PERBEDAAN MOTIVASI MENGEMBANGKAN KARIR ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT PADA KARYAWAN. Skripsi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

Niken Kartikasari F

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1

PERBEDAAN STRES KERJA DAN KUALITAS KOMUNIKASI DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sebagai salah satu program kerja pemerintah, Ujian Nasional diadakan

PERBEDAAN TOLERANSI TERHADAP STRES PADA REMAJA BERTIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT DI KELAS XI SMA ASSALAAM SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerjaan serta problem keuangan dapat mengakibatkan kecemasan pada diri

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PELATIHAN KERJA DENGAN MOTIVASI PENGEMBANGAN KARIR

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DAN BERPIKIR POSITIF DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA CITRA DIRI (SELF IMAGE) DENGAN ASPIRASI KERJA PADA SALESMAN ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang penting dan mutlak diperlukan, hal ini karena kedisiplinan kerja sangat

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan kepada karyawan, jika mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan target-target

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Bisa dilihat saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB III METODE PENELITIAN

Ariesta Marsitho Nugrahawan F

BAB I PENDAHULUAN. pada individu seperti dampak fisik, sosial, intelektual, psikologis dan spiritual

PENGARUH GAJI, INSENTIF, DAN FASILITAS TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PD BPR BANK PASAR KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007/2008

BAB III METODE PENELITIAN. (C). Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel (D). Metode. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian.

SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat Mencapai gelar Sarjana S-1 Psikologi

Shinta Wijaya F

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR PELAYANAN DAN PENGAWASAN BEA&CUKAI TIPE A3 SURAKARTA

PENGARUH MOTIVASI, POLA KEPEMIMPINAN, DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat Mencapai gelar Sarjana S-1 Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia. Tugas MSDM adalah mengelola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diantaranya adalah ilmu bersosialisasi, ilmu kepemimpinan dan cara berbicara dimuka umum

Rena Marliana F

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan yang harus dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I. HRD (Human Resource Development) atau dalam bahasa Indonesia. disebut sebagai bidang sumber daya manusia, yaitu bagian atau divisi dalam suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PENGHARGAAN DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA KARYAWAN CV. SARI ALAM SUKOHARJO S K R I P S I

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. belum sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Menurut Sagala (2010:1) mutu. Menurut Laporan Pengembangan Manusia (Human Developement

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan mengelola sumber daya manusia yang baik merupakan suatu langkah awal

Hubungan Antara Karakteristik Pekerjaan Dengan Etos Kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembangunan. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan unsur terpenting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN

(PTK Pada Siswa kelas VII SMP PGRI 15 Pracimantoro)

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Perusahaan dengan kualitas SDM yang tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas kerja yang terpisah, tetapi berhubungan dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai komitmen pada organisasi biasanya mereka menunjukan sikap kerja

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN EKSTROVERT DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. semakin modern, jaringan fisik serta pelayanan sarana dan prasarana nasional

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN RSUD KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. acuan dari kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu perlu ditingkatkan, di

Nama : Rizky Amelia NPM : Jurusan : Psikologi Pembimbing : Dr. M.M. Nilam Widyarini, M.Si., Psikolog

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. makalah perencanaan Sdm

BAB I. PENDAHULUAN. karyawan mulai dari pimpinan puncak hingga ke lapisan paling bawah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Organisasi dengan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lain pengembangan karir adalah salah satu kegiatan manajemen SDM harus

BAB I PENDAHULUAN. pada sumber daya manusia (human resources) guna menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan mampu bertahan dan berkompetisi dengan perusahaan lain,

BAB 1 PENDAHULUAN. Abad 21 saat ini merupakan suatu masa yang diwarnai oleh munculnya era

BAB I PENDAHULUAN. dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. Setiap karyawan memiliki kepribadian yang unik, artinya tidak ada dua

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi pemerintah mempunyai andil yang cukup besar dalam menentukan

ETIK UMB MENGENAL POTENSI DIRI FEB. Manajemen. Modul ke: Fakultas SYAHLAN A.SUME,SE,MM. Program Studi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan organisasi haruslah sejalan dengan dinamika perubahan baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Sarwo Edy, Program Pascasarjana, 2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan aset paling penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya untuk meningkatkan prestasi dalam rangka pencapaian tujuan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. bersungguh-sungguh untuk menanggulanginya, niscaya bangsa-bangsa akan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu. komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tepat.

Tipe-tipe Kepribadian. Oleh : Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

MANAJEMEN OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. korporat dimana di dalamnya terdapat budaya kerja. untuk memperoleh status sosial, pengembangan karir, dan memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting di dalam suatu organisasi.

Skripsi S-1 Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh :

MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bisnis, maka selayaknya SDM tersebut dikelola sebaik mungkin. Kesuksesan

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan karena

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai salah satu bidang ilmu dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan kontribusi terhadap rata-rata hasil pendidikan secara

Transkripsi:

PERBEDAAN MOTIVASI MENGEMBANGKAN KARIR ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT PADA KARYAWAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Gatot Setyono Wahyu F. 100 010 244 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat pada masa sekarang membawa dampak terhadap perkembangan di bidang industri dan organisasi. Aspek yang tidak kalah pentingnya dalam bidang industri dan organisasi selain penerapan teknologi adalah Sumber Daya Manusia Salah satu proses Manajemen SDM yang penting di Sebuah perusahaan adalah proses pengembangan karir. Proses pengembangan karir merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kesuksesan bisnis. Pengembangan karir akan membuat perusahaan dan pegawai dapat mencapai suatu kesepakatan mengenai kompetensi, pelatihan dan pengembangan serta jenjang dan jalur karir yang sesuai untuk mencapai tujuan, baik tujuan perusahaan maupun tujuan pribadi pegawai dalam bentuk kemitraan. Pengembangan karir yang efektif akan menghasilkan suatu lingkungan yang saling mempercayai, pemberdayaan yang efektif dan komitmen terhadap visi, misi serta tujuan strategis (Hardiningtyas, 2004). Sejalan dengan pendapat di atas Martoyo (1994) menambahkan beberapa manfaat dari pengembangan karir yang dapat dicapai oleh setiap pegawai atau karyawan antara lain: meningkatkan kemampuan karyawan, baik ketrampilan maupun intelektual yang akan disumbangkan kepada organisasi dan meningkatkan 1

2 jumlah karyawan yang berkemampuan lebih tinggi dari sebelumnya sehingga memudahkan pihak manajemen untuk menempatkan dalam job atau pekerjaan yang lebih tepat. Jaffe dan Scott (Prasaja, 1996) tujuan pengembangan karir secara umum membantu karyawan memusatkan perhatian pada masa depannya dalam organisasi dan membantu karyawan mengikuti jalur karir yang melibatkan proses belajar secara terus-menerus. Dalam proses pengembangan karir, perusahaan memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada karyawan untuk mendapatkan posisi yang berarti bagi karyawan, memberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam struktur kerja organisasi. Karyawan dituntut memiliki tanggungjawab untuk membuat perencanaan karir dan masa depan serta menemukan cara untuk memberikan sumbangan pada organisasi. Handoko (1986) mengemukakan dengan adanya pengembangan karir berarti adanya penghargaan terhadap individu karyawan yang berarti pula adanya pengakuan dan penghargaan terhadap prestasi individu. Hal inilah yang akan dapat memuaskan karyawan, yang pada dasarnya hal itu adalah kebutuhan karyawan juga agar mampu meningkatkan produktivitas perusahaan.. Berdasarkan dimensi lain tentang Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index (HDI), yakni suatu survey tahunan yang dilakukan oleh United Nations for Development Programs (UNDP) tentang Indeks Pembangunan Manusia Indonesia mendapat skor 0,682 pada tahun 2003, padahal pada tahun 2002 mendapatkan skor 0,684. Jika ditinjau dari peringkatnya, kualitas SDM Indonesia

3 tahun 2003 berada pada posisi 112 dari 179 negara. Keadaan ini sungguh memprihatikan, karena Indonesia pada tahun 2002 berada pada peringkat 110 dari 173 negara dan tahun 2001 berada pada peringkat 102 dari 162 negara. (Jawa Pos, 2003). Sehingga keadaan ini dapat diasumsikan bahwa secara umum SDM belum memiliki kualitas ideal sebagaimana yang dipersyaratkan dalam pemenuhan respon terhadap perubahan tersebut terutama dalam hal pengembangan karirnya. Beberapa karyawan yang pada awal karirnya menduduki posisi jabatan tertentu seperti supervisor, kemudian melewati banyak situasi dan peluang yang terhampar selama menyusuri perjalanan karirnya dapat berbelok, dan banyak diantaranya yang melompat menduduki jabatan manajerial karena ia memiliki motivasi mengembangkan karir yang tinggi. Karyawan yang tetap di jalur profesi supervisor, karena mengalami stagnasi dalam perkembangan karirnya karena kurang memiliki motivasi yang tinggi meskipun karyawan tersebut memiliki keterampilan atau kemampuan yang baik. Tentu saja hal ini perlu diketahui mengapa karyawan tersebut berbeda dalam pemeningkatan karirnya, apakah karena karyawan tersebut kurang memilki motivasi yang tinggi atau pun karena faktor lain. Pada dasarnya karir merupakan suatu hal yang penting karena dapat memperkuat dan meningkatkan identitas dan status individu, serta meningkatkan harga diri, karir juga merupakan rangkaian pengalaman peran yang apabila diurut dengan tepat menuju pada tingkat tanggung jawab, status, kekuasaan dan ganjaran, namun untuk mencapai tingkat karir tertentu bukanlah suatu hal yang sederhana. Pengembangan karir seringkali tidak diterima secara positif oleh karyawan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain yaitu faktor kepribadian.

4 Setiap karyawan mengadakan orientasi terhadap dunia sekitarnya termasuk dunia kerja, ketika mengadakan orientasi karyawan yang satu dengan orang lainnya berbeda ada yang memiliki arah keluar dan ke dalam, hal in karena dipengaruh oleh karakteristik kepribadian atau jiwanya. Berdasarkan sikap jiwanya pada umumnya kepribadian individu dapat digolongkan menjadi dua tipe, yaitu: tipe kepribadian introvert dan tipe kepribadian ekstrovert. Jung (Lestari, Rizaldi & Djunaedi, 2001) menyatakan bahwa dimensi orang ekstovert dalam perilaku aktual digambarkan sebagai orang yang terbuka, periang, suka bergaul dengan orang lain, cenderung berinteraksi dengan masyarakat dan tidak sensitif, menghadapi kehidupan sehari-hari kurang serius, tidak menyukai keteraturan, agresif, kurang bertanggungjawab, optimis, implusif dan bersifat praktis. Sedangkan orang introvert dalam perilaku aktual digambarkan sebagai orang yang pendiam, suka menjauhkan diri dari pergaulan, mudah murung, cenderung menghindari masyarakat dan sensitif menghadapi kritik, introspektif, menanggapi kehidupan sehari-hari secara lebih serius, menyukai keteraturan, jarang agresif, dapat dipercaya, pesimis, depresif, hatihati, rendah diri, mudah melamun, cenderung mempertahankan dirinya, kaku, tegas, egois, kurang suka lelucon terutama berbau seks, lambat tetapi teliti, bersifat damai dan pasif. Menurut Eysenck (dalam Suryabrata, 1998) gambaran individu introvert adalah memperlihatkan kecenderungan untuk mengembangkan gejala-gejala ketakutan dan depresi, ditandai oleh kecenderungan-kecenderungan obsesi mudah tersinggung, apatis, perasaan gampang terluka, mudah gugupan, rendah diri, mudah melamun, sukar tidur. Cerdas dan cenderung untuk tetap pada pendirian. Umumnya

5 individu introvert adalah teliti tetapi lambat dalam tindakan atau bekerja, tenang, agak kaku dan kurang suka lelucon terutama yang berbau seks. Jika dikaitkan dengan motivasi mengembangkan karir maka karyawan yang memiliki kepribadian ekstrovert diasumsikan akan memiliki motivasi mengembangkan karir yang lebih tinggi dibandingkan kepribadian introvert. Hal ini karena orang dengan tipe kepribadian ekstrovert cenderung menyukai tantangan, tidak cepat puas, terbuka, periang, suka bergaul dengan orang lain, cenderung berinteraksi dengan masyarakat dan tidak sensitif, optimis, dan bersifat praktis.. Sebaliknya orang dengan tipe kepribadian introvert cenderung tidak mengalami kebosanan, lebih suka pada hal-hal yang sudah biasa dilakukan atau dikenal dan sengaja menghindarkan diri dari bahaya. Mereka tidak menyukai tantangan dan cenderung konvensional. Semua karyawan baik yang memiliki tipe kepribadian introvert ataupun ekstrovert diharapkan memiliki motivasi pengembangan karir yang tinggi sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja, menyelesaikan berbagai permasalahan saat bekerja, menggunakan ide-ide dan gagasan yang cemerlang untuk mendukung produktivitas perusahaan dan pengembangan karir kerja, meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja serta kualitas dan kuantitas kerja. Kenyataan pada sekarang banyak perusahaan kurang memperhatikan aspek tipe kepribadian dalam penerimaan atau seleksi calon karyawan sebagai salah satu komponen persyaratan masuk menjadi karyawan sehingga dapat menyebabkan rendahnya motivasi mengembangkan kerja karyawan dan turunnya produktivitas perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, hal ini penting untuk diperhatikan oleh para

6 manajer personalia agar dapat menempatkan karyawan ke dalam jabatan yang sesuai dengan karakteristik kepribadiannnya sehingga dapat meningkatkan motivasi mengembangkan karir pada semua karyawan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis mengajukan rumusan masalah Apakah ada perbedaan motivasi mengembangkan karir antara kepribadian ekstrovert dan introvert? Dari rumusan masalah tersebut penulis menindaklanjuti dengan mengadakan penelitian berjudul: Perbedaan motivasi mengembangkan karir ditinjau dari tipe kepribadian ekstrovert dan tipe kepribadian introvert. B. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui perbedaan motivasi mengembangkan karir antara tipe kepribadian ekstrovert dengan introvert. 2. Mengetahui tingkat motivasi mengembangkan karir karyawan tipe kepribadian ekstrovert 3. Mengetahui tingkat motivasi mengembangkan karir karyawan tipe kepribadian introvert. C. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah : 1. Bagi pimpinan Toko Columbia Cabang Yogyakarta Penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang berperan untuk pengembangan perusahaan dan dapat digunakan sebagai masukan bagi pimpinan perusahaan dalam pengambilan keputusan khususnya yang berkaitan dengan

7 motivasi mengembangkan karir antara karyawan kepribadian ekstrovert dengan introvert. 2. Bagi Kepala Personalia Toko Columbia Cabang Yogyakarta Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan mengenai perbedaan motivasi mengembangkan karir antara karyawan tipe kepribadian ekstrovert dengan introvert sehingga kepala personalia dapat memberikan solusi yang tepat jika ada permasalahan yang terjadi di perusahaan. 3. Bagi karyawan Toko Columbia Cabang Yogyakarta Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan mengenai hubungan yang berkaitan dengan perbedaan motivasi mengembangkan karir antara tipe kepribadian ekstrovert dengan introvert sehingga karyawan dapat memahami karakteristik kepribadian dan karakteristik pekerjaan yang dapat berpengaruh terhadap pengembangan karir dalam pekerjaan. 4. Bagi ilmuwan psikologi Menambah wawasan dan wacana berpikir bagi kemajuan ilmu psikologi pada umumnya dan psikologi industri pada khususnya tentang perbedaan motivasi mengembangkan karir antara karyawan tipe kepribadian ekstrovert dengan introvert 5. Bagi pemerintah Khususnya Departemen Tenaga Kerja Bagi pemerintah khususnya Departemen Tenaga Kerja hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan informasi mengenai perbedaan motivasi mengembangkan karir antara tipe kepribadian ekstrovert dengan introvert

8 sehingga pemerintah diharapkan turut memberikan solusi yang tepat bagi karyawan maupun perusahaan yang mengalami permasalahan kerja. 6. Bagi peneliti selanjutnya Memberikan perluasan cakrawala pada ilmu pengetahuan, khususnya pada disiplin ilmu psikologi industri tentang perbedaan motivasi mengembangkan karir antara tipe kepribadian ekstrovert dengan introvert