BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lipid atau lemak adalah suatu kumpulan zat yang tidak larut dalam air tetapi dapat larut dalam pelarut seperti alkohol atau kloroform (Oxford Dictionary, 2003). Selama bertahun-tahun, banyak perhatian yang difokuskan terhadap golongan lipid dan lipoprotein yang mengangkut lipid ke dalam sirkulasi (Burtis, 2006). Menurut WHO keadaan dimana terjadi akumulasi lemak yang berlebihan di dalam tubuh sehingga dapat mengganggu kesehatan disebut sebagai obesitas (Chadha et al, 2006). Telah diterima secara luas bahwa lemak tubuh yang berlebihan dan obesitas dapat menimbulkan faktor resiko terhadap diabetes, penyakit kardiovaskular dan dislipidemia (Chadha et al, 2006). Dewasa ini prevalensi terjadinya obesitas meningkat, beserta hubungannya dengan pengurangan harapan hidup, telah membuat obesitas sebagai salah satu masalah kesehatan masyarakat yang darurat (Mataix, 2008). Berbagai macam abnormalitas dari lipid dan lipoprotein telah diobservasi terhadap individu yang obesitas, termasuk peningkatan kolesterol, trigliserida dan penurunan dari kadar kolesterol HDL (Chadha et al, 2006). Berdasarkan percobaan dan bukti-bukti lain, National Heart, Lung and Blood Institute mengadakan National Cholesterol Education Program (NCEP) untuk meningkatkan kewaspadaan publik tentang kolesterol; strategi alat untuk diagnosis dan pengobatan hiperkolesterolemia pada orang dewasa, anak-anak dan remaja; dan meningkatkan pengukuran pada tes laboratorium terhadap lemak (Burtis, 2006). Dislipidemia termasuk salah satu dari keadaan dimana terjadi abnormalitas kadar lemak pada penyakit metabolik seperti obesitas dan sindrom metabolik (Greenspan, Gardner, 2004). Dislipidemia ditandai dengan kenaikan kadar
kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan penurunan kolesterol HDL. Nilai ini diperoleh dari hasil tes fraksi lipid (Hardjoeno, 2003). Menurut Goode (1993) dalam Weta et al (2000) dislipidemia merupakan salah satu dari sekian banyak faktor resiko utama dari penyakit kardiovaskular yang dapat ditentukan dari peran nutrisi terhadap kegemukan atau obesitas. Di Iran, pada anak - anak dan remaja yg obese yaitu pada umur 4 sampai 18 tahun, frekuensi total dari dislipidemia adalah 69,58%. Prevalensi dislipidemia meningkat sehubungan dengan bertambahnya tingkat keparahan obesitas hingga mencapai 76,9%. Kadar trigliserida yang tinggi merupakan dislipidemia yang paling umum dengan kombinasi (26,08%) ataupun tersendiri (18,6%) (Ghergerehchi, 2009). Sindrom metabolik terdiri dari konstelasi abnormalitas metabolik dengan ciri khas obesitas sentral, hipertrigliseridemia, dan hiperglikemia yang dapat meningkatkan faktor resiko penyakit kardiovaskular (Eckel dalam Harrison s, 2008). Di Malaysia, prevalensi terjadinya sindrom metabolik menurut International Diabetes Federation adalah 22,9%, sedangkan menurut The Third National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel prevalensinya adalah 16,5% dan menurut World Health Organization prevalensinya adalah 6,4% dalam Ying Tan (2008). Oleh karena itu, pencegahan faktor resiko penyakit kardiovaskular seperti obesitas, dislipidemia dan sindrom metabolik merupakan tantangan yang sangat penting di dalam negara berkembang. Salah satu pendekatan untuk mencegah kondisi ini adalah mengidentifikasi resiko secara individual dengan cara skreening menggunakan pengukuran antropometri yang sederhana (Jeong, 2005). Menurut Willis (2007), Indeks Massa Tubuh (IMT) diterima dengan baik sebagai pengukuran untuk obesitas secara keseluruhan untuk memprediksi morbiditas dan mortalitas oleh karena penyakit kardiovaskular. Menurut Himes dan Dietz (1994) dalam Eisenmann et al (2005) Indeks Massa Tubuh digunakan untuk menetapkan tingkatan obesitas dan direkomendasikan sebagai indeks untuk mengidentifikasi dan menangani obesitas pada remaja.
