BAB I PENDAHULUAN. :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. -pengembangan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PARKIR PADA SISI JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KAPASITAS JALAN (STUDI KASUS: DI JALAN MATARAM YOGYAKARTA) TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

PENATAAN KORIDOR GATOT SUBROTO SINGOSAREN SURAKARTA SEBAGAI KAWASAN WISATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kajian Kondisi Parkir Berdasarkan Kebutuhan Dan Karakteristik Kawasan Singosaren Kota Surakarta

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya. kepemilikan kendaraan di perkotaan akan mempengaruhi pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Pasar Umum Sukawati. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Hasil Penelitian Yang Pernah Dilakukan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

BAB I PENDAHULUAN Kawasan Ampel (Koridor Jalan Nyamplungan - Jalan Pegirian)

PENATAAN KORIDOR JALAN GANG PINGGIR SEBAGAI PEDESTRIAN MALL PECINAN SEMARANG

Perancangan Detail Peningkatan Ruas Jalan Cihampelas Kota Bandung Provinsi Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di

TUGAS AKHIR DASAR-DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A)

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

Terdapat 3 (tiga) metode dalam memarkir kendaraan, diantaranya adalah:

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENATAAN KORIDOR JALAN PASAR BARU JAKARTA

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan ekonomi kota dan urbanisasi serta globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari, karena kedua hal tersebut adalah kebutuhan yang

PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS JALAN MARGONDA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari di daerah perkotaan, seringkali muncul

PASAR GUNUNGPATI DI SEMARANG (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

ARAHAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN ALUN-ALUN LOR KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR

BAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

BAB I PENDAHULUAN. pengguna kendaraan tidak bermotor dan pedestrian seperti terabaikan.

BAB VI KESIMPULAN dan ARAHAN PENATAAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan ditunjukan dengan adanya peningkatan jumlah pemakaian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB PENDAHULUAN Pengertian Judul

STUDI ARAHAN PENATAAN FISIK AKTIVITAS PKL DI KORIDOR JALAN SUDIRMAN KOTA SALATIGA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang besar pengaruhnya

PENATAAN ULANG TROTOAR TERHADAP KENYAMANAN PEJALAN KAKI (Studi Kasus Penggal Jalan Babarsari, Sleman, Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melaksanakan pembangunan nasional merupakan tugas pemerintah yang

ARAHAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG TUGAS AKHIR. Oleh: SULISTIANTO L2D

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting, antara lain sebagai sarana pemindahan barang dan jasa.


BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat membentuk sebuah pusat salah satunya yaitu pasar.

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN TUGAS AKHIR I - 1. D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bertambah banyaknya kebutuhan akan sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Redesain Terminal Kartasura 1.2 Latar Belakang

PUSAT PERTOKOAN DENGAN KONSEP PEDESTRIAN MALL DI KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Re-Desain Stasiun Besar Lempuyangan Dengan Penekanan Konsep pada Sirkulasi, Tata ruang dan Pengaturan Fasilitas Komersial,

BAB III TINJAUAN TEMA

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sarana angkutan berupa kendaraan atau tanpa kendaraan. Tujuan transportasi. mempererat hubungan antar bangsa.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peran city walk sebagai faktor pendukung perkembangan pariwisata kota Solo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB VI DATA DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seminar Tugas Akhir 1

KAJIAN PERSEPTUAL TERHADAP FENOMENA DAN KARAKTERISTIK JALUR PEDESTRIAN SEBAGAI BAGIAN DAR1 RUANG ARSITEKTUR KOTA


BAB I PENDAHULUAN. kendaraan yang memenuhi persyaratan kelayakan. Lalu lintas memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang tidak bersifat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Pengembangan Kawasan Shopping Street Pertokoan Jl. Yos Sudarso :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. (http://developmentcountry.blogspot.com/2009/12/definisi -pengembangan.html) :Kawasan artinya daerah yang memiliki ciri khas tertentu atau berdasarkan pengelompokan fungsional kegiatan tertentu.(http://insinyurjogja.blogspot.com/2012/03/definis i-kawasan-kota-dan-wilayah.html) :Berasal dari bahasa Inggris yang berarti berbelanja yang merupakan suatu aktifitas atau kegiatan dalam membeli barang yang di dalamnya terjadi transaksi jual beli barang.(anton Moeliono, 1990) :Berasal dari bahasa Inggris yang berarti jalan yang merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas. (Hasan Sadily, 2000) :adalah sebuah tempat yang di dalamnya terjadi kegiatan perdagangan dengan jenis benda atau barang yang khusus.( https://www.google.co.id) :Nama suatu jalan di kota Surakarta.(Kntor dinas statistik kabupaten Surakarta) Surakarta :Surakarta adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. (Kantor dinas statistik kabupaten Surakarta) 1

