PERAN GURU DALAM PENANAMAN SIKAP BELA NEGARA PADA SISWA SD NEGERI ROWOPANJANG, BRUNO, PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

dokumen-dokumen yang mirip
PENDIDIKAN NILAI NASIONALISME DI SD NEGERI 2 WATES KULON PROGO

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU DETERMINAN PEMBANGUNAN BANGSA DAN KARAKTER

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Beberapa kesimpulan menjawab rumusan masalah tentang pemahaman nilai

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia mengandung nilai-nilai

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap warga negara Indonesia hendaknya memiliki sikap dan perilaku untuk

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

KARAKTER KREATIFITAS DAN KEMANDIRIAN PADA SISWA

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SELAKU INSPEKTUR UPACARA PADA ACARA PERINGATAN HARI BELA NEGARA TAHUN 2015 JAKARTA, 19 DESEMBER 2015

PENGEMBANGAN SIKAP NASIONALISME SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 BARAT KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN TAHUN PELAJARAN

KURIKULUM Kompetensi Dasar. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Untuk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012

PERSIAPAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI

I. PENDAHULUAN. karakter bangsa (National and Character Building). Konsekuensinya dalam

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SELAKU INSPEKTUR UPACARA PADA ACARA PERINGATAN HARI BELA NEGARA TAHUN 2015

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

PEMBELAJARAN UNGGAH-UNGGUHING BAHASA JAWA SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA KELAS 5 SD MUHAMMADIYAH PK BOYOLALI

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu

Keywords: Values of Exemplary, National Heroes, and Spirit of Nationality

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan Nasional merupakan salah satu tujuan dari kemerdekaan

KEDISIPLINAN GURU DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMK WAHYU MAKASSAR. Andi Riswayanti Putri Pendidikan Sosiologi FIS-UNM

Bab 1 Pendahuluan 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka beberapa hal. yang dapat disimpulkan di antaranya adalah :

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Pendidikan Kewarganegaraan (IPB 105) TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 1 Sragen) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian Persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Peran Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Membentuk Sikap Nasionalisme Siswa SMP Muhammadiyah Purwokerto.

AKTUALISASI NILAI-NILAI KEBANGSAAN DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA N 1 SEDAYU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME PADA SYAIR LAGU PERJUANGAN INDONESIA

EDY NOVIYANTO A

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

PERAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN MEMBANGUN GENERASI CERDAS DAN BERKARAKTER

TAHUN AJARAN 2015/2016

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

MENGEMBANGKAN RASA CINTA KEPADA TANAH AIR DAN BANGSA

REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN. CERITA DARI TAPAL BATAS (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan)

PENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA SISWA KELAS VII SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Dinno Mulyono, M.Pd. MM. STKIP Siliwangi 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bermacam-macam kebudayaan, diantaranya bahasa daerah,

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA UPACARA BENDERA TANGGAL 17 AGUSTUS 2012 TINGKAT KABUPATEN KULONPROGO Wates, 17 Agustus 2012

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

Nuri Indah Pratiwi* Arbaiyah Prantiasih** I Ketut Diara Astawa**

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

PENANAMAN NILAI CINTA TANAH AIR DISEKOLAH (Studi Kasus Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015)

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2013

MENINGKATKAN NILAI KEINDONESIAN MELALUI UPACARA BENDERA DI SEKOLAH DASAR

Waktu: 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi: Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

July Suria Waty Pembimbing : Drs. H. Suparman Adi Winoto, S.H., M.Hum Dr. H. Rosyid Al Atok, M.Pd., M.H

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ketidak-konsistenan antara pendidikan dan keberhasilan kehidupan

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

MOTIVASI MAHASISWA ANGKATAN JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG TERHADAP PROFESI GURU PKN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan

C. Pembelajaran PKn 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Jika dirumuskan, adanya pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan antara lain:

Transkripsi:

PERAN GURU DALAM PENANAMAN SIKAP BELA NEGARA PADA SISWA SD NEGERI ROWOPANJANG, BRUNO, PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Dede Awan Aprianto, John Sabari ABSTRACT This study aims to: 1) describe the role of teachers in the planting of defending the country on student attitudes; 2) know the efforts that teachers do in planting the attitude of defending the country; 3) know the efforts that teachers do to overcome the obstacles that arise in the planting of defending the country on student attitudes Primary School Rowopanjang academic year 2015/2016. This research is a qualitative descriptive study. The data sources are all teachers teaching in primary schools Rowopanjang. Data collection techniques are participatory observation, semi-structured interviews, and documentation. Results of the study revealed that in the planting of defending the country on student attitudes: 1) the role of teachers as role models / examples, mentors, and motivator; 2) the efforts of the teachers is through the flag ceremony, learning activities, and extracurricular; 3) the efforts made to overcome the constraints of teachers is through habituation in school and communication with parents / guardians of students. Keywords: the role of teachers, planting attitude, to defend the state PENDAHULUAN Di era kecanggihan informasi saat ini, peneliti melihat bahwa siswa sekolah belum mampu menyaring informasi mana yang baik bagi dirinya dan informasi mana yang dapat merusak pola berpikirnya. Begitu juga dalam hal wawasan kebangsaan yang merupakan jati diri akan dirinya, bangsa dan negaranya. Menurut peneliti, karakter cinta tanah air dan semangat kebangsaan perlu ditanamkan sejak dini untuk membentengi diri dari paham-paham atau ideologi yang tidak sesuai dengan cita-cita proklamasi.jangan sampai kelak dikemudian hari generasi muda penerus bangsa tidak mengenali identitas bangsanya sendiri, dasar negara, konstitusi, dan sejarah perjuangan para pahlawan dalam berjuang menegakkan NKRI. Salah satu upaya yang paling demokratis dalam membangun kesadaran bela negara adalah melalui pendidikan.pendidikan pada hakikatnya adalah membentuk dan mengembangkan kepribadian.terkait dengan bela negara, maka kepribadian atau watak bangsa perlu dibentuk dan dikembangkan, guna menumbuhkan kesadaran bela negara. Kesadaran bela negara mengembangkan nilai kenegaraan, yang diperuntukkan pada pembangunan Sistem Pertahanan Negara yang terurai menjadi lima nilai dasar negara, yaitu: 1. Cinta tanah air; 2. Kesadaran berbangsa dan bernegara; 3. Yakin Pancasila sebagai falsafah dan ideology negara; 4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; 5. Memiliki kemampuan awal bela negara secara fisik maupun non fisik (Afandi, 2010:19). 637

Untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian dalam kesadaran bela negara dalam dunia pendidikan diperlukan sosok guru. Berarti guru sebagai pendidik di lingkungan sekolah memiliki kewajiban untuk menanamkan sikap bela negara kepada siswa.ini merupakan amanat dari undang-undang dasar negara dan undangundang negara. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara (Pasal 27 Ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945). Upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban dasar manusia, juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.(penjelasan Pasal 9 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara). Maka, guru sebagai seorang warga negara Indonesia yang berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara, salah satu cara yang dapat guru lakukan adalah dengan penanaman sikap bela negara kepada siswa. Ini merupakan sikap dan perilaku guru yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Menururt peneliti, guru harus memiliki rasa cinta tanah air, terpatri nasionalisme, dan memiliki semangat patriotisme.tugas guru selain mendidik adalah juga memberikan pengertian kepada siswa bahwa diri mereka adalah menjadi warga Negara Indonesia yang memiliki kewajiban bela negara dalam hal yang sederhana. Menurut peneliti, siswa Sekolah Dasar (SD) adalah anak-anak dalam tahap usia yang tepat dalam penanaman sikap dan perilaku. Siswa dengan dibimbing guru diajarkan untuk memiliki sikap-sikap yang baik sesuai perkembangan mereka. Guru yang terlatih baik, akan mempersiapkan empat bidang kompetensi guru yang efektif dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan. Empat bidang kompetensi itu sebagai berikut (Djiwandono, 2006:17-18): 1. Memiliki pengetahuan tentang teori belajar dan tingkah laku manusia 2.Menunjukkan sikap dalam membantu siswa belajar dan memupuk hubungan dengan manusia lain secara tulus 3.Menguasai mata pelajaran yang diajarkan 4. Mengontrol keterampilan teknik mengajar sehingga memudahkan siswa belajar. Idealnya, pilihan seseorang untuk menjadi guru adalah panggilan jiwa untuk memberikan pengabdian pada sesama manusia dengan mendidik, mengajar, membimbing dan melatih, yang diwujudkan melalui proses belajar mengajar serta pemberian bimbingan dan pengarahan kepada siswa agar mencapai kedewasaan masing-masing (Mahsunah, 2012:76). Sebagian besar orang menganggap bahwa guru adalah orang yang membantu orang lain belajar. Seorang guru mempunyai peranan: (1) Guru sebagai ahli instruksional; (2) Guru sebagai motivator; (3) Guru sebagai manajer; (4) Guru sebagai 638

