BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil proses penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas dan kehandalan yang tinggi. Akan tetapi pada kenyataanya terdapat

LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMELIHARAAN JUMPER SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH DENGAN PDKB-TM METODE BERJARAK

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMELIHARAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV PT. PLN APJ BANDUNG

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen.

Bab V JARINGAN DISTRIBUSI

STUDI PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DAN TEGANGAN MENENGAH DAERAH KERJA PT. PLN (PERSERO) RAYON DELI TUA LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan energi listrik dengan gangguan pemadaman yang minimal.

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PEMELIHARAAN

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI TENGANGAN MENENGAH 20 KV

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. PT. PLN (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara adalah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah kehidupan. Energi listrik merupakan energi yang sangat

MENEKAN ANGKA SAIDI MELALUI POLA KOORDINASI YANG EFEKTIF DAN MENINGKATKAN KINERJA SAIFI DENGAN PEMELIHARAAN PREDIKTIF

Pengelompokan Sistem Tenaga Listrik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan juga dapat berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan

JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Penempatan Titik Pentanahan Kawat Tanah pada Penyulang Serangan

STUDI KEADAAN PERALATAN PROTEKSI ARUS LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI DI PT PLN(PERSERO)RAYON KUALA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk listrik untuk di salurkan kepelanggannya. Namun Perusahaan ini tidak

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN JARINGAN DISTRIBUSI

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol

BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD)

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PELAYANAN TEKNIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANTISIPASI GANGGUAN DAN PEMELIHARAAN JARINGAN TEGANGAN MENENGAH

TEKNIK DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK JILID 1

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN TEKEP ISOLATOR SEBAGAI PENGGANTI DISTRIBUTION TIE TERHADAP RUGI-RUGI DAYA DI PENYULANG KUBU

ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN KAWAT TANAH TERHADAP GANGGUAN SURJA PETIR PADA SISTEM DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

BAB II LANDASAN TEORI

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB III OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PELAYANAN TEKNIK

Studi Penentuan Faktor Dominan Penyebab Gangguan Saluran Udara TM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya guna menentukan batasan

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

ANALISIS PENYEBAB DAN UPAYA MINIMALISASI KERUSAKAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI WILAYAH KERJA PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN RAYON LABUHAN

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

BAB I PENDAHULUAN. adanya daya listrik, hampir semua peralatan kebutuhan sehari-hari membutuhkan

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH DAN SISTEM PROTEKSINYA

Gangguan pada Sistem Distribusi Daya. (Faults)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat

UNIVERSITAS INDONESIA

PENINGKATAN KEANDALAN JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG PADANG

BAB IV ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV

BAB III PROTEKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) TERHADAP SAMBARAN PETIR

Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan

ANALISIS SUSUT ENERGI NON TEKNIS PADA JARINGAN DISTRIBUSI PLN RAYON KOBA

BAB I LATAR BELAKANG

ANALISIS PENYELAMATAN ENERGI DAN KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DENGAN ADANYA PDKB-TM DI PT. PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

PERLUASAN JARINGAN TEGANGAN MENENGAH TIGA PHASA DI PT. SANIHARTO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh masyarakat. Sebagai salah satu instrumen dalam pembangunan,

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PERENCANAAN

BAB IV PEMBAHASAN Daftar Penyulang di Gardu Induk Kebasen dan Gardu Induk

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan energi listrik selama ini selalu meningkat dari tahun ke

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMODELAN PERLINDUNGAN GARDU INDUK DARI SAMBARAN PETIR LANGSUNG DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV NGIMBANG-LAMONGAN

BAB IV PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan di PT.PLN (Persero) P3B JB APP salatiga, Gardu Induk

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan tenaga listrik dari pelanggan selalu bertambah dari waktu

RELE 220 V AC SEBAGAI OTOMATISASI CATU TEGANGAN PADA PEMUTUS BALIK ( RECLOCER) UNTUK KEANDALAN SISTEM PENYALURAN ENERGI LISTRIK

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI PERENCANAAN SALURAN TRANSMISI 150 kv BAMBE INCOMER

BAB II LANDASAN TEORI. parameter keandalan suatu peralatan distribusi tenaga listrik terhadap

BAB III PEMBAHASAN DAN DASAR PERENCANAAN

Pelatihan Sistem PLTS Maret PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, Maret Oleh: Fariz M.

