Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Menggunakan Metode RCA (Fishbone Diagram Method And 5 Why Analysis) di PT. PAL Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNIK ILUSTRASI MASALAH FISHBONE DIAGRAMS

PENILAIAN SAFETY CLIMATE PEKERJA TERHADAP STATUS KARYAWAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN. (Studi Kasus pada Pekerja Workshop Di PT PAL Indonesia)

Evaluasi dan Perbaikan pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3) untuk Menekan Unsafe Behavior pada Pekerja. (Studi Kasus : PT.

Tabel 5.1 Nilai pada Tiap-tiap sub Kategori pada Tiap Kategori 79 Tabel 5.2 Perbandingan Dampak Kecelakaan dari Kategori Ringan dan Kategori Berat 87

Analisis Prioritas Kecelakaan Kerja dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis di PT. PAL Indonesia (Persero)

Fishbone Diagram dan Langkah- Langkah Pembuatannya

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA TINDAKAN TIDAK AMAN DAN HUMAN RELIABILITY ANALYSIS (STUDI KASUS : OPERATOR FORKLIFT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS

MATERI VI DIAGRAM SEBAB AKIBAT DIAGRAM PARETO. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang

LAMPIRAN 1 PEDOMAN WAWANCARA

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

Analisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT.

(Root Cause Analysis)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia

ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI

KESELAMATAN KERJA. Keselamatan & Kesehatan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. produk yang akan dihasilkan untuk memenuhi persaingan pasar. Dalam masalah

ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP TINGKAT KECELAKAAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT ABC. Benny Winandri, M.

LOGO. Lingkungan Fisik Area Kerja

Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Dengan Metode Human Factor Analysis and Classification System di perusahaan Fabrikator Pipa

BAB I PENDAHULUAN. satu faktor terpenting dari suatu pekerjaan. Dalam pemenuhan kebutuhannya,

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. eksis. Masalah utama yang selalu berkaitan dan melekat dengan dunia kerja adalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

Created by: Esa Rahmanda H Click to edit Master title style

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Zaman berkembang semakin pesat seiring dengan kemajuan di sektor

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Root Cause Analysis Pelatihan Teknis

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

EVALUASI JENIS DAN AREA POTENSIL KECELAKAAN KERJA PADA INDUSTRI PABRIK X

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PENGAWASAN DAN PELAPORAN PEKERJAAN NON RUTIN MENGGUNAKAN FORM CHECKLIST DI PERUSAHAAN PEMBANGKIT

BAB V ANALISA HASIL. penulis melakukan analisa lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang menjadi akar

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 dari 2

Bab 5 Analisis 5.1. Merencanakan ( plan Analisis Data Kecelakaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HIRADC PADA PERUSAHAAN PENGOLAHAN KAYU

Identifikasi Penilaian Aktivitas Pengelasan Pada Bengkel Umum Unit 1-4 Dengan Pendekatan Job Safety Analysis di PT.Indonesia Power UBP Suralaya

Perumusan Masalah Tujuan Penelitian

KECELAKAAN TAMBANG. Oleh : Rochsyid Anggara

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG

JOB SAFETY ANALISYS TERHADAP PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG. OLEH: Hendra Wahyu NIM

HADI SUTANTO NRP

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN :

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif

MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI METAL STAMPING PART

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin,

Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. akal sehingga dapat merencanakan sesuatu, menganalisa yang terjadi serta

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber:

BAB IV HASIL DAN ANALISA

Seminar Nasional IENACO ISSN: PENILAIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN METODE HIRARC DI PT. X PASURUAN JAWA TIMUR

LAPORAN PERISTIWA KECELAKAAN KERETA API

BAB I PENDAHULUAN. kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah

INVESTIGASI INSIDEN. Session Dosen Pengampu: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM

M E P L E A L JARI T E T K E NIK K ES E E S H E AT A A T N K ES E E S L E A L MA M T A A T N K ER E JA

Informed Consent. Pesetujuan menjadi Responden

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang tergolong sangat

PERANCANGAN MODEL PENAKSIRAN PERFORMANSI ERGONOMI UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI ASPEK ERGONOMI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. kesusilaan dan perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di dunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat standar hidup manusia dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik yaitu bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September

Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control dan Pemilihan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis

LANGKAH - LANGKAH ANALISIS AKAR MASALAH ( AAM / RCA )

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Analisa Histogram. Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram

Identifikasi Kecelakaan Kerja Pada Industri Konstruksi Di Kalimantan Selatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial terhadap risiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

Transkripsi:

Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Menggunakan Metode RCA (Fishbone Diagram Method And 5 Why Analysis) di PT. PAL Indonesia Andikha Kuswardana 1*, Novi Eka Mayangsari 2 dan Haidar Natsir Amrullah 3 1,2,3 Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Jl. Teknik Kimia, Kampus ITS, Sukolilo, Surabaya 60111 E-mail : andikha0912@gmail.com Abstrak Kecelakaan adalah kejadian yang tidak dapat dipisahkan dalam pekerjaaan disuatu perusahaan.pt PAL Indonesia merupakan perusahaan yang bekerja dibidang kemaritiman dan konstruksi untuk mengembangkan industri perkapalan.pada tahun 2014 2016 terjadi 77 kecelakaan yang terjadi di divisi kapal niaga dan rekayasa umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab dasar terjadinya kecelakaan agar dapat melakukan pencegahan kecelakaan serupa terjadi kembali. Penelitian ini akan menggunakan metode RCA dengan bantuan 5 whys analysis dan fishbone diagram. Hasil dari 5 whys analysismenunjukan fakta fakta penyebab kecelakaan secara terstruktur baik dari korban maupun saksi saksi lainnya. Sedangkan hasil dari fishbone diagram menunjukan faktor penyebab kecelakaan dari setiap event meliputi faktor manusia, mesin, bahan, lingkungan, metode, dan pengukuran sehingga memudahkan dalam penentuan faktor penyebab dasar. Dari 10 kecelakaan yang dianalisa dimana 4 kasus di divisi rekayasa umum dan 6 kasus di divisi kapal niaga diperoleh penyebab unsafe actionyang paling sering terjadi adalah kurang konsentrasi dalam bekerja dan tidak menggunakan APD dan penyebab unsafe condition meliputi ruang gerak pekerja terbatas dan tata graha tidak baik. Hasil analisis yang di dapatkan menunjukan bahwa perlunya dilakukan pelatihan mengenai K3 agar para pekerja sadar akan pentingnya bekerja dengan aman. Kata kunci: RCA (root cause analysis), fishbone diagram, 5 whys analysis, kecelakaan kerja PENDAHULUAN Pada proses produksi yang dilakukan oleh PT. PAL Indonesia, khususnya pada divisi rekayasa umum dan kapal niaga pada tahun 2014 2016 kurang lebih terdapat 77 kejadian kecelakaan yang menimpa para pekerja organik dan PKWT. Kecelakaan yang terjadi sangat berdampak buruk bagi berjalannya proses produksi karena menghambat berjalannya produksi sehingga mengakibatkan menurunnya kwalitas pekerjaan dan ditambah lagi dengan kecelakaan yang terus berulang kejadiannya pada setaip tahunnya. Pada analisis yang dilakukan penulis menggunakan 3 tahap analisis, yang pertama melakukan metode 5 Whys analysis, untuk tahap pertama ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi informasi mengenai penyebab kecelakaan dari korban kecelakaan di tempat kerja ataupun orang orang disekitarnya seperti tim HSE. Kemudian langkah kedua adalah melakukan metode fishbone diagram, dengan menggunakan metode ini dapat mengembangkan analisa tahap pertama dan akan memberikan hasil yang spesifik dan detaildari seluruh kemungkinan yang dapat menyebabkan kecelakaan.dengan metode ini diharapkan fakta fakta yang ada pada saat kejadiaan dapat timbul serta mengetahui penyebab dasar mengapa kecelakaan dapat terjadi di PT PAL Indonesia. METODOLOGI Penelitian ini menggunakan metode RCA (Root Cause Analysis) dengan bantuan tools fishbone diagram and 5 why analysis. RCA adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatasi masalah atau ketidaksesuaian,dalam rangka untuk mendapatkan akar penyebab suatu masalah. Penerapan metode RCA sudah tersebar luas, dengan menggunakan teknik akal yang dapat menghasilkan pendekatan yang sistematis, terukur dan terdokumentasikan 141

