BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKTIVITAS / MOBILISASI PIMPINAN MENERAN DUKUNGAN MENTAL

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, saat ini sedang

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

POSISI-POSISI DALAM PERSALINAN. Hasnerita, S.Si.T. M.Kes

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

PIMPINAN PERSALINAN BY: ADE. R. SST

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Depkes, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002, hlm. 180). Menurut Mochtar, 1998, jenis persalinan terbagi :

NORMAL DELIVERY LEOPOLD MANUEVER. Dr.Cut Meurah Yeni, SpOG Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unsyiah/RSUD-ZA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah WaterBirth 2.2 Pengertian WaterBirth

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

EFFEKTIFITAS SENAM HAMIL TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I PRIMIPARA ABSTRAK

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp

60 Langkah Asuhan Persalinan Normal

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk meningkatkan kesehatan, aliran darah, elastisitas, dan relaksasi otot-otot. dasar panggul (Mongan, 2007, hlm 178).

: LAUREN LITANI NIM : SEMESTER : 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah cukup bulan dan dapat hidup di luar uterus melalui vagina secara

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang

KALA 1. Nama: Diah Ayu Ningsih (kelompok: 11) NIM: milik: Misi Asriani (kelompok: 1) Yang di kritisi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu, tetapi bagi seorang ibu yang hamil anak pertama sering dianggap

Mengenali tanda-tanda datangnya waktu persalinan

KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Sri Suryani 1), Raba 2) Abstrak.

Referat Fisiologi Nifas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan

Perbedaan Posisi Miring Ke Kiri Dan Posisi Setengah Duduk Terhadap Waktu Kala II Pada Ibu Multipara Di RSUD Idaman Banjarbaru

KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Asuhan Persalinan Normal (APN)

Kata Kunci: Posisi Dorsal Recumbent, Posisi litotomi, Keadaan Perineum

PENGKAJIAN PNC. kelami

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan

NEONATUS BERESIKO TINGGI

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Hubungan Karakteristik Ibu dan Asuhan yang diterima selama persalinan dengan Kejadian Persalinan Patologis di RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2006

JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR. ( Revisi )

Mekanisme Persalinan Normal. Dr. Iskandar Syahrizal SpOG

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro, 2005).

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan diuraikan tentang pembahasan yang terkait,

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

Pengantar Kuesioner Penelitian. Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Teknik Mengedan Yang Benar Pada Proses

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Yunani. Dys atau dus artinya jelek atau buruk, tocos artinya persalinan.

DAFTAR TILIK UJIAN LABORATORIUM KEPERAWATAN MATERNITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), Angka Kematian. jiwa setiap tahun (Ayude, 2009). Tingginya AKI di Indonesia yaitu

BAB V PEMBAHASAN. terbanyak mempunyai kelompok umur tahun yaitu sebanyak 37

SOP PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

LAMPIRAN. Lampiran 1

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-50% kematian wanita usia subur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender terhadap Nyeri Persalinan Kala I

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN TERJADINYA ROBEKAN PERINEUM SPONTAN DI BPM WIWIK AZIZAH SAID DESA DURIWETAN KECAMATAN MADURAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH POSISI MENERAN SETENGAH DUDUK, POSISI JONGKOK, DAN MIRING PADA IBU PRIMI PARA TERHADAP PROSES PERSALINAN

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP KELAHIRAN BAYI SPONTAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman

FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo,

Transkripsi:

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang. Berdasarkan pengalaman dan penelitian, diperoleh bahwa prilaku yang didasari oleh pengetahuan yang lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. 2. Tingkatan Pengetahuan Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. (1) Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang itu tahu adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan dan menyatakan. (2) Memahami berarti kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang paham harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan. 4

5 (3) Aplikasi berarti kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. (4) Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau objek ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membuat bagan, mwembedakan, memisahkan dan mengelompokkan. (5) Sintesis merupakan kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagianbagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi yang sudah ada. Sebagai contoh, dapat menyusun, merencanakan, dapat meringkas, dan dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. (6) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria sendiri atau kriteria yang ada. B. Sikap 1. Defenisi Sikap Sikap adalah determinan perilaku, karna mereka berkaitan dengan persepsi, kepribadian dan motivasi. Sebuah sikap merupakan suatu keadaan siap mental, yang dipelajari dan diorganisasi menurut pengalaman, dan yang menyebabkan timbulnya pengaruh khusus atau reaksi seseorang terhadap orang-orang, objek-objek dan situasi-situasi dengan siapa ia berhubungan(winardi, 2004 Hlm 87).

6 Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Sarwono, 1997 dalam buku Maulana (2009), sikap merupakan kecenderungan merespon (secara positif atau negatif) orang, situasi atau objek tertentu. 2.Tingkatan Sikap Sikap terdiri atas empat tingkatan, mulai dari terendah sampai tertinggi, yakni menerima, merespon, menghargai dan bertanggung jawab. 1. Menerima berarti mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan /objek (misalnya, sikap terhadap teknik mengedan dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian terhadap teknik mengedan yang dilakukan). 2. Merespon berarti memberikan jawaban jika ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan indikasi sikap. Terlepas dari benar atau salah, hal ini berarti individu menerima hal tersebut. 3. Menghargai berarti pada tingkat ini individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. 4. Bertanggung jawab merupakan sikap yang paling tinggi dengan segala resiko bertanggung jawab terhadap sesuatu yang telah dipilih, meskipun mendapat tantangan dari keluarga. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung (langsung ditanya) dan tidak langsung.

7 C. Persalinan 1. Persalinan Kala II Persalinan kala II atau kala pengeluaran ditandai dengan pembukaan leher rahim yang sudah lengkap (10cm), kontraksi masih berlangsung sepanjang 60-90 menit lebih teratur, his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali, perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka, labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his (Saifuddin, 2000). Adapun gejala-gejala persalinan kala II adalah terjadi dorongan sangat kuat untuk mengedan,tekanan sangat kuat pada anus, kontraksi sangat jelas terlihat dengan rahim yang mengangkat setiap kali kontraksi, pengeluaran lendir dan darah bertambah, terjadi peregangan, panas dan tersengat pada vagina ketika kepala bayi muncul dan rasa basah dan licin ketika bayi muncul. Lamanya kala II pada primigravida berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam (