BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada seluruh sektor pekerjaan di Indonesia, setiap tahun terjadi ribuan kecelakaan yang mengakibatkan korban jiwa, gangguan produksi dan kerusakan materi. Data dari Jamsostek pada tahun 2007 dalam Soehatman Ramli (2009), menyatakan bahwa tercatat ada 65.474 kecelakaan yang berakibat 1.451 orang meninggal dunia, 5.326 orang mengalami cacat tetap dan 58.697 orang mengalami cidera. Data kecelakaan tersebut yaitu mencakup seluruh perusahaan yang bergabung menjadi anggota Jamsostek dengan jumlah peserta sekitar 7 juta orang atau sekitar 10% dari seluruh pekerja di Indonesia. Sehingga angka kecelakaan mencapai 930 kejadian untuk setiap 100.000 pekerja setiap tahunnya. Angka kecelakaan tersebut baru memaparkan kecelakaan pada pekerja yang terdaftar menjadi anggota Jamsostek, dengan demikian jumlah keseluruhan kecelakaan yang terjadi diperkirakan jauh lebih besar. Bahkan menurut World Economic Forum pada tahun 2006, angka kematian akibat kecelakaan kerja di Indonesia mencapai 17-18 pekerja untuk setiap 100.000 pekerja. Kecelakaan kerja juga mengakibatkan kerugian materi yang besar seperti kerusakan sarana produksi, biaya pengobatan dan kompensasi. Selama tahun 2007 sendiri berdasarkan data yang ada pada Jamsostek, kompensasi kecelakaan yang dikeluarkan mencapai Rp. 165,95 miliar. Dana tersebut baru yang dikeluarkan untuk kompensasi kecelakaan, untuk kerugian materi lainnya diperkirakan jauh lebih besar. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berdampak ekonomis yang cukup signifikan. Setiap kecelakaan kerja dapat menimbulkan kerugian, bukan hanya menimbulkan korban jiwa namun pada sisi keuangan, kerugian dapat berupa biaya pengobatan, kompensasi dan lain-lainnya yang harus diberikan kepada tenaga kerja yang mengalami kecelakaan. Selain itu terdapat pula kerugian biaya-biaya yang tidak langsung yang merupakan akibat dari kecelakaan kerja, diantaranya adalah kerugian waktu kerja (pemberhentian sementara), terganggunya kelancaran pekerjaan yang berakibat pada penurunan produktivitas, pengaruh
psikologis yang buruk pada pekerja, reputasi perusahaan yag memburuk, denda dari pemerintah, sampai pada kemungkinan berkurangnya kesempatan usaha karena kehilangan pelanggan pengguna jasa. Salah satu sektor pekerjaan yang menyumbang banyak kecelakaan kerja adalah sektor pembangunan infrastruktur (konstruksi). Sektor pembangunan infrastruktur dalam menunjang pertumbuhan ekonomi dan sektor lainnya terus berkembang dengan pesat. Perkembangan sektor pembangunan infrastruktur meliputi pembangunan bangunan termasuk sarana dan prasarananya, antara lain pembangunan gedung, sarana transportasi baik darat, air dan udara, pabrik, hotel dan lain-lain. Khususnya pada pembangunan sarana transportasi terus ditingkatkan untuk menunjang kegiatan ekonomi dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Pekerjaan konstruksi jalan adalah salah satu dari proyek pembangunan sarana transportasi. Proyek pekerjaan konstruksi jalan dapat berupa pembuatan jalan baru, perbaikan ataupun rekonstruksi jalan. Proyek pekerjaan konstruksi jalan biasanya mempunyai nilai proyek yang besar, tergantung pada volume pekerjaan yang dikehendaki, sehingga melibatkan banyak tenaga kerja, alat berat dan dikerjakan pada area terbuka yang memungkinkan banyak terdapat kondisi berbahaya yang bisa berakibat pada kecelakaan kerja. Berdasarkan penjelasan diatas, maka pekerjaan konstruksi jalan merupakan salah satu pekerjaan yang mempunyai resiko yang tinggi. Mempertimbangkan hal tersebut, maka diperlukan ketentuan-ketentuan atau pedoman pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk pekerjaan pelaksanaan konstruksi jalan sehingga dapat mengurangi angka kecelakaan kerja dan keselamatan para pekerja lebih terjamin. Mengantisipasi hal ini, pemerintah telah mencanangkan upaya untuk peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja misalnya dengan mewajibkan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Sejauh ini kondisi K3 di Indonesia masih memprihatinkan. Menurut data Depnakertrans, pada tahun 2007 jumlah perusahaan yang terdaftar sebanyak 190.267, tetapi yang sudah memenuhi kriteria SMK3 menurut Permenaker 05/Men/1996 baru mencapai 643 perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan di Indonesia beranggapan pengelolaan Sistem Manajamen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di lingkungan kerja hanya akan membuang-buang anggaran dan mengurangi keuntungan yang didapat. Padahal sebenarnya apabila terjadi kecelakaan di tempat kerja karena sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang buruk justru menimbulkan kerugian yang lebih besar. Ketentuan-ketentuan dan pedoman pelaksanaan dikeluarkan oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 01/Men/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan. Isi dari peraturan tersebut yaitu mengatur bahwa setiap perusahaan harus menjalankan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau SMK3. Inti dari SMK3 sendiri adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Ketentuan-ketentuan lainnya yang ada terkait dengan K3 adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no.9 tahun 2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 5 tahun 1996 tentang Sitem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan lain-lain. Berdasarkan uraian diatas, maka sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang baik diperlukan untuk meminimalisir kecelakaan dalam bekerja. Oleh karena itu perlu adanya penelitian pada sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang ada diproyek konstruksi yaitu dengan proses pengkajian peneran SMK3, dalam hal ini adalah proyek konstruksi jalan tol, tepatnya proyek jalan tol Bakaheuni Terbanggi Besar paket 4, Metro - Terbanggi Besar (Sta 109 + 000 Sta 130 + 600), Kontrak Anak 2, Lampung oleh PT. Wijaya Karya (WIKA) agar kedepannya dapat dilakukan tindakan perbaikan untuk mengurangi kecelakaan kerja pada proyek konstruksi jalan di masa yang akan datang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, maka dapat dirumuskan masalah yang ada sebagai berikut. 1. Bagaimana tingkat penerapan dan pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di proyek konstruksi jalan terkait?
2. Apa saja kendala dalam pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di proyek konstruksi jalan terkait? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengkaji penerapan dan pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada proyek konstruksi jalan yang diteliti. 2. Menganalisis hasil kajian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada proyek konstruksi jalan yang diteliti dan mengetahui kendala dalam pelaksanaannya. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari kajian SMK3 proyek konstruksi jalan tol Lampung PT. WIKA Kontrak Anak 2 ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat bagi akademis Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi bagi kalangan akademis teknik sipil terkait keselamatan dan kesehatan kerja yaitu mengenai pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. 2. Manfaat bagi perusahaan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan usaha untuk membantu meningkatkan pelaksanaan SMK3 pada proyek konstruksi, terutama proyek konstruksi jalan agar pengerjaan proyek berjalan dengan lancar dan menjamin dilakukannya perbaikan untuk proyek yan akan datang. 1.5 Batasan Masalah Batasan masalah yang ada pada penelitian adalah sebagai berikut. 1. Penelitian dilakukan di proyek konstruksi jalan. 2. Penelitian bertempat di Lampung, tepatnya proyek jalan tol ruas Bakaheuni Terbanggi Besar paket 4 bagian pekerjaan 2, Metro Gunung Sugih. 3. Penelitian mengenai sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, dilakukan dengan teknik wawancara dan observasi, serta penelusuran dokumendokumen K3 proyek terkait sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4. Acuan peraturan yang digunakan dalam penelitian adalah Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 tetntang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 1.6 Sistematika Penulisan Secara garis besar penulisan proposal proyek akhir ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu. 1. Bagian Awal Bagian awal diuraikan sebagai berikut. a. Sampul Depan, memuat: 1) Judul Proyek Akhir 2) Jenis tulisan ilmiah Proyek Akhir 3) Lambang Universitas Gadjah Mada 4) Nama dan nomor mahasiswa 5) Instansi peneliti 6) Tahun Penyelesaian Proyek Akhir b. Lembar Judul. Lembar judul ditulis di atas kertas putih, memuat unsur-unsur yang sama dengan sampul depan. c. Lembar Persyaratan. Lembar Pesyaratan memuat: 1) Judul Proyek Akhir 2) Jenis tulisan ilmiah Proyek Akhir 3) Maksud tulisan ilmiah Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Terapan Teknik (S.Tr.T.) 4) Nama program studi Program Studi D-IV Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada 5) Nama dan nomor mahasiswa 6) Instansi yang dituju 7) Tahun penyelesaian Proyek Akhir d. Lembar Pengesahan.
Lembar ini memuat tanda tangan para Dosen Pembimbing, para Penguji, Ketua Program Studi dan tanggal kelulusan (Sidang atau Ujian Pendadaran). e. Lembar Pernyataan Keaslian. Lembar ini memuat pernyataan penulis bahwa isi Proyek Akhir tidak merupakan hasil karya tulis sendiri dan bukan plagiat karya orang lain. f. Lembar Hak Cipta dan Status. g. Motto dan Persembahan. Motto merupakan kalimat pendek yang diungkapkan penulis tentang pandangan hidup yang bersumber dari Al-Quran, Al-Hadist, Alkitab atau sumber lain. Persembahan memuat kepada siapa Proyek Akhir dipersembahkan. h. Ucapan Terima Kasih. Lembar ini memuat pengakuan kontribusi berbagai pihak (misalnya tenaga, pikiran, dana dan waktu) dalam pembuatan Proyek Akhir sehingga disampaikan ucapan terima kasih atas perannya masing-masing. Dalam memberikan ucapan terima kasih harus memuat nama dan jabatan yang telah membantu dalam pembuatan Proyek Akhir dan harus diungkapkan dengan bahasa ilmiah. i. Intisari. Lembar yang memuat ringkasan Proyek Akhir dalam Bahasa Indonesia. j. Abstract. Isi abstract sama dengan Intisari namun ditulis dalam Bahasa Ingris. k. Lembar Prakata. Prakata memuat uraian singkat tentang maksud penulisan Proyek Akhir, penjelasan-penjelasan tentang cakupan isi, catatan-catatan dan manfaat bagi pembaca. l. Daftar Isi (Lihat pada halaman xi). Daftar isi memuat gambaran secara menyeluruh tentang isi Proyek Akhir secara garis besar dan sebagai petunjuk bagi pembaca yang ingin langsung melihat suatu bab atau sub bab, sub-sub bab yang masing-masing disertai dengan nomor halaman.
m. Daftar Tabel. Daftar yang memuat urutan judul tabel beserta nomor halamannya. n. Daftar Gambar. Daftar yang memuat urutan judul gambar beserta nomor halamannya. o. Daftar Lampiran. Daftar yang memuat urutan judul lampiran beserta nomor halamannya. p. Daftar Istilah dan Simbol 2. Bagian Isi a. BAB I PENDAHULUAN 1) Latar belakang Menjelaskan sesuatu yang melatarbelakangi penelitian yang dilakukan pada saat magang. 2) Rumusan Masalah Perumusan kalimat yang merupakan permasalahan dalam penelitian. Rumusan masalah dibuat dalam bentuk kalimat tanya. 3) Tujuan Penelitian Sesuatu yang berkenaan dengan tujuan dalam melakukan penelitian, yaitu adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitia selesai. Tujuan penelitian yang yang baik menjawab rumusan masalah yang dibuat. 4) Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu manfaat bagi akademis khususnya teknik sipil dan manfaat bagi proyek yang ditinjau. b. BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN DAN LINGKUP Bagian ini berisi tentang: 1) Profil perusahaan dan sejarah singkat perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi, logo perusahaan, visi dan misi perusahaan dan sebagainya. 2) Lingkup penugasan magang, yang berisi tugas-tugas yang diberikan pada saat magang.
c. BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Merupakan bab yang menguraikan secara sistematis teori-toeri dan sumber pustaka yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas pada proyek akhir ini. Studi pustaka dan teori yang digunakan untuk penelitian yaitu tentang keselamatan dan kesehatan kerja dan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. d. BAB IV METODOLOGI Bagian ini memuat: 1) Rencana program kerja magang a) Alat dan bahan yang digunakan b) Tempat dan waktu penelitian c) Urutan atau tahapan magang 2) Pengumpulan data dan informasi pendukung lainnya a) Jenis data, yaitu data apa saja yang dibutuhkan dalam penelitian. b) Pelaksanaan pengumpulan data, yaitu proses mulai dari persiapan sampai data yang dibutuhkan terkumpul. 3) Pengenalan metode kerja, yaitu metode-metode yang dipakai dalam penelitian. Mulai dari metode pengumpulan data sampai pada metode analisisnya. 4) Pengolahan dan analisis data, yaitu proses setelah data terkumpul lalu diolah dan dianalisis sesuai dengan metode yang telah ditentukan. 5) Diagram alir penelitian, yaitu diagram yang menjelaskan alur dari penelitian. Mulai dari pembuatan proposal, tahap magang, pengumpulan data dan penyusuan naskah proyek akhir. e. BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN KASUS MAGANG Bagian ini berisi tentang analisis dan pembahasan dari data yang didapatkan. Analisis yang dilakukan yaitu menggunakan standar atau pedoman yang berlaku. Setelah dilakukan analisis lalu dilakukan pembahasan pada pelaksanaan kriteria yang belum sesuai dengan standar atau pedoman yang berlaku.
f. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 1) Kesimpulan, yaitu merupakan pendapat singkat yang didapat berdasarkan analisis hasil dan pembahasan pada bagian sebelumnya. 2) Saran, yatiu suatu kalimat yang ditujukan untuk pembuat kebijakan atau penetuan tindakan yang akan dilakukan. Serta rekomendasi bagi penelitian-penelitian berikutnya dengan topik sejenis. 3. Bagian Akhir Pada bagian akhir memuat daftar pustaka yang digunakan sebagai acuan dalam pengerjaan proposal proyek akhir, serta lampiran-lampiran untuk menempatkan data/keterangan lain yang diperlukan dalam penelitian dan bersifat melengkapi laporan penelitian.