untuk identifikasi pemahaman, dan resolusi penyebab yang mendasarinya (Vorley; 2008). Berikut merupakan poin utama dalam metode RCA : a) Identify the problem b) Define the problem c) Understand the problem d) Identify the root cause e) Corrective action f) Monitor the system a. 5 Why Analysis Method Analysis 5 Why adalah suatu pendekatan terstruktur di mana mengajukan pertanyaan mengapa berulang kali untuk memahami penyebab masalah ini, dan untuk menghasilkan tindakan korektif yang efektif untuk mengurangi insiden itu, dan mencegah kejadian kecelakaan terjadi kembali.pada tahap ini nantinya hasil yang diperoleh akan dilanjutkan untuk diolah di tahap fishbone diagram. b. Fishbone Diagram Method Fishbone diagram merupakan suatu alat visual untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan secara grafik menggambarkan secara detail semua penyebab yang berhubungan dengan suatu permasalahan. Menurut Scarvada (2004), konsep dasar dari diagram fishbone adalah permasalahan mendasar diletakkan pada bagian kanan dari diagram atau pada bagian kepala dari kerangka tulang ikannya. Penyebab permasalahan digambarkan pada sirip dan durinya. Kategori penyebab permasalahan yang sering digunakan sebagai start awal meliputi materials (bahan baku), machines and equipment (mesin dan peralatan), manpower (sumber daya manusia), methods (metode), Mother Nature/environment (lingkungan), dan measurement (pengukuran). Keenam penyebab munculnya masalah ini sering disingkat dengan 6M. Penyebab lain dari masalah selain 6M tersebut dapat dipilih jika diperlukan. Untuk mencari penyebab dari permasalahan, baik yang berasal dari 6M seperti dijelaskan di atas maupun penyebab yang mungkin lainnya dapat digunakan teknik brainstorming. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini terdapat 10 kasus yang akan dianalisis terdiri dari 6 kasus dari divisi kapal niaga dan 4 kasus dari divisi rekayasa umum. 10 kasus yang dianalisa didapatkan dari hasil klasifikasi berdasarkan penyebabnya dan kecelakaan yang memiliki data investigasi dari perusahaan, hal ini agar mempermudah dalam menganalisa kembali faktor dasar penyebab kecelakaan. Salah satu contoh kasus yang dianalisa akar penyebab kecelakaan adalah sebagai berikut : A. Kasus Kecelakaan Tertimpa Pada kasus kecelakaan terjatuh ini korban bernama Muhammad Sofiyan.Korban telah bekerja pada perusahaan ini selama 2 tahun. Kronologis kejadian kecelakaan adalah sebagai berikut, pada saat yang bersangkutan melaksanakan pekerjaan perbaikan kantor bengkel SSH dengan menggunakan tangga besi perancah dengan berat kira kira sekitar 100 kg secara tiba tiba tangga tersebut meluncur kebawah ketika yang bersangkutan berada diatas tangga, sehingga tangga tersebut terjatuh mengenai kaki kanan yang bersangkutan. Kejadian ini mengakibatkan ibu jari kaki kanan korban mengalami retak. a. List Of Fact 5 Why Analysis Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada Jumat 5 Mei 2017 di dapatkan fakta fakta yang dapat di implementasikan kedalam metode ini, adapun analisa metode ini sebagai berikut : Tabel 1 Why Analysis Kasus Tertimpa Kasus Kecelakaan Ibu jari kaki kanan retak akibat tertimpa tangga besi perancah Sebab Penyebab Tangga terpleset mengakibatkan pekerja terjatuh dan tangga menimpa kaki Tangga tidak ada yang memegangi dan tangga tidak diikat Seharusnya tidak menggunakan tangga tetapi perancah Tidak menjalankan pekerjaan sesuai SOP Tidak bekerja sesuai dengan SOP Sumber : hasil penelitian 142