konselor; dan (5) Guru sebagai model (Djiwandono, 2006:27-29). Bela negara sesungguhnya merupakan salah satu pembentuk jati diri dan kepribadian bangsa Indonesia yang bertanggung jawab, sadar hak dan kewajiban sebagai warga negara, cinta tanah air, sehingga mampu menampilkan sikap dan perilaku patriotik dalam wujud bela negara.jiwa patriotik demi bangsa dan negara yang tampil dalam sikap dan perilaku warga negara, yang sadar bela negara merupakan bangun kekuatan bela negara dalam system pertahanan negara (Afandi, 2010:3). Peran pendidik yang diharapkan untuk meningkatkan kesadaran bela negara antara lain bisa dilaksanakan sebagai berikut (Afandi, 2010:24): 1. Memberikan pengetahuan, pemahaman dan penerapannya yang utuh dan memadai tentang arti penting kesadaran bela negara dan membangun karakter bangsa dalam kerangka pertahanan negara bagi peserta didik sebagai anak bangsa dan/atau pemudapemudi harapan bangsa dan negara di masa depan. 2. Melaksanakan kegiatan kurikuler berdasarkan kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan yang didasari oleh prinsip Kurikulum Berbasis Kompetensi, dan diintegrasikan dengan nilai-nilai karakteristik serta strategi pertahanan negara 3. Meningkatkan kualitas peserta didik melalui pendidikan karakter bangsa untuk menghadapi tantangan globalisasi dan kemajuan dunia. 4. Meyelenggarakan kegiatan diskusi dan kegiatan ilmiah lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan pertahanan negara agar siap menghadapi kondisi kritis kekuatan nasional, akibat adanya pengaruh dinamika globalisasi. 5. Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler sebagai wahana sosiopedagogis upaya peningkatan kesadaran bela negara bagi peserta didik. 6. Pendidik harus meningkatkan pemahaman secara terus menerus dan menjadi suri tauladan dalam pengembangan dan pendidikan karakter bangsa, yang bermanfaat bagi peserta didiknya. METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2016.Data yang diambil adalah mengenai peran guru, usaha-usaha yang dilakukan, dan upaya mengatasi kendala yang muncul dalam penanaman sikap bela negara pada siswa.sumber data penelitian ini adalah semua guru pengajar di SD Negeri Rowopanjang. Teknik pengumpulan data adalah observasi partisipatif, wawancara semiterstruktur, dan dokumentasi, dengan teknik analisis data meliputi reduksi data, data display, dan conclusion drawing/verivication. Pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan menggunakan bahan referensi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam penanaman sikap bela negara pada siswa SD Negeri Rowopanjang Tahun Pelajaran 2015/2016, peran guru yang pertama adalah sebagai teladan atau contoh bagi siswanya. Perilaku guru yang menjadi teladan siswa dalam penanaman sikap bela negara ini adalah: (1) Memakai produk dalam negeri; (2) Melestarikan budaya (unggah-ungguh dan Basa Jawa); 639

(3) Bangga Tanah Air Indonesia (memakai pin ABITA/ pin merah putih); (4) Disiplin waktu; (5) Interaksi baik dengan rekan sesama guru; (6) Semangat mengajar; (7) Menggunakan Bahasa Indonesia dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru yang kedua adalah sebagai pembimbing bagi siswanya. Bimbingan yang dilakukan guru dalam penanaman sikap bela negara ini adalah: (1) Membimbing siswa dalam kegiatan upacara, seperti membimbing siswa dalam latihan untuk menjadi petugas upacara, serta bagaimana tata upacara yang baik dan benar; (2) Membimbing siswa untuk melestarikan budaya(unggah-ungguh & basa jawa), Bangga Tanah Air Indonesia (memakai tanda merah putih pada seragam tertentu), Disiplin waktu, Berhubungan baik dengan sesama teman, dan memiliki semangat dalam belajar; (3) Membimbing siswa agar hapal Pancasila (bunyi sila dan lambangnya), agar siswa tahu cara pembacaan pembukaan UUD 1945 dengan lafal dan intonansi yang tepat, serta menghormati benda kesetiaan negara (garuda pancasila, sang merah putih, potret presiden dan wakilnya); (4) Membimbing siswa agar tahu, hapal, dan mengerti akan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu nasional lainnya untuk membangkitkan cinta tanah air mereka; (5) Membimbing siswa agar mematuhi tata tertib sekolah. Peran guru yang ketiga adalah sebagai motivator atau pemberi semangat/ motivasi bagi siswanya agar memiliki sikap bela negara. Motivasi dari guru tersebut berupa: (1) Menceritakan perjuangan para pahlawan dalam berjuang dari belenggu penjajah dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia; (2) Memberikan semangat untuk selalu rajin belajar dalam mengisi kemerdekaan dan membangun bangsa dan negara. Usaha-usaha yang dilakukan guru dalam penanaman sikap bela negara pada siswa adalah melalui kegiatan upacara bendera, kegiatan pembelajaran PKn dan IPS, serta kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan anak beriman. Dengan kegiatan upacara bendera siswa memiliki sikap cinta tanah air serta kesadaran berbangsa dan bernegara.peneliti melihat perangkat pembelajaran dari kelas 1 sampai kelas 6 pada Mata Pelajaran PKn dan IPS memuat pembelajaran yang bertujuan untuk penanaman sikap bela negara pada siswa. Begitu juga dengan hasil wawancara dari para guru yang membenarkan hasil pengamatan peneliti. Dalam kegiatan Pramuka siswa dilatih kemandirian, sikap mencintai tanah air dan lingkungannya, sikap rela berkorban, serta kesadaran berbangsa dan bernegara.dalam kegiatan pramuka ini juga siswa dilatih untuk memiliki kesiapan fisik dalam bela negara.kegiatan anak beriman adalah kegiatan keagamaan yang bertujuan agar siswa memiliki perilaku sebagai anak beriman yang selalu menjalankan segala perintah-nya dan menjauhi segala larangan-nya.melalui kegiatan anak beriman ini anak dilatih untuk memiliki kesiapan Psikis dalam bela negara. Usaha-usaha yang dilakukan Guru untuk mengatasi kendala yang muncul dalam penanaman sikap bela negara pada siswa adalah melalui kegiatan pembiasaan di sekolah dan melalui komunikasi dengan orang tua/wali siswa.kegiatan pembiasaan adalah usaha yang dilakukan untuk mengatasi kendala dari dalam diri siswa yang muncul dalam penanaman sikap bela negara. Kegiatan pembiasaan di sekolah 640

