PENGARUH STRATEGI REACT PADA PEMBELAJARAN RUANG DIMENSI TIGA DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat

PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

BAB I PENDAHULUAN. teknologi tidak dapat kita hindari. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan

JURNAL RISET PENDIDIKAN MATEMATIKA

PENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Matematika juga berfungsi dalam ilmu pengetahuan, artinya selain

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia). Matematika juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

Utari Ramadhani S*, R.Usman Rery**, Johni Azmi*** No. Hp :

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang universal, berada di semua penjuru

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

Pembelajaran Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus sesuai dengan level kognitif siswa. Dalam proses belajar

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

I. PENDAHULUAN. Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Vol. 3 No. 2 (2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal Nela Rizka 1), Hendra Syarifuddin 2), Suherman 3) Abstract

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTsN TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Koneksi Matematis Siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS. Alamat Korespondensi:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu dasar yang penting untuk dipelajari, karena

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

I. PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya seoptimal mungkin. Pendidikan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

ELI HANDAYANI

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang cukup tajam, dan sekaligus menjadi ajang seleksi

Penerapan Scaffolding Untuk Pencapaian Kemandirian Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

UJME 2 (3) (2013)

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

JETIS PONOROGO TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini mengalami kemajuan yang

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN REACT BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF MATEMATIKA

I. PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sasaran

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE STATEMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 26 PADANG

Desain Disaktis Persamaan Garis Lurus pada Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING TIPE POST SOLUTION POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X SMAN 2 PARIAMAN.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laswadi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. matematika dikehidupan nyata. Selain itu, prestasi belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prahesti Tirta Safitri, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, menjadi salah satu ilmu yang diperlukan pada saat

Reskiwati Salam Universitas Negeri Makassar Abstract

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Rachma Kurniasi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Penyikapan atas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING DAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA DI SMP NEGERI 1 PULUNG

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VIII MTs N DI KABUPATEN PESISIR SELATAN. Yanti Nazmai Ekaputri 1)

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai,

Puji Asih Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dhelvita Sari, 2013

2016 PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Zita Srikandi Sinaga Katrina Samosir. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HOREY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X SMA NEGERI 13 PADANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Winda Purnamasari, 2013

Yulia Herma, Sehatta Saragih, Suhermi No.

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO

Jurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. menumbuhkembangkan kemampuan dan pribadi siswa yang sejalan dengan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal penting yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

Transkripsi:

Inggrid Marlissa, Pengaruh Strategi REACT pada Pembelajaran Ruang Dimensi Tiga. PENGARUH STRATEGI REACT PADA PEMBELAJARAN RUANG DIMENSI TIGA DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Inggrid Marlissa Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Musamus E-Mail: inggridmarlissa@yahoo.com Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh strategi REACT terhadap prestasi belajar matematika. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang populasinya mencakup seluruh siswa kelas X SMA Negeri 10 Ambon yang terdiri atas enam kelas. Dari enam kelas tersebut kelas X 2 dan X 4 dipilih secara acak sebagai sampel. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi soal tes prestasi belajar matematika. Untuk melihat pengaruh strategi REACT data dianalisis menggunakan uji statistik Independent Sample T-test. Hasil penelitian pada taraf signifikan 5% menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi REACT lebih unggul daripada pembelajaran konvensional dalam hal prestasi belajar matematika pada siswa SMA Negeri 10 Ambon. Kata kunci: strategi REACT, prestasi belajar matematika THE EFFECT OF THE REACT STRATEGIES AT DIMENSION THREE SPACE ON MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT Abstract: The purpose of this study was to describe the effect of learning strategies on mathematics learning achievements. This study was a quasi-experimental research whose population consisted of all 10 th graders in State Senior High School 10 of Ambon which includes six classess. From the six classes, two groups of students were randomly selected to class X 2 and class X 4.Instrument used to the collect the data consisted of mathematics learning achievement test. To test the effect of treatment, the data were analyzed using Independent Sample T-test. The results of the study, using significance level 5%, showed that the REACT strategy is better than the conventional learning in terms of mathematics learning achievement in Senior High School 10 of Ambon. Keywords: REACT strategy, mathematics learning achievement 187

