LAPORAN HASIL PENGAMATAN LISTRIK DINAMIS KELAS X4 TUT WURI HANDAYANI Dibuat Oleh : FARHANI SEKOLAN MENENGAH NEGERI 1 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 2010
DAFTAR ISI Daftar Isi... i Bab I Latar Belakang (Pendahuluan)... 1 1.1 Latar Belakang Kegiatan Pengukuran dengan Jangka Sorong... 1 Bab II Tinjauan Pustaka... 2 2.1 Pengertian Pengukuran... 2 Bab III Metode Percobaan... 3 3.1 Mengukur Diameter Dalam-Luar dan Kedalaman... 3 Bab IV Hasil Percobaan... 7 4.1 Hasil Ukur Diameter Dalam-Luar dan Kedalaman dengan Jangka Sorong... 7 Bab V Pembahasan... 13 5.1 Rumusan Masalah... 13 Bab VI Penutup... 15 6.1 Kesimpulan... 15 6.1.1 Jangka Sorong... 15 6.1.2 Neraca... 15 6.1.3 Mikrometer Sekrup... 16 6.2 Saran... 16 Daftar Pustaka Lampiran
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, serta junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, karena atas berkat dan Rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Hasil Pengamatan tentang Listrik Dinamis ini yang menyangkut materi FISIKA pada Tahun Ajaran 2010/2011. Penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada Ibu Eka Minsarti, S.Pd yang telah mengarahkan dalam membuat laporan ini. Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari dari segi manapun. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak, agar laporan ini menjadi lebih baik dan sempurna seperti yang diharapkan. Harapan kami semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih. Palangka Raya, 28 Mei 2011 Penulis
BAB I DASAR TEORI 1.1 Dasar Teori dari Praktikum I Komponen-komponen listrik seperti lampu listrik, setrika listrik, televise, AC dan sebagainya, dapat dituliskan dalam suatu rangkaian listrik sebagai resistor-resistor (beban). Ada dua dasar pemasangan komponen-komponen listrik ini, yaitu seri dan paralel. Berikut gambar rangkaian seri dan paralel. Susunan Seri Resistor Seri Komponen-komponen listrik seperti lampu listrik, setrika listrik, televise, AC dan sebagainya, dapat dituliskan dalam suatu rangkaian listrik sebagai resistor-resistor (beban). Ada dua dasar pemasangan komponen-komponen listrik ini, yaitu seri dan paralel. Jadi, rumus susunan seri resistor seri berlaku : V = + + I = = = Rs = R 1 +R 2 +R 3 Susunan Paralel Resistor Rumus susunan paralel Resistor adalah : V = V 1 =V 2 =V 3 I = I 1 +I 2 +I 3 1 = 1 + 1 + 1 Rp R 1 R 2 R 3
1.2 Dasar Teori dari Praktikum II Ampermeter Ampermeter merupakan alat untuk mengukur arus listrik. Bagian terpenting dari Ampermeter adalah galvanometer. Galvanometer bekerja dengan prinsip gaya antara medan magnet dan kumparan berarus. Galvanometer dapat digunakan langsung untuk mengukur kuat arus searah yang kecil. Semakin besar arus yang melewati kumparan semakin besar simpangan pada galvanometerampermeter terdiri dari galvanometer yang dihubungkan paralel dengan resistor yang mempunyai hambatan rendah. Tujuannya adalah untuk menaikan batas ukur ampermeter. Hasil pengukuran akan dapat terbaca pada skala yang ada pada ampermeter. Voltmeter paralel. Voltmeter merupakan alat untuk mengukur tegangan listrik. Voltmeter dipasang secara adalah : Rumus untuk menghitung kuat arus dan tegangan dari skala amperemeter dan voltmeter Hasil pengamatan = Skala yang ditunjuk jarum Ampermeter Skala maksimal x Batas ukur Ampermeter
BAB II TUJUAN PRAKTIKUM 2.1 Tujuan Praktikum I Tujuan dari Praktikum I adalah : Siswa mampu membuat Rangkaian Komponen Listrik dengan berbagai variasi baikseri maupun paralel. 2.2 Tujuan Praktikum I Tujuan dari Praktikum II adalah : Siswa mampu mempelajari cara penggunaan alat ukur listrik Siswa mampu menganalisis listrik dinamis dalam suatu rangkaian serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Siswa mampu memahami konsep kelistrikian dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
