PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM IPA PADA MATERI SISTEM ORGANISASI KEHIDUPAN UNTUK SMP E-JURNAL

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN LKS DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK KELAS VII SMP. E-Jurnal

PENGEMBANGAN LKS BERORIENTASI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH UNTUK KELAS XI SMA E JURNAL

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM YANG DILENGKAPI GAMBAR PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA KELAS X SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA ABSTRACT

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI NETWORK TREE PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SEMESTER I KELAS XI UNTUK SMA.

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BERORIENTASI GAMBAR PADA MATERI JARINGAN UNTUK KELAS VII SMP ARTIKEL

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA SMP E - JURNAL TESSA MUTIARA. T NIM.

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM PROTISTA UNTUK SISWA SMA E JURNAL RINI SANDIKA NIM.

ARTIKEL ILMIAH YUSRIKA NENGSIH NIM

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI KAIDAH PENCACAHAN UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMAN 7 PADANG

PENGEMBANGAN HANDOUT DISERTAI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS LEARNING CYCLE 5-E DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERISISTEM EKSKRESI UNTUK SMA

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA SMA/MAKELAS X ARTIKEL ILMIAH FIRMANA JUTIN NIM.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA KOMIK BIOLOGI PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI IPA. Oleh :

PENGEMBANGAN LDS YANG DIAWALI PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA UNTUK SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS GAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN UNTUK SMP KELAS VIII SEMESTER 1

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS LEARNING CYCLE 5-E PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS GAMBAR PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh: Yesi Wispa¹, Sudirman², Siska Nerita¹

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBENTUK BUKU SAKU PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK KELAS VII SMP JURNAL

Oleh ABSTRACT PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERBASIS PROBLEM SOLVING PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN KELAS VII SMP Oleh:

ARTIKEL ROPIKO NIM

Pengembangan Handout Berbasis Kontekstual Disertai Peta Konsep Pada Materi Bahan Kimia Dalam Kehidupan Untuk Siswa SMP

PENGEMBANGAN HANDOUT DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SISWA SMP ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI MATRIKS UNTUK KELAS X SMKN 4 PADANG. Oleh

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS SAINTIFIK PADA MATERI VIRUS UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK SISWA SMA KELAS X

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PENYAJIAN DATA STATISTIK UNTUK KELAS X SMA N 3 PADANG. Oleh

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

LEMBAR KERJA SISWA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFK PADA MATERI SISTEM ORGANISAIS KEHIDUPAN UNTUK SMP

Keywords : Teaching Materials, Student Worksheets, Learning Cycle 5-E

PENGEMBANGAN MODUL YANG DIAWALI DENGAN PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP.

PRAKTIKALITAS PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI MATRIKS UNTUK KELAS XI SMAN 3 PADANG ARTIKEL E-JURNAL

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERBASIS GAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN UNTUK SMA

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Penemuan Terbimbing Pada Materi Persamaan Kuadrat Untuk SMPN 12 Padang

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERBANDINGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERBASIS GAMBAR PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARIANGAN TUMBUHAN UNTUK SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN MODUL DISERTAI PETA KONSEP JENIS SPYDER CONCEPT MAP PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP. Oleh:

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI ALAT INDERA UNTUK SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) UNTUK SISWA KELAS VIII

PENGEMBANGAN HANDOUT BIOLOGI SMA BERBASIS KONTEKSTUAL DISERTAI GAMBAR BERWARNA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA. Oleh:

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI HIMPUNAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN I LEMBAH GUMANTI.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI DILENGKAPI MIND MAP PADA MATERI POKOK SISTEM RESPIRASI UNTUK SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERBASIS GAMBAR PADA MATERI POKOK PLANTAE UNTUK SMA. Oleh

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERUPA HANDOUT YANG DILENGKAPI GLOSARIUM PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN

PENGEMBANGAN MEDIA GAMBAR MENGGUNAKAN APLIKASI MOVIE MAKER PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK KELAS VIII SMP

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK SISWA KELAS VII SMP. Oleh ABSTRACT

Key Words: Development, Student Worksheet (LKS), Contructivism, Ratio.

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIJUNJUNG JURNAL

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERGAMBAR DENGAN PENDEKATAN BERBASIS LEARNING CYCLE 5-E

PENGEMBANGAN MODUL BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA KELAS VIII SEMESTER I UNTUK SMP

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH UNTUK MATERI HIMPUNAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 3 LUBUK BASUNG.