MAGISTRA Volume 2 Nomor 2, Januari 2015 Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia karena matematika merupakan suatu ilmu yang mendasari ilmu pengetahuan lain. Pada umumnya tidak ada satupun disiplin ilmu yang perkembangannya terlepas dari matematika, paling kurang perhitungan matematika tingkat rendah yaitu perkalian, pembagian, penjumlahan, dan pengurangan. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Oleh sebab itu pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa untuk setiap jenjang pendidikan (Depdiknas, 2006: 345). Perlunya pembelajaran matematika bukan sekadar untuk mendapatkan nilai tinggi dalam ujian maupun tes saja melainkan siswa juga mampu memecahkan masalah matematika sehingga kelak siswa mampu berpikir sistematis, logis, dan kritis dalam menyelesaikan masalah kehidupan yang dihadapinya. Sebagaimana menurut Holmes (Wardhani, dkk., 2010: 7-8), yaitu orang yang terampil memecahkan masalah maka ia akan mampu berpacu dengan kebutuhan hidupnya, menjadi pekerja yang lebih produktif, dan memahami isuisu kompleks yang berkaitan dengan masyarakat global. Menurut jabaran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, pembelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Tujuan pembelajaran matematika pada poin pertama sampai ketiga secara garis besar mengacu pada prestasi belajar matematika. Akan tetapi, sangat disayangkan bahwa proses pembelajaran matematika yang berlangsung di Indonesia kebanyakan masih berorientasi pada penguasaan keterampilan dasar. Hanya sedikit sekali penekanan 188

Inggrid Marlissa, Pengaruh Strategi REACT pada Pembelajaran Ruang Dimensi Tiga. penerapan matematika dalam konteks kehidupan sehari-hari, berkomunikasi secara matematis, dan bernalar secara matematis (Shadiq, 2007: 2). Dalam program BERMUTU (Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading) yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2011, disebutkan bahwa Indonesia sudah mengikuti survey TIMSS (Trends International Mathematics and Science Study) pada tahun 1999, 2003, 2007, dan 2011 dan mengikuti survei PISA tahun 2000, 2003, 2006, 2009 dengan hasil tidak menunjukkan banyak perubahan pada setiap keikutsertaan. Selain itu, dalam proses pembelajaran guru pada umumnya masih menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi dan pembelajaran lebih ditekankan pada hafalan rumus untuk menyelesaikan soal matematika serta transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Keadaan ini sejalan dengan pernyataan Hadi (2005: 11-12) yang menyatakan bahwa beberapa hal yang menjadi ciri praktik pendidikan di Indonesia selama ini adalah pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru menyampaikan materi dengan metode ceramah dan ekspositori dan siswa mencatatnya pada buku catatan. Penelitian yang dilakukan oleh Noer (2009: 475) menyebutkan bahwa rendahnya kualitas pendidikan terlihat pula dari standar kelulusan ujian nasional. Standar kelulusan siswa sekolah menengah meskipun dari tahun ke tahun makin meningkat, namun standar isi masih tergolong rendah. Proses pembelajaran matematika masih banyak guru matematika yang menganut paradigma transfer to knowledge. Dalam hal ini interaksi dalam pembelajaran hanya terjadi satu arah yaitu dari guru sebagai sumber informasi dan siswa tidak diberikan banyak kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukkan bahwa kemampuan-kemampuan dasar yang seharusnya dimiliki siswa dalam matematika masih jauh dari yang diharapkan dan prestasi belajar siswa dalam matematika memberikan hasil yang kurang menggembirakan. Hal tersebut tampaknya juga terjadi pada siswa SMA Negeri 10 Ambon, yang sebagian besarnya tidak dapat menyelesaikan soal-soal yang melibatkan objek-objek yang abstrak yaitu pada materi pokok ruang dimensi tiga. Menyadari pentingnya suatu pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar matematika, diperlukan adanya pembelajaran yang menekankan pada belajar siswa aktif. Dengan demikian, siswa akan menguasai matematika lebih banyak, mampu menerapkan matematika pada disiplin ilmu lain dengan lebih baik, serta mampu menyelesaikan masalah matematika dalam kehidupan seharihari. Pendekatan atau strategi pembelajaran tersebut berorientasi pada proses dan produk matematika, belajar tidak begitu saja menerima, belajar harus bermakna, pengetahuan tidak diterima secara 189