Pada hasil 5 why analysis diatas dapat dilihat bahwa faktor kecelakaan ibu jari kaki kanan retak akibat tertimpa tangga besi perancah dapat terjadi adalah karena tangga yang digunakan pada saat bekerja meluncur kebawah (selip) yang mengakibatkan pekerja terjatuh dan tangga menimpa kakinya.kenapa tangga meluncur kebawah, karena tangga tidak ada yang memegangi dan tidak diikat sehingga tangga pijakan dari tangga tersebut bergeser.kenapa tangga tidak diikat, karena seharusnya tangga hanya digunakan untuk kegiatan naik dan turun dari tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi, seharusnya menggunakan perancah untuk bekerja di ketinggian.kenapa menggunakan tangga, tidak menggunakan perancah, pekerja tidak menjalankan SOP. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa penyebab terjadinya kecelakaan adalah karena pekerja tidak bekerja sesuai dengan SOP. b. List Of Fact Investigation Report Pada kasus kecelakaan yang terjadi fakta fakta mengenai kecelakaan kerja yang terjadi diperoleh dari laporan investigasi sebelumnya yang telah dilakukan oleh pihak HSE.Dari laporan tersebut diketahui bahwa potensi kerugian sedang serta tingkat kekerapan terjadi kecelakaan adalah jarang. Adapun informasi yang dapat dihimpun adalah : Penyebab langsung yang cocok : 1. Tindakan tak aman : Gagal mengingatkan, penempatan tangga tidak tepat dan tidak memperhatikan area kerja dengan baik 2. Kondisi tidak aman : Ruang atau space terbatas (sempit), dan tata graha yang tidak baik Penyebab dasar periksa yang cocok: 1. Faktor manusia : Koordinasi kurang baik 2. Faktor pekerjaan : Alat, peralatan tidak memadai c. Fishbone Diagram Manusia Tidak memperhatikan area kerja dengan baik Tata graha penempatan tidak baik Penempatan tangga tidak tepat Ruang atau space terbatas (sempit) Tidak bekerja sesuai dengan SOP Pihak HSE gagal mengingatkan Tidak terdapat himbauan atau larangan Ibu jari kaki kanan retak akibat tertimpa tangga besi perancah Lingkungan metode Gambar 1 Fishbone Kasus Kecelakaan Tertimpa Sumber : hasil penelitian Hasil analisis fishbone diatas mengenai kasus kecelakaan yang menimpa bapak Muhammad Sofiyan dimana ibu jari kaki kanan retak yang diakibatkan oleh tertimpa tangga besi seberat 100 kg di dapatkan bahwa terdapat 3 faktor penyebab kecelakaan tersebut dapat terjadi. Pertama adalah faktor metode, dimana tidak ada peringatan dari pihak manajemen mengenai bahaya yang akan terjadi apabila pekerja melakukan pekerjaan menggunakan tangga dimana sebaiknya apabila akan melakukan pekerjaan diketinggian hendaknya menggunakan perancah 143

