PERANCANGAN TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS) LIMBAH B3 (STUDI KASUS : BENGKEL MAINTENANCE PT. VARIA USAHA)

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS) LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI PT. ALP PETRO INDUSTRI GEMPOL PASURUAN

BAB V PEMBAHASAN. Beracun (B3) yang dihasilkan di PT Saptaindra Sejati site ADMO bahwa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/ 101 /KEP./ /2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN KAROSERI BAK TRUK

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

TATA CARA DAN PERSYARATAN TEKNIS PENYIMPANAN DAN PENGUMPULAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO

PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB IV HASIL PENELITIAN. besar dalam pencapaian keselamatan, kesehatan kerja dan pemeliharaan

PEMBINAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

Keputusan Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995 Tentang : Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Penyimpanan Dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun

PEMBINAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

Persyaratan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 Yulinah Trihadiningrum 11 Nopember 2009

DESAIN ULANG GUDANG PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI PT. PETROWIDADA

Disampaikan Pada Kegiatan Bimbingan Teknis Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B September 2016

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan menghasilkan limbah B3 yang. berasal dari sumber spesifik dan sumber non spesifik.

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP-01/BAPEDAL/09/1995

KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN 27/07/2010. Efek Limbah Batubara. Pencemaran Logam Berat (Pb, Cr, Ar) Pencemaran lindi limbah batubara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

IDENTIFIKASI & TEKNIK PENYIMPANAN LIMBAH B3

IMPLEMENTASI PERATURAN DAN KEBIJAKAN DI BIDANG PENGUMPULAN DAN PEMANFAATAN LIMBAH B3

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP- 01/BAPEDAL/09/1995 TENTANG

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

ContohPenilaianPROPER: PengelolaanLimbahB3Kegiatan Pertambangan

Perancangan Proses Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun di PT. E-T-A Indoneisa

PENGELOLAAN LIMBAH B3 BENGKEL KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI PERKANTORAN

STUDI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT & CAIR PT X - PASURUAN SEBAGAI UPAYA PENERAPAN PROSES PRODUKSI BERSIH

by: Moh. Samsul Hadi

PENYIMPANAN DAN PENGUMPULAN LIMBAH B3

Penjelasan Estimasi Jumlah dan Penyebaran APAR

189. Setiap kuantitas yang lebih besar dari 50 liter harus dihapus dari ruang ketika tidak digunakan dan disimpan di toko yang dirancang dengan baik

TABEL 4-3. MATRIKS RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) OPERASIONAL GEDUNG KEMENKES RI

PENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN.

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit)

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 245 TAHUN 2016 TENTANG

PENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN HEPA FILTER DI IRM

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL

Evaluasi dan Perancangan Sistem Proteksi Petir Internal dan Eksternal Divisi Fabrikasi Baja pada Perusahaan Manufaktur

BAB 1 : PENDAHULUAN. sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR: KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT AT WONOKROMO DISTRICT SURABAYA


EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI PT. PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU

KUAT PENERANGAN (ILUMINASI) RUANG KENDALI UTAMA UNTAI UJI TERMOHIDROLIKA PTRKN-BATAN

KOP SURAT PERUSAHAAN

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 299 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BAB II LANDASAN TEORI. Pemerintah No 18 tahun 1999).

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan

BAB III METOLOGI PENELITIAN

Scientific Conference IX Environmental Technology

Oleh: Ridzky Nanda Seminar Tugas Akhir

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DELUGE SYSTEM SPRINKLER MENGGUNAKAN SMOKE DETECTOR PADA GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS. Ricki Paulus Umbora ( )

TUGAS AKHIR PENGELOLAAN LIMBAH B3 BENGKEL RESMI KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI SURABAYA PUSAT IA NATUL MUKHLISHOH

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 4 TAHUN TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

PEMBINAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG

Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

Handling dan Tata Cara Pemakaian Tabung ELPIJI.hingga. ke Outlet

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

BAB 1 : PENDAHULUAN. potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga

Penerapan Pengendalian Visual di Tempat Kerja. Rambu K3 : Kumpulan Rambu Bahaya K3 (Safety Sign)

PERANCANGAN SISTEM DETEKTOR, ALARM DAN SISTEM SPRINKLER PADA GEDUNG PLAZA DAN GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS ADHITYA CHANDRA SETYAWAN ( )

Politeknik Negeri Sriwijaya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

MODUL 3 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Penempatan dan Pembuangan)

KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/103/KEP./ /2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN RUMAH MAKAN

DAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG YANG MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH UNTUK TAHUN ANGGARAN 2012

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN GAYUNGAN SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT IN GAYUNGAN DISTRICT, SURABAYA

DAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG YANG MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH UNTUK TAHUN ANGGARAN 2011

I. PENDAHULUAN. manusia seperti mata perih, batuk, sampai gangguan pernafasan. Kualitas udara

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP PENELITIAN DAN HIPOTESIS. keselamatan kerja yaitu : (1) lingkungan kerja, (2) pekerjaan, dan (3) manajemen

AKADEMI SEPAKBOLA INDONESIA KONSEP EKSTERIOR

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR : 1 Tahun TENTANG IZIN PENYIMPANAN SEMENTARA DAN/ ATAU PENGUMPULAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 14/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN PABRIK KAOS LAMPU

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Transkripsi:

PERANCANGAN TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS) LIMBAH B3 (STUDI KASUS : BENGKEL MAINTENANCE PT. VARIA USAHA) Rizky Widya Pratiwi 1*, Adhi Setiawan 2, Ahmad Erlan Afiuddin 3 Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111 1* Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111 2 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111 3 email: rizkywidyap04@gmail.com 1* Abstrak PT. Varia Usaha merupakan perusahaan dengan bisnis utama bidang transportasi. Kegiatan maintenance menghasilkan limbah B3 yang seharusnya disimpan pada TPS limbah B3. Berdasarkan hasil pengamatan, belum memiliki TPS limbah B3, tata cara pengemasan dan penataan limbah B3. Oleh karena itu, dilakukan perancangan TPS limbah B3 sesuai standart, fasilitas lain seperti ventilasi, penerangan, penyalur petir dan sistem proteksi kebakaran. Perencanaan pengelolaan limbah B3 diawali pengambilan data jenis dan volume limbah, perencanaan dimensi palet, drum, bak kontainer, dan forklift. Pengelolaan data berupa perancangan TPS limbah B3, tata cara pengemasan dan penataan limbah B3 dilengkapi ventilasi, penerangan, penyalur petir, sistem proteksi kebakaran, perancangan struktur bangunan dengan software SAP2000. Hasil penelitian adalah mengetahui karakteristik limbah B3 yaitu beracun, korosif, cairan dan padatan mudah terbakar. Bangunan TPS direncanakan memiliki ukuran (21,85x20,2x8,4)m dengan rincian 3 ruangan penyimpanan limbah B3, ruangan forklift, kantor dan gudang perkakas. Total luas ventilasi TPS limbah B3 adalah 34,72 m 2. Total sistem penerangan di TPS limbah B3 sebanyak 2 armatur lampu 2xTL40 Watt kantor dan 8 armatur lampu pijar 300 Watt ruang lainnya. Berdasarkan penilaian resiko, TPS limbah B3 tidak memerlukan instalasi penyalur petir. Sistem proteksi kebakaran 9 detektor asap, 2 alarm audio, 3 APAR. Perancangan struktur digunakan gording (WF 100x50x5x7), kuda-kuda (250x175x7x11), kolom (WF 200x200x8x12). Keywords: penerangan, pengelolaan limbah B3, penyalur petir, perancangan struktur, sistem proteksi kebakaran dan ventilasi. PENDAHULUAN Maintenance atau service adalah kegiatan perawatan terhadap komponen mesin atau kendaraan. Kegiatan yang dilakukan adalah penggantian minyak pelumas, komponen-komponen kendaraan sudah tidak layak pakai misalnya ban, filter oli dan lainnya. Berdasarkan kondisi eksisting pengelolaan limbah B3 di bengkel maintenance PT. Varia Usaha, tidak ada bangunan khusus sebagai tempat penyimpanan sementara limbah B3. Selain itu, mengenai banyaknya timbulan limbah B3 belum terkelola dengan baik, tingginya proporsi limbah B3 untuk terlepas langsung ke lingkungan dapat terjadi, maka sesuai dengan PP No. 101 Tahun 2014 menjelaskan bahwa setiap orang atau perusahaan yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan penyimpanan limbah B3. Oleh karena itu, peneliti melakukan perencanaan pengelolaan limbah B3 dan perancangan tempat penyimpanan sementara (TPS) limbah B3 sesuai dengan PP No. 101 Tahun 2014 beserta sistem proteksi kebakaran. Hal tersebut dilakukan dengan harapan akan dibangun fasilitas penyimpanan limbah B3, serta sistem proteksi kebakaran yang sesuai dengan standart untuk melindungi pekerja dan lingkungan sekitar dari bahaya pencemaran limbah B3. 199

METODOLOGI Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Berdasarkan PPNo. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3 menjelaskan bahwa setiap orang atau badan usaha yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan penetapan, pengurangan, penyimpanan, pengumpulan limbah B3 yang sesuai dengan jumlah limbah B3, karakteristik limbah B3, dan dilengkapi dengan upaya pengendalian pencemaran lingkungan hidup. Selain itu, menurut Permen L.H. No. 14 tahun 2013 peletakan simbol dan label pada kemasan dan TPS limbah B3. Bak Penampungan Berdasarkan Bapedal No. 1 tahun 1995, dimensi bak penampung harus mampu menampung tumpahan dari limbah B3 cair sebanyak 110% dari limbah yang dihasilkan. Perancangan Ventilasi Berdasarkan SNI 03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung, ventilasi merupakan proses untuk mencatu udara segar ke dalam bangunan gedung dalam jumlah yang sesuai kebutuhan. Luasan ventilasi alami disesuaikan dengan kelas bangunan, dimana bangunan seperti TPS menggunakan rumus: Luasan ventilasi = Luas Ruangan x 10% (1) Penerangan Berdasarkan SNI 03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencayahaan Buatan Pada Bangunan Gedung, sistem penerangan di suatu area atau ruang berfungsi untuk memberikan penerangan pada suatu objek misalnya peralatan, bidang kerja, proses produksi, hasil pengolahan atau limbah dan lingkungan kerja sekitar. Intensitas penerangan diperlukan agar tidak menimbulkan kecelakaan atau masalah dalam ruangan atau tempat kerja. Menghitungan indek ruang (k) sebagai berikut: k = p x l h x (p+l) (2) Menghitung jumlah armature sebagai berikut: n = E x A lampu x Kp (3) Sistem Penyalur Petir Perhitungan nilai indek perkiraan bahaya berdasarkan PER.02/MEN/1989, nilai perkiraan bahaya untuk TPS limbah B3 diperoleh dari total penjumlahan nilai indeks A, B, C, D dan E sebagai berikut R = A + B + C + D + E (4) Sistem Proteksi Kebakaran Berdasarkan Permen No: PER/02/MEN/1983 tentang instalasi alarm kebakaran otomatis, detektor adalah alat untuk mendeteksi pada mula kebakaran yang dapat membangkitkan alarm dalam suatu sistem. Sedangkan alarm kebakaran adalah komponen dari sistem yang memberikan isyarat atau tanda setelah kebakaran terdeteksi. Menghitung jumlah detektor yang terpasang di TPS Limbah B3 sebagai berikut: Jumlah detektor arah memanjang = Jumlah detektor arah memanjang = panjang TPS Limbah B3 jarak maksimal antar detektor x faktor pengali lebar TPS Limbah B3 jarak maksimal antar detektor x faktor pengali Peletakan APAR berdasarkan klasifikasi bahaya kebakaran menurut NFPA 10 tahun 2013 yaitu: a. Bahaya Rendah, Light Hazard : Bahaya ini diklasifikasikan untuk lokasi dimana jumlah dan sifat dapat terbakar untuk kelas A dan kelas B rendah, serta kecepatan api yang relatif rendah. b. Bahaya Sedang, Ordinary Hazard : Bahaya ini diklasifikasikan untuk lokasi dimana jumlah dan sifat dapat terbakar dari material mudah terbakar kelas A dan kelas B sedang (moderate) dan kecepatan api yang sedang. c. Bahaya Tinggi, Extra Hazard : Bahaya ini diklasifikasikan untuk lokasi dimana jumlah dan sifat dapat terb akar dari material mudah terbakar kelas A tinggi atau banyaknya sifat mudah terbakar kelas B yang terjadi dan api menyebar dengan kecepatan tinggi. Perhitungan jumlah APAR yang terpasang sebagai berikut: Luas Bangunan Jumlah APAR = (7) Luas Perlindungan 1 APAR Perencanaan Struktur Bangunan Menurut SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung, sifat mekanis baja struktural yang digunakan dalam perencanaan harus memenuhi persyaratan minimum. Perhitungan pembebanan struktur bangunan dapat disesuaikan dengan standarnya. Proses pengecekan struktur baja pada bangunan mengguanakan software SAP2000. (5) (6) 200

HASIL DAN PEMBAHASAN Tata Cara Pengemasan dan Penataan Limbah B3 Pada PT. Varia Usaha terjadi ketidaksesuai dalam pengelolaan limbah B3, penyimpanan yang tidak disesuikan dengan karakteristik setiap limbah. Berdasarkan Lampiran PP No. 101 tahun 2014, identifikasi terhadap limbah B3 yang dihasilkan sebagai berikut: Tabel 3. Jenis dan Karakteristik Limbah B3 No. Nama Limbah B3 Karakteristik Kode Kategori bahaya dan Sumbernya 1 Grease Beracun A107d 1 dan sumber tidak spesifik 2 Aki Korosif A102d 1 dan sumber tidak spesifik 3 Majun mudah terbakar B110d 2 dan sumber tidak spesifik 4 Masker Beracun B110d 2 dan sumber tidak spesifik 5 Filter oli Beracun A108d 1 dan sumber tidak spesifik 6 Potongan besi Korosif A323-3 1 dan seluruh proses yang berhubungan dengan manufacture, perakitan, pemeliharaan kendaraan dan mesin 7 Sarung tangan Beracun B110d 2 dan sumber tidak spesifik 8 Baterai Beracun B355-2 2 dari pemeliharaan mobil, motor, kereta api, pesawat, kapal laut, termasuk body repair 9 Lampu Beracun B107d 2 dari sumber tidak spesifik 10 Oli Beracun dan B105d 2 dari sumber tidak spesifik combustible A. Timbulan Limbah B3 Berdasarkan data sekunder volume limbah B3 yang dihasilkan diketahui bahwa volume limbah B3 lebih dari 50 kg/hari yaitu 435, 033 kg/ hari. Dari data timbulan tiap bulan tersebut, selanjutnya peneliti mengakumulasikan selama 3 bulan dengan diberikan free board untuk setiap jenis limbah B3 sebesar 10%. Volume limbah B3 selama limbah B3 sebagai berikut: Tabel 4. Timbulan Limbah Selama 3 Bulan Nama Limbah B3 Grease Aki Majun Masker Filter oli Potongan besi Sarung tangan Baterai Lampu Oli Volume (m 3 11,3 2,6 3 3 4,8 1,1 2,2 5,7 0,4 27,9 ) B. Perencanaan Jumlah Kemasan Jumlah kemasan untuk masing-masing limbah B3 yaitu grease 23 bak container, aki 6 bak container, majun 17 drum 200 liter, masker 17 drum 200 liter, fiter oli 27 drum 200 liter, potongan besi 3 bak kontainer, sarung tangan 13 drum 200 liter, baterai 12 bak kontainer, lampu 3 drum 200 liter, dan oli 28 drum 1000 liter. C. Simbol dan Pelelabelan Peletakan simbol dan pelabelan berdasarkan Permen LH No. 14 Tahun 2013 pada kemasan kosong maupun kemasan yang berisi limbah B3, peletakan simbol dan pelabelan sebagai berikut: Gambar 10. Simbol dan Label Kemasan Isi Limbah B3 dan Kemasan Kosong Desain Fasilitas Penyimpanan A. Perancangan Bak Penampungan Perhitungan dimensi bak penampung oli bekas sebagai berikut: 201

Volume bak penampungan = 26934 liter x 110% = 29627,4 liter = 29,63 m 3 B. Perancangan Sistem Ventilasi Berdasarkan SNI 03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung, TPS limbah B3 merupakan banguanan kelas 7 merupakan bangunan penyimpanan atau gudang. Hasil perhitungan luasan ventilasi berdasarkan Rumus (1) sebagai berikut: Tabel 5. Detail Panjang dan Lebar Ventilasi Ruangan Limbah B3 Kebutuhan Ventilasi (m 2 Dimensi Ventilasi ) Panjang (m) Lebar (m) Ruangan Limbah B3 Beracun 16,4 16,4 1 Ruangan Limbah B3 Korosif 3,46 3,46 1 Ruangan Limbah B3 Cairan dan Padatan Mudah Terbakar 9,28 9,28 1 Kantor 2,3 2,3 1 Ruang Forklift 2,2 2,2 1 Gudang Perkakas 1,08 1,08 1 C. Perancangan Sistem Pencahayaan Pada TPS limbah B3, peletakan sistem pencahayaan memperhitungan luasan setiap ruangannya, sehingga pencahayaan yang diterima dapat memadai. Adapun langkah-langkah menentukan jumlah armature yang terpasang sebagai berikut: 1. Menentukan Jenis Sumber Penerangan a. Ruang penyimpanan limbah B3, ruang forklift, gudang perkakas dan jalan TPS menggunakan lampu pijar 175W dengan arus cahaya yaitu 12.000 lumen. Kantor menggunakan lampu 2xTL 44W dengan arus cahaya yaitu 9000 lumen. Lampu yang digunakan menggunakan tipe lampu Philip. b. Kuat penerangan untuk gudang yaitu 100 lux, sedangkan kantor 300 lux (Sumber: SNI 03-6575- 2001) 2. Menentukan Faktor Refleksi a. Warna langit-langit = 76% = 80% (Ivory Whaite) b. Warna dinding = 76% = 80% (Ivory Whaite) c. Warna lantai = 67% (abu-abu muda) 3. Menentukan Indek Ruang dan Jumlah Armature Berdasarkan Rumus (2) dan (3) digunakan untuk mencari jumlah armature, sehingga diperoleh jumlah armature masing-masing ruang sebagai berikut: Tabel 6. Jumlah Armature Tiap Ruang Penyimpanan Limbah B3 Ruangan Limbah B3 Luas Ruangan (m 2 ) Indek Ruang (k) Koefisien Pemakaian Jumlah Armature Ruangan Limbah B3 Beracun 163,76 3,75 0,51 3 Ruangan Limbah B3 Korosif 34,56 1,8 0,64 1 Ruangan Limbah B3 Cairan dan 92,8 4,73 0,53 2 Padatan Mudah Terbakar Kantor 23,04 1,38 0,39 2 Ruang Forklift 23,04 1,32 0,38 1 Gudang Perkakas 10,8 0,78 0,31 1 Jalan TPS 65,55 0,56 0,26 3 D. Perancangan Sistem Penyalur Petir Berdasarkan perhitungan Rumus (4) dan analisa untuk setiap nilia indeks, sehingga didapatkan nilai perkiraan bahaya dari banngunan TPS yaitu 9,4 dimana nilai tersebut masih di bawah nilai 11 sehingga TPS limbah B3 perkiraan bahayanya diabaikan dan pengaman atau penyalur petir tidak diperlukan. Perancangan Sistem Proteksi Kebakaran Berdasarkan rumus x jumlah APAR yang terpasang sebagai berikut: Tabel 7. Jumlah APAR pada TPS Limbah B3 Kode Luasan Kelas Luas Perlindungan Ruang Ruangan (m 2 Rating ) Kebakaran satu APAR (m 2 ) Jumlah APAR 1, 3, 4 dan 6 290,4 A 4-A 371,6 0,78 1 buah 2 dan 3 127,36 B 40-B 1.045,13 0,12 1 buah 2 dan 5 56,16 D - 1.661,06 0,04 1 buah Total 3 buah 202

Selain itu, detektor yang terpasang dengan jenis detektor asap dan jumlah alarm 2 dengan jenis alarm audio. Perancangan Struktur Bangunan menggunakan Software SAP2000 Hasil running dari software SAP2000 menunjukan profil baja yang digunakan kuat dan aman, berikut hasilnya: Gambar 11 Hasil Cek Struktur dengan SAP2000 KESIMPULAN Dari hasil pengolahan data dan analisa data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 5. Hasil dari pengemasan dan penataan limbah B3 Limbah B3 pada bengkel maintenance di PT Varia Usaha sesuai dengan Keputusan Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995 yaitu limbah B3 yang dihasilkan dipisahkan sesuai dengan karakteristik yang dimiliki, ada 3 jenis ruang limbah B3 yaitu ruangan limbah B3 beracun, ruangan limbah B3 korosif dan ruangan limbah B3 cairan dan padatan mudah terbakar, dimensi kemasan yang digunakan drum kapasitas 200 liter, drum 1000 liter dan bak kontainer (1x1x0,5)m, Dimensi atau luasan area TPS limbah B3 pada bengkel maintenance di PT Varia Usaha yaitu panjang 21,85 m ; lebar 20,20 m ; tinggi 8,4 m. 6. Hasil perancangan fasilitas penyimpanan limbah B3 pada bengkel maintenance di PT Varia Usaha yaitu luasan bak penampungan limbah B3 cair oli dengan panjang 8,7 m ; lebar 1,76 m ; tinggi atau kedalaman 1,9 m, luasan ventilasi setiap ruang limbah B3 memiliki ukuran 10% dari luas ruangnya dengan detail setiap ventilasi dimensi lebar 1 m, perancangan sistem pencahayaan didapatkan jumlah armature 5 dengan jenis lampu 2xTL 44 Watt dan 20 armature dengn jenis lampu pijar 175 Watt, Hasil analisa sistem penyalur petir dengan memperhatikan jumlah hari guruh di tahun 2016 bahwa TPS limbah B3 memiliki nilai R (taksiran resiko) 9,4 sehingga tidak diperlukan pengaman (penyalur petir) 7. Jumlah sistem proteksi kebakaran yang terpasang yaitu 9 buah detektor asap, 2 buah alarm audio dan 3 buah APAR dengan jenis dry chemical powder, CO 2 dan dry powder. 8. Perancangan bangunan TPS limbah B3 menggunakan profil gording (WF 100x50x5x7), profil kuda-kuda (WF 250x175x7x11), profil kolom (WF 200x200x8x12). Jumlah kuda-kuda 4 dan jumlah kolom disesuaikan dengan jumlah sambungan dengan kuda-kuda. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih untuk pihak-pihak yang terlibat dan membantu terlaksananya penelitian baik dalam berbagi ilmu, memberi semangat dan lainnya sehingga dapat melakukan penelitian ini yang merupakan salah satu persyaratan untuk kelulusan. DAFTAR PUSTAKA 1. Bapedal. (1995). Keputusan Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995 Tentang : Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Penyimpanan Dan Pengumpulan Limbah Bahan. Jakarta : Bapedal. 2. BSN. (2000). SNI 03-3985-2000 tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan dan Pengujian Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung. Jakarta : BSN. 3. BSN. (2001a). SNI 03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencayahaan Buatan Pada Bangunan Gedung. Jakarta : BSN. 4. BSN. (2001b). SNI 03-6572-2001 tentang SNI 03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara Pada Pangunan Gedung. Jakarta : BSN. 203

5. BSN. (2002). SNI 03 1729 2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung. Jakarta : BSN. 6. Pemerintah Republik Indonesia. (2014). PP No. 101 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Jakarta : Pemerintah Republik Indonesia. 7. Permen L.H No. 14. (2013). Permen Lingkungan Hidup RI No. 14 Tahun 2013 tentang Simbol dan Label Limbah B3. Jakarta : Menteri L.H. 8. Permenaker No. 02. (1989). Permenker RI No : PER.02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir. Jakarta : Menteri Tenaga Kerja. 204