BAB I PENDAHULUAN. belum sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Menurut Sagala (2010:1) mutu. Menurut Laporan Pengembangan Manusia (Human Developement
|
|
- Iwan Sudirman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini semakin pesat dan menuntut semua pihak agar bisa dan siap bersaing di era globalisasi. Kenyataan yang terjadi di lapangan masih banyak ditemukan permasalahan yang belum sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Menurut Sagala (2010:1) mutu pendidikan di Indonesia hingga kini belum menunjukkan indikasi meningkat. Menurut Laporan Pengembangan Manusia (Human Developement Report 2012 UNDP), kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tercermin dalam HDI (Human Development Index) Indonesia pada tahun 2011 mengalami penurunan signifikan. Indonesia berada pada peringkat 124 dari 187 negara. Padahal HDI Indonesia pada tahun 2010 pada peringkat 108. Kualitas SDM kita kalah jauh dibandingkan HDI negara-negara tetangga, seperti Singapura (26), Brunei Darussalam (33) dan Malysia (61). HDI adalah index campuran yang merupakan ukuran rata-rata prestasi penting atas tiga dimensi dasar dalam pengembangan atau pembangunan manusia, yakni: (1) a long and healthy life, (2) knowledge, dan (3) a decent standard of life. Kondisi tersebut sangat memprihatinkan, karena usaha pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan dan mencerdaskan anak-anak bangsa masih jauh dari maksimal dan belum tercapai. Kerja guru selama ini terkesan tidak optimal. Guru melaksanakan tugasnya hanya sebagai kegiatan rutin, kurang kreativitas. Inovasi guru relatif tertutup dan kreativitas bukan merupakan bagian 1
2 dari prestasi. Jika ada guru yang mengembangkan kreativitasnya, guru tersebut dinilai membuang-buang waktu dan boros (Sagala, 2011:38). Lebih dari itu, masyarakat/orang tua murid kadang-kadang mencemooh dan menuding guru tidak kompeten, tidak bermutu dan sebagainya, manakala putra/putrinya tidak bisa menyelesaikan persoalan yang ia hadapinya sendiri atau memiliki kemampuan tidak sesuai dengan keinginannya (Usman, 1996: 1). Rendahnya mutu guru tersebut antara lain tampak dari gejala-gejala sebagai berikut: 1. Lemahnya penguasaan bahan yang diajarkan dan ketidaksesuaian antara bidang studi yang dipelajari guru dan yang dalam kenyataan lapangan yang diajarkan; Kurang efektifnya cara pengajaran; Kurangnya wibawa guru di hadapan murid. 2. Lemahnya motivasi dan dedikasi untuk menjadi pendidik yang sungguh-sungguh; semakin banyak yang kebetulan menjadi guru dan betul-betul tidak menjadi guru. 3. Kurangnya kematangan emosional, kemandirian berfikir, dan keteguhan sikap dalam cukup banyak guru sehingga dari kepribadian mereka sebenarnya tidak siap sebagai pendidik; kebanyakan guru dalam hubungan dengan murid masih hanya berfungsi sebagai pengajar dan belum sebagai pendidik. 4. Relatif rendahnya tingkat intelektual para mahasiswa calon guru yang masuk LPTK (Lembaga Pengadaan Tenaga Kependidikan) dibandingkan dengan yang masuk Universitas. Sudarminta dalam 2
3 Mujiran (2005) yang dikutip oleh Daryanto (2013:15). Gejala-gejala tersebut di atas juga ditemukan di SMA N 1 Pakem, Sleman, Yogyakarta, yaitu masih adanya guru yang kurang komitmen terhadap tugasnya. Masih ada kelemahan-kelemahan guru yang ditemui berkaitan dengan kinerja mengajar guru antara lain adalah: 1. Masih banyak guru yang kurang mampu menjabarkan kurikulum terhadap proses pembelajaran. 2. Masih banyak guru yang kurang mampu dalam merancang perencanaan pelaksanaan pembelajaran. 3. Masih banyak guru yang kurang mampu dalam mengelola proses pembelajaran dan pengelolaan kelas. 4. Masih banyak guru yang belum pernah mengikuti pelatihan profesional guru. 5. Masih banyak guru yang tidak memahami visi dan misi sekolah. 6. Masih banyak guru yang tidak mengetahui Renstra sekolah. Terkait dengan bukti empiris tersebut di atas, Suyanto (Kompas, 1 April 2013) menjelaskan bahwa guru harus disiapkan secara profesional, agar dapat membawa siswa sukses dalam mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar seperti yang diamanatkan dalam kurikulum Untuk itu dipandang perlu untuk meningkatkan kinerja guru. Kinerja adalah perilaku yang menunjukkan kompetensi yang relevan dengan tugas yang realistis dan gambaran perilaku difokuskan pada konteks pekerjaan yaitu perilaku diwujudkan untuk memperjelas deskripsi-deskripsi 3