dilakukan melalui teladan guru ataupun kebiasaan siswa untuk selalu mengikuti upacara bendera. Komunikasi dengan orang tua/ wali siswa ini dilakukanuntuk mengatasi kendala yang muncul dari luar diri siswa yaitu faktor lingkungan dan pergaulan serta pengaruh negatif media elektronik seperti tayangan televisi dan game elektronik. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Peran guru dalam penanaman sikap bela negara pada siswa SD Negeri Rowopanjang tahun pelajaran 2015/2016 adalah sebagai sebagai teladan/contoh, pembimbing, dan pemberi motivasi.usahausaha yang dilakukan guru dalam penanaman sikap bela negara pada siswa adalah melalui upacara bendera, kegiatan pembelajaran, dan ekstrakurikuler. Yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala yang muncul dalam penanaman sikap bela negara pada siswa adalah melalui pembiasaan di sekolah dan komunikasi dengan orang tua/wali siswa. Saran Guru harus memiliki sikap bela negara yang meliputi Cinta tanah air; Kesadaran berbangsa dan bernegara; Yakin akan pancasila sebagai ideologi negara; Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan Memiliki kemampuan awal bela negara. Ini karena guru berperan sebagai teladan/contoh bagi siswa. Selain sebagai teladan, peran guru dalam penanaman sikap bela negara pada siswa adalah berperan sebagai pembimbing dan pemberi motivasi agar siswa memiliki sikap bela negara. Guru untuk selalu mengikuti kegiatan upacara bendera. Upacara bendera adalah sebagai sarana guru untuk menanamkan sikap bela negara pada siswa.dalam kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler pun, guru bisa berusaha untuk menanamkan sikap bela negara pada siswa.guru harus memiliki komunikasi dan hubungan yang baik dengan orang tua/wali siswa untuk memantau perkembangan sikap pada diri siswa. DAFTAR PUSTAKA Afandi, Brigjen TNI. Drs. (2010). Peran Pendidik Dalam Upaya Bela Negara (Perspektif Pertahanan Negara)http://a-research.upi.edu/. Retrieved April 2, 2016, from a- research.upi.edu: http://aresearch.upi.edu/operator/upload /pdt_orasi_2010_wisuda_afandi_gu ru_bela-negara.pdf makalah wisuda UPI 15 Desember 2010 Djiwandono, Sri Esti Wuryani. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia Widisarana Indonesia Hadi, Yulianto. dkk. (2014) Dinamika Penanaman Nilai-nilai Bela Negara Kadet Maguwo dalam perspektif historisjurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi. Volume 2, Nomor 2, 2014: 210-221. Mahsunah, Dian dkk.(2012) Bahan Ajar PLPG Kebijakan Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Kemdikbud Samani, Muchlas dkk. (2011). Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sugiyono, Prof. Dr. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. 641

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Widodo, Suwarno. (2011). Implementasi Bela Negara Untuk Mewujudkan Nasionalisme. Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume I, No 1, Januari 2011, 18-31 642