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Tegangan Rendah. Peran aset trafo distribusi sangatlah dominan. Dimana, pada

Sistem Listrik Idustri

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

BAB III PENGAMBILAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Monte Carlo, nilai yang didapat telah mencapai standar yang sudah diterapkan

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil proses penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dengan merujuk pada pertanyaan penelitian. Penulis menemukan kesimpulan sebagai berikut. 5.1.1 Kualitas SAIDI & SAIFI di PLN Rayon Kartasura tahun 2014 Pada tahun 2014, PLN Kartasura kualitas SAIDI & SAIFI tidak memenuhi target yang telah ditetapkan. Dimana, Nilai SAIFI setiap kelompok penyebab pemadaman selama bulan Januari 2014-Desember 2014 menunjukkan bahwa pelanggan mengalami 12,19 kali pemadaman/pelanggan. Angka kinerja ini tidak tercapai, dimana target SAIFI pada tahun 2014 sebesar 11,67 kali pemadaman/pelanggan. Sedangkan untuk SAIDI, dari realisasi nilai kinerja dalam bulan Januari 2014 Desember 2014 dapat diketahui bahwa rata-rata pelanggan mengalami pemadaman selama 992,94 menit / pelanggan. Angka ini melebihi kinerja yang telah ditetapkan, dimana target untuk SAIDI di tahun 2014 sebesar 517,77 menit / pelanggan. Kerugian PLN Rayon Kartasura akibat Kwh yang tidak terjual ke pelanggan karena adanya pemadaman di tahun 2014 mencapai 394.616,32 kwh atau setara dengan Rp. 356.733.153,- 81

5.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas SAIDI dan SAIFI di PLN Rayon Kartasura pada tahun 2014 a. Faktor lingkungan 1. Pohon mengenai kabel jaringan tegangan menengah (JTM) Hasil inspeksi pohon yang sudah mendekati jaringan tidak langsung ditindak lanjuti dan hasil kegiatan perabasan pohon tidak memenuhi standar. 2. Binatang mengenai jaringan tegangan menengah, Tikus dan burung yang mengenai jumper primer trafo 3 phasa karena kondisi jumpernya belum tertutup selain itu juga masih ditemukan jaringan 3 kawat dengan konduktor yang terbuka di daerah rawan binatang (persawahan, tepi sungai dan penggilingan padi). b. Faktor Man Power 1. Keahlian petugas pelayanan teknik tidak memadai Beberapa petugas pelayanan teknik belum mempunyai sertifikat kompetensi keahlian selain itu petugas pelayanan teknik belum mampu memetakan secara komprehensif potensi penyebab gangguan jaringan tegangan menengah 2. Kualitas hasil perabasan pohon Petugas pelayanan teknik tidak melakukan perabasan pohon sesuai dengan standar PLN dan pengawasan terhadap pelaksanaan perabasan pohon perlu di optimalkan. 3. Manajemen waktu pemeliharaan belum maksimal dilaksanakan 82

