada tiga perihal (sikap, keterampilan, dan wawasan keilmuan) dan mengajak kita untuk semangat dan optimis dalam meraih pendidikan yang lebih baik dari sebelumnya. Kurikulum ini menggunakan dimensi pedagogic modern yang menggunakan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) sebagai perangkat utama. Pendekatan ilmiah (Scientific Approach) merupakan pendekatan yang mengembangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik dalam proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah. Proses pembelajaran scientific merupakan perpaduan antara proses pembelajaran yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, daan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2013). Meskipun ada yang mengembangkan lagi menjadi mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengolah data, mengkomunikasikan, menginovasi dan mencipta. Namun, tujuan dari beberapa proses pembelajaran yang harus ada dalam pembelajaran scientific sama, yaitu menekankan bahwa belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat. Dengan digunakannya pendekatan ilmiah (Scientific Approach) ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan mampu mengangkat derajat bangsa Indonesia melalui bidang pendidikan. B. Perumusan Masalah 1

Berdasarkan latar belakang tersebut, ada beberapa rumusan masalah yang muncul, diantaranya: 1. Apakah yang dimaksud dengan Scientific Approach? 2. Apa saja tujuan pendekatan Scientific Approach? 3. Bagaimana prinsip-prinsip Scientific Approach dalam pembelajaran? 4. Apa saja kriteria pendekatan Scientific Approach? 5. Apa sajakah langkah-langkah Scientific Approach dalam pembelajaran? C. Tujuan Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan pembuatan makalah ini, yaitu: 1. Memahami konsep pendekatan Scientific Approach 2. Mengetahui tujuan pendekatan Scientific Approach 3. Memahami prinsip-prinsip kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Scientific Approach 4. Mengetahui kriteria pendekatan Scientific Approach 5. Mengetahui langkah-langkah dalam pembelajaran dengan pendekatan Scientific Approach D. Manfaat Makalah ini bermanfaat sebagai acuan dalam mengimplementasikan pendekatan scientific dalam pembelajaran yang mengacu pada kurikulum 2013. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Scientific Approach Metode scientific pertama kali diperkenalkan melalui ilmu pendidikan Amerika pada akhir abad ke-19, sebagai penekanan pada metode laboratorium formalistik yang mengarah pada fakta-fakta ilmiah 2

(Rohandi, 2005:25). Menurut Fauziah (2013), pendekatan saintifik mengajak siswa langsung dalam menginferensi masalah yang ada dalam bentuk rumusan masalah dan hipotesis, rasa peduli terhadap lingkungan, rasa ingin tahu dan gemar membaca. Dalam pelaksanaannya, siswa akan memperoleh kesempatan untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri serta mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Menurut Nur (dalam putra, 2013:12), pendekatan scientific merupakan pendekatan pembelajaran di mana peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah yang artinya peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Menurut Irwandi (2012), pendekatan saintifik merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta tetapi merupakan hasil menemukan sendiri. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan scientific merupakan pendekatan dalam proses pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan sains, yaitu mencari tahu sendiri fakta-fakta dan pengetahuan yang dikaitkan dengan materi pembelajaran. Pembelajaran scientific merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya sense of inquiry dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Pendekatan scientific lebih menekankan kepada peserta didik sebagai subjek belajar yang harus dilibatkan secara aktif. B. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Scientific Approach Tujuan pembelajaran dengan pendekatan scientific didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan scientific adalah: 3

1. Untuk meningkatkan kemampuan intelektual, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. 2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik. 3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan. 4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi. 5. Untuk melatih siswa dalam mengomunisasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah. 6. Untuk mengembangkan karakter siswa. C. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Scientific Approach Beberapa prinsip pendekatan scientific dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran berpusat pada siswa. 2. Pembelajaran membentuk students self concept. 3. Pembelajaran terhindar dari verbalisme. 4. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hokum, dan prinsip. 5. Pembelajaran mendorong terjadi peningkatan kemampuan berpikir siswa. 6. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru. 7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi. 8. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya. D. Kriteria Pendekatan Scientific Approach Pada pendekatan ilmiah (Scientific Approach), pendekatan ini memiliki kriteria atau ciri-ciri sebagai berikut: 1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kirakira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. 2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. 3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. 4