tetap. Faktor kedua adalah manusia, kesalahan yang sangat sering dilakukan oleh para pekerja adalah karena pekerja melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan SOP hal ini merupakan faktor paling sering untuk terjadinya suatu kecelakaan. Kesalahan selanjutnya yang dilakukan oleh pekerja adalah pekerja tidak memperhatikan area kerja dengan baik sehingga tangga besi meluncur jatuh kebawah dikarenakan lantai bengkel yang licin dan tangga tidak diikat atau dipegangi oleh pekerja lainnya. Faktor ketiga adalah lingkungan, dimana kondisi pada saat itu Ruang atau space terbatas (sempit) dan tata graha penempatan barang dan peralatan yang tidak baik. Dari penyebab dasar diatas dapat diberikan rekomendasi perbaikan atau pencegahan sebagai berikut : a) Selalu mentaati peraturan yang ada pada tempat kerja termasuk selalu melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP. b) Melakukan penyuluhan mengenai bahaya ditempat kerja dan selalu mengutamakan keselamatan diri sendiri dan orang lain ditempat kerja. c) Menerapkan 5 R untuk memperbaiki tata graha penempatan peralatan dan barang barang bengkel dengan baik. Berikut adalah faktor penyebab kecelakaan kerja dari 9 kecelakaan lainnya yang telah dianalisa menggunakan metode RCA dengan tools fishbone diagram and 5 whys analysis : Tabel 2 Penyebab Kecelakaan Kerja DIVISI REKAYASA UMUM No Kecelakaan Lokasi Unsafe Action Unsafe Condition 1 Terjatuh Bengkel Assembly Turbin 80 Ton 2 Tergores Bengkel Konstruksi Plat I 3 Sinar las Bengkel Kontruksi Plat II Pekerja lelah, posisi kerja tidak tepat, tidak terdapat jadwal pembersihan Tidak menggunakan APD, kurang konsentrasi pada saat bekerja, tidak menjalankan SOP Tidak menggunakan APD lengkap, meremehkan pekerjaan (kelalaian pekerja) Oli berceceran di sekitar mesin, lantai licin, ruang gerak pekerja terbatas Alat peralatan tidak memadai, H beam tidak pada posisi seimbang Peralatan sudah tidak bekerja sesuai dengan performa terbaiknya 4 Gram Bengkel CNC Tidak menggunakan APD, kelalaian pekerja, bekerja dengan tidak hati hati, gagal untuk mengingatkan Kondisi bengkel sedikit gelap DIVISI KAPAL NIAGA No Kecelakaan Lokasi Unsafe Action Unsafe Condition 1 Gram Departemen MO/EO Menggerinda tidak pada area yang bebas, putaran gerinda tidak sesuai Kondisi bengkel berdebu dan berasap, APD tidak memadai 2 Terjepit Dep. Erection Kurang berhati hati dalam bekerja, kurang kordinasi dan komunikasi antar pekerja, kelalaian pekerja 3 Terbentur Kapal SSV 1 Tidak menggunakan APD, gagal mengingatkan Tata graha tidak baik, ruang gerak atau space terbatas, tangga menghalangi pekerja dalam bekerja Gerak pekerja terbatas, safety helmet tidak terdapat chainstrape, Perancah tajam 144