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SISWA SMP/MTs E JURNAL WIWIT GUSDIANTI NIM.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBENTUK BUKU SAKU DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 3 GUNUNG TULEH

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) YANG DIAWALI PETA KONSEP DISERTAI GAMBAR PADA MATERI JARINGAN HEWAN UNTUK SISWA SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI EKSPONEN DAN LOGARITMA UNTUK SISWA KELAS X SMA KARTIKA 1-5 PADANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERNUANSA PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA SMA ARTIKEL JURNAL

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI BILANGAN BULAT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMPN 2 RAO UTARA KECAMATAN RAO UTARA

Oleh: Desi Novita *), Anna Cesaria **), Hamdunah **) Mahasiswa Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERUPA HANDOUT DENGAN TAMPILAN SITUS WEB DILENGKAPI GLOSARIUM PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 1 PADANG

DEVELOPING HANDOUT CONCEPT AND MID MAP ECOSYSTEMS MATERIAL FOR STUDENTS SMP/MTs

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR HANDOUT BIOLOGI BERBASIS GAMBAR BERWARNA DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA UNTUK SMP ARTIKEL

Rizallisa Ariyanti*), Anna Cesaria**), Merina Pratiwi**) ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS GAMBAR PADA MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMPN 23 PADANG

Oleh. Sri Thirteen Julian *), Rahmi **), Anna Cesaria **)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII MTsN LUBUK BUAYA PADANG

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI GEOMETRI UNTUK SISWA KELAS X DI SMA PGRI 1 PADANG ABSTRACT

PENGEMBANGAN HANDOUT BERNUANSA NEWSPAPER DILENGKAPI PERMAINAN SCRAMBLE PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA KELAS VII SMP

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS GAMBAR DAN BERKARAKTER PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK TINGKAT SMP

PENGEMBANGAN HANDOUT BERNUANSA KONTEKSTUAL PADA MATERI SISTEM REGULASI MANUSIA UNTUK SMA

PENGEMBANGAN MEDIA GAMBAR MENGGUNAKAN APLIKASI MOVIE MAKER PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK KELAS VII SMP

JURNAL SUSANTI NIM

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS GUIDED DISCOVERY PADA MATERI PERSAMAAN DAN INDENTITAS TRIGONOMETRI KELAS X MIA DI SMAN 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISMEUNTUK MATERI SISTEM KOORDINAT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII SMPN 31 PADANG

PENGEMBANGAN HANDOUT DILENGKAPI GAMBAR DAN PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA UNTUK SMP. Oleh:

JURNAL MEGA ISHANA NPM

Pengembangan Modul Bernuansa Newspaper Dilengkapi dengan Concept Map Bergambar dan Poster pada Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 12 Padang

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MATERI PROGRAM LINEAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMKN 6 PADANG ABSTRACT

PENGEMBANGAN HANDOUT DILENGKAPI DENGAN TEKA-TEKI SILANG PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM EKSKRESI DI MAN 1 MUARA BUNGO

Pengembangan Penuntun Praktikum Disertai Gambar Pada Materi Sel Untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas

Key Words: Student worksheet, Discovery Learning, social aritmatic

PENGEMBANGAN MODUL MATERI HIMPUNAN BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP/MTs ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI POLA BILANGAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS LEARNING CYCLE 5-E PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH UNTUK KELAS XI SMA SEMESTER I

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI

Oleh: Mahasiswa Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat. ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KELAS X SMKN 6 PADANG.

Oleh ABSTRACT. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMAN 2 Padang, diperoleh informasi bahwa peserta didik dalam belajar

Transkripsi:

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM IPA PADA MATERI SISTEM ORGANISASI KEHIDUPAN UNTUK SMP E-JURNAL FITRI MAYA SARI NIM. 10010132 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM IPA PADA MATERI SISTEM ORGANISASI KEHIDUPAN UNTUK SMP 1 Fitri Maya Sari, 2 Ardi, 1 Ade Dewi Maharani Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat Program Studi Pendidikan Biologi (FMIPA) Universitas Negeri Padang (UNP) Padang Email:Fitri.maya92@gmail.com ABSTRACT In learning process, the teachers not only deliver information to the students, but they should be creative in manage learning proces that oriented to student. Such as using laboratory to gather with conducted observation. The teacher use laboratory to practicum activity but not all the teacher use practicum guide. The research aim to produce practicum guide a material of organization system of life that valid and practical. The research is the development of 4D models which has four stages, they are define, design, develop and disseminate. This research is conducted until develop steps. The result of the research that is abtained, it is the average value of validity by lecturers and teacher 91,86%. The average of practicality value by teacher 91,81% and by students 92,38% both of them with very practical criteria. It can be concluded that the practicum guide is resulted very valid and very practical. Keyword: Practicum Guide, Four D Models, Organization System Of Life PENDAHULUAN Keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu tidak hanya menggunakan strategi, metode atau model pembelajaran dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran di dalam kelas saja. Kegiatan praktikum atau pengamatan yang dilaksanakan di laboratorium sekolah, atau kegiatan praktek lapangan yang dilaksanakan di lingkungan dapat membuat siswa mampu mengamati objek secara langsung dan juga dapat meningkatkan aktifitas dan kreativitas pembelajaran. Proses pembelajaran di laboratorium dapat menggali informasi melalui kegiatan pengamatan. Kegiatan ini memiliki keunggulan tertentu seperti menyajikan media objek secara nyata, siswa merasa senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Kegiatan mengamati ini dapat dilakukan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar dan membaca, sehingga siswa dapat memperhatikan hal yang penting dalam suatu benda atau objek yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. SMPN 4 Sutera merupakan salah satu sekolah yang sudah memiliki loboratorium dan alat-alat praktikum yang sudah lengkap yang masih tersimpan rapi. Pelaksanaan kegiatan praktikum, masih belum dilaksanakan sesuai dengan tuntutan dari mareri, dimana tidak semua guru melakukan kegiatan praktikum. Hal itu terjadi diantaranya karena belum adanya bahan ajar berupa penuntun yang lengkap untuk pelaksanaan kegiatan praktikum. guru pernah memanfaatkan laboratorium untuk melakukan kegiatan praktikum tetapi belum menggunakan penuntun praktikum, terutama untuk materi sistem organisasi kehidupan. Untuk memahami materi ini, banyak diperlukan kegiatan praktikum. kegiatan praktikum yang dilakukan guru selama ini cenderung hanya memberikan instruksi saja. Adapun penuntun yang pernah digunakan sebelumnya merupakan rancangan sendiri yang disesuaikan dengan materi. Menurut Depdiknas (2008:23), suatu penuntun praktikum berisikan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembaran penuntun praktikum setidaknya memuat judul, KD, tujuan yang akan dicapai, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan dan laporan yang harus dikerjakan. Hal-hal tersebut diharapkan akan lebih memudahkan siswa untuk memahami materi dan dapat belajar secara mandiri. Penuntun praktikum dapat dijadikan guru sebagai tambahan bahan ajar sehingga dapat membantu dan memudahkan guru dalam