Dalam satu periode dalam satu tahun, tiap section dapat mengalami pemadaman lebih dari satu kali untuk pekerjaan pemeliharaan. 4. Perusahaan rekanan pekerjaan jaringan tidak cakap. Vendor belum mampu merencanakan pekerjaan pemeliharaan dan pembangunan jaringan dengan tepat waktu disamping itu tenaga kerja yang digunakan vendor tidak seluruhnya mempunyai skill yang memadai. c. Konstruksi Jaringan 1. Dari 9 penyulang di PLN Rayon Kartasura, hanya 5 penyulang yang terpasangi load break switch yang otomatis. 2. Jaringan tegangan menengah yang baru dibuat belum terpasang material proteksi. 3. Andongan pada jaringan tegangan menengah eksisting banyak yang turun. Hal tersebut akan menyebabkan kabel bersentuhan pada saat terjadi angin kencang. d. Faktor material dan peralatan 1. Konduktor putus Terjadi karena tiang miring, kabel jaringan terurai yang tidak segera dipelihara, timbulnya arus besar akibat konstruksi JTM tidak dipasangi penangkal petir dan disebabkan oleh andongan yang terlalu rendah. 2. Jumper saluran udara tegangan menengah rusak. Petugas tidak rutin melakukan pengukuran melalui thermo vision oleh sebab itu banyak ditemui ukuran jumper yang ukurannya tidak sesuai dengan beban JTM. 83

3. Isolator pecah Isolator mudah rusak karena petir, dimana di daerah yang rawan petir tersebut JTM belum terpasangi penangkal petir / arrester selain itu pengukuran suhu isolator dengan menggunakan thermo vision tidak rutin dilakukan. e. Faktor pengukuran terhadap kemampuan peralatan 1. Pengukuran suhu konektor (JTM, isolator, dan arrester) tidak dilakukan secara rutin dan komprehensif oleh PLN Rayon. 2. Kesesuaian beban JTM 1 phasa dengan besaran fuse cut out yang terpasang. 5.1.3 Rekomendasi untuk memperbaiki kualitas SAIDI & SAIFI Berikut adalah upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi angka gangguan, sehingga dapat memperbaiki kualitas SAIDI dan SAIFI : 1. Meningkatkan kegiatan inspeksi jaringan. Dengan inspeksi jaringan dapat diketahui secara langsung kondisi riil dilapangan apabila terjadi suatu kelainan atau kerusakan, hasil inspeksi harus segera di tindak lanjuti dengan perencanaan dan kegiatan pemeliharaan preventif baik kegiatan yang bersifat perbaikan maupun penggantian pada peralatan. Oleh sebab itu PLN Rayon Kartasura harus membuat jadwal inspeksi harian, bulanan dan tahunan berdasarkan kategori asset dan peralatan serta potensi gangguan. 2. Pemangkasan pohon yang jaraknya sudah mendekati jaringan. 84

Pohon atau bagian pohon yang berada disekitar kabel SUTM (saluran udara tegangan menengah) apabila tidak rutin dipangkas berpotensi mengganggu penyaluran pasokan listrik, sehingga pemangkasan yang dilakukan secara rutin dan memenuhi standar yang berlaku (kabel SUTM harus berjarak minimal 2,5 meter dari pohon atau ranting pohon terdekat) merupakan salah satu faktor untuk memperbaiki performa SAIDI dan SAIFI. PLN Kartasura harus membuat peta pohon, sehingga dapat diidentifikasi daerah mana yang berpotensi tumbuh pohon tertentu sehingga mempermudah dalam jadwal pelaksanaan kegiatan rabas-rabas. Selain itu PLN Kartasura harus meningkatkan pengawasan terhadap vendor rabas-rabas dan memberlakukan sanksi denda apabila dalam melakukan pekerjaan tidak memenuhi standar jarak pohon dari jaringan. 3. Penggunaan alat infra merah untuk pemeriksaan jaringan dan peralatan. Beberapa komponen peralatan jaringan listrik dapat hanya diantisipasi kerusakannya dengan diukur suhunya dengan alat infra merah. Oleh sebab itu, karena terdapat alat tersebut di PLN Kartasura maka dilakukan coaching untuk penggunaan alat tersebut dan membuat jadwal inspeksi malam hari pada waktu beban puncak. 4. Pembenahan konstruksi kabel SUTM (saluran udara tegangan menengah). PLN Kartasura harus segera mengencangkan tarikan kabel SUTM yang mengalami penurunan andongan, selain itu agar mengantisipasi pembangunan jaringan baru dengan disertai kelengkapan proteksi nya. Selain itu, mewajibkan vendor mempunyai workplan yang jelas dan terukur apabila 85