4 Listrik Panel Listrik Dock Semarang 5 Terjepit Bengkel Sub Assembly Sumber : hasil penelitian Pekerja lelah, kurang berhati hati, tidak melakukan SOP Pengangkatan tak tepat, pekerja lelah, posisi kerja tak tepat, tidak menjalankan pekerjaan sesuai SOP Panel tidak bekerja sesuai fungsinya Ujung plat tajam B. Rekomendasi Umum Dari hasil analisa 10 kasus kecelakaan di dapatka rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar kecelakaan serupa tidak terjadi kembali pada tahun tahun selanjutnya.berikut rekomendasi yang diberikan oleh penulis : a) Memberikan pelatihan (training) mengenai K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) terhadap pekerja baru ataupun lama. b) Memastikan keselamatan pekerja ditempat kerja dengan membuat penerangan secara memadai, membuat jadwal kebersihan dan merawat bengkel maupun peralatan secara terjadwal agar tidak membuat hazard ditempat kerja dan peralatan selalu dalam kondisi yang baik. c) Selalu menggunakan alat pelindung diri (APD) apabila berada di bengkel atau tempat tempat yang memiliki potensi bahaya baik sedang melakukan pekerjaan ataupun tidak agar dapat melindungi diri dari kecelakaan di tempat kerja. d) Menyediakan APD ( alat pelindung diri ) sesuai dengan jumlah dan kebutuhan pekerja ditempat kerja agar dapat melindungi pekerja ditempat kerja. e) Menerapkan 5 R ( resik, rawat, rapi, ringkas, rajin) agar tata graha dapat ditempatkan dan disimpankan secara baik agar tidak menimbulkan hazard ditempat kerja serta membuat ruang gerak bagi pekerja lebih leluasa dan nyaman dalam menjalankan pekerjaan. f) Pemberian label atau penandaan terhadap sumber bahaya. 7. KESIMPULAN Kecelakaan yang terjadi di divisi rekayasa umum terdapat 4 kasus yang dianalisa meliputi kecelakaan terjatuh, kecelakaan tergores, kecelakaan sinar las dan kecelakaan gram. Dimana penyebab unsafe action yang terjadi meliputi, kurang konsentrasi dari pekerja, pekerja tidak menggunakan APD, pekerja dalam posisi tidak tepat dan tidak menjalankan pekerjaan sesuain SOP, tidak ada jadwal pembersihan, gagal untuk mengingatkan. Untuk penyebab dari unsafe condition meliputi, alat peralatan tidak memadai dan lantai licin karena oli, ruang gerak terbatas, bengkel sedikit.kemudian kecelakaan yang terjadi di divisi kapal niaga terdapat 6 kasus yang dianalisa meliputi kecelakaan terbentur, kecelakaan listrik, kecelakaan terjepit, kecelakaan tertimpa, kecelakaan gram, kecelakaan terjepit. Dimana penyebab unsafe action yang terjadi meliputi, kurang berhati hati dalam bekerja, tidak memperhatikan area kerja, tidak bekerja sesuai SOP, kelalaian pekerja, gagal untuk mengingatkan, putaran gerinda tak sesuai, tidak menggunakan APD, pengangkatan tak tepat. Untuk penyebab dari unsafe condition meliputi, tata graha tidak baik, ruang gerak / space pekerja terbatas, alat / peralatan berbahaya, APD tidak memadai, kondisi bengkel berdebu dan berasap. DAFTAR PUSTAKA Asmoko, H. & Ikan, D.T., 2004. Teknik ilustrasi masalah fishbone diagram., pp.1 8. Dobrusskin (2016)Anon, Understanding How to Use The 5-Whys for Root Cause Analysis., 61(0), pp.1 10. Dobrusskin, C., 2016. On the identification of contradictions using Cause Effect Chain Analysis., 39, pp.221 224. Farrer, T., 2014. 5-Whys : A Simple and Effective Problem Solving Tool How many of you deal with problems that need solutions as part of your job function?, (888). Heinrich, H.W., 1980. Industrial Accident Prevention : A Asfety Management Approach. New York. 145

Jenderal, U. & Yani, A., 2010. Pelaksanaan Pekerjaan Dengan Fishbone Diagram, 1. Johari, L dan S Aang. Identifikasi Permasalahan / Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan Dengan Fishbone Diagram. Proposal tugas akhir, Universitas Jenderal Ahmad Yani. Sutanto, H., 2010. Analisis Faktor - faktor Penyebab Kecelakaan Kerja Pada Pembangunan Gedung Perkantoran dan Perkuliahan Tahap III. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya Voley, G., 2008. MINI GUIDE TO ROOT CAUSE ANALYSIS. Quality Management & Training Limited, London 146