BAB III PROSEDUR KERJA 3.1 Alat, Bahan dan Cara Kerja dari Praktikum I Alat dan Bahan : - 2 buah Baterai 1,5 V - 3 buah Lampu - Kabel Penghubung Langkah Langkah / Cara Kerja Kegiatan : 1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan 2. Menyusun alat seperti gambar berikut. Rangkaian 1 Rangkaian 2 Rangkaian 3 Rangkaian 4 Rangkaian 5 Rangkaian 6
3.2 Alat, Bahan dan Cara Kerja dari Praktikum II Alat dan Bahan : No. Kat. Nama Alat / Bahan Jmlh No. Kat. Nama Alat / Bahan Jmlh KAL 60 Catu Daya 1 FLS 20.04/101 Saklar 1 kutub 1 KAL 98/20- Kabel Penghubung 2 FLS 20.07/103 Pemegang Lampu 1 50 Merah KAL 98/10- Kabel Penghubung 2 KAL 70/060 Bohlam 6V. 3W 1 50 Hitam FLS Papan Rangkaian 1 KAL 41 Meter dasar 90 1 20.01/096 FLS 20.02/097 Jembatan Penghubung 5 Keterangan : 1. Mempersiapkan peralatan / komponen sesuai dengan daftar alat/bahan 2. Menyusun alat seperti gambar diatas (gambar 1), dengan catatan : - Saklar dalam posisi terbuka / 0 - Meter dasar 90 berfungsi sebagai amperemeter dengan batas ukur 5 A 3. Menghubungan catu daya ke sumber tegangan
4. Memilih tegangan pada catu daya 3V DC 5. Menghubungkan rangkaian ke terminal catu daya (gunakan kabel penghubung) 6. Memeriksa kembali rangkaian. Langkah-langkah percobaan : 1. Menghidupkan catu daya (on) 2. Menutup saklar / posisi 1, amat besar kuat arus listrik pada amperemeter, kemudian catat data tersebut pada tabel 1 3. Membuka saklar / posisi 0 4. Mematikan catu daya (off) 5. Mengubah tegangan menjadi 6V DC 6. Melakukan seperti langkah 2, 3 dan 4 7. Mengubah rangkaian menjadi seperti gambar 3, mengubah fungsi meter dasar 90 menjadi voltmeter, dengan batas ukur 10V DC. Memilih tegangan catu daya 3V DC. 8. Menghidupkan catu daya (on) 9. Menutup saklar / posisi 1, amati besar tegangan pada voltmeter kemudian catat data tersebut pada tabel 2. 10. Membuka saklar / posisi 0. 11. Mengubah tegangan pada catu daya menjadi 6V DC dan ulangi langkah 9.
BAB IV HASIL PENGAMATAN 4.1 Hasil Pengamatan dari Praktikum I Hasil pengamatan : 1. Membandingkan nyala lampu L 1 dan lampu L 2 nyala lampu L 2 lebih terang dari pada lampu L 1. Jelaskan mengapa? (Jawaban mengapa ada di Bab Pembahasan) 2. Membandingkan nyala lampu L 1 dan L 31 nyala lampu L 31 lebih redup dari pada nyala lampu L 1. Jelaskan mengapa? (Jawaban mengapa ada di Bab Pembahasan) 3. Membandingkan nyala lampu L 41 dan lampu L 42, nyala lampu L 41 atau L42 redup dari pada nyala lampu L 1. Jelaskan mengapa? (Jawaban mengapa ada di Bab Pembahasan) 4. Mula-mula saklar S 51, S 52, dan S 53 pada rangkaan dalam keadaan tertutup dan semua lampu menyala. disini Lampu L 51, L 52, dan L 53 dikatakan disusun seri. 5. Memperhatikan rangkaian 5 mengamati lampu-lampu apa saja yang telah menyala. Jika : a. Saklar S 51 saja dibuka maka lampu tidak ada yang hidup b. Saklar S 52 saja dibuka maka lampu tidak ada yang hidup c. Saklar S 53 saja dibuka maka lampu tidak ada yang hidup 6. Mula-mula sekitar S 61, S 62, dan S 63 pada rangkaian 6 dalam keadaan tertutup dan semua lampu menyala. Disini Lampu L 61, L 62, dan L 63 disusun secara Paralel. 7. Memperhatikan rangkaian 6 mengamati lampu-lampu apa saya yang tetap menyala jika : a. Saklar S 61 saja dibuka maka L 61 mati b. Saklar S 62 saja dibuka maka L 62 mati c. Saklar S 62 saja dibuka maka L 62 mati
Hasil Pengamatan Bahan Pembanding dari Praktikum I : Rangkaian 1 Rangkaian 2 Rangkaian 3 Rangkaian 4 Rangkaian 5 Rangkaian 6 4.2 Hasil Pengamatan dari Praktikum II Hasil pengamatan : Tegangan Catu daya (V) Kuat Arus / pada Amperemeter (A) Tegangan Tegangan V pada Catu daya (V) Voltmeter (V) 3 V 0,22 A 3 V 2,8 V 6 V 0,24 A 6 V 2 V Kuat Arus pada hasil : 0,22 A dan 0,24 A dengan cara : x 1 A = 0,22 A x 1 A = 0,24 A Tegangan V pada hasil : 2,8 V dan 2 Vdengan cara : x 10 = 2,8 V x 10 = 2 V