melakukan pekerjaan pemeliharaan atau pembangunan jaringan di wilayah kerja PLN Rayon Kartasura. 5. Pemasangan penangkal petir (arrester). Pemasangan peralatan seperti arrester dan pemasangan ground wire (kabel pentanahan) berguna untuk mencegah terganggunya jaringan akibat adanya petir atau imbas sambaran petir di sekitar jaringan SUTM. Kabel SUTM yang melewati persawahan, lahan kosong, dan tiang BTS atau SUTET merupakan prioritas utama untuk dipasangi arrester sebab daerah tersebut rawan sambaran petir, selain itu ground wire yang dipasang juga wajib memiliki nilai pentanahan maksimal 5 Ohm agar dapat dengan sempurna menghantarkan lonjakan arus ke tanah pada saat terjadinya sambaran petir atau imbasnya. Selain itu, arrester eksisting terpasang wajib dijadwalkan untuk diukur dengan thermo vision sebab arrester bisa mengalami fase jenuh akibat terlalu sering meredam imbas sambaran petir, untuk itu harus segera diganti sebab fungsinya telah menurun. 6. Mempercepat waktu penormalan (recovery time). Berikut ini beberapa hal yang dilakukan PLN Kartasura untuk mempercepat recovery time : a. Perbaikan manajemen manuver sistem distribusi di sisi jaringan SUTM b. Pemasangan sensor Fault Indicator untuk mengetahui penyebab gangguan pada jaringan SUTM. c. Pemasangan Automatic Fault Location devices. 86

d. Menambah jumlah personel pelayanan gangguan dan personel dispatcher serta meningkatkan soft skill mereka melalui uji kompetensi dan pembinaan. e. Memilih vendor pelaksana pekerjaan pemeliharaan yang kompeten dari segi tenaga kerjanya maupun kualitas kerjanya. 5.2 Keterbatasan Pada penelitian terdapat keterbatasan yang dihadapi peneliti, dimana penyajian hasil evaluasi hanya pada tahun 2014, sehingga tidak bisa melihat sejauh mana progress yang dicapai oleh obyek penelitian pada tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan akses informasi dan ketersediaan data untuk pelaksanaan evaluasi pada tahun-tahun sebelumnya. 5.3 Saran untuk penelitian selanjutnya 1. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jumlah informan yang terbatas dan hasilnya disajikan dalam bentuk diskriptif. Agar nantinya evaluasi yang didapat lebih bersifat obyektif dan menyeluruh, jika ada peneliti lain yang mempunyai permasalahan ini maka sebaiknya menggunakan metoda kombinasi penelitian kuantitatif dan kualitatif serta juga melakukan benchmarking dengan rayon lain di PLN yang menghadapi permasalahan yang sama. 2. Pada penelitian ini nilai SAIDI dan SAIFI yang diperoleh merupakan gabungan dari pemadaman karena gangguan penyaluran ketenagalistrikan dan 87

pemadaman terencana. Jika ada peneliti lain yang akan meneliti masalah ini hendaknya memisahkan perhitungan antara SAIDI dan SAIFI yang disebabkan murni oleh gangguan penyaluran dan pekerjaan pemadaman yang terencana, agar evaluasi yang di dapat lebih komprehensif. 3. Pada penelitian ini analisis tidak tercapainya kualitas SAIDI dan SAIFI di buat dalam satu diagram fish bone. Jika ada peneliti lain yang hendak melakukan kajian serupa maka hendaknya dipisahkan dalam diagram fish bone yang berbeda. Sehingga penyebab masing-masing dapat lebih terkualifikasi secara lebih detail dan lebih jelas, sehingga non-experienced user dapat lebih mudah memahami dan memanfaatkan hasil penelitian. 88

89