MAGISTRA Volume 2 Nomor 2, Januari 2015 pasif, pengetahuan dikonstruksi dengan refleksi aksi fisik dan mental siswa yang dilakukan dengan aktivitas dalam pengetahuan baru yang diperoleh siswa dan belajar merupakan proses sosial yang dihasilkan dari dialog dan diskusi antara siswa dan guru, antara siswa dan teman-temannya. Pernyataan di atas mendukung perlu dipikirkannya pembelajaran matematika yang lebih menekankan pada pengembangan kemampuan penyelesaian masalah matematika bagi siswa. Hal ini dapat terwujud melalui suatu bentuk pembelajaran alternatif yang dirancang sedemikian rupa sehingga mencerminkan keterlibatan siswa secara aktif melalui strategi REACT (relating, experiencing, applying, cooperating, transferring). Strategi ini merupakan strategi pembelajaran dengan pendekatan kontekstual (Crawford, 2001: 2-3). Strategi REACT yang merupakan strategi pembelajaran kontekstual ini terdiri atas lima langkah yaitu relating (mengaitkan), experiencing (mengalami), applying (menerapkan), cooperating (bekerja sama), transferring (mentransfer) (CORD, 1999: 3). Mengaitkan adalah belajar dalam konteks pengalaman kehidupan nyata atau pengetahuan yang sebelumnya. Mengalami merupakan strategi belajar dengan belajar melalui eksplorasi, penemuan dan penciptaan. Berbagai pengalaman dalam kelas dapat mencakup penggunaan manipulatif, aktivitas penyelesaian masalah dan laboratorium. Menerapkan adalah belajar dengan menempatkan konsep-konsep untuk digunakan, dengan memberikan latihan-latihan yang realistik dan relevan. Bekerja sama adalah belajar dalam konteks sharing, merespon dan berkomunikasi dengan para pembelajar lainnya. Akhirnya, mentransfer adalah belajar dengan menggunakan pengetahuan dalam konteks baru. Kegiatan pembelajaran yang dipandang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami, merencanakan, melaksanakan penyelesaian, dan memeriksa kembali hasil pekerjaannya adalah merupakan pembelajaran yang tercakup dalam strategi REACT karena dalam strategi ini juga siswa diberikan masalah sehingga mereka mampu menghubungkan antara konsep baru yang sedang dipelajarinya dan konsep-konsep yang telah dikuasainya. Ditinjau secara umum, dengan upaya meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah matematika dan apresiasi terhadap matematika diharapkan tidak akan menurunkan prestasi belajar siswa. Hal ini apabila kita melihat dari tujuan yang ada pada kurikulum (standar isi) tuntutan akan kemampuan penyelesaian masalah dipertegas secara eksplisit yaitu sebagai kompetensi dasar yang harus dikembangkan dan diintegrasikan pada sejumlah materi yang sesuai. Siswa yang memiliki kemampuan penyelesaian masalah maka siswa akan terlatih berpikir tingkat tinggi, di mana siswa harus mampu memahami konsep, mengaitkan dengan materi sebelumnya dan 190

