BAB II PROBLEMATIKA BACA TULIS AL-QUR AN. berarti sesuatu yang dibaca. Jadi, arti Al-Qur an scara lughawi adalah

dokumen-dokumen yang mirip
SMP NEGERI 2 PASURUAN TAHUN 2015

MAKALAH TANDA-TANDA PENULISAN DALAM BAHASA ARAB DAN TATA CARA MENULIS HURUF ARAB YANG BAIK DAN BENAR

Pedoman Observasi Evaluasi Harian/Formatif

Dinamakan bacaan izhar halqi apabila terdapat nun sukun ( ن ) atau tanwin (

KOMPETENSI DASAR: Menjelaskan hukum bacaan Qalqalah dan Ra. Menerapkan hukum bacaan Qalqalah dan Ra dalam bacaan surat-surat Al- Quran dengan benar.

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR TRANSLITERASI... x

MODUL. Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Bone-Bone Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas / Semester : XI / 1

DAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks...

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30

UST.HJ.MOHD SALEH BIN RAMLI PENSYARAH MAAHAD TAHFIZ NEGERI PAHANG BAHAGIAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN... PERSEMBAHAN... NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TESIS... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Baca Tulis Qur an (BTQ) Kelas 2

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI...

: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM : X SEMUA KOMPETENSI KEAHLIAN

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS)

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv

SOAL MFQ TAJWID. A. Soal Paket Penyisihan 1. Soal :Apa yamg dimaksud dengan saktah atau sakt

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI..

BAB II KAJIAN PUSTAKA

RANGKUMAN MATERI HURUF HIJAIYAH. BACAAN ALIF LAM ( lam Ta rif )

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI..

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK...

STANDAR KOMPETENSI 9: Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati.

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Baca Tulis Qur an (BTQ) Kelas 3

DAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23

MAKALAH. Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla. Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. Disusun Oleh : Fitri Wijayanti

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S1) dalam Ilmu Tarbiyah. Disusun oleh : SUSI SUSANTI

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN...

HUKUM NUN SUKUN DAN TANWIN

; ) ا ( alif Disebut mad thabi i (mad asli) apabila terdapat harakat fathah diikuti

PEDOMAN TRANSLITERASI. Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii. PANDUAN TRANSLITERASI... iv. ABSTRAK...

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DAN DRILL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS MATERI QOLQOLAH KELAS VIII SEMESTER I

DAFTAR ISI. SAMPUL LUAR... i. SAMPUL DALAM... ii. ABSTRAK... iii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv. PERNYATAAN KEASLIAN... v. KATA PENGANTAR...

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

ARAB-LATIN. A. KONSONAN TUNGGAL Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan. Bâ' B - ت. Tâ' T - ث. Jim J - ح. Khâ Kh - د. Dâl D - ذ. Râ' R - ز.

AYAT AL-QUR AN TENTANG PERINTAH MENJAGA LINGKUNGAN DISUSUN OLEH: FUAD, M.Pd.I

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Penelitian tentang kemampuan menulis KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS AL-QURAN SISWA

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Penulis : Muhammad Ma mun Salman JILID 2

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Dimensi Komunikasi Interpersonal C. Komitmen Organisasi

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pengertian Membaca Huruf Hijaiyah

STANDAR KOMPETENSI 1: Menerapkan hukum bacaan Al Syamsiyah dan Al Qamariyah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Kajian Bahasa Arab KMMI /12 Shafar 1433 H 1

BUAH-BUAHAN DALAM AL-QUR AN (KAJIAN TEMATIK)

DAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR GAMBAR... PEDOMAN TRANSLITERASI... ABSTRAK INDONESIA... ABSTRAK ARAB...

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA

KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 TAJWID KBM 1

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN DENGAN CARA TEBASAN

STRATEGI BANK BRISYARIAH CABANG BANJARMASIN DALAM MEMPEROLEH NASABAH PRODUK TABUNGAN HAJI

Abstrak. Kata kunci: Kurs Rupiah, BI Rate, JII, LQ45.

PENGESAHAN. Telah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang pada tanggal : Semarang, 22 januari 2016.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PEMBAHASAN. Makalah Ulumul Qur an : Rasm Al-Qur an hal [1]

TESIS. Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister (S.2) Manajemen Pendidikan Islam

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Cara Termudah Menghafal Al-Qur`an Al-Karim

Bab 1. Memperindah Bacaan Qur an Dengan Tajwid Yang Benar

MACAM-MACAM HUKUM ILMU TAJWID

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Tulisan & Tanda Mushhaf

BAB I PENDAHULUAN. menghindari agar tidak terjadi kesalahan dan perubahan bacaan al-qur an serta

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

( Word to PDF Converter - Unregistered )

Daftar Tabel... Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia... Latar Belakang Masalah... Batasan Masalah Penelitian...

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENGERTIAN dan HUKUM ILMU TAJWID

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Baca Tulis Qur an (BTQ) Kelas 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA. Publication: 1436 H_2014 M. Disalin dari Majalah al-sunnah, Edisi 08, Th.XVIII_1436/2014

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

DAFTAR ISI... Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR...

PERNYATAAN KEASLIAN. Yang bertanda tangan di bawah ini saya: : Novianti AsiyahNingrum Solikha. : Mekanisme Fundraising Dana Zakat, Infaq Dan

Yuk Belajar... Huruf Hijaiyah

PENGARUH PENGASUHAN ORANG TUA TERHADAP KESADARAN RELIGIUS SISWA DI MTs. DARUN NAJAH NGEMPLAK KIDUL MARGOYOSO PATI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk beramal salah yaitu dengan. membawanya. Banyak hadits-hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Metode Usmani dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur an di

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN AKHLAK DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an ialah kitab suci yang merupakan sumber utama bagi ajaran

LEMBAR OBSERVASI UNTUK SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan jabatan profesi, sebagai pihak pendidik dan pengajar

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Transkripsi:

BAB II PROBLEMATIKA BACA TULIS AL-QUR AN A. Pengertian Al-Qur an Al-Qur an secara etimologi diambil dari kata: ق ر ء ي ق ر ء ق ر اء ة ق ر ا ا yang berarti sesuatu yang dibaca. Jadi, arti Al-Qur an scara lughawi adalah sesuatu yang dibaca. Berarti menganjurkan kepada umat agar membaca Al-Qur an, tidak hanya dijadikan hiasan rumah. Atau pengertian Al- Qur an sama dengan bentuk mashdar قراءة yang berarti menghimpun dan mengumpulkan. Seolah-olah Al-Qur an menghimpun beberapa huruf, kata dan kalimat satu dengan yang lain secara tertib sehingga tersusun rapi dan benar. Oleh karena itu Al-Qur an harus dibaca dengan benar sesuai dengan makhraj (tempat keluarnya huruf) dan sifat-sifat hurufnya, dipahami, dihayati, dan diresapi makna-makna yang terkandung di dalamnya kemudian diamalkan. Secara terminologi Al-Quran sebagaimana disepakati ulama dan ahli ushul fiqh adalah sebagai berikut. ك ل و هللا ا ن ع ج س ا ن س ل ع ه ى خ ا ح ى ا ل ب ي اء ان ر ض ه ي ب اض ط ت ا ل ي ي ج ب ر ي م ع ه ي انط ل و ا ن ك خ ب ع ه ى ان ص اح ف ان ق ل ا ن ي ا ب انخ اح ر ا ن خ ع ب د ب خ ل ح ان ب د ء ب ط ر ة ان ا ح ت ان خ خ ى ب ط ر ة ان اش Al-Qur an adalah kalam Allah yang mengandung mukjizat (sesuatu yang luar biasa yang melemahkan lawan) diturunkan kepada penghulu para nabi dan rosul (yaitu Nabi Muhammad SAW) melalui Malaikat Jibril yang tertulis pada mushaf, yang diriwayatkan kepada kita secara 17

18 mutawatir, dinilai ibadah membacanya, yang dimulai dari Surat Al- Fatihah dan diakhiri dengan surat Surat An-Nas. 1 Penjelasan dari sumber yang berbeda bahwa Al-Qur an berasal dari kata dasar qara a, yang berarti membaca, maka Al-Qur an berarti bacaan. Sementara kitab berasal dari kataba yang berarti menulis, maka kitab berarti tulisan. Maka kedua kata, kitab dan Qur an dikaitkan dengan konsep pendidikan, yakni membaca dan menulis, dengan pengertian seluas-luasnya. 2 B. Sejarah Baca Tulis Al-Qur an Tulisan Arab yang dipergunakan sekarang ini berasal dari tulisan Mesir Kuno. Pendapat lain mengatakan bahwa orang yang pertama kali menulis menggunakan huruf arab adalah Nabi Ismail. Namun saat itu semua huruf-hurufnya bersambung. Kemudian dua anaknya (Qaidar dan Hamaisa ) melakukan pemisahan pada huruf-huruf yang bersambung tersebut. Ciri tulisan pada waktu itu adalah huruf ditulis dalam bentuk lambang yang terpisah-pisah seperti huruf cetak latin, hanya huruf konsonan (selain wawu, alif, dan ya ) yang ditulis tidak memakai titik, dan terkadang satu 1 Abdul Majid Khon, PRAKTIKUM QIRA AT: Keanehan bacaan Al-Qur an Qira at Imam Ashim dari Hafash, (Jakarta: Amzah, 2011), hlm. 1-2 2 Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur an, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), hlm 19

19 huruf dipakai untuk beberapa huruf yang mempunyai kesamaan bentuk tanpa diberi tanda pembeda seperti lazimnya huruf pada masa sekarang. Dalam perkembangan berikutnya, tulisan Arab mengalami proses penyempurnaan bentuk meskipun belum dibedakan. Ciri huruf atau tulisan pada masa ini adalah huruf sudah ditulis secara bersambung, dan juga ada penambahan huruf seperti tsa, dzal, dhad, dla, dan ghin. Model tulisan seperti ini digunakan sampai abad ke-6 M. Diperkirakan seabad sebelum kedatangan Islam, orang-orang Hijaz telah belajar baca tulis di Siria dan Irak. Hal ini disebabkan karena adanya hubungan dagang yang terjalin antara mereka sehingga melahirkan tokohtokoh yang terkenal mempunyai keahlian baca tulis Arab, seperti Bisyir bin Abdul Malik Al-Kindi. Pada awal abad ke-7 M, karena adanya program pemberantasan buta huruf yang dicanangkan Nabi Muhammad SAW maka mulai banyak orang Islam yang pandai baca tulis. Tawanan-tawanan non muslim yang tidak membahayakan Islam dan mereka mempunyai kemampuan baca tulis yang cukup, maka tiap satu tawanan diharuskan mengajarkan baca tulis kepada sepuluh anak orang Islam sampai mahir. Diantara sahabat Nabi Muhammad yang pandai baca tulis adalah Ali bin Abi Thalib, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Mu awiyah bin Abi Sufyan, Yazid bin Abi Sufyan. Meskipun sebagian sahabat dan keluarga Nabi dapat membaca dan menulis namun beliau sendiri tak pernah mempelajari kepandaian ini.

20 Wahyu yang turun kepada Nabi oleh sebagian sahabat dituliskan di atas pelepah kurma, kayu, tulang, dan material lain yang dapat digunakan. Beberapa bagian Al-Qur an disimpan di masjid, di rumah Nabi dan di rumah para sahabat. Baru setelah wafatnya Nabi, atas desakan Umar bin Khattab, Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk meghimpun dan menulis semua ayat dalam susunan seperti yang ditunjukkan Nabi. 3 Tugas penulisan Al-Qur an dilaksanakan Zaid bin Tsabit dalam waktu satu tahun, yaitu sejak selesai Perang Yamamah dan sampai sebelum Abu Bakar wafat. Mushaf ini disimpan Abu Bakar sampai wafat dan kemudian disimpan oleh Umar bin Khattab. Setelah Umar wafat, mushaf disimpan Hafshah binti Umar dengan pertimbangan bahwa Hafshah adalah seorang istri Nabi yang hafal Al-Qur an dan pandai baca tulis. 4 Tulisan yang biasa dipergunakan pada masa Rasulullah dan para sahabatnya hanya terdiri atas simbol-simbol dasar yang hanya melukiskan struktur konsonan dari sebuah kata dan bahkan sering mengandung kekaburan. 5 Oleh karena itu, perbaikan penulisan berangsur-angsur dilakukan. Perbaikan ke arah kesempurnaan tulisan ini dibutuhkan karena munculnya kasus kesalahan membaca ayat Al-Qur an di kalangan muslimin. Kesalahan membaca ayat Al-Qur an bisa berakibat fatal sebab dapat merubah makna ayat tersebut. Tahap-tahap penyempurnaan tulisan Arab sebagai tulisan resmi Al-Qur an adalah sebagai berikut: 3 Ma rifatul Munjiah, KAIDAH-KAIDAH IMLA : Teori dan Praktik (Malang: UIN MALIKI PRESS, 2012), hlm. 5-9. 4 Abdul Majid Khon, PRAKTIKUM QIRA AT: Keanehan Bacaan Al-Quran Qira at Ashim dari Hafash (Jakarta: Amzah, 2011), hlm. 24. 5 Ibid., hlm. 26.

21 1. Menciptakan Syakal Awal abad ke-7 M, Ziyad bin Abi Sufyan dari Daulah Umayyyah meminta kepada Abu Aswad Ad-Duali untuk menciptakan syakal (tanda baca/harakat) guna mempermudah membaca ayat Al-Qur an dan meminimalisir kesalahan baca. Tanda baca yang diciptakan berupa titik-titik. a. Titik satu di sebelah kiri huruf berarti dhummah (u), seperti:. ط maka dibaca thu b. Titik satu tepat di atas huruf berarti fathah (a) c. Titik satu tepat di bawah huruf berarti kasrah (i) d. Bila dua titik maka fungsinya menjadi tanwin (un, an, in). 2. Membedakan huruf yang sama bentuk dengan garis. Pada masa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan, seorang gubernur bernama Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi meminta Nashr bin Ashim dan Yahya bin Ya mar untuk memberi tanda pada huruf-huruf yang sama bentuknya tetapi berbeda ejaan. Selanjutnya keduanya menciptakan tanda berupa garis pendek yang diletakkan di atas atau di bawah huruf. Garis-garis itu bisa satu, dua atau tiga. Misalnya: ba diberi satu garis pendek di atas huruf dan tsa diberi tiga garis pendek di atas huruf.

22 3. Membalik tanda-tanda Setelah beberapa waktu, sistem penandaan titik dan garis pendek mengalami perubahan. Salah seorang ahli Al-Khalil bin Ahmad mengadakan perubahan dengan membalik fungsi tanda baca yang diciptakan oleh Abu Aswad Ad-Duali, Nashr bin Ashim dan Yahya bin Ya mar. Titik yang awalnya merupakan harakat sekarang dijadikan tanda untuk membedakan huruf yang berbentuk sama namun berbeda ejaan. Untuk tanda baca, Al-khalil mengambil dari huruf-huruf yang menjadi sumber bunyi (huruf vokal). Alif sebagai sumber bunyi a, ya sebagai sumber bunyi i, dan wawu sebagai sumber bunyi u. Tanda untuk membedakan huruf yang bentuknya sama bisa berupa tanda titik atau tanda menyerupai angka. Huruf-huruf tersebut misalnya adalah ba dengan ta dan tsa, jim dengan cha dan kho. Dal dengan Dzal, ra dengan za, sin dengan syin, shad dengan Dhad, dan tha dengan dla. Semua ditulis dengan tanda demikian baik dipisah maupun disambung. Adapun fa ditulis dengan satu titik di atas ketika bersambung dengan huruf lain, ketika terpisah maka fa ditulis tanpa titik. Qaf ditulis dengan satu titik di bawah ada pula yang menandainya dengan dua titik di atas ketika bersambung dengan huruf lain dan tampa titik ketika ditulis terpisah. Bentuk penulisan fa lebih terbuka sedangkan qaf lebih tertutup.

23 Pada awal munculnya bentuk huruf hijaiyah, bentuk huruf kaf mempunyai kesamaan dengan dal dan dzal hanya saja bentuk kaf lebih besar dari keduanya sehingga tidak diberi tanda titik. 6 4. Tanda khusus pada saat huruf diucapkan a. Tanda pengganti hamzah Penduduk Hijaz hanya mengenal hamzah jika berada di awal kalimat. Namun ketika hamzah itu berada di tengah atau di akhir, mereka mengganti hamzah tersebut dengan huruf yang sesuai dengan harakat yang paling kuat. Kasrah dengan ya, dhummah dengan wawu, dan fathah dengan alif. 7 b. Tanda sukun Sukun itu bukan harakat. Sebaliknya sukun menunjukkan tidak adanya harakat. Penduduk Madinah menggunakan tanda bulatan kecil (diambil dari kepala mim setelah tangkai atau badannya dibuang) yang diletakkan di atas huruf. 8 c. Tanda tasydid Ada dua tanda khusus yang digunakan untuk huruf yang bersuara ganda (tasydid). Pertama, kepala syin yang diambil dari kata.شديد Tanda ini diletakkan di atas huruf yang bersuara ganda, baik huruf itu bersuara a, i, atau u. Tanda ini dibuat oleh Al- Khalil bin Ahmad. Kedua, huruf dal yang ditulis dalam bentuk.شديد kecil. Tanda ini diambil dari huruf dal yang ada di akhir kata 6 Ma rifatul Munjiah, op. cit., hlm. 11-14. 7 Ibid., hlm. 16. 8 Ibid., hlm 17.

24 Tanda dal diletakkan di atas huruf bila huruf bersuara a, dibawah huruf jika huruf bersuara i, di depan huruf jika huruf bersuara u. d. Tanda tanwin Tanwin adalah suara nun mati yang berada di akhir isim yang menerima tanwin, isim yang tidak dimasuki alif-lam (al), dan isim yang tidak dimudhafkan. Untuk menunjukkan adanya tanwin fathah Abu Aswad Ad-Duali meletakkan dua titik di atas huruf, untuk tanwin dhummah ditulis dengan dua titik di depan huruf, dan untuk tanwin kasrah ditulis dengan dua titik di bawah huruf. Kemudian Al-Khalil menyempurnakan tanda titik yang dibuat Abu Aswad untuk menandai tanwin dengan tanda garis. Menurut Al-Qalqasyandi, ulama mutaakhirin menggunakan huruf wawu dan garis yang ditulis dalam bentuk kecil dan diletakkan di atas huruf yang menyandang tanwin dhummah. Huruf wawu menunjukkan dhummah dan tanda garis menunjukkan tanwin. Adapula yang menggunakan huruf wawu ganda yang saling berhadapan. Tanda-tanda ciptaan Al-Khalil bin Ahmad banyak yang menjadi dasar untuk tanda dalam tulisan Arab sampai sekarang. Proses penyempurnaan huruf hijaiyah ini terjadi hingga abad ke-8 M. 9 9 Ibid., hlm 18-19.

25 Penemuan selanjutnya dalam teknik pencetakan yang salah satu aspeknya pembakuan huruf yang sangat membantu dalam mmformulasikan tulisan. Sejak abad ke-16 M ketika mesin cetak yang dapat digerakkan mulai diperkenalkan di Eropa, pola pencetakan Al-Qur an pun mulai dibakukan. Al-Qur an yang pertama kali dicetak dibuat di Hamburg, Jerman. Naskahnya dilengkapi tanda baca. Adapun naskah yang dicetak oleh umat Islam pertama kali adalah yang disebut dengan Edisi Mulay Utsman yang dicetak pada abad ke-17 M di Rusia. Naskah Al-Qur an yang tercetak sebagai standar masa kini dan dipergunakan oleh umat Islam adalah edisi Mesir atau disebut dengan Edisi Raja Fu ad, karena Raja Fu ad lah yang memperkenalkan di Mesir. Edisi ini dituliskan berdasarkan cara Imam Ashim dari Imam Hafash. Naskah cetakan inilah yang kemudian tersebar ke seluruh penjuru dunia Islam karena Mesir pada waktu itu pernah menjadi pusat informasi dunia Islam hingga sekarang. 10 C. Kaidah Membaca Al-Qur an Salah satu adab membaca Al-Qur an adalah dengan tartil. Tartil artinya perlahan-lahan, tidak terburu-buru, dengan bacaan yang baik dan benar sesuai dengan makhraj dan sifat-sifatnya sebagaimana yang dijelaskan dalam ilmu tajwid. Membaca Al-Qur an denga tartil akan 10 Abdul Majid Khon, op. cit., hlm. 27-28.

26 membawa pengaruh kenikmatan dan ketenangan bagi para pembaca atau pun para pendengarnya. 11 Ilmu tajwid adalah pelajaran untuk memperbaiki bacaan Al-Qur an. ilmu tajwid sangat penting untuk dipelajari sebelum mempelajari ilmu Qira at Al-Qur an. Dalam ilmu tajwid diajarkan bagaimana cara mengucapkan huruf yang berdiri sendiri, huruf yang dirangkaikan dengan huruf lain, melatih lidah mengeluarkan bunyi huruf sesuai tempat keluarnya, belajar mengucapkan huruf yang panjang dan pendek, cara memasukkan huruf kepada huruf sesudahnya, berat atau ringan, berdesis atau tidak, mempelajari tanda-tanda berhenti dalam bacaan dan sebagainya. Ilmu tajwid diajarkan sesudah pandai membaca huruf hijaiyah dan telah membaca Al-Qur an sekedarnya. 12 Berikut adalah hukum-hukum bacaan yang dipelajari di dalam ilmu tajwid. 1. Nun Sukun ( ( dan Tanwin Hukum bacaan nun sukun atau tanwin diantaranya: a. Idzhar Halqi Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf halqi maka wajib dibaca Idzhar Halqi. Huruf Idzhar Halqi. ء ح خ ع غ adalah Contoh bacaan Idzhar Halqi pada potongan ayat QS. Al-Ikhlas ك ا ا ح دد ayat :4 159. 11 Abdul Majid Khon, op. cit., hlm. 41. 12 Zainal Abidin, SELUK BELUK AL-QUR AN (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992), hlm.

27 b. Idgham Bighunnah Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf ي و, maka dibaca Idgham Bighunnah. Contoh bacaan Idgham Bighunnah seperti pada potongan ayat ص ي ا ض ا ا berikut: QS. Asy-Syams ayat 7 sebagai c. Idgham Bilaghunnah ل Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf dan ر maka dibaca Idgham Bilaghunnah. Contoh bacaan Idgham Bilaghunnah dalam potongan ayat QS. ي دم ن لك م س ة seperti: Al-Humazah ayat 1 d. Iqlab ب Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf maka dibaca Iqlab. Contoh bacaan Iqlab dalam potongan ayat QS. Asy-Syams إ ذ ا ب ع ذ :12 ayat e. Ikhfa Haqiqi Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf Ikhfa maka wajib dibaca (ث د ج د ذ زش ظ ص ض ط ظ ف ق ك ( 15 Haqiqi. Contoh bacaan Ikhfa Haqiqi dalam potongan ayat QS. Al- ا ل ي ح ن ى ك ر Ghasyiyah ayat :23

28 ) و ) Sukun 2. Mim Apabila ada mim sukun bertemu huruf hijaiyah hukum membacanya ada tiga macam, yaitu: a. Ikhfa Syafawi Ikhfa Syafawi artinya harus samar-samar di bibir. Apabila ada mim sukun bertemu huruf ب maka wajib dibaca Ikhfa syafawi. ى ب انط ا ر ة Contoh: b. Idgham Mutamatsilain/Idgham Mimi. Apabila ada mim sukun bertemu dengan huruf و maka wajib ا و ي ي ر ج : Contoh dibaca Idgham Mutamatsilain/Idgham Mimi. c. Idzhar Syafawi.. ب dan و Apabila ada mim sukun bertemu dengan huruf selain ا ع ج Contoh: Cara membacanya jelas di bibir dan mulut tertutup. 3. Tafkhim dan Tarqiq a. Ra Tafkhim dan Ra Tarqiq 1) Ra Tafkhim Ra tafkhim adalah ra (ر) yang dibaca tebal. Baik untuk (ر) ra yaitu setelah (اضى) maupun benda (فعم) kata kerja bertemu dengan salah satu huruf-huruf Isti la yang huruf sebelumnya bertanda kasrah dan atau ra (ر) bertanda fathah, dhummah dan sukun, sedangkan huruf sebelumnya bertanda خ ص ض ط ظ غ fathah atau dhummah. Huruf-huruf Isti la yaitu ر ب ا ك ر ا ا ص ر ا ق ر ط ا دش Contoh:.ق

29 2) Ra Tarqiq Ra Tarqiq adalah ra (ر) yang dibaca tipis. Ra dibaca tarqiq apabila ra bertanda kasrah atau sebelum ra ada ya ا ر ا Contoh: sukun atau sebelum ra sukun ada tanda kasrah. ب ص ي در خ ي در ف ر ع b. Lafadz Allah 1) Lafadz Allah dibaca tebal (tafkhim) Lafadz Allah dibaca tafkhim jika lafadz Allah didahului dengan tanda fathah atau dhummah. ر ض ل هللا ش د هللا Contoh: 2) Lafadz Allah dibaca tipis (tarqiq) Lafadz Allah dibaca tipis jika lafadz Allah didahului kasrah. ب ط ى هللا Contoh: 4. Lam Ta rif Alif dan lam lazim disebut lam ta rif. Al (ال) dibedakan menjadi dua macam, yaitu: Idzhar Qamariyah dan Idgham Syamsiyah. 13 a. Idzhar Qamariyah Cara membaca al pada Idzhar qamariyah adalah dengan membaca al yang bertemu huruf qamariyah dengan jelas. Huruf ا ب غ ح ج ك خ ف ع ق ي و yaitu: qamariyyah ada,14 Contoh: ا ن د dibaca al-hamdu. 13 Nor Hadi, Juz Amma: Cara Mudah Membaca dan Memahami Al-Qur an Juz ke-30 (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 20.

30 b. Idgham Syamsiyah Cara membaca al pada idgham syamsiyah adalah dengan cara tidak membaca al pada al yang bertemu huruf syamsiyah karena al nya dimasukkan kepada huruf syamsiyah yang ada di ث د د ذ ر ز ش ظ ص yaitu: hadapannya. Huruf syamsiyah ada,14 ض ط ظ ل Contoh: ا نش ص dibaca asy-syamsi. 5. Qalqalah Qalqalah artinya gerakan, goncangan. Macam-macam huruf Qalqalah adalah: ق ط ب ج د Hukum bacaan Qalqalah ada dua macam, yaitu: Qalqalah Sughra dan Qalqalah Kubra. a. Qalqalah Sughra Dinamakan Qalqalah Sughra apabila ada huruf qalqalah bertanda sukun ada di tengah kalimat. Contoh: ا ب ر ا ي ى (ba menjadi huruf qalqalah). b. Qalqalah Kubra Dinamakan Qalqalah Kubra apabila huruf-huruf qalqalah dimatikan (disukunkan) pada akhir kata karena sebab titik atau titik koma. 6. Macam-macam Idgham Hukum Bacaan Idgham ada tiga macam, yaitu: a. Idgham Mutamatsilain

31 Idgham Mutamatsilain terjadi apabila ada dua huruf yang sama, yaitu huruf yang pertama sukun dan huruf yang kedua berharakat. Contoh: ا ض ر ب ب ع ص اك ( ب ب ) b. Idgham Mutaqarribain Idgham Mutaqarribain terjadi apabila ada dua huruf berdekatan makhrajnya, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. Cara membacanya adalah dengan memasukkan huruf petama yang disukunkan ke dalam huruf yang kedua ا ن ى ه ق ك ى Contoh: ق ك, د ذ berharakat. Seperti ا ن ى ه ك ك ى dibaca c. Idgham Mutajanissain Idgham Mutajanisain terjadi apabila ada dua huruf yang اي ج ط اا ت Contoh: ط ث, د ث sejenis. sifatnya D. Kaidah Menulis Al-Qur an 1. Huruf yang disambung dan dipisah Huruf hijaiyah bejumlah 28 huruf yang terbagi menjadi dua, boleh disambung dan tidak boleh disambung (harus dipisah). Huruf yang boleh disambung ada 22 huruf selain alif, dal, dzal, ra, za, dan wawu. 14 Adapun dalam menyambung huruf juga harus memperhatikan penggalan-penggalan kata. Dalam menulis Al-Qur an baik yang akan ditulis sambung dan dipisah juga disesuaikan dengan penggalan kata 14 Ibid., hlm. 40.

32 yang ada di dalam Al-Qur an. Penulisannya harus hati-hati karena jika keliru sedikit maka akan dapat membuat makna menjadi kabur atau bahkan merubah makna sehingga berakibat fatal. 2. Harakat Bahasa Arab tersususn dari huruf dan harakat. Ada harakat pendek, ada harakat panjang dan ada syiddah (tasydid). Pertama, harakat pendek meliputi fathah bersuara a, kasrah bersuara i dan dhummah bersuara u. Kedua, harakat panjang. Untuk suara a ditambahkan dengan alif ر, untuk suara i maka ditambahkan ya seperti ب ا menjadi ب seperti ش, dan untuk suara u maka ditambahkan wawu seperti ر ي menjadi.ض menjadi Ketiga, tasydid. Harakat yang dilambangkan dengan kepala huruf sin ini diletakkan di atas huruf. Tasydid berfungsi menunjukkan dua huruf yang sama, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat, baik itu fathah, kasrah atau dhummah. 3. Tanwin Tanwin adalah suara nun mati atau nun sukun. Kata ج ي ه ت د ketika dilafalkan seakan-akan penulisannya ج ي ه خ padahal yang benar adalah. Tanwin hanya berada dalam kalimat isim. Isim yang ditanwin ج ي ه ت د

33 harus sunyi dari al,(ال) dan sebaliknya bila sudah ada al maka tidak boleh ditanwin, 15 contoh: د ر دش jika tidak ada al, ا ند ر ش jika ada al. (ال) Al 4. Al (ال) hanya masuk dalam kalimat isim. Tanda isim yang paling pokok adalah bila ada tanwin maka tidak boleh ada al dan sebaliknya. Jika dalam al-qamariyah, al jelas terdengar, maka dalam al-syamsiyah, al tidak terdengar seakan-akan tidak ada huruf al dalam suatu kalimat. Cara mudah menandai dalam suatu kalimat ada al al-asyamsiyah adalah jika terdengar suara tasydid dan tidak terdengar tanwin di akhir kalimat maka sebenarnya dalam kalimat tersebut ada al nya, dan saat menuliskannya harus diberi al. 16 (ء) 5. Hamzah Ada empat cara penulisan hamzah yaitu: a. Hamzah di awal kata selalu dituliskan di atas atau di bawah huruf. Contoh: ا ك ب ر = akbaru ا ب د = ibnun ا در ض م = ursilu b. Hamzah di akhir kata ditulis setelah dipotong Contoh: ب أ = naba-i ي ب د دء = yubda-u c. Hamzah yang terletak setelah bacaan panjang dituliskan di atas baris sebagai huruf terpisah. Contoh: ض اء = samaa-i ح ط ء = tasuu-a ش ط ي = Syathii-i 15 Ibid., hlm. 45-47. 16 Ibid., hlm. 59.

34 d. Hamzah yang terletak di tengah kata ditulis di atas alif jika huruf sebelumnya bervokal fathah, di atas ya jika berharakat kasrah dan wawu jika huruf sebelumnya berharakat dhummah. Contoh: ق ر أ = qara-a ح = tafi-i ن ن = lu lu-u. 17 E. Problematika dalam Belajar Baca Tulis Al-Qur an Bahasa Al-Qur an adalah bahasa Arab. Pengamalan ajaran Islam tidak terlepas dari penguasaan bahasa Arab. 18 Di Indonesia, bahasa Arab tidaklah asing dalam kehidupan umat Islam sejak dulu kala karena motif keagamaan merupakan alasan yang paling mendasar dalam mempelajarinya. Oleh karena itu, studi Bahasa Arab dan Islam di Indonesia merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Bahasa Arab dikenal di Indonesia sama dengan dikenalnya agama Islam. Namun bahasa Arab tetaplah bahasa asing bagi bangsa Indonesia. Adapun dalam belajar dan mengajar bahasa Arab atau huruf-huruf Al-Qur an terdapat kesulitan atau permasalahan, diantaranya: 1. Masalah kebahasaan a. Adanya perbedaan dalam bunyi, ada fonem-fonem bahasa Arab yang tidak ada bandingannya atau persamaannya dengan bahasa د ح خ ذ ع seperti: Indonesia, b. Kesalahan dalam mendengarkan suara huruf yang berdekatan ش dan د seperti: makhrajnya, c. Ada yang tidak sama antara yang didengar dengan yang tertulis. 17 Nor Hadi, op. cit., hlm. 11-12. 18 Abdul Muin, Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia: Telaah Fonetik dan Morfologi, (Pekalongan: CV. Duta Media Utama, 2015), hlm. 27.

35 2. Masalah psikologi Indonesia termasuk negara yang mayoritas penduduknya agama Islam. Acara-acara keagamaan dilindungi oleh pemerintah, hari-hari besar Islam sudah menjadi hari besar Nasional. Namun kepedulian bangsa Indonesia terhadap bahasa Arab belum seimbang, bahkan masih banyak orang Islam yang bahasa Arabnya hanya bacaan-bacaan shalat dan doa-doa. Bahasa Arab dipandang sebagai bahasa Islam semata. Bahasa Arab jarang digunakan dalam pertemuan tingkat nasional maupun internasional. Beberapa dari mereka belajar bahasa Arab di sekolah sekedar untuk lulus. Nababan mengelompokkan motivasi belajar bahasa Arab ke dalam tiga bentuk: a. Motivasi integratif, yaitu belajar bahasa karena ingin hidup di tengah-tengah masyarakat pemilik bahasa itu. b. Motivasi instrumental, yaitu belajar bahasa Arab karena sebagai alat untuk mencapai tujuan lain c. Identifikasi kelompok sosial, yaitu belajarbahasa Arab karena utuk dapat berkomunikasi dengan masyarakat tertentu. 3. Masalah tenaga pengajar/guru dan metode pengajarannya Muhammad Arfah mengatakan bahwa rahasia keberhasilan mengajar bahasa Arab yang dalam hal ini mencakup ayat-ayat Al- Qur an adalah dengan latihan atau pengulangan. Tenaga pengajar/guru pelu membantu peserta didiknya dengan memberikan latihan-latihan

36 secara berkala dan mengulang-ulang pelajaran karena hal ini dapat meningkatkan pemahaman peserta didik sehingga daya serap dalam belajar bahasa Arab atau ayat-ayat Al-Qur an akan lebih mudah. Akan tetapi untuk mendapatkan itu perlu latihan-latihan secara berkesinambungan dan sungguh-sungguh, baik scara sendiri ataupun kelompok. 19 Sama halnya menurut Khotibul Umam, metode yang baik adalah menggunakan latihan dan drill karena bahasa adalah kemampuan dan ketrampilan, sedangkan kemampuan tidak bisa dicapai hanya dengan kaidah-kaidah saja, tetapi harus dengan latihan dan pengulangan. 20 19 Ahmad Munir dan Sudarsono, ILMU TAJWID DAN SENI BACA AL-QUR AN, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1994), hlm. 4 20 Abdul Muin, op.cit., hlm. 38-42.