4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran. 5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif daalam merespon materi pembelajaran. 6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. 7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik system penyajiannya. E. Langkah-Langkah Pembelajaran Scientific Approach Langkah-langkah pembelajaran dalam menerapkan Scientific Approach menggamit kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentukjejaring untuk semua mata pelajaran. 1. Mengamati (Observing) Pada kegiatan mengamati, siswa mengamati objek yang akan dipelajari. Tujuannya agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Objek yang diamati adalah materi yang berbentuk fakta, yaitu fenomena atau peristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara atau fakta langsung yang bisa dilihat dan disentuh. Kegiatan belajarnya adalah membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang diajarkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi. Siswa bisa diajak bereksplorasi mengenai objek yang akan dipelajari. 2. Menanya (Questioning) Pada kegiatan ini, kegiatan belajarnya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (mulai dari pertanyaan factual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Tujuannya agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (critical thinking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Kompetensi yang dikembangkan 5

adalah mengembangkan kreatifitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Proses menanya dapat dilakukan melalui kegiatan diskusi kelompok dan diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri. 3. Menalar/mengolah informasi (Associating) Pada kegiatan ini, kegiatan belajarnya adalah mengolah informasi yang sudah dikumpulkan. Pengolahan informasi yang dikumpulkan mulai dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai dengan pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Tujuannya untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. 4. Mencoba (Experimenting) Pada kegiatan ini, kegiatan belajarnya adalah melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktifitas, dan wawancara dengan narasumber. Manfaatnya untuk meningkatkan keingintahuan peserta didik dalam mengembangkan kreativitas, dan keterampilan berkomunikasi. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat oranglain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. 5. Membentuk jejaring (Networking) Pada kegiatan ini, kegiatan belajarnya adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Tujuannya agar peserta didik mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, 6

serta kreasi peserta didik melalui presentasi, membuat laporan, dan/atau unjuk kerja. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. F. Teknik Penilaian dalam Pembelajaran dengan Pendekatan Scientific Penilaian pada pembelajaran dengan pendekatan scientific meliputi : 1. Penilaian Proses, dilakukan melalui: a. Observasi saat siswa bekerja kelompok, b. Bekerja individu, c. Berdiskusi, d. Presentasi dengan menggunakan lembar observasi kinerja. 2. Penilaian Produk, berupa pemahaman konsep, prinsip, dan pengetahuan dilakukan dengan tes tertulis. 3. Penilaian Sikap, dilakukan melalui: a. Observasi saat siswa bekerja kelompok, b. Bekerja individu, c. Berdiskusi, d. Saat presentasi dengan menggunakan lembar observasi sikap. BAB III 7

KESIMPULAN Pembelajaran dengan pendekatan scientific merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi pengetahuan, ketrampilan, dan lainnya melalui tahapan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan menbentuk jejaring untuk semua mapel. 8

DAFTAR PUSTAKA Galura, Indah Anggun. Makalah Pendekatan Scientific (online). (http://indahanggungalura.blogspot.co.id/2014/04/makalah-pendekatanscientific.html?m=1 diakses pada tanggal 19 November 2015) Maria Emanuela Ine. 2015. Penerapan Pendekatan Scientific Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pokok Bahasan Pasar. Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015. 269-285 Mulya. Pendekatan Scientific Kurikulum 2013 (online). (http://minsukamulya.wordpress.com/artikel-pendidikan/pendekatanscientific-kurikulum-2013/ diakses pada tanggal 19 November 2015) Suherman. Scientific Approach (Pendekatan Ilmiah) Dalam Pendidikan (online). (http://suhermanmaman.wordpress.com/2013/11/03/scientific-approachpendekatan-ilmiah-dalam-pendidikan/ diakses pada tanggal 19 November 2015) 9