Inggrid Marlissa, Pengaruh Strategi REACT pada Pembelajaran Ruang Dimensi Tiga. menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu strategi pembelajaran (REACT dan konvensional), variabel terikat adalah prestasi belajar matematika. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 10 Ambon tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri atas 6 kelas. Sementara sampel penelitian adalah dua kelas yakni kelas X-2 untukkelas konvensional dan kelas X-4 untuk kelas REACT. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui tes yang dilaksanakan melalui pretest dan posttest. Instrumen tes berupa soal prestasi belajar. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial. Teknik statistik yang digunakan untuk analisis deskriptif meliputi rata-rata dan standar deviasi. Sedangkan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah uji statistik Independent Sample T-test. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang dideskripsikan pada bagian ini adalah hasil tes yang dicapai siswa yang dikumpulkan sebelum diberikan perlakuan (pretest) dan sesudah diberikan perlakuan (posttest). Data prestasi belajar matematika disajikan pada tabel 1 berikut. Tabel 1 Rata-rata, Standar Deviasi, Skor Tertinggi dan Terendah, serta Skor Maksimum dan Minimum Teoretik Hasil Pretest dan Posttest Prestasi Belajar Matematika pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol Deskripsi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest Rata-rata 29,77 70,23 26,36 42,73 Standar Deviasi 10,85 8,79 8,47 20,10 Nilai Tertinggi 55 90 45 80 Nilai Terendah 5 55 10 55 Nilai Maksimum Teoretik 100 100 100 100 Nilai Minimum Teoretik 0 0 0 0 191

MAGISTRA Volume 2 Nomor 2, Januari 2015 Data pada tabel 1 di atas menunjukkan, baik di kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol terjadi peningkatan rata-rata skor prestasi pada kondisi akhir. Nilai posttest pada kelompok eksperimen adalah 70,23 meningkat sebesar 45,45 poin dari nilai pretest. Sementara nilai posttest di kelompok kontrol adalah 42,73 meningkat sebesar 16,36 poin dari nilai pretest. Dengan demikian, dari tabel 1 dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang mengikuti kegiatan mengajar belajar matematika dengan menggunakan strategi REACT lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional. Uji Independent Sample T-test Sebelum melakukan uji hipotesis dengan independent sample T-test, perlu dilakukan uji asumsi terlebih dahulu yaitu uji asumsi normalitas dan homogenitas varians. Untuk pengujian asumsi normalitas digunakan kolmogorov smirnovdan pengujian homogenitas varians digunakan lavene s Test dengan menggunakan bantuan program SPSS. Dari hasil pengujian tersebut diperoleh nilai signifikansi asumsi normalitas untuk kelompok eksperimen sig. = 0,143 dan kelompok kontrol sig.= 0,200 yang lebih besar dari 0,05 sehingga asumsi normalitas dipenuhi. Sedangkan untuk uji homogenitas varians sig. = 0.519. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada taraf nyata 0,05 varians kedua kelompok sama (homogen). Selanjutnya, karena asumsiasumsi yang diperlukan sudah terpenuhi, maka akan langsung dilakukan uji hipotesis dengan independent sample T-test. Hasil pengujian adalah sebagai berikut. Hipotesis: Strategi REACT tidak lebih unggul dari pembelajaran konvensional dalam hal prestasi belajar matematika. Strategi REACT lebih unggul dari pembelajaran konvensional dalam hal prestasi belajar matematika. Hasil perhitungan manual yang dilakukan menghasilkan nilai t = 5,879. Hasil perhitungan ini sama dengan output SPSS untuk uji independent sample T-test. Sedangkan untuk t tabelnya yaitu Karena nilai t hitung >t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan strategi REACT lebih unggul daripada pembelajaran konvensional ditinjau dari prestasi belajar matematika. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi REACT dan yang diajar dengan pembelajaran konvensional.atau dapat dikatakan bahwa strategi REACT berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Siahaan, F.B. Saragih (2012). Hasilnya menunjukkan bahwa siswa SMA yang diajarkan dengan strategi REACT secara signifikan lebih baik daripada siswa yang diajarkan dengan metode pembelajaran konvensional. 192