Prevalensi level lipid yang abnormal diantara kaum muda berumur 12 sampai 19 tahun di United State adalah 20,3% dengan IMT yang bervariasi, 14,2% dengan IMT normal, 22,3% dengan IMT overweight, 41,9% dengan IMT obese yang mempunyai setidaknya satu jenis level lipid yang abnormal (Prevalence of Abnormal Lipid Levels Among Youth, United State, 1999-2006). Indeks massa tubuh dihitung dengan cara membagi berat badan dalam kilogram (kg) dengan tinggi badan dalam meter kuadrat (m 2 ). Pada pria dan wanita jika IMT-nya 25.00 sampai 29.9 kg/m 2 dikatakan overweight sedangkan 30 kg/m 2 dikatakan obese. Prevalensi terjadi komplikasi pada obesitas berhubungan dengan penyakit, seperti diabetes, mulai meningkat pada nilai IMT diatas 25 kg/m 2 (Larsen, 2003). Pentingnya penelitian hubungan antara kadar kolesterol dan trigliserida dengan indeks masa tubuh dilakukan sehubungan dengan meningkatnya masalah faktor resiko penyakit kardiovaskular dimana obesitas merupakan salah satunya, maka dari itu diperlukan penentuan IMT pada seseorang dan orang awam dapat mengaplikasikannya sendiri. Selain itu, kebanyakan dari kriteria IMT yang tersedia merupakan standar orang Amerika ataupun Kaukasia yang tidak sesuai atau tidak sama jika diaplikasikan ke orang Asia karena adanya perbedaan nilai ukur antara orang Kaukasia dengan orang Asia. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: Apakah terdapat hubungan antara kadar kolesterol total dan kadar trigliserida dalam darah dengan Indeks Massa Tubuh? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui apakah ada hubungan antara kadar kolesterol total dan kadar trigliserida dalam darah dengan Indeks Massa Tubuh.
1.3.2 Tujuan Khusus Mengetahui gambaran dan rata rata kadar kolesterol total dan kadar trigliserida pada pasien yang melakukan pemeriksaan laboratorium. Mengetahui gambaran dan rata rata IMT pada pasien yang melakukan pemeriksaan kadar kolesterol total dan kadar trigliserida. Mengetahui rata rata usia, tinggi badan dan berat badan pada pasien yang melakukan pemeriksaan kadar kolesterol total dan kadar trigliserida 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1.4.1 Bagi peneliti 1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai hal-hal yang diteliti. 2. Memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan dalam melakukan penelitian. 3. Menerapkan ilmu kedokteran yang dimiliki dan didapat selama pendidikan di Fakultas Kedokteran selama ini. 1.4.2 Bagi Masyarakat 1. Memudahkan masyarakat untuk melakukan deteksi dini melalui penentuan IMT terhadap abnormalitas kadar kolesterol total dan kadar trigliserida.. 2. Menumbuhkan kepedulian dan kepekaan masyarakat terhadap informasi tentang kolesterol dan trigliserida sehingga dapat meningkatkan pengetahuan mereka tentang akibat dari peninggian kolesterol dan trigliserida terhadap kesehatan. 3. Sebagai masukan bagi instansi pendidikan, kesehatan, media informasi dan komunikasi serta pihak-pihak terkait dalam
melaksanakan penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan tentang kolesterol dan trigliserida dan hubungannya dengan indeks massa tubuh. 1.4.3 Perkembangan Ilmu Kedokteran 1. Menjadi data awal untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 2. Menyediakan data bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan kadar kolesterol total, kadar trigliserida, dan Indeks Massa Tubuh. 3. Mengembangkan pengetahuan mengenai kolesterol, trigliserida dan Indeks Massa Tubuh. 4. Mengembangkan pengetahuan mengenai hubungan kadar kolesterol total dan kadar trigliserida dengan Indeks Massa Tubuh.