pelaksanaan kegiatan praktikum. Disamping itu, siswa agar dapat melakukan kegiatan yang lebih terarah dan dapat meningkatkan keaktifan, keterampilan dan minat mereka dalam proses pelaksanaan kegiatan praktikum. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul pengembangan penuntun praktikum IPA pada materi sistem organisasi kehidupan untuk SMP. Dengan tujuan untuk menghasilkan penuntun praktikum IPA siswa kelas VII yang valid dan praktis untuk materi sistem organisasi kehidupan di SMP Negeri 4 Sutera. Menurut Depdiknas (2008:13) penuntun praktikum merupakan salah satu bagian dari lembaran kerja siswa (LKS). Penuntun praktikum adalah lembaran lembaran yang berisikan tugas yang berupa petunjuk kerja dan langkah langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Penuntun praktikum memuat judul, kompetensi dasar (KD), tujuan yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan atau bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus kerjakan. Struktur bahan ajar penuntun praktikum lebih sederhana yang terdiri atas enam unsur utama, yang meliputi: judul, petunjuk kerja, kompetensi dasar, materi pokok, informasi pendukung, latihan, dan penilaian. Sedangkan jika dilihat dari format-formatnya, penuntun praktikum paling tidak memuat delapan unsur, yaitu judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralat/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan (Prastowo, 2011:207). menurut Rohman dan Amri (2013:97-98) menyatakan bahwa penuntun praktikum merupakan bagian dari LKS yang berfungsi sebagai petunjuk kerja, dimana struktur dari petunjuk praktikum meliputi pengantar, tujuan, alat dan bahan, prosedur/langkah kerja, data hasil pengamatan, analisis dan kesimpulan. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and The Development). Penelitian ini dilakukan di kampus STKIP PGRI Sumatera Barat dan di SMPN 4 Sutera pada Tahun Pelajaran 2015/2016. Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah 4-D model, yaitu define, design, develop, dan tahap disseminate. Mengingat keterbatasan waktu dan biaya, penelitian ini dilakukan sampai tahap develop saja pada uji validitas dan uji praktikalitas. Subjek penelitian ini terdiri dari validator dan siswa. Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari 4 tahapan yaitu: 1). Define terdiri atas analisis ujung depan, analisis siswa, dan analisis tugas, 2). Design, 3). Develop terdiri atas validitas dan praktikalitas penuntun praktikum. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yakni data yang diperoleh secara langsung melalui pemberian instrumen (angket validitas dan parktikalitas) terhadap subjek penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket validitas yang telah dimodikasi dari Depdiknas (2008:28) dan angket praktikalitas yang telah dimodifikasi dari Sukardi (2011:51). Kelayakan penuntun praktikum diperoleh melalui hasil analisis angket validitas dan praktikalitas dengan menggunakan skala Liker yang telah dimodifikasi dari Riduwan (2010:87). SS = sangat setuju (Bobot 5) S = setuju (Bobot 4) KS = kurang setuju (Bobot 3) TS = tidak setuju (Bobot 2) STS = sangat tidak setuju (Bobot 1) HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut ini merupakan karakteristik penuntun praktikum yang telah dirancang sesuai dengan yang dibutuhkan. Penuntun praktikum ini terdiri dari cover, kata pengantar, daftar isi, halaman awal, pada setiap pertemuan bagian alat dan bahan praktikum dilengkapi dengan gambar serta pada langkah kerja berupa alur yang bergambar, dan lembaran penilaian. 1. Validitas penuntun praktikum Berdasarkan hasil validitas masingmasing validator dengan menggunakan instrumen berupa angket uji validitas, diperoleh data sesuai pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Hasil Uji Validitas Penuntu Praktikum pada Materi Sistem Organisasi Kehidupan oleh Validator. Nilai Kriteria No Aspek Validitas 1 Kelayakan isi 92,89% Sangat Valid 2 Kebahasaan 91,20% Sangat Valid 3 Penyajian 94,00% Sangat Valid 4 Kegrafikan 89,33% Sangat Valid Total 367,42% Rata-rata 91,86% Sangat Valid

Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai ratarat uji validitas penuntun praktikum sebesar 91,86% dengan kriteria sangat valid. Aspek yang dinilai pada uji validitas ini, ada empat aspek, yaitu aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafikkan. Pertama, ditinjau dari aspek kelayakan isi, Penuntun praktikum dinyatakan sangat valid oleh validator dengan nilai validitas 92,89%. Hal ini menunjukan bahwa materi yang terdapat di dalam penuntun praktikum sesuai dengan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, sesuai dengan kebutuhan siswa Kebenaran substansi materi pada penuntun praktikum sesuai dengan acuan kurikulum. Hal ini dipertegas oleh Depdiknas (2008: 8) bahwa pengembangan bahan ajar harus memperhatikan tuntutan kurikulum, artinya bahan ajar yang akan dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum. Dengan demikian guru harus menggunakan penuntun praktikum yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Kedua, dilihat dari aspek kebahasaan. Aspek ini berhubungan dengan penggunaan kalimat. Penuntun praktikum yang dikembangkan termasuk kriteria sangat valid oleh validator dengan nilai rata-rata 91,20%. Hal ini menunjukan bahwa penuntun praktikum ini sudah memiliki bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca, informasi yang disajikan jelas, bahasa yang digunakan dalam penuntun praktikum telah sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang benar, baik dari segi keterbacaan dan kejelasan informasi sehingga tidak menimbulkan keraguan. Sesuai dengan pendapat Rohman dan Amri (2013: 104) menyatakan bahwa dalam menulis penuntun praktikum usahakan agar kalimat yang digunakan sebaiknya ringkas, sederhana, dibatasi pada hal-hal yang penting saja. Konsep tergambar dengan jelas, tulisan jelas, sederhana dan mudah dibaca. Selanjutnya dari aspek penyajian. Penuntun praktikum ini dinyatakan sangat valid oleh validator dengan nilai validitas 94,00%. Kriteria tersebut terpenuhi karena penuntun praktikum yang dikembangkan telah memuat indikator pembelajaran yang jelas, tujuan pembelajaran jelas, mengarahkan siswa untuk memahami aktivitas praktikum, informasi disajikan dengan jelas dan informasi yang Materi yang dibuat di dalam penuntun praktikum diringkas dari beberapa buah buku sumber yang dapat memudahkan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dijelaskan oleh pendapat Depdiknas (2008: 12) menyatakan bahwa penuntun praktikum merupakan bahan tertulis yang disiapkan oleh guru untuk memperkaya pengetahuan siswa, penuntun praktikum biasanya diambil dari beberapa literatur yang memilki relevansi dengan materi yang diajarkan/kd dan materi pokok yang harus dikuasai oleh siswa. Selain itu menurut Prastowo (2011:221) menyatakan bahwa materi dan tugas yang ditentukan sejalan dengan tujuan pembelajaran. Materi dan tugas yang ada di dalam penuntun praktikum telah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Berdasarkan aspek kegrafikan. Berkaitan dengan tampilan penuntun praktikum. Berdasarkan hasil angket yang diperoleh dari validator dinyatakan sangat valid dengan nilai rata-rata 89,33%. Hal ini menunjukan bahwa design penuntun praktikum secara keseluruhan sudah baik dan menarik, baik dari segi jenis dan ukuran huruf, tampilan cover, tata letak isi, warna yang digunakan dan gambar serta design penuntun praktikum secara keseluruhan menarik. Gambar yang disajikan di dalam penuntun praktikum sesuai dengan materi ajar. Hal ini dipertegas oleh Prastowo (2011:99) menyatakan bahwa gambar mampu menberikan motivasi kepada peserta didik dalam proses pembelajaran. 2. Praktikalitas penuntun praktikum a. Praktikalitas penuntun praktikum oleh guru Data yang diperoleh dari uji praktikalitas penuntun praktikum oleh Guru dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Hasil Uji Praktikalitas Penuntun Praktikum Pada Materi Sistem Organisasi Kehidupan oleh Guru. Nilai Kriteria No Aspek 1 Tingkat kemudahan penggunaan 2 Efektifitas waktu Praktikalitas 92,72% Sangat 90,00% Sangat pembelajaran 3 Manfaat 92,72% Sangat Total 275,44% Rata-rata 91,81% Sangat Berdasarkan hasil analisis uji praktikalitas penuntun praktikum pada tabel 2

tampak bahwa nilai praktikalitas oleh guru adalah 91,81% dengan kriteria sangat praktis. Hal ini menunjukan bahwa penuntun praktikum dapat memudahkan guru dalam penyampaian materi pembelajaran kepada siswa, hal tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, dilihat dari aspek kemudahan penggunaannya. Penuntun praktikum dinyatakan sangat mudah digunakan dengan nilai praktikalitas 92,72%. Hal ini menunjukan bahwa penuntun praktikum yang dikembangkan sudah menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Materi dalam penuntun praktikum sudah tersusun secara sistematis dan jelas. Isi penuntun praktikum secara keseluruhan mudah dipahami, ukuran dan jenis huruf mudah dibaca. Selain itu kegiatan praktikum yang terdapat dalam penuntun praktikum ini bisa mendukung proses pembelajaran. hal ini sesuai dengan pendapat Depdiknas (2008:9) yaitu bahan ajar dapat memudahkan guru dalam melakukan pembelajaran. Kedua dari aspek keefektifan waktu pembelajaran. Penuntun praktikum yang telah dikembangkan diketagorikan sangat efektif dalam waktu pembelajaran dengan nilai praktikalitas 90,00%. Hal ini menunjukan bahwa dalam penggunaan penuntun praktikum ini waktu pembelajaran lebih efektif dan efisien, dapat menghemat tenaga guru untuk menjelaskan materi, kemudian siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan belajar masing-masing. Hal ini sesuai yang dinyatakan oleh Prastowo (2011: 205-206) bahwa fungsi penuntun praktikum yaitu sebagai bahan ajar yang dapat meminimalkan peran guru namun lebih mengaktifkan siswa, mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan, sebagai bahan ajar yang kaya tugas untuk berlatih, serta mempermudah pelaksanaan pengajaran. Kemudian dari aspek manfaat. Penuntun praktikum yang telah dikembangkan dikategorikan sangat bermanfaat baik bagi guru maupun siswa dengan nilai praktikalitas 92,72%. Hal ini menunjukan bahwa penuntun praktikum dapat membantu siswa untuk belajar dan meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar. Bahan ajar berupa penuntun praktikum ini juga dapat mendukung peran guru sebagai fasilitator dan mengurangi beban guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Guru lebih mudah memantau aktivitas belajar siswa, membantu siswa untuk bisa belajar mandiri, kegiatan yang terdapat di dalam penuntun praktikum dapat membantu siswa untuk memahami materi, analisis hasil pengamatan yang ada di dalam penuntun praktikum dapat merangsang daya pikir siswa. Hal ini sesuai yang dinyatakan oleh Depdiknas (2008: 9) menyatakan bahwa manfaat bahan ajar bagi guru adalah menambah pengetahuan dan wawasan guru dalam menulis serta membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan siswa, sehingga siswa lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri. b. Praktikalitas penuntun praktikum oleh siswa Hasil uji praktikalitas penuntun praktikum terhadap siswa SMPN 4 Sutera kelasviii dengan jumlah siswa sebanyak 33 siswa dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Hasil Analisis Uji Praktikalitas Penuntun Praktikum pada Materi Sistem Organisasi Kehidupan oleh Siswa. Nilai Kriteria No Aspek Praktikalitas 1 Tingkat kemudahan penggunaan 2 Efektifitas waktu 91,68% Sangat 92,12% Sangat pembelajaran 3 Manfaat 93,33% Sangat Total 277,13% Rata-rata 92,38% Sangat Berdasarkan hasil analisis uji praktikalitas penuntun praktikum diatas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai praktikalitas penuntun praktikum oleh siswa adalah 92,38% dengan kriteria sangat praktis. Hal ini menunjukan bahwa penuntun praktikum sangat parktis untuk digunakan oleh siswa dalam pembelajaran di sekolah khususnya pada materi sistem organisasi kehidupan. Kepraktisan penuntun praktikum tersebut dapat diukur dari beberapa aspek yaitu, aspek kemudahan penggunaan, efektifitas waktu pembelajaran dan manfaat. Pertama dilihat dari aspek kemudahan penggunaan, penuntun praktikum dinyatakan sangat mudah penggunaannya dengan nilai rata-rata 91,68%. Hal ini menunjukan bahwa penuntun praktikum yang dikembangkan mudah digunakan oleh siswa materi pada penuntun praktikum telah disajikan secara jelas