Jadi pengertian Pengembangan Kawasan Shopping Street (Pertokoan) di Jl. Yos Sudarso Nonongan Surakarta dari definisi diatas adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual yang memiliki ciri khas tertentu atau berdasarkan pengelompokan fungsional kegiatan dalam membeli barang yang di dalamnya terjadi transaksi atau kegiatan jual beli berbagai jenis barang dan variasi kebutuhan hidup manusia yang berada di pinggir jalan, tepatnya di ruas Jl. Yos Sudarso Nonongan Surakarta. 1.2 Latar Belakang Kota Solo merupakan salah satu kota pertama di Indonesia yang dibangun dengan konsep tata kota modern. Selain itu Kota Solo juga sebagai Kota pemerintahan dan pariwisata, ini terlihat di beberapa tempat atau daerah di Surakarta. Selain sebagai Kota pemerintahan dan pariwisata Kota Surakarta juga sebagai kota perdagangan dan sebagai Kota penghubung antar Kota yang satu dengan yang lain. Banyak memiliki ruas-ruas jalan penghubung, menjadikan Kota Surakarta menjadi padat. 1.2.1 Sejarah Perkembangan Shopping Street Jaman abad pertengahan orang melakukan aktifitas jual beli di bawah pohon-pohon yang membentuk deretan-deretan atau garis memanjang, karena jumlah orang semakin banyak maka jumlah dagangan yang diperjualbelikan bertambah banyak pula, sesuai dengan perkembangan tempat tersebut menjadi pusat perbelanjaan semakin luas pula. Perkembangan fisiknyapun menyesuaikan pula dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat pada saat itu. Jalan yang semula hanya teduhan dari pohon-pohon yang berderet, sudah berubah menjadi jalan dan gedung-gedung di sebelah kanan kirinya, yang menutup sesuatu jalan untuk kegiatan perbelanjaan. Namun dengan bertambah majunya teknologi khususnya transportasi. Selain akan berdampak dapat meningkatkan pencapaian pada pusat perbelanjaan dengan cepat, juga tempat perbelanjaan banyak dipenuhi oleh kendaraankendaraan sehingga orang merasa risi dan menimbulkan kemacetan, karena banyaknya kendaraan yang parkir dipinggiran jalan saja. 2

1.2.2 Latar Belakang Khusus Shopping Street atau Pertokoan adalah sebuah tempat tertutup yang di dalamnya terjadi kegiatan perdagangan dengan jenis benda atau barang yang khusus, misalnya toko buku, toko buah, dan sebagainya. Secara fungsi ekonomi, istilah "toko" sesungguhnya hampir sama dengan "kedai" atau "warung". Akan tetapi pada perkembangan istilah, kedai dan warung cenderung bersifat tradisional dan sederhana, dan warung umumnya dikaitkan dengan tempat penjualan makanan dan minuman. Secara bangunan fisik, toko lebih terkesan mewah dan modern dalam arsitektur bangunannya dari pada warung. Toko juga lebih modern dalam hal barang-barang yang dijual dan proses transaksinya. Banyaknya pertokoan di ruas-ruas jalan, menjadikan Kota Surakarta menjadi padat. Jalan raya atau jalan penghubung dibuat untuk menyediakan jalur sirkulasi bagi pengguna jalan raya maupun pengguna pedestrian termasuk penjual atau pembeli yang berada di suatu kawasan pertokoan. Agar dapat berjalan dengan lancar, aman, nyaman dan tidak menggangu kelancaran lalu lintas kendaraan dan kenyamanan pejalan kaki serta menghindari kecelakaan. Dalam pelaksanaannya pembangunan kawasan shoping street (pertokoan) lebih mengutamakan penampilannya sebagai tempat untuk melakukan jual beli barang yang berada di pinggiran jalan, sedangkan unsur-unsur yang menyangkut fungsi utama jalan sebagai jalur sirkulasi dan jalur pedestrian sebagai jalur pejalan kaki kurang diperhatikan. Sehingga akibatnya jalan dan jalur pedestrian tidak dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para penggunanya sebagai akses yang mewadahi bagi pemakainya. 3

Gambar 1.1 Obyek Lokasi Sumber : Google Earth, 2014 Gambar 1.2 Block Plan Lokasi Sumber : Dokumen Penulis, 2014 4