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan dari Praktikum I Pertanyaan : 1. Membandingkan nyala lampu L 1 dan lampu L 2 nyala lampu L 2 lebih terang dari pada lampu L 1. Jelaskan mengapa? (Jawaban) Karena lampu L 2 diberi sumber tegangan sebanyak 2 kali dari lampu L 1. 2. Membandingkan nyala lampu L 1 dan L 31 nyala lampu L 31 lebih redup dari pada nyala lampu L 1. Jelaskan mengapa? (Jawaban) Karena L 31 harus berbagi sumber energi dari sumber tegangan pada lampu L 32 dengan sumber tegangan hanya 1 sedangkan lampu L 1 hanya memiliki 1 sumber tegangan tapi tidak ada pembagian sumber tegangan. 3. Membandingkan nyala lampu L 41 dan lampu L 42, nyala lampu L 41 atau L42 redup dari pada nyala lampu L 1. Jelaskan mengapa? (Jawaban) Karena lampu L 41 dan L 42 disusun secara paralel dan harus berbagi sumber tegangan dengan banyak 1 buah sedangkan lampu L 1 disusun secara seri dengan sumber tegangan 1 buah tanpa pembagian sumber energi tegangan. 4. Memperhatikan rangkaian 5 mengamati lampu-lampu apa saja yang telah menyala. Jika : a. Saklar S 51 saja dibuka maka lampu tidak ada yang hidup karena dipasang secara seri
b. Saklar S 52 saja dibuka maka lampu tidak ada yang hidup karena dipasang secara seri c. Saklar S 53 saja dibuka maka lampu tidak ada yang hidup karena dipasang secara seri 5. Memperhatikan rangkaian 6 mengamati lampu-lampu apa saya yang tetap menyala jika : a. Saklar S 61 saja dibuka maka L 61 mati karena saklar L 61 dibuka sehingga tidak ada aliran listrik pada L 61 dan rangkaian dipasang secara paralel b. Saklar S 62 saja dibuka maka L 62 mati karena saklar L 62 dibuka sehingga tidak ada aliran listrik pada L 62 dan rangkaian dipasang secara paralel c. Saklar S 62 saja dibuka maka L 62 mati karena saklar L 63 dibuka sehingga tidak ada aliran listrik pada L 63 dan rangkaian dipasang secara paralel 5.2 Pembahasan dari Praktikum II Pertanyaan : 1. Untuk mengukur kuat arus listrik digunakan Amperemeter, yang dalam pemasangannya harus dihubungkan secara seri dengan komponen listrik lainnya. 2. Untuk mengukur tegangan listrik digunakan Voltmeter, yang dalam pemasangannya harus dihubungkan secara paralel dengan komponen listrik lainnya. 3. Penerapannya dalam kehidupan sehari-hari : a.
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Dapat disimpulkan dari kegiatan Praktikum bahwa : Praktikum I 1. Nyala lampu L 1 dan lampu L 2 nyala lampu L 2 lebih terang dari pada lampu L 1. Karena lampu L 2 diberi sumber tegangan sebanyak 2 kali dari lampu L 1. 2. Nyala lampu L 1 dan L 31 nyala lampu L 31 lebih redup dari pada nyala lampu L 1. Karena L 31 harus berbagi sumber energi dari sumber tegangan pada lampu L 32 dengan sumber tegangan hanya 1 sedangkan lampu L 1 hanya memiliki 1 sumber tegangan tapi tidak ada pembagian sumber tegangan. 3. Nyala lampu L 41 dan lampu L 42, nyala lampu L 41 atau L42 redup dari pada nyala lampu L 1. Karena lampu L 41 dan L 42 disusun secara paralel dan harus berbagi sumber tegangan dengan banyak 1 buah sedangkan lampu L 1 disusun secara seri dengan sumber tegangan 1 buah tanpa pembagian sumber energi tegangan. 4. Memperhatikan rangkaian 5 : a. Saklar S 51 saja dibuka maka lampu tidak ada yang hidup b. Saklar S 52 saja dibuka maka lampu tidak ada yang hidup c. Saklar S 53 saja dibuka maka lampu tidak ada yang hidup 5. Memperhatikan rangkaian 6 : a. Saklar S 61 saja dibuka maka L 61 mati b. Saklar S 62 saja dibuka maka L 62 mati c. Saklar S 62 saja dibuka maka L 62 mati
Praktikum II Kuat arus pada Amperemeter dengan Catu daya 3 V : 0,22 A Kuat arus pada Amperemeter dengan Catu daya 6 V : 0,24 A Tegangan pada Voltmeter dengan Catu daya 3 V : 2,8 V Tegangan pada Voltmeter dengan Catu daya 6 V : 2 V 6.2 Saran 1. Sebaiknya sebelum praktikum diberitahu manfaat praktikum. 2. Sebaiknya laporan praktikum sementara diperiksa oleh guru dan ditanda tangani sebelum dibuat laporan lengkapnya.
. DAFTAR PUSTAKA Supiyanto. 2007. FISIKA untuk SMA Kelas X. Jakarta: Phibeta. http//www.google.co.id/ Chasanah, Risdiyani. 2010. PR FISIKA untuk SMA/MA Kelas X semester 2. Klaten : Intan Pariwara
LAMPIRAN-LAMPIRAN