Inggrid Marlissa, Pengaruh Strategi REACT pada Pembelajaran Ruang Dimensi Tiga. Prestasi belajar matematika pada kelas REACT yang lebih unggul, besar kemungkinan disebabkan oleh langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan khususnya pada tahap cooperating dari strategi REACT sangat mendukung siswa untuk meningkatkan prestasi belajar matematika. Sebagaimana pernyataan yang diungkapkan oleh de Walle (2008, pp.4-5) bahwa diskusi antarsiswa akan dapat mengeksplorasi ide-ide matematik dari berbagai sudut pandang siswa sehingga menambah pemahaman matematika. Hasil analisis yang menunjukkan bahwa strategi REACT memberikan hasil yang lebih baik daripada konvensional merupakan pembenaran terhadap hipotesis. Pada kelas konvensional yang menggunakan pembelajaran konvensional aktivitas siswa lebih didominasi oleh aktifitas mendengar penjelasan guru, membuat catatan dan mengerjakan tugas yang diberikan guru. Sementara pada kelas REACT yang menggunakan pembelajaran dengan strategi REACT lebih dimungkinkan terjadinya berbagai aktifitas aktif siswa.siswa tidak hanya menjadi pendengar, tetapi juga terlibat aktif dalam berbagai aktifitas seperti memecahkan masalah, mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat dan membantu memberikan penjelasan kepada temannya. Berdasarkan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, tidak jarang ada siswa yang mengeluh dengan strategi yang digunakan oleh peneliti. Faktor yang sangat urgen dari keberhasilan strategi ini adalah belum terbentuknya kultur pembelajaran berbasis siswa (student centered). Hal ini dapat dimaklumi merupakan keterbatasan peneliti dikaitkan pada ruang dan waktu. Pada penelitian ini berdasarkan tabel 1 dijelaskan bahwa data posttest prestasi belajar memiliki nilai yang besar jika dibandingkan dengan data pretest, hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran yang diterapkan mampu memberikan pengaruh kepada siswa.sedangkan perlakuan strategi pembelajaran ini tidak signifikan terhadap ketuntasan secara klasikal.hal ini terjadi karena selama ini siswa lebih familier dengan soal-soal yang rutin daripada soal-soal non rutin.secara faktual di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran matematika di sekolah tempat peneliti melakukan penelitian, siswa diarahkan untuk mampu menjawab soal-soal ujian nasional.praktis pembelajaran di sekolah menggunakan pembelajaran konvensional agar materi cepat selesai. SIMPULAN DAN SARAN Siswa yang diajar dengan pembelajaran strategi REACT lebih unggul dari siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Pembelajaran dengan Strategi REACT dapat dipilih sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang mendukung prestasi belajar matematika. 193

MAGISTRA Volume 2 Nomor 2, Januari 2015 DAFTAR RUJUKAN CORD. 1999. Teaching Mathematics Contextually. Texas: CORD Communications, Inc. Crawford, M.L. 2001. Teaching contextually.texas: CCI Publishing, Inc. Depdiknas. 2006. Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Depdiknas. 2013. Peraturan Pemerintah RI Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi. De Walle, J.A.V. & Lovin, L.H. 2006. Teaching Student-Centered Mathematics Grades 3-5. Boston: Pearson Education,Inc. Hadi, S. 2005. Pendidikan Matematika Realistic dan Implementasinya. Banjarmasin: Tulip. Noer, S.H. 2009. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, FMIPA UNY, Yogyakarta. Siahaan, F.B., Saragih, S., Siagian, P. 2012. Pengaruh strategi REACT dan sikap siswa terhadap matematika dalam peningkatan kemampuan koneksi matematika siswa SMA [Versi elektronik.paradikma Jurnal Pendidikan Matematika, 5, 118-215. Wardhani, Sri.,et al. 2010. Pembelajaran kemampuan penyelesaian masalah matematika di SMP. Yogyakarta: PPPPTK. 194