4 kerja menentukan kinerja yang akan memenuhi kebutuhan organisasi yang diinginkan (Littletong at all, 1979) dalam Sagala (2011:180). Untuk mencapai kinerja yang diinginkan ada beberapa kreteria yang harus diperhatikan, termasuk kriteria kinerja mengajar guru. Menurut Darma (2012:324) kriteria kinerja diekspresikan sebagai aspek-aspek kinerja yang mencakup baik atribut maupun kompetensi. Kompetensi tersebut menurut Amstrong (1994) dalam Darma (2012:102) mengacu pada dimensi perilaku dari sebuah peran perilaku yang diperlukan seseorang untuk dapat melaksanakan pekerjaannya secara memuaskan. Sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 tahun 2007, ada empat kompetensi yang harus dimiliki guru, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Sehingga apabila kriteria-kriteria tersebut telah dipenuhi oleh guru dan dipraktikkan dalam praktik kerja sehari-hari, maka akan tercapai kinerja yang memuaskan, dengan kata lain guru tersebut telah bekerja secara profesional. Selain itu guru profesional juga dituntut memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Atau dengan kata lain, guru profesional adalah orang yang terlatih dan terdidik dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya (Tambayong, 1987 dalam Usman, 1996:15). Tilaar (1998) dalam Daryanto (2013:13) memberikan empat ciri utama agar seorang guru terkelompok ke dalam guru yang profesional. Masing-masing 4
5 adalah: Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang; Memiliki ketrampilan untuk membangkitkan minat peserta didik; Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat; dan sikap profesionalnya berkembang secara berkesinambungan. Kinerja mengajar seorang guru dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Selain kompetensi yang dimilikinya faktor lain yang mempengaruhi terhadap peningkatan mutu kinerja guru adalah dedikasi, loyalitas, perhatian dari pemerintah, masyarakat, termasuk perguruan tinggi. Faktor-faktor tersebut berperan dalam proses pendidikan, namun dari sejumlah faktor tersebut, ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam praktik penyelenggaraan pendidikan, yaitu budaya organisasi. Budaya organisasi yang mampu mendorong guru untuk mau dan mampu bekerja dengan baik. Menurut Wibowo (2011: ) budaya organisasi mempunyai peran penting dalam menentukan pertumbuhan organisasi. Organisasi dapat tumbuh dan berkembang karena budaya budaya organisasi yang terdapat di dalamnya mampu merangsang semangat kerja sumber daya manusia di dalamnya sehingga kinerja organisasi meningkat. Penelitian O. Relly yang dikutip oleh Bahri (2010) dalam Muryati (2011: 25) menemukan bahwa budaya organisasi dapat meningkatkan kinerja organisasi. Kinerja organisasi tersebut tercapai karena dukungan kinerja individu-individu yang ada dalam organisasi. Dengan demikian jelas kiranya bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh terhadap kinerja individu (Kepala sekolah dan guru). 5
6 Beberapa penelitian lain yang dilakukan oleh Kotter dan Hesket yang dikutip oleh Ancok (2012 : ) menunjukkan bahwa budaya organisasi yang kuat berpengaruh positif pada peningkatan kinerja atau keunggulan organisasi dalam waktu yang relatif panjang. Ada beberapa hal yang menyebabkan budaya organisasi yang kuat memengaruhi kinerja organisasi. Pertama, budaya organisasi yang kuat akan menyebabkan terjadinya sinergi antar karyawan, antar unit atau kelompok kerja dalam perusahaan. Kedua, budaya organisasi yang kuat akan membuat karyawan merasa bermakna dalam pekerjaannya. Ketiga, budaya organisasi yang kuat akan menciptakan sistem pengawasan internal bagi perusahaan berdasarkan nilai-nilai yang diyakini bersama, dan norma-norma yang sudah dimiliki bersama sehingga organisasi tidak perlu lagi berpegang pada aturan birokrasi formal yang kaku. Suatu budaya organisasi yang kuat dan telah berakar akan dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi anggota organisasi dalam hal pemahaman yang jelas dan lugas tentang suatu persoalan yang harus diselesaikan. Budaya memiliki pengaruh berarti pada sikap dan perilaku anggota-anggota organisasi. Banyak bukti yang menggambarkan bahwa suksesnya suatu organisasi disebabkan karena budayanya yang begitu kuat yang membuat organisasi itu lebih percaya diri dan akhirnya menjadi lebih efektif. Selain beberapa faktor pendukung kinerja guru yang telah diuraikan di atas, untuk mewujudkan kinerja secara maksimal diperlukan pendekatan lain yang tepat, yaitu dengan menerapan manajemen mutu terpadu (MMT). Menurut pendapat Tjiptono & Diana (2003:4) bahwa MMT merupakan suatu pendekatan 6
7 dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisai melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya. Daya saing melalui perbaikan terus-menerus atas jasa, manusia, produk, dan lingkungan. Seiring dengan pendapat Tjiptono dan Diana tersebut, Sallis (2011:73) menjelaskan bahwa MMT adalah sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggannya, saat ini dan untuk masa yang akan datang. Dalam hal ini ada MMT yang didesain secara khusus untuk diterapkan dalam pendidikan, yaitu manajemen mutu terpadu pendidikan (MMTP). Secara khusus Burnham dalam Usman (2009:125) menegaskan bahwa manajemen mutu terpadu pendidikan (MMTP) ialah semua fungsi dari organisasi sekolah ke dalam falsafah holistis yang dibangun berdasarkan konsep mutu, kerja tim, produktivitas, dan prestasi serta kepuasan pelanggan. Senada dengan Burnham, Sallis (2011:73) menjelaskan bahwa MMTP adalah sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggannya, saat ini dan untuk masa yang akan datang. Sedangkan menurut Usman (2009:329) MMTP ialah budaya peningkatan mutu pendidikan secara terus-menerus, fokus pada pelanggan sekolah demi kepuasan jangka panjangnya, dan partisipasi warga sekolah, keluarga, masyarakat, dan pemerintah. 7
8 Menurut Arcaro (2007:10) MMT dapat memberikan fokus pada pendidikan dan masyarakat. MMT membentuk infrastruktur yang fleksibel yang dapat memberikan respons yang cepat terhadap perubahan tuntutan masyarakat. MMT dapat membantu pendidikan menyesuaikan diri dengan keterbatasan dana dan waktu. MMT memudahkan sekolah mengelola perubahan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Semuel dan Zulkarnain (2011:162) tentang pengaruh penerapan sistem manajemen mutu berbasis ISO terhadap kinerja karyawan menunjukkan, bahwa penerapan manajemen mutu berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Dari studi dan sejumlah analisis tersebut di atas memperkuat ekspektasi bahwa penerapan manajemen mutu terpadu dan budaya organisasi dalam organisasi sekolah mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja guru. Hal ini sangat menarik penulis untuk melakukan penelitian yang terkait dengan tema tersebut. Oleh karena itu penulis akan mengungkap pengaruh penerapan manajemen mutu terpadu dan budaya organisasi terhadap kinerja guru SMA N 1 Pakem Sleman Yogyakarta. 1.2 Rumusan Masalah Dari pengamatan peneliti dan wawancara dengan kepala sekolah, wakil manajemen mutu, dan dua orang guru SMA N 1 Pakem Sleman Yogyakarta diperoleh informasi tentang penerapan manajemen mutu sebagai berikut: Bapak A mengatakan Menurut saya manajemen sekolah kurang memperhatikan kepentingan inti guru misalnya dalam upaya untuk meningkatkan pengembangan akademik dan pengembangan diri. 8
9 Manajemen sekolah jarang melakukan diklat atau workshop untuk membantu guru dalam menyelesaikan permasalahan guru dalam menjalankan tugasnya yang meliputi proses perencanaan, pelaksanaan pembelajaran maupun dalam melakukan evaluasi, remidi dan proses pengayaan. Ibu B mengatakan Manajemen sekolah kurang melibatkan guru-guru dalam pengambilan keputusan. Misalnya dalam penyusunan RKS dan RAPBS hanya guru-guru tertentu (itu-itu saja) yang dilibatkan dan lainnya hanya sebagai penonton. Sehingga banyak guru yang merasa dicuekin oleh manajemen sekolah. Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah SMA Negeri 1 Pakem Sleman berkaitan dengan kinerja guru, bapak kepala sekolah mengatakan Jujur saja di sini masih ada guru yang tidak membuat perangkat pembelajaran, beberapa guru terlambat membuatnya. Ada guru yang dalam mengajar siswa masih menggunakan metode yang sudah kuno, mereka tidak mau mempelajari metode pembelajaran yang terkini. Pendapat kepala sekolah diperkuat dengan pendapat dari wakil manajemen mutu SMA Negeri Pakem Sleman Terkait dengan kemampuan guru yang masih rendah dalam bidang akademik dan pengembangan diri, manajemen belum mampu berbuat banyak untuk meningkatkan kemampuan mereka. Karena SMA Negeri Pakem merupakan sekolah tipe B (kecil) maka kemampuan keuangan disini masih sangat minim. Sehingga untuk kegiatan diklat dan workshop masih banyak 9
10 menunggu kegiatan yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan dan pemkab atau pemerintah pusat. Kami sebenarnya sudah menyusun agenda untuk kegiatan peningkatan mutu pembelajaran guru-guru tersebut secara berkelanjutan tetapi masih belum semuanya bisa terealisasi. Berdasarkan wawancara terhadap kepala sekolah, wakil manajemen mutu dan guru SMA Negeri 1 Pakem Sleman tersebut di atas diperoleh gambaran bahwa manajemen SMA Negeri 1 Pakem Sleman masih kurang memperdayakan guru dan kurang tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi guru. Ada beberapa guru yang belum berkinerja dengan baik. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas peneliti melakukan penelitian dengan judul Pengaruh penerapan manajemen mutu terpadu dan budaya organisasi terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Pakem Sleman Yogyakarta 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, perlu diketahui beberapa hal yang berkaitan dengan pertanyaan tersebut. Adapun hal-hal yang perlu diketahui itu adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh positif antara penerapan manajemen mutu terpadu dengan kinerja guru SMA N 1 Pakem, Sleman, Yogyakarta? 2. Apakah terdapat pengaruh positif antara penerapan budaya organisasi dengan kinerja guru SMA N 1 Pakem, Sleman, Yogyakarta? 3. Apakah terdapat pengaruh positif antara penerapan manajemen mutu terpadu dan budaya organisasi secara bersama-sama dengan kinerja guru SMA N 1 Pakem, Sleman, Yogyakarta? 10
11 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji pengaruh penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap kinerja guru guru SMA N 1 Pakem, Sleman, Yogyakarta 2. Untuk menguji pengaruh penerapan budaya organisasi terhadap kinerja guru guru SMA N 1 Pakem, Sleman, Yogyakarta 3. Untuk menguji pengaruh penerapan manajemen mutu terpadu dan budaya organisasi secara bersama-sama dengan kinerja guru SMA N 1 Pakem, Sleman, Yogyakarta. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Dari segi teoritis, manfaat penelitian ini diharapkan dapat: a. Menambah wawasan tentang konsep-konsep yang berkaitan dengan Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP), budaya organisasi, dan peningkatan mutu kinerja mengajar guru sehingga dapat diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari. b. Mendorong para peneliti lainnya untuk melahirkan konsep-konsep baru dalam lingkup manajemen pendidikan dan budaya organisasi sekolah. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat diimplementasikan oleh semua praktisi pendidikan dalam: 11
12 a. Mengelola sekolah yang efektif dan efesien sehingga mampu menghasilkan output yang kompeten. b. Meningkatkan kinerja Kepala Sekolah, Guru, dan Karyawan dengan cara melakukan perbaikan secara terus-menerus. 1.6 Ruang Lingkup/Batasan Penelitian Peneletian ini dilakukan di SMA N 1 Pakem Sleman Yogyakarta. Adapun batasan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Prinsip yang menjadi variabel MMT dari penelitian ini adalah fokus pada 5 (lima) pilar yang dikembangkan oleh Jerome S. Arcaro. 2. Budaya organisasi diukur dengan tujuh dimensi yang dikembangkan oleh Robbins. 3. Indikator kinerja guru yang diukur menggunakan dimensi yang dikembangkan oleh Arikunto. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian terdiri dari 5 (lima ) bab sebagai berikut: a. Bab I Pendahuluan Pada bab I memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, dan sistematika penulisan. b. Bab II Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis Bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini yang terdiri dari teori kinerja, kinerja guru, budaya organisasi, budaya 12
13 organisasi sekolah, manajemen mutu terpadu dan hipotesis tentang adanya pengaruh penerapan manajemen mutu terpadu dan budaya organisasi pada kinerja guru. c. Bab III Metode Penelitian Pada bab ini berisikan jenis penelitian, definisi dan operasional variabel, metode penarikan sampel, instrumen dan pengukuran, sumber data dan teknik pengumpulan data serta metode analisis. d. Bab IV Hasil Penilitian dan Pembahasan Pada bab ini berisikan diskripsi data, pengujian hipotesis dan pembahasan. e. Bab V Simpulan dan Saran Pada bab ini berisikan simpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian, implikasi dan saran-saran. 13
BAB I PENDAHULUAN. Fuja Siti Fujiawati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan oleh setiap negara. Pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (2008:28) mengemukakan guru sangat menentukan keberhasilan peserta didik
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan yang berkualitas dan memiliki daya saing adalah pendidikan yang ditunjang oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kinerja guru. Mulyasa (2008:28)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia menuju ke kehidupan yang lebih baik. Untuk
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1
HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 Diajukan oleh : NURUL KUSUMA WARDHANI F 100 030 219
Lebih terperinciPENGARUH KOMITE, PENGAWAS DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMAN 7 PURWOREJO TESIS
PENGARUH KOMITE, PENGAWAS DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMAN 7 PURWOREJO TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terus menjadi topik yang diperbincangkan oleh banyak pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai dimensi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam membentuk pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia dan watak bangsa (Nation Character Building). Harkat dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia, dewasa ini semakin pesat dan menuntut semua pihak agar bisa dan siap bersaing di era globalisasi. Pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan meningkatkan pelayanan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu. Apalagi dengan adanya deregulasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan global, untuk mewujudkan pemerintahan yang baik diperlukan sumber daya manusia aparatur yang memiliki kompetensi jabatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebar di seluruh tanah air. Seperti halnya perusahaan lain, PT Novell pun juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT Novell Pharmaceutical Laboratories merupakan salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia yang memiliki lebih dari tiga ribu karyawan tersebar
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Total Quality Management dalam Pendidikan Karakteristik sekolah bermutu terpadu merupakan bagian dari prinsip Total Quality Management atau Manajemen Mutu Terpadu. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah bersama kalangan swasta bersama-sama telah dan terus berupaya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya sekolah untuk dapat menjalankan tugas secara profesional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja sekolah merupakan representasi dari kinerja semua sumber daya yang ada di sekolah dalam melaksanakan tugas sebagai upaya mewujudkan tujuan sekolah. Kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan tantangan diera globalisasi, pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu sumber daya manusia. Saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah kunci kemajuan bangsa, melalui pendidikan lahir sumberdaya manusia terdidik yang berkualitas serta bermanfaat bagi masyarakat dan Negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas pendidikan pada suatu bangsa mencerminkan rendahnya kinerja guru dan buruknya sistem pengelolaan pendidikan pada suatu bangsa. Keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk mencerdaskan
Lebih terperinciKESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009
KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi telah membawa dampak bagi segala aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan membawa persaingan yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan. Pendidikan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wildan Karim AnggaPerbata, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bermutu menjadi harapan semua pihak yang terlibat dalam pembangunan sebuah bangsa, baik langsung maupun tidak langsung. Arcaro (2007:1) menyatakan bahwa masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan ujung tombak dalam mempersiapkan generasi yang handal, karena pendidikan diyakini dapat mendorong memaksimalkan potensi siswa. Melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting untuk mewujudkan pembangunan nasional. Karena dengan pendidikan yang baik dapat menciptakan Sumber Daya Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia pendidikan Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan baik dilihat dari sudut pandang internal berhubungan dengan pembangunan bangsa maupun dari
Lebih terperinciI. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia
I. PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia dapat melakukan peran sebagai pelaksana yang handal dalam proses pembangunan. Sumber daya manusia
Lebih terperinciPERBEDAAN MOTIVASI MENGEMBANGKAN KARIR ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT PADA KARYAWAN. Skripsi
PERBEDAAN MOTIVASI MENGEMBANGKAN KARIR ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT PADA KARYAWAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Gatot
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada ranah dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Negara Republik Indonesia dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi yang sedang berjalan atau bahkan sudah memasuki pasca reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, politik, moneter, pertahanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Shandy Fauzan, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat perkembangan dan kemajuannya. Hal tersebut menuntut sumber daya manusia di suatu negara berkompetisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dunia pendidikan saat ini, peningkatan kualitas pembelajaran baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu diupayakan. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang cerdas di era seperti sekarang ini sangat penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pendidikan nasional yang termuat dalam pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Mewujudkan masyarakat yang cerdas di era seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana proses belajar dan pembelajaran (Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1). Hal ini berarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan sarana strategis untuk meningkatkan kualitas suatu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana strategis untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa, karenanya kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kemajuan pendidikannya. Pendidikan
Lebih terperinciOleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd
Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd Pendidikan bermutu dalam pembangunan sebuah bangsa (termasuk di dalamnya pembangunan pada lingkup kabupaten/kota) adalah suatu keniscayaan, melalui pendidikan bermutu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh banyak kalangan. Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator. Pertama,
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan penegasan istilah yang meliputi; kinerja guru, guru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga semakin pesat seperti tiada henti. Dapat dilihat dari alat-alat teknologi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada saat ini dinamika perubahannya sangatlah cepat. Berbagai info dapat dengan mudah didapatkan tanpa melihat jarak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan sasaran utama tidaklah hanya berbentuk fasilitas-fasilitas saja,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan martabat manusia Indonesia dapat dilaksanakan secara berhasil bila upaya pembangunan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional yang bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang mempunyai. dapat mengikuti perkembangan zaman yang terjadi dengan cepat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sebagai salah satu lembaga pendidikan juga perlu diupayakan peningkatan kualitasnya agar mampu berkontribusi melahirkan tenaga
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
343 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Keberadaan Sekolah Islam Terpadu, sejak awal pendiriannya dimaksudkan untuk menjadi sekolah yang konsisten berpijak kepada nilai dan ajaran Islam dalam seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan organisasi, karena manusia dalam melakukan aktivitas di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi selalu mengarahkan sumberdaya yang dimiliki ke arah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu sumberdaya organisasi yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Itan Tanjilurohmah,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berlangsung dalam berbagai bentuk kegiatan, berbagai bentuk tindakan, dan berbagai peristiwa. Pendidikan berlangsung di berbagai tempat dan lingkungan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan membentuk watak serta peradapan bangsa, yang bermartabat dalam rangka
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun organisasi yang berorientasi pada laba, namun human assets-lah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini financial assets bukanlah satu-satunya modal untuk mewujudkan visi misi suatu organisasi, baik organisasi dalam ranah publik maupun organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komponen yang sangat kuat kedudukannya dimana sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam suatu Negara, sumber daya manusia merupakan salah satu komponen yang sangat kuat kedudukannya dimana sumber daya manusia tersebut merupakan aset terbesar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. unggul dalam suatu pekerjaan dan situasi tertentu.menurut (Farida
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Guru 2.1.1. Pengertian Guru (Rastodio, 2009, h. 40) adalah karakteristik dasar seseorang yang berkaitan dengan kinerja berkriteria efektif dan atau unggul
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap Prestasi Siswa di SMPN se Kabupaten Tulungagung. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam proses kemajuan suatu bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT
MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT Anifa Alfia Nur Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Tugas akhir ini bertujuan untuk mendapat gambaran tentang tingkat kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan merupakan salah satu prioritas utama yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan merupakan salah satu prioritas utama yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam membangun kemajuan suatu Negara. Pendidikan bertransformasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. belum menyadari bahwa suatu keberhasilan kerja berakar pada nilai-nilai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya organisasi merupakan hal penting ketika dihadapkan pada upaya peningkatan kinerja organisasi dan pegawai didalamnya. Banyak orang belum menyadari bahwa suatu
Lebih terperinciPERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajeman Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh setiap orang dan merupakan suatu kebutuhan untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat memperihatinkan. Berdasarkan data penelitian Human Development Index
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peringkat pendidikan Indonesia di dunia masih berada pada posisi yang sangat memperihatinkan. Berdasarkan data penelitian Human Development Index (HDI) tahun 2010,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar merupakan fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga sangat pesat. Belum lagi pada tahun 2010 kita dihadapkan pada pasar bebas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangat penting di era sekarang ini, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) juga sangat pesat. Belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai level/jenjang pendidikan. Mulai dari pendidikan dasar, menengah, sampai pendidikan tinggi.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Guru Berprestasi 1. Pengertian Guru Berprestasi Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Guru Berprestasi Pendidikan Dasar Tingkat Nasional Tahun 2013 yang telah ditetapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting pada zaman sekarang ini. Tanpa adanya pendidikan suatu bangsa dan negara tentunya akan sangat tertinggal.
Lebih terperinciPenerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber. Pada kenyataannya, pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Guru memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam proses pendidikan, di mana tugas seorang guru bukan hanya memberikan transfer ilmu dan seperangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa karena kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh keberhasilannya dalam bidang pendidikan. Keberhasilan
Lebih terperinci2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang mampu menghasilkan output yang kompetitif dalam menghadapi persaingan serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh dari harapan masyarakat. Laporan terbaru United Nation Development Programme (UNDP) tahun 2013 menyatakan, Indeks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu sebabnya adalah karena dari tahun ke tahun lulusan sekolah, khususnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Isue tentang mutu sangat deras berkembang di lingkungan pendidikan pada penghujung abad ke-21 terutama di Indonesia sebagai negara berkembang. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa Indonesia kini sedang dihadapkan pada persoalan-persoalan kebangsaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam konteks pembangunan bangsa dan negara, masih mengalami permasalahan yang serius. Kunandar (2011:7), menjelaskan bahwa bangsa Indonesia kini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi yang mampu bersaing di era globalisasi. Negara dengan kualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kemajuan suatu negara, karena pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan. Pembangunan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya sekolah yang kuat merupakan suatu kekuatan yang dapat menyatukan tujuan, menciptakan motivasi, komitmen dan loyalitas seluruh warga sekolah, serta memberikan
Lebih terperinciANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)
ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali) TESIS Diajukan Kepada Program Pasca Sarjana Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan sumber daya manusia maupun untuk menciptakan masyarakat yang berkualitas, berbagai upaya dilakukan
Lebih terperinci2015 PROGRAM PENINGKATAN KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN HASIL ANALISIS KINERJA PROFESIONAL
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini memaparkan latar belakang masalah yang menjadi dasar pijakan peneliti melakukan penelitian, kemudian tujuan penelitian yang menjadi arah pada penelitian ini, selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki abad-21, tugas guru tidak akan semakin ringan. Tantangan yang dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan asset utama dan dalam pembentukannya membutuhkan proses yang tidak mudah dan cepat tetapi diperlukan sarana yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jauh ketinggalan dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah merubah pola pikir masyarakat. Hal ini mengakibatkan program pendidikan dan pengajaran jauh ketinggalan dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satunya bidang Pendidikan. Bidang Pendidikan merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini teknologi telah menyentuh segala aspek kehidupan manusia, salah satunya bidang Pendidikan. Bidang Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia (SDM) adalah sumber daya terpenting di setiap perusahaan karena memegang banyak peranan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Apabila
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:
164 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bagian akhir dari tesis, berisi tiga bagian meliputi kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi. A. Kesimpulan Merujuk pada hasil penelitian
Lebih terperinciLATAR BELAKANG PENELITIAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Kemudahan dalam mengakses informasi adalah salah satu dampak positif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin pesat. Kesadaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai kerangka berpikir. Tatakerja pendekatan sistem menelaah masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Teknologi pendidikan mengadaptasikan konsep pendekatan sistem sebagai kerangka berpikir. Tatakerja pendekatan sistem menelaah masalah pendidikan atau belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Pemerintah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya bertujuan untuk membentuk sumber daya manusia seutuhnya yang berkualitas. Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemampuan yang dimiliki guru harus senantiasa dikembangkan agar kinerjanya semakin meningkat. Kenyataan yang terjadi hingga saat ini, bahwa kesadaran guru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi yang di tandai dengan terjadinya perubahanperubahan pesat pada kondisi ekonomi keseluruhan dan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan pondasi utama dalam pengembangan peradaban. Sejak adanya manusia maka sejak saat itu pula pendidikan itu ada. 1 Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari proses demokratisasi negara. Pasca reformasi, semangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktik sistem pendidikan nasional merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses demokratisasi negara. Pasca reformasi, semangat memperbaiki sistem pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pembelajaran merupakan salah satu faktor dan indikator terpenting dalam pendidikan karena sekolah merupakan tempat pembelajaran. Dalam proses belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Makna penting pendidikan ini telah menjadi kesepakatan yang luas dari setiap elemen masyarakat.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dessy Asri Astrianty, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas anak didik yang merupakan pemilik masa depan sangat ditentukan oleh perlakuan kita terhadap mereka saat ini. Maju mundurnya suatu bangsa di masa depan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusianya. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas pendidikannya, sehingga pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. elemen pembangunan adalah orang yang sangat berkompeten dalam bidangnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang paling kritis dan sangat dibutuhkan oleh berbagai elemen pembangunan adalah orang yang sangat berkompeten dalam bidangnya atau disebut juga
Lebih terperinci