dan sederhana serta menggunakan ukuran dan jenis huruf yang mudah dibaca. Hal ini juga seiring dengan kesan dan pesan yang diungkapkan oleh siswa bahwa penuntun praktikum ini mudah dipahami. Selanjutnya dari aspek efektifitas waktu pembelajaran, penuntun praktikum dinyatakan sangat efektif dengan nilai rata-rata 92,12%. Hal ini menunjukan bahwa dengan menggunakan penuntun praktikum pembelajaran menjadi lebih efektif dan siswa belajar mandiri tanpa dibimbing oleh guru. Hal ini sejalan yang diungkapkan oleh Ahmadi, Amri dan Elisah (2011:209) menyatakan bahwa bahan ajar dapat untuk mengarahkan pembelajara menjadi lebih menarik, memberi kesempatan kepada siswa belajar secara mandiri dengan mengurangi ketergantungan kepada guru serta memudahkan siswa untuk mempelajari dan mencapai kompetensi yang harus dikuasai dalam proses pembelajaran. Dilihat dari komponen manfaat, penuntun praktikum dinyatakan sangat bermanfaat oleh siswa dengan nilai rata-rata 93,33%. Hal ini menunjukan bahwa penuntun praktikum yang dikembangkan dapat membantu siswa memahami konsep dengan baik, membantu siswa untuk bisa belajar secara mandiri, meningkatkan minat belajar siswa terutama untuk kegiatan praktikum. Sesuai dengan penjelasan Kemendikbud (2013:43) pada tahap mengamati ini lebih mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran. Sebagaimana yang telah dituliskan dalam Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 kompetensi siswa yang diharapkan pada tahap ini adalah melatih siswa memperhatikan (melihat, membaca dan mendengar) yang penting dari suatu objek Seiringi melatih kesungguhan. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, I,K. Amri, S dan Elisah, T. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: PT Prestasi Pustaka Raya Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Depdiknas Kemendikbud. 2013. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Iplementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Mebuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan Dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan Prinsip Dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara. Rohman, M. & Amri, S. 2013. Strategi Dan Desain Pengembangann Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakarya. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan telah dihasilkan penuntun praktikum IPA kelas VII pada materi sistem organisasi kehidupan untuk SMP dengan nilai rata-rata validitas oleh dosen dan guru 91,86%, kriteria sangat valid, sedangkan rata-rata nilai praktikalitas oleh guru 91,81% dan oleh siswa 92,38% keduanya dengan kriteria sangat praktis. Disarankan untuk peneliti selanjutnya dilakukan penelitian untuk menguji tingkat efektifitas penuntun praktikum dalam proses pembelajaran.