Diplih sebagai lokasi di ruas Jl. Yos Sudarso (dari Jl. Slamet Riyadi sampai Jl. Larangan atau yang berpotensi), dimana di ruas jalan tersebut merupakan salah satu pusat perekonomian yang sangat padat di Surakarta. Dimana di ruas jalan tersebut terdapat banyak sekali toko yang aktivitasnya pun sangat ramai dan untuk memberi kenyamanan bagi pengunjung ataupun pembeli agar merasa nyaman disana, juga sudah diberi jalur pedestrian. Namun yang jadi masalah adalah apakah penggal jalan penghubung dan jalur pedestrian tersebut sudah sesuai dengan fungsinya sehingga dapat digunakan semaksimal mungkin bagi para penggunanya baik penjual, pembeli ataupun pengguna jalan itu sendiri. Karena bila dilihat jalan dan pedestrian di area ini sudah sangat jauh dari apa yang diharapkan, karena sebagian badan jalan sudah digunakan sebagai lahan parkir sedangkan jalur pedestrian digunakan untuk memanjangkan dagangan pemilik toko bahkan juga digunakan sebagai tempat berjualan pedagang kaki lima. Keadaan jalan atau jalur ini sebagian sudah digunakan sebagai lahan parkir kendaraan roda dua ataupun roda empat, hal ini membuat ruas jalan tersebut menyempit. Ditambah keadaan pedestrian ini juga sudah sebagian rusak parah dan sangat tidak mungkin lagi bisa dipakai untuk pejalan kaki apalagi kaum difable. Pengguna harus turun di jalan raya, hal ini lah yang menyebabkan pengguna jalan yang menggunakan kendaraan bermotor harus extra hati-hati dan sabar, apabila hendak lewat di jalan raya ini. Hal itu yang membuat ruas Jl. Yos Sudarso ini sangat padat dan sangat macet. Maka selain perlu pembenahan fungsinya juga di perlukan pembangunan ulang bila perlu seperti: a. Street Furniture Merupakan unsur utama yang mendukung dari pada penataang jalan, penggunaan material yang harmonis dapat menciptakan suatu lingkungan jalan yang menarik. Akan tetapi Jl. Yos Sudarso Nonongan Solo kurangnya Street Furniture yang mendukung daripada kegiatan yang ada. b. Trotoar Suatu fasilitas lain yang harus berada dan harus dibuat sesuai dengan standart sehingga penggunaannya akan terasa nyaman dan aman. Tetapi pada kenyataanya trotoar yang ada sudah beralih fungsi yaitu menjadi 5

tempat jualan bagi para PKL (Pedagang Kaki Lima). Di Panggung yaitu tepatnya dijalan Pancasila belum fasilitas bagi para pejalan kaki(trotoar). Semoga dengan adanya fasilitas bagi pejalan kaki yaitu trotoar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. c. Jalur Transportasi Fasilitas ini seharunya diberi perhatian yang lebih, karena di Panggung jaringan jalan utama (kota), jalan lingkungan dan jalan gang belum tertata dengan baik. Kondisi ini ditandai dengan adanya dimensi jalan yang kurang manusiawi, hal ini dapat menyulitkan dan mengurangi kenyamanan bagi para pengunjung untuk mengunjugi objek yang akan didatangi. Untuk itu harus dibuat jalur-jalur yang mempermudah bagi pengunjung dan mudah dijangkau oleh angkutan umum serta membuat fasilitas parkir dibuat lebih teratur. d. PKL (Pedagang Kaki Lima) Di Indonesia khususnya di kota-kota besar keberadaan Pedagang kaki Lima tidak bisa dipandang remeh, karena PKL (pedagang kaki lima) merupakan salah satu aset ekonomi kawasan yang cukup potensial. Untuk itu penempatnya ditata sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aktifitas pengguna jalan yang lain, maka dalam perencanaannya PKL harus tetap dipertimbangkan. e. Pertokooan Keberadaan pertokoan merupakan fasilitas yang menjadi pendukung dalam penataan jalan, Karena keberadaanya dapat mejadi daya tarik dan membuat para pengguna jalan akan lebih terasa nyaman dan tidak membuat bosan bagi para pengguna jalan. f. Signage Merupakan salah faktor yang tidak kalah penting dalam penataan sebuah jalan, selain berfungsi sebagai indentitas atau ciri dari jalan tersebut dan suatu jalan akan terlihat menarik dan mudah di ingat oleh pengguna jalan. Misalnya plang nama, jam (seperti yang ada di jalan Malioboro), ramburambu, penunjuk arah, dll. 6

