BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

dokumen-dokumen yang mirip
Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang

BAB I PENDAHULUAN. hutan belantara merupakan kebanggaan pada usia muda. Di tengah perjalanannya rombongan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. Deli. Bandar merupakan sebutan dari masyarakat suku Melayu Deli yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pada masa kejayaan melayu di Sumatra Timur, Kesultanan Kotapinang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bagi kelangsungan warga-warga masyarakat yang berada di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi satu kesatuan yang utuh dan sekaligus unik.

BAB I PENDAHULUAN. di Katulistiwa. Sejak awal abad Masehi, Pulau Sumatera telah

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN. menurut sumber lisan turun-menurun berasal dari bahasa simalungun: sima-sima dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah adalah suatu kejadian nyata masa lalu ataupun suatu perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa suku bangsa yang berasal dari propinsi, yaitu Fukien dan Kwantung

BAB I PENDAHULUAN. Serdang Bedagai, semasa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.

BAB I PENDAHULUAN. Aceh secara geografis terletak di jalur perdagangan Internasional yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dominan adalah Suku Dayak bukit sebagai penduduk asli kesamaan itu

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 08 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN HARI JADI PEKANBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Museum merupakan suatu lembaga yang sifatnya tetap dan tidak mencari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kerajaan Langkat diperkirakan berdiri pada abad ke 16. Raja pertama

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Melayu Dan Batak Dalam Strategi Kolonial. Written by Thursday, 22 July :51

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beraneka ragam Suku. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara dengan penduduk yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Labuhan Deli berada di pesisir Sumatera Timur dimana letaknya

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan semua peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Membahas Masjid Raya Binjai tidak terlepas dari peran Kesultanan

BAB I PENDAHULUAN. lampau dimana kawasan Sumatera Utara masuk dalam wilayah Sumatera Timur

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

LANGKAH DAN STRATEGI. Paparan Bupati Batu Bara. Pada Tanggal 08 Januari 2015 di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian R.

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan

MELAYU SEBAGAI AKAR TRADISI NUSANTARA. Harnojoyo. S.sos (Plt. Walikota Palembang)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan. Sebagaimana telah

BAB I PENDAHULUAN. kerajaan Aceh. Ia menjadi anak beru dari Sibayak Kota Buluh di Tanah Karo.

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

GAMBARAN UMUM SUKU BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan kesultanan. Umumnya jabatan ini diduduki oleh orang orang

BAB II GEOGRAFI DAN MASYARAKAT. Bengkalis di sebelah Tenggara, dan Selat Malaka di bagian Timur Laut. 14 Luas

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural, agama maupun geografis yang

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di Desa Sukkean Kecamatan Onanrunggu Kabupaten Samosir.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilestarikan agar tidak hilang. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan tercermin

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. dengan tingkat pertumbuhan, migrasi dan urbagisasi yang tinggi.

Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1

BAB V KESIMPULAN. dituliskan dalam berbagai sumber atau laporan perjalanan bangsa-bangsa asing

BAB I PENDAHULUAN. Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Langkat merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan. Oleh sebab itu, banyak

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH Bujur Timur dan Lintang Utara, dengan batas. Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar

BAB I PENDAHULUAN. penumpang yang menggunakan jasa transportasi kereta api. Selain stasiun, pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanah Dairi terletak di bagian pegunungan bukit barisan melintang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesultanan Asahan adalah salah satu Kesultanan Melayu yang struktur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pekarangan pada dasarnya merupakan lahan di sekitar rumah yang di

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang terbagi secara adil dan

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Suku Banjar termasuk suku bangsa di negeri ini, selain memiliki kesamaan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. Penulisan sejarah adalah penulisan tentang kejadian-kejadian pada masa lampau

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Kehidupan masyarakat masa kini tentu saja tidak terlepas dari apa

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan negara kepulaun, yang sering pula disebut negara maritim yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1. di Selat Malaka, tepatnya di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara.

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kepulauan Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia. Kepulauan Riau

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan semakin menjadi primadona sejak krisis ekonomi melanda Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat orang lebih berpikir maju dan berwawasan tinggi. Pendidikan. majunya teknologi informasi dalam dunia pendidikan.

MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

LETAK KERAJAAN ACEH YANG STRATEGIS YAITU DI PULAU SUMATERA BAGIAN UTARA DAN DEKAT JALUR PELAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL MENYEBABKAN KERAJAAN ACEH

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan salah satu Kabupaten terluas di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Barat, pendidikan di Sumatra Timur bersifat magis religius yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman budaya

Indonesia Malaysia Singapura Vietnam Filipina. Thailand Brunei Darussalam Kamboja Laos Myanmar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu Kotamadya dari 33 kabupaten

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Batubara merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang baru menginjak usia 8 tahun ini diresmikan tepatnya pada 15 Juni 2007, merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Asahan dan beribukota di Limapuluh. Penduduknya kini didominasi oleh suku Melayu dan Jawa yang merupakan keturunan kuli kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19. Menurut Simanjuntak (2009:18) penduduk Batubara terdiri dari berbagai suku bangsa. Kelompok yang terbesar ialah suku bangsa Melayu. Selain itu terdapat lagi suku bangsa Jawa, Minangkabau, Batak Toba, Mandailing, Banjar, Cina, dan lain-lain. Di Kabupaten yang berslogan Sejahtera Berjaya ini pernah berdiri kerajaan-kerajaan bercorak Melayu diantaranya: Kerajaan Lima laras, Limapuluh, Tanah Datar, Pangkalan Pesisir, Tanjung Kasau, Sipare-pare, Tanjung Limau Purut, Pagurawan dan Bogak. Adapun sejarah asal-muasal Negeri Batubara yaitu mulanya merupakan sebuah perkampungan yang didirikan oleh seorang putra Sultan Pagaruyung Batu Sangkar dari Sumatra Barat yang kemudian dikenal sebagai Paduka Datuk Keramat Batubara.

2 Menurut Azhari (2009:72) Sejarah Batubara sebagai salah satu negeri di pesisir Sumatra Timur tidak terlepas dari peristiwa migrasinya orang Minangkabau ke wilayah ini. Rombongan koloni pertama mendarat dengan menaiki kapal Gajah Ruku. Mereka berangkat melalui hulu sungai Kampar, kemudian membentuk komunitas di muara Sungai Batubara dan Sungai Gambus. Dalam buku Tanjung (2014:4) menyatakan bahwa: Kisahnya pada suatu ketika putra raja Pagaruyung pergi berburu dan tidak kembali, menimbulkan kegaduhan di kalangan istana hingga raja berniat hendak mencari putera yang tidak jelas rimbanya itu. Oleh raja dibentuklah tim pencari putranya yang tersasar melalui jalan laut dengan menelusuri pantai barat Sumatra. Setelah beberapa lama berlayar, di tengah terjangan gelombang ombak, sampailah rombongan kapal pencari putra raja di pelabuhan barus. Oleh penduduk setempat menyarankan agar kapal memuat batu bahara sebagai penyeimbang agar kapal tidak diombang-ambingkan gelombang. Batu bahara pun dimuat, perjalanan dilanjutkan dengan menelusuri pantai barat Sumatra menuju ke utara untuk kemudian menyisir pantai timur dan menemukan daerah yang sekarang dikenal dengan Batubara. Batubara adalah sebutan Batu Baharu dalam dialeg melayu. Menurut Joharis (2012:23-24) letak asal perkampungan Batubara yang diuraikan di atas sekarang dikenali sebagai Kubah Keramat Batubara yang kini masih dapat dilihat bekas-bekas dan lokasinya. Pada zaman dahulu Kubah Keramat Batubara ini merupakan pelabuhan kapal, bahtera, sampan dan perahu besar dan kecil. Tetapi kini telah menjadi bukit yang tinggi dan bertangga-tangga tanah dan batu-batu. Pada tahun 1905 di sekelilingnya oleh penjajah Belanda ditanami pohon getah (karet) di bawah pengawasan suatu perkebunan bernama Perkebunan Kuala Gunung.

3 Selanjutnya, dalam buku Tanjung (2014:7) mencatat bahwa Batubara berdasarkan tinjauan kepustakaan sudah dikenal sejak abad ke-17 ketika konflik kekuasaan antara Aceh dengan tanah Melayu di Selat Malaka memuncak. Batubara yang secara geografis berada di jalur pelayaran dan perdagangan internasional, tempat berinteraksinya berbagai bangsa yang aktif melakukan komunikasi pelayaran dan perdagangan juga sudah dikenal dunia internasional manakala Anderson singgah di kawasan ini pada tahun 1823. Batubara juga menjadi lintasan dan persinggahan dalam arus putaran konflik hegemoni kawasan antara Aceh versus Siak dan Belanda versus Inggris. Mengenai eksistensi kawasan Batubara tersebut, Azhari (2009:73) juga menyatakan bahwa: Berdasarkan laporan perjalanan Anderson dalam bukunya Mission To The Eastcoast Of Sumatra (1826), saat kunjungannya ke Batubara pada tahun 1823 menerangkan bahwa negeri Batubara pada umumnya seperti negeri yang merdeka. Perjalanan panjang sejarah Batubara tak berhenti sampai masa kedatukan. Eksistensi Batubara berlanjut dalam bilangan abad dari zaman Iskandar Muda, zaman VOC, kolonial Belanda hingga zaman pendudukan Jepang. Catatan perjalanan negeri yang terletak di pesisir timur Sumatra tersebut kini menyisakan saksi bisu berupa peninggalan-peninggalan atau bahkan lokasi bersejarah tempat terjadinya peristiwa masa lampau yang sarat dengan nilai-nilai, dan tentunya menjadi kekayaan budaya yang dimiliki masyarakat Batubara khususnya dan bangsa Indonesia umumnya.

4 Namun faktanya kini, peninggalan-peninggalan serta situs bersejarah yang masih tersisa di Kabupaten Batubara tersebut kondisinya sangat memprihatinkan. Beberapa diantaranya tidak terawat, misalnya bangunan Istana Lima Laras yang menjadi bukti pernah berjayanya kerajaan bercorak Melayu disana, sekarang sudah rapuh dan nyaris ambruk. Selain itu juga banyak masyarakat yang kurang mengetahui apa-apa saja, dimana saja sebaran peninggalan dan situs tersebut, apa fungsinya dan apa peranan mereka terhadap peninggalan-peninggalan dan situs tersebut. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat seputar sejarah lokalnya sendiri. Pad ahal sudah sepatutnya seluruh elemen masyarakat mengetahui, mencintai, dan merawat warisan nenek moyang tersebut. Selanjutnya menjadi kewajiban kita untuk memperkenalkannya dan mewarisi rasa kecintaan tersebut kepada anak cucu kita agar generasi mendatang tidak melupakan sejarah apalagi sejarah yang berada di lingkungan tempat tinggalnya sendiri. Dalam hal ini pemerintah, orangtua, sekolah dan guru memiliki peran penting untuk menjadikan peninggalan dan situs bersejarah di Kabupaten Batubara sebagai pembelajaran di sekolah-sekolah menengah atas. Namun, dikarenakan keterbatasan waktu penelitian maka peneliti menfokuskan penelitian kali ini di satu kecamatan saja yang paling banyak terdapat situs dan peninggalan sejarah dibanding ke-6 kecamatan lain yang ada di Kabupaten Batubara, yaitu Kecamatan Limapuluh. Kemudian sekolah yang

5 akan diteliti ialah SMA Negeri 1 Limapuluh. Sekolah ini dipilih karena lokasinya yang berdekatan dengan situs dan peninggalan bersejarah yang ada di Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Situs dan Peninggalan Sejarah di Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batubara Sebagai Sumber Belajar Sejarah Siswa SMA Negeri 1 Limapuluh. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat mengidentifikasikan berbagai masalah sebagai berikut: 1. Situs dan peninggalan sejarah yang terdapat di Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara 2. Situs dan peninggalan sejarah di Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara sebagai sumber belajar sejarah siswa di SMA Negeri 1 Limapuluh C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti yaitu Situs dan Peninggalan Sejarah di Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batubara Sebagai Sumber Belajar Sejarah Siswa Sekolah Menengah Atas.

6 D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam peneliti ini adalah: 1. Apa saja situs dan peninggalan sejarah yang terdapat di Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara? 2. Bagaimana pemanfaatan situs dan peninggalan sejarah di Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara sebagai sumber belajar sejarah siswa di SMA Negeri 1 Limapuluh? E. Tujuan Penelitian Untuk menjawab pertanyaan penelitian, adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini disesuaikan dengan permasalahan di atas antara lain sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui situs dan peninggalan sejarah yang terdapat di Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara. 2. Untuk mengetahui manfaat situs dan peninggalan sejarah di Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara sebagai sumber belajar sejarah siswa di SMA Negeri 1 Limapuluh, Kabupaten Batubara. F. Manfaat Penelitian Berdasarkan adanya tujuan diatas, maka adapun manfaat yang ingin diperoleh sesudah melakukan penelitian ini adalah: 1. Untuk menambah wawasan maupun pengetahuan peneliti dalam penelitian situs dan peninggalan sejarah di Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara agar masyarakat dapat menjaga, mempertahankan

7 serta melestarikan situs dan peninggalan sejarah yang terdapat di Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara. 2. Untuk menambah wawasan peneliti dalam memanfaatkan situs dan peninggalan sejarah tersebut sebagai sumber belajar sejarah di sekolah dengan sebaik-baiknya. 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lainnya yang akan meneliti masalah yang sama 4. Untuk menambah bahan pembelajaran bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Unimed. 5. Menambah wawasan kepada pembaca mengenai situs dan peninggalan sejarah di Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara dan meningkatkan pemanfaatannya sebagai sumber belajar sejarah siswa di Sekolah Menengah Atas Kabupaten Batubara.