WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN DINAS PERUMAHAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN DAN BINA MARGA KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN KOTA BATU

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA BATU

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BATU

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, DAN PARIWISATA

(berdasarkan Peraturan Walikota Mojokerto Nomor : )

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 57 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 86 TAHUN 2016

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BUPATI MADIUN,

KABUPATEN TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 35 NOMOR 35 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 28 TAHUN 2013

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 36 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 18 TAHUN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO TENT ANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-M TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 61 TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN SUBANG

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PARIWISATA KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MANDAILING NATAL

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 36 TAHUN 2010 TENT ANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MOJOKERTO

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 71 Tahun : 2016

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan

Dinas Koperasi, Perdagangan, Industri dan UKM Kab. Pasaman Barat. Kata Pengantar

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 26 TAHUN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 16 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 8 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

Qeqno. Mbllo \ G BER1TA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 76 TAHUN 2016, SERI D. 25

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 5 Tahun 2013 tentang Organisasi Tata Kerja Dinas Daerah Kota Batu, perlu menetapkan Peraturan Walikota Batu tentang Penjabaran Tugas Fungsi Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian Perdagangan Kota Batu; Mengingat : 1. Ung-Ung Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Ung-Ung Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Ung-ung Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Ung-Ung Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih Bebas dari Korupsi, Kolusi, Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Ung-Ung Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Batu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4118); 4. Ung-Ung Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

5. Ung-Ung Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Ung-Ung Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 7. Ung-Ung Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Ung-Ung Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Ung-Ung Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8. Ung-Ung Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Ung-Ung Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perung-ungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Halaman 2 dari 23 hlm...

Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165); 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah; 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 20. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Batu; 21. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 5 Tahun 2013 tentang Organisasi Tata Kerja Dinas Daerah Kota Batu; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA BATU TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA BATU. Halaman 3 dari 23 hlm...

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Kota Batu. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Batu. 3. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintahan Daerah Kota Batu yang terdiri dari Kepala Daerah sebagai unsur Eksekutif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur Legislatif yang di dalam pelaksanaan tugasnya selalu mencerminkan kemitraan. 4. Walikota adalah Walikota Batu. 5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan Kelurahan. 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Batu. 7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Batu; 8. Dinas adalah Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian Perdagangan. 9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian Perdagangan. 10. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disingkat UPTD adalah unsur pelaksana kegiatan operasional atau kegiatan teknis penunjang Dinas. 11. Koperasi adalah ba hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau ba hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi kebutuhan bersama di big ekonomi, sosial, budaya sesuai dengan nilai prinsip Koperasi. 12. Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan koperasi. 13. Koperasi Simpan Pinjam adalah Koperasi yang menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satusatunya usaha. 14. Unit Simpan Pinjam Koperasi adalah unit koperasi yang bergerak di big usaha simpan pinjam, sebagai bagian dari kegiatan usaha koperasi yang bersangkutan. 15. Unit Simpan Pinjam Non Koperasi adalah salah satu unit usaha non-koperasi Simpan Pinjam yang dilaksanakan secara konvensional atau syariah. Halaman 4 dari 23 hlm...

16. Usaha Simpan Pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun menyalurkan melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari untuk anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain atau anggotanya; 17. Amal gamasi adalah penggabungan dari beberapa koperasi menjadi satu koperasi atau koperasi yang menyatukan diri dengan koperasi lain sehingga merupakan kesatuan ekonomi yang baik. 18. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan /atau ba usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagai berikut: a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). 19. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan orang perorangan atau ba usaha yang bukan merupakan anak perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria sebagai berikut: a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). 20. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perseorangan atau ba usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagai berikut : a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima milyar rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). Halaman 5 dari 23 hlm...

21. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh ba usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik Negara atau Swasta, usaha patungan, usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia. 22. Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah Usaha Besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia berdomisili di Indonesia. 23. Pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim pengembangan usaha terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah sehingga mampu tumbuh berkembang menjadi usaha yang tangguh mandiri. 24. Iklim Usaha adalah kondisi yang diupayakan Pemerintah Pemerintah Daerah yang memperdayakan Usaha Mikro Kecil Menengah secara sinergis melalui penetapan berbagai peraturan perung-ungan kebijakan diberbagai aspek kehidupan ekonomi agar Usaha Mikro Menengah memperoleh pemihakan, kepastian, kesempatan, perlindungan dukungan berusaha seluas-luasnya. 25. Pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha masyarakat untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil Menengah melalui pemberian fasilitas bimbingan pendampingan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan meningkatkan kemampuan daya saing Usaha Mikro, Kecil Menengah. 26. Pembiayaan adalah penyediaan a oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha masyarakat melalui bank, koperasi lembaga keuangan bukan bank, untuk mengembangkan memperkuat permodalan Usaha Mikro, Kecil Menengah. 27. Penjaminan adalah pemberian jaminan pinjaman Usaha Mikro, Kecil Menengah oleh lembaga penjamin kredit sebagai dukungan untuk memperbesar kesempatan memperoleh pinjaman dalam rangka memperkuat permodalannya. 28. Kemitraan adalah kerja sama dalam keterkaitan usaha baik langsung maupun tidak langsung, atas dasar prinsip saling memerlukan, mempercayai, memperkuat menguntungkan yang melibatkan pelaku Usaha Mikro, Kecil Menengah dengan Usaha Besar. Halaman 6 dari 23 hlm...

29. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun perekayasaan industri. 30. Perindustriaan adalah tatanan segala kegiatan yang bertalian dengan kegiatan industri; 31. Usaha Industri adalah lapangan kegiatan yang bersangkutan dengan perindustrian. 32. Teknologi Industri adalah cara pada proses pengolahan yang diterapkan dalam industri. 33. Perdagangan adalah kegiatan jual beli barang atau jasa yang dilakukan secara terus menerus dengan tujuan pengalihan hak atau barang atau jasa dengan disertai imbalan atau kompensasi. 34. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun mahkluk lain tidak untuk diperdagangkan; 35. Perlindungan Konsumen adalah segala upaya untuk menjamin aya kepastian hukum serta memberi perlindungan kepada konsumen. 36. Metrologi Legal adalah metrologi yang mengolah satuansatuan ukuran, metoda-metoda pengukuran alat ukur, yang menyangkut persyaratan teknis peraturan berdasarkan ung-ung yang bertujuan melindungi kepentingan umum dalam hal kebenaran pengukuran. 37. Tempat usaha adalah tempat yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan perdagangan, industri, produksi, usaha jasa, penyimpanan-penyimpanan dokumen yang berkenaan dengan perusahaan, juga kegiatan-kegiatan penyimpanan atau pameran barang-barang termasuk rumah tempat tinggal yang sebagaimana digunakan untuk kegiatan- kegiatan tersebut. BAB II PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kepala Dinas Pasal 2 Kepala Dinas mempunyai tugas merencanakan, merumuskan kebijakan, membina administrasi teknis, mengkoordinasikan, mengendalikan mengevaluasi Halaman 7 dari 23 hlm...

penyelenggaraan program kegiatan di big koperasi, usaha kecil, mikro, usaha menengah, perindustrian perdagangan. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kepala Dinas menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan, pengendalian, pengevaluasian rencana strategis rencana kerja di big koperasi, usaha kecil, mikro, usaha menengah, perindustrian perdagangan; b. perumusan penetapan Standar Operasional Prosedur (SOP), target capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP) Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) big koperasi, usaha kecil, mikro, usaha menengah, perindustrian perdagangan; c. perencanaan pengendalian anggaran; d. pengendalian urusan administrasi Dinas; e. pembinaan kelembagaan koperasi pengembangan usaha koperasi; f. pelaksanaan koordinasi kerja sama pembiayaan koperasi; g. pembinaan pengembangan usaha kecil, mikro, menengah; h. pelaksanaan koordinasi kerja sama pembiayaan usaha kecil, mikro, menengah; i. pembinaan peningkatan kerja sama industri; j. pembinaan pengembangan sarana prasarana perdagangan, pengembangan kerja sama pasar dalam luar negeri, serta perlindungan konsumen; k. pelaksanaan koordinasi kerja sama big koperasi, usaha kecil, mikro, usaha menengah, perindustrian perdagangan di antara SKPD di lingkungan Pemerintah Daerah instansi terkait; l. pemberdayaan peningkatan kinerja UPTD; m. penilaian pengendalian terhadap pelaksanaan program kegiatan; n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas fungsinya. Halaman 8 dari 23 hlm...

Bagian Kedua Sekretariat Pasal 4 Sekretariat mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan mengendalikan penyusunan rencana strategis rencana kerja Dinas, urusan ketatalaksanan ketatausahaan Dinas menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program kegiatan Dinas. Pasal 5 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Sekretariat menyelenggarakan fungsi: a. perumusan rencana kerja Sekretariat; b. pembinaan penyusunan rencana strategis rencana kerja Dinas; c. pengendalian urusan ketatalaksanaan ketatausahaan Dinas; d. pembinaan pengembangan pegawai; e. pengendalian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas; f. pengendalian data informasi hasil kegiatan Dinas informasi lainnya terkait layanan publik secara berkala melalui web site Pemerintah Daerah; g. pengendalian Standar Operasional Prosedur (SOP), target capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP), Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM); h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas fungsinya. Pasal 6 (1) Sub Bagian Program Pelaporan mempunyai tugas menyusun rencana strategis rencana kerja Dinas, laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program kegiatan. ayat (1), Sub Bagian Program Pelaporan menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Sub Bagian; b. penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Rencana Kerja (Renja) Dinas; c. penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas; Halaman 9 dari 23 hlm...

d. penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP), target capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP), Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM); e. penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP); f. penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD); g. pengelolaan data informasi hasil kegiatan dinas informasi lainnya terkait layanan publik secara berkala melalui web site Pemerintah Daerah; h. pelaksanaan monitoring evaluasi kegiatan Sub Bagian; i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas fungsinya. Pasal 7 (1) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas mengelola anggaran administrasi keuangan Dinas. ayat (1), Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Sub Bagian; b. pelaksanaan verifikasi SPP; c. penyiapan Surat Perintah Membayar; d. pelaksanaan verifikasi harian atas penerimaan; e. pelaksanaan akuntansi keuangan Dinas; f. penyusunan laporan keuangan Dinas; g. penyusunan administrasi teknis pembayaran gaji tunjangan pegawai serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perung-ungan; h. pelaksanaan monitoring evaluasi kegiatan Sub Bagian; i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas fungsinya. Pasal 8 (1) Sub Bagian Umum Kepegawaian mempunyai tugas mengelola ketatalaksanaan ketatausahaan, meliputi administrasi umum kepegawaian, urusan rumah tangga, barang milik daerah, perpustakaan kearsipan. Halaman 10 dari 23 hlm...

ayat (1), Sub Bagian Umum Kepegawaian menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Sub Bagian; b. pengelolaan administrasi umum ketatalaksanaan; c. pengelolaan kearsipan Perpustakaan; d. pengelolaan kehumasan keprotokoloan; e. pengelolaan rumah tangga barang milik daerah; f. pengelolaan administrasi kepegawaian; g. pelaksanaan monitoring evaluasi kegiatan Sub Bagian; h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas fungsinya. Bagian Ketiga Big Koperasi Pasal 9 Big Koperasi mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengembangan, pengendalian pengawasan kelembagaan, pemberdayaan usaha koperasi. Pasal 10 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Big Koperasi menyelenggarakan fungsi: a. perumusan rencana kerja Big; b. penyusunan pedoman teknis operasional kegiatan big koperasi; c. pembinaan kelembagaan tata laksana koperasi; d. pembinaan penyuluhan perkoperasian; e. pembinaan pelaksanaan advokasi konsultasi hukum serta fasilitasi permasalahan perkoperasian; f. pengendalian pengawasan akuntabilitas koperasi usaha koperasi; g. pengendalian kerja sama pengembangan usaha koperasi dengan instansi teknis, lembaga keuangan maupun lembaga non-keuangan; h. pelaksanaan monitoring evaluasi kegiatan Big; i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas fungsinya. Halaman 11 dari 23 hlm...

Pasal 11 (1) Seksi Kelembagaan Koperasi mempunyai tugas melaksanakan pelayanan konsultasi di big kelembagaan koperasi. ayat (1), Seksi Kelembagaan Koperasi menyelenggarakan fungsi: b. pendataan pemetaan data informasi kelembagaan koperasi; c. pelaksanaan pelayanan administrasi konsultasi pembentukan, penggabungan peleburan, serta pembubaran koperasi; d. fasilitasi pelaksanaan pengesahan pengumuman akta pendirian koperasi; e. fasilitasi pelaksanaan pengesahan perubahan Anggaran Dasar (AD) ysng menyangkut penggabungan, pembagian, perubahan big usaha koperasi; f. pembinaan penataan organisasi tatalaksana koperasi; g. penyusunan standarisasi pelayanan koperasi kerja sama koperasi; h. pelaksanaan sosialisasi peraturan perungungan di big koperasi; i. pelaksanaan fasilitasi advokasi konsultasi hukum dalam penyelesaian permasalahan/kasus perkoperasian; j. pelaksanaan bimbingan audit koperasi; k. pelaksanaan penilaian kinerja Koperasi; l. pelaksanaan pendidikan pelatihan big koperasi; m. pelaksanaan monitoring evaluasi kegiatan Seksi; n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Big Koperasi sesuai dengan tugas fungsinya. Pasal 12 (1) Seksi Bina Usaha Koperasi mempunyai tugas melaksanakan pengembangan pengawasan usaha koperasi. ayat (1), Seksi Bina Usaha Koperasi menyelenggarakan fungsi: b. pendataan pemetaan data informasi usaha koperasi; Halaman 12 dari 23 hlm...

c. pelaksanaan pemberdayaan bimbingan usaha koperasi; d. pembinaan pengawasan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Usaha Simpan Pinjam (USP) Koperasi; e. penciptaan usaha simpan pinjam yang sehat di tingkat daerah; f. pelaksanaan bimbingan penyuluhan koperasi dalam pembuatan laporan tahunan KSP USP; g. pelaksanaan fasilitasi pengembangan usaha koperasi; h. pelaksanaan pengawasan manajemen usaha koperasi; i. pelaksanaan monitoring evaluasi kegiatan Seksi; j. pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Kepala Big Koperasi sesuai dengan tugas pokok fungsinya. Pasal 13 (1) Seksi Fasilitasi Pembiayaan Koperasi mempunyai tugas melaksanakan pengembangan pelayanan fasilitasi pembiayaan koperasi. ayat (1), Seksi Fasilitasi Pembiayaan Koperasi menyelenggarakan fungsi: b. pendataan pemetaan data informasi pembiayaan koperasi; c. pelaksanaan teknis pemberian bantuan pembiayaan koperasi; d. pembinaan pengembangan fasilitasi pembiayaan koperasi; e. pelaksanaan kerja sama dengan instansi teknis, lembaga keuangan maupun lembaga non keuangan dalam rangka pengembangan fasilitasi pembiayaan koperasi; f. pemantauan evaluasi pemberian fasilitasi pembiayaan koperasi; g. pelaksanaan monitoring evaluasi kegiatan Seksi; h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Big Koperasi sesuai dengan tugas fungsinya. Halaman 13 dari 23 hlm...

Bagian Keempat Big Usaha Kecil Menengah Pasal 14 Big Usaha Kecil Menengah mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengembangan, pengendalian pengawasan pengembangan usaha, kelembagaan manajemen usaha kecil, mikro, menengah. Pasal 15 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Big Usaha Kecil Menengah menyelenggarakan fungsi: a. perumusan rencana kerja Big; b. penyusunan pedoman teknis operasional kegiatan big usaha kecil, mikro, menengah; c. pembinaan pelaksanaan kerja sama usaha kecil, mikro, menengah dengan koperasi, swasta, ba usaha milik negara ba usaha milik daerah, serta ba usaha lainnya; d. pengendalian pengembangan usaha kecil, mikro, menengah; e. pembinaan pengelolaan pengembangan data informasi bisnis kewirausahaan bagi usaha kecil, mikro, menengah; f. pelaksanaan monitoring evaluasi kegiatan Big; g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas sesuai dengan tugas fungsinya. Pasal 16 (1) Seksi Pembinaan Pengembangan Usaha Kecil Menengah mempunyai tugas melaksanakan pembinaan pengembangan usaha kecil menengah. ayat (1), Seksi Pembinaan Pengembangan Usaha Kecil Menengah menyelenggarakan fungsi: b. pendataan pemetaan data informasi pengembangan usaha kecil menengah; c. pelaksanaan pembinaan pengembangan usaha kecil, mikro, menengah; d. pelaksanaan pendidikan pelatihan pengembangan sumber daya manusia usaha kecil, mikro, menengah; Halaman 14 dari 23 hlm...

e. pelaksanaan pembinaan organisasi, manajemen akuntansi keuangan pengusaha kecil, mikro, menengah; f. pelaksanaan inventarisasi klasifikasi usaha kecil, mikro, menengah; g. pelaksanaan monitoring evaluasi kegiatan Seksi; h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Big Usaha Kecil Menengah sesuai dengan tugas fungsinya. Pasal 17 (1) Seksi Fasilitasi Pembiayaan Usaha Kecil Menengah mempunyai tugas melaksanakan fasilitasi pengembangan pembiayaan usaha kecil, mikro, menengah. ayat (1), Seksi Fasilitasi Pembiayaan Usaha Kecil Menengah menyelenggarakan fungsi: b. pendataan pemetaan data informasi pembiayaan usaha kecil menengah; c. pelaksanaan fasilitasi pembiayaan usaha kecil, mikro, menengah; d. pelaksanaan kerja sama fasilitasi pengembangan pembiayaan usaha kecil, mikro, menengah; e. pelaksanaan pemberian bimbingan fasilitasi penilaian pembiayaan usaha kecil, mikro, menengah; f. pelaksanaan pengawasan pengendalian fasilitasi pembiayaan usaha kecil, mikro, menengah; g. pelaksanaan monitoring evaluasi kegiatan Seksi; h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Big Usaha Kecil Menengah sesuai dengan tugas fungsinya. Pasal 18 (1) Seksi Kerja sama Pemasaran mempunyai tugas melaksanakan pengembangan kerja sama pemasaran produk usaha kecil, mikro, menengah. ayat (1), Seksi Kerja Sama Pemasaran menyelenggarakan fungsi: Halaman 15 dari 23 hlm...

b. pendataan pemetaan data informasi jaringan pemasaran produk usaha kecil, mikro, menengah; c. pengembangan jaringan pemasaran produk usaha kecil, mikro, menengah; d. pelaksanaan kerja sama pemasaran produk usaha kecil, mikro menengah dengan instansi/lembaga terkait; e. penyediaan fasilitasi sarana prasarana usaha kecil, mikro, menegah; f. penyelenggaraan promosi produk unggulan usaha kecil, mikro, menengah; g. pengawasan pengendalian kerja sama pemasaran usaha kecil, mikro, menengah; h. pelaksanaan monitoring evaluasi kegiatan Seksi; i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Big Usaha Kecil Menengah sesuai dengan tugas fungsinya. Bagian Kelima Big Perindustrian Pasal 19 Big Perindustrian mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengembangan, pengendalian pengawasan program kegiatan big perindustrian. Pasal 20 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Big Perindustrian menyelenggarakan fungsi: a. perumusan rencana kerja Big; b. penyusunan pedoman teknis operasional kegiatan big perindustrian; c. pengkajian pemberian rekomendasi pelayanan perijinan big perindustrian; d. pembinaan peningkatan mutu, diversifikasi produk inovasi teknologi industri; e. penetapan big usaha industri prioritas daerah; f. pelaksanaan analisis iklim usaha peningkatan kerja sama dengan dunia usaha di big industri; g. pembinaan industri dalam rangka pencegahan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh industri; h. pengendalian pemberian fasilitasi usaha akses permodalan dalam rangka pengembangan industri; i. pengawasan fasilitasi penerapan standar bagi industri serta pemberian perlindungan kepastian usaha industri; Halaman 16 dari 23 hlm...

j. peningkatan standar kompetensi sumber daya manusia industri aparatur pembina industri; k. pembinaan asosiasi, organisasi unit pelaksana teknis big industri; l. pengendalian penyusunan tata ruang industri dalam rangka pengembangan pusat-pusat industri; m. pembinaan kerja sama penyediaan sarana prasarana untuk industri yang mengacu pada tata ruang regional (provinsi); n. pelaksanaan monitoring evaluasi kegiatan Big; o. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas fungsinya. Pasal 21 (1) Seksi Bina Usaha Perlindungan Industri mempunyai tugas melaksanakan pelayanan dalam pembinaan usaha, prasarana, sarana, serta perlindungan industri. ayat (1), Seksi Bina Usaha Perlindungan Industri menyelenggarakan fungsi: b. pendataan pemetaan data informasi kondisi potensi usaha industri; c. penyusunan analisis kajian big usaha industri prioritas daerah; d. fasilitasi pembentukan pembinaan asosiasi/kelembagaan industri; e. pembinaan pengawasan penerapan teknologi di big industri; f. pembinaan fasilitasi pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan, penerapan teknologi di big industri; g. pelaksanaan pengembangan standar kompetensi sumber daya manusia industri aparatur pembina industri di daerah; h. pelaksanaan fasilitasi pengawasan terhadap penerapan standar industri; i. pelaksanaan pembinaan industri dalam rangka pencegahan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh industri; j. pelaksanaan monitoring evaluasi kegiatan Seksi; k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Big Perindustrian sesuai dengan tugas fungsinya. Halaman 17 dari 23 hlm...

Pasal 22 (1) Seksi Pemasaran Kerja Sama Industri mempunyai tugas melaksanakan pengembangan pemasaran kerja sama di big perindustrian. ayat (1), Seksi Pemasaran Kerja Sama Industri menyelenggarakan fungsi: b. pendataan pemetaan data informasi potensi jaringan pemasaran kerja sama industri; c. pengumpulan, analisis, diseminasi data big industri dalam pengembangan pemasaran kerja sama industri; d. pelaksanaan fasilitasi kemitraan kerja sama pengembangan industri melalui pola kemitraan usaha; e. pelaksanaan promosi produk industri; f. pelaksanaan monitoring evaluasi kegiatan Seksi; g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Big Perindustrian sesuai dengan tugas fungsinya. Pasal 23 (1) Seksi Pembinaan Pengembangan Industri Agro Kimia mempunyai tugas menyelenggarakan program pembinaan pengembangan industri agro kimia. ayat (1), Seksi Pembinaan Pengembangan Industri Agro Kimia menyelenggarakan fungsi: b. pendataan pemetaan data informasi kondisi potensi industri agro kimia; c. pembinaan pengembangan sarana produksi industri agro kimia; d. pembinaan pengembangan iklim usaha industri agro kimia; e. pembinaan pengembangan sumber daya manusia industri agro kimia; f. pelaksanaan kerja sama pengembangan industri agro kimia; g. pelaksanaan fasilitasi akses permodalan dalam pengembangan industri agro kimia; h. pelaksanaan pengkajian, identifikasi klasifikasi pengujian mutu standar hasil produksi uji coba pasar; i. pelaksanaan monitoring evaluasi kegiatan Seksi; Halaman 18 dari 23 hlm...

j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Big Perindustrian sesuai dengan tugas fungsinya. Bagian Keenam Big Perdagangan Pasal 24 Big Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan penyediaan pelayanan prasarana sarana, perlindungan konsumen, pengembangan perdagangan dalam luar negeri, penyelenggaraan metrologi legal. Pasal 25 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Big Perdagangan menyelenggarakan fungsi: a. perumusan rencana kerja Big; b. penyusunan pedoman teknis operasional kegiatan big perdagangan; c. pengembangan kerja sama perdagangan dalam negeri luar negeri, metrologi legal, perlindungan konsumen; d. pembinaan fasilitasi penyelenggaraan metrologi legal; e. penyusunan analisis iklim usaha peningkatan kerja sama dengan dunia usaha di big perdagangan; f. pelaksanaan monitoring evaluasi kegiatan Big; g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas fungsinya. Pasal 26 (1) Seksi Pembinaan Pengembangan Prasarana Sarana Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan penyediaan pengembangan prasarana sarana perdagangan. ayat (1), Seksi Pembinaan Pengembangan Prasarana Sarana Perdagangan menyelenggarakan fungsi: b. pendataan pemetaan data informasi kondisi potensi prasarana sarana perdagangan; c. pembinaan pengawasan kegiatan usaha perdagangan; d. pembinaan pengawasan ijin usaha perdagangan minuman beralkohol golongan B C untuk pengecer penjualan langsung minum ditempat; Halaman 19 dari 23 hlm...

e. pemrosesan rekomendasi ijin usaha bahan berbahaya rekomendasi pengakuan pedagang kayu antar pulau; f. pengelolaan desiminasi informasi pasar stabilitas harga di daerah; g. pembinaan komoditas dalam rangka memperoleh akses pembiayaan resi gug; h. pembinaan teknis penyelenggaraan pasar lelang pelaku pasar lelang skala daerah; i. pelaksanaan kerja sama dengan dunia usaha di big promosi, distribusi, pengembangan pasar; j. pelaksanaan monitoring evaluasi kegiatan Seksi; k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Big Perdagangan sesuai dengan tugas fungsinya. Pasal 27 (1) Seksi Pembinaan Pengembangan Pasar Dalam Negeri Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan pembinaan pengembangan perdagangan pasar dalam negeri luar negeri. ayat (1), Seksi Pembinaan Pengembangan Pasar Dalam Negeri Luar Negeri menyelenggarakan fungsi: b. pendataan pemetaan data informasi kondisi potensi pasar dalam negeri luar negeri; c. pemrosesan penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) penelusuran asal barang; d. pembinaan perdagangan pasar ekspor impor; e. pelaksanaan sosialisasi kebijakan ekspor daerah, Surat Keterangan Asal (SKA), Angka Pengenal Importir (API); f. pengembangan pembinaan perdagangan pasar dalam negeri luar negeri; g. pengawasan pengendalian mutu barang meliputi pengambilan contoh, pengujian, inspeksi teknis sertifikasi mutu barang; h. pembinaan pengembangan kegiatan peningkatan penggunaan produk dalam negeri; i. pengelolaan informasi potensi usaha perdagangan; j. pelaksanaan monitoring evaluasi kegiatan Seksi; k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Big Perdagangan sesuai dengan tugas fungsinya. Halaman 20 dari 23 hlm...

Pasal 28 (1) Seksi Metrologi Perlindungan Konsumen mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengendalian, pengembangan metrologi legal, serta pelayanan perlindungan konsumen. ayat (1), Seksi Metrologi Perlindungan Konsumen menyelenggarakan fungsi: b. pendataan pemetaan data informasi penggunaan alat-alat ukur, takar, timbang, perlengkapan (UTTP); c. pelaksanaan fasilitasi kegiatan penyelenggaraan kerja sama metrologi legal, standar ukuran, laboratorium metrologi legal; d. pelaksanaan fasilitasi pembinaan sumber daya manusia (SDM) metrologi skala daerah; e. pelaksanaan pelayanan tera tera ulang alat-alat ukur, takar, timbang, perlengkapan (UTTP); f. pelaksanaan penyuluhan pengamatan ukuran takaran timbangan perlengkapannya (UTTP), barang dalam keadaan terbungkus (BDKT) standar internasional (SI); g. pelaksanaan kerja sama penyelenggaraan perlindungan konsumen pengawasan barang beredar jasa; h. pelaksanaan sosialisasi publikasi peraturan tentang perlindungan konsumen; i. pelaksanaan pelayanan penanganan penyelesaian sengketa konsumen skala daerah; j. pembinaan pengembangan kapasitas Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perlindungan Konsumen Pengawasan Peredaran Barang Jasa skala daerah; k. pelaksanaan monitoring evaluasi kegiatan Seksi; l. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Big Perdagangan sesuai dengan tugas fungsinya. BAB III TATA KERJA Pasal 29 (1) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Dinas bertanggungjawab langsung kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Halaman 21 dari 23 hlm...

(2) Apabila Kepala Dinas berhalangan di dalam menjalankan tugas, Kepala Dinas dapat menunjuk Sekretaris atau salah satu Kepala Big untuk mewakilinya. (3) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (4) Big dipimpin oleh Kepala Big yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (5) Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah bertanggung jawab kepada Sekretaris. (6) Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah bertanggung jawab kepada Kepala Big. (7) Hubungan tata kerja antara Kepala Dinas dengan bawahan atau sebaliknya secara administratif dilakukan melalui Sekretaris. Pasal 30 (1) Kepala Dinas berkewajiban melaksanakan prinsipprinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi simplifikasi baik dalam lingkungan Dinas maupun dengan instansi lain yang terkait. (2) Sekretaris, Kepala Big, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi harus melaksanakan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi simplifikasi sesuai dengan lingkup tugas masing-masing. (3) Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Big, Kepala Sub Bagian Kepala Seksi masing-masing bertanggungjawab memberikan bimbingan, pembinaan, pengawasan kepada bawahannya serta melaporkan hasil-hasil pelaksanaan tugas menurut jenjang jabatan masing-masing. BAB IV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 31 Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan Peraturan Walikota ini diatur dengan Peraturan Kepala Dinas. Halaman 22 dari 23 hlm...

Pasal 32 Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, Peraturan Walikota Batu Nomor 4 Tahun 2010 tentang Penjabaran tugas fungsi Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian Perdagangan Kota Batu (Berita Daerah Kota Batu Tahun 2010 Nomor 4/D) dicabut dinyatakan tidak berlaku. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 33 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diungkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengungan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Batu. Ditetapkan di Batu pada tanggal 27September 2013 WALIKOTA BATU, ttd Diungkan di Batu pada tanggal 27September 2013 SEKRETARIS DAERAH KOTA BATU, EDDY RUMPOKO ttd WIDODO BERITA DAERAH KOTA BATU TAHUN 2013 NOMOR 19/D Halaman 23 dari 23 hlm...