Agar dapat di pakai sesuai dengan fungsinya dan terlihat rapi sehingga para pengguna merasa nyaman. Terutama para pengguna jalan raya tersebut agar tidak menimbulkan kemacetan. Tentunya hal ini juga dapat meningkatkan lagi aktivitas ekonomi di daerah ini agar lebih baik lagi untuk kedepannya. Namun selain diperbaiki dari fisiknya, penggunapun baik para pengunjung, pedagang ataupun pengguna jalan agar ke depannya lebih sadar pentingnya perawatan agar tetap terjaga karena apaa bila tidak ada kesadaran dari para penggunanya sama saja mungkin tidak akan bertahan lama. Jadi pada intinya selain dari pembenahan area sirkulasi jalan dan pedestrian ini oleh dinas pemerintahan Kota Surakarta juga perlu kesadaran dari para penggunanya agar bisa terjaga dengan baik sehingga ke depannya aktivitas perekonomian di area ini bisa lebih semakin meningkat dan maju lagi di wilayah Surakarta tentunya. Sehingga penggunapun dapat merasakan kenyamanannya ketika berkunjung di kawasan pertokoan ini. 1.3 Permasalahan Bila di lihat kasat mata saja sepanjang ruas jalan ini fungsinya sudah tidak tepat karena perkembangan perdagangan dan lalu lintas di ruas Jl. Yos Sudarso ini tidak saling mendukung, sehingga rumusan permasalahan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana menata ruas Jl. Yos Sudarso di mulai dari Jl.Slamet Riyadi-Jl. Larangan, menjadi kawasan shopping street yang terasa aman dan nyaman 2. Bagaimana menyelesaikan permasalahan parkir di jalan ini 3. Belum adanya fasilitas yang pendukung yang mewadai? 1.4 Persoalan 1. Kebutuhan dan penataan zona aktivitas. 2. Penataan jalur sirkulasi antara kendaraan dan pejalan kaki 3. Penataan landscape yang tepat dan komposisi bangunan yang ada di ruas Jl. Yos Sudarso 4. Bagaimana menentukan pemilihan elemen-elemen sirkulasi 7

1.5 Tujuan 1. Menyususun perencanaan dan perancangan penataan kawasan shopping street dengan mempertimbangkan segala potensi dan kondisi yang ada guna meningkatkan kualitas kawasan tersebut. Terutama dapat mengolah ruas Jl. Yos Sudarso yang berfungsi sebagai jalan kolektor primer dan sebagai akses skunder kawasan dengan sebaik mungkin agar tidak menggangu pengguna jalan yang lain serta menciptakan kualitas ruang yang aman, tertib, lancar dan sehat. 2. Menyediakan fasilitas parkir yang berupa bangunan khusus parkir dengan memanfaatkan lahan-lahan atau bangunan-bangunan yang tidak terpakai 1.6 Metode Pengumpulan Data dan Pembahasan a. Tahap perumusan masalah Mengidentifikasi masalah melalui studi literature dan observasi berdasarkan kenyataan. b. Pengumpulan Data Data Primer yaitu mengunpulkan data dengan metode obervasi atau melakukan pengamatan langsung untuk mendapatkan data - data yang dibutuhkan. Data Sekunder Mengumpulkan data yang berientasikan pada data primer dilakukan untuk mendapatkan data melalui studi pustaka. c. Analisa Data Menganalisa berdasarkan prediksi penataan dan dikaitkan dengan tujuan dan sasaran serta kondisi atau faktor-faktor yang berpengaruh kemudian dibahas peneyelesaian permasalahannya dengan menggunakan : Metode kuantitatif meliputi permasalahan yang dapat dipecahkan melalui pemecahan kuantitatif menggunakan logika dan membuat generalisasi atau pemerataan untuk masalah terukur dan teramati. 8

Metode kualitatif digunakan untuk membahas permasalahan yang didiskripsikan secara verbal (diungkapkan dengan kata-kata). Sintesa digunakan untuk mengintegrasikan hasil dari sebuah analisis kedalam sebuah perencanaan atau desain. 1.7 Sistematika Penulisan Substansi Dasar-Dasar Pemrograman Perancangan Perencanaan Arsitektur ini disusun dengan menggunakan metode deduktif, yaitu metode pembahasan antara teori dan lapangan (empiri) untuk memperoleh kesimpulan khusus dari objek tertentu. Sistematika laporan ini terbagi menjadi 6 bab, yaitu : BAB I BAB II PENDAHULUAN Menjelaskan tentang latar belakang, tujuan dan manfaat dari laporan yang hendak dicapai, permasalahan yang muncul, metode pembahasan, dan sistematika penulisan. TINJAUAN PUSTAKA Mengetahui tinjauan melalui berbagai sumber refrensi buku ataupun standart yang sudah ada mengenai judul yang diajukan yaitu mengenai pengembangan Kawasan Shopping Street (Pertokoan). BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAAN (DATA) Berisi tentang keberadaan Kawasan Shopping Street (Pertokoan), manfaat, tujuan, fungsinya sebagai salah satu tempat untuk melakukan kegiatan jual beli atau berdagang, dan pengembangan kawasan yang direncanakan. BAB IV ANALISA PENDEKATAN DAN KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN SHOPPING STREET (PERTOKOAN) DI RUAS JL YOS SUDARSO NONONGAN SURAKARTA Menguraikan analisa data lapangan dan pendekatan konsep pengembangan Kawasan Shopping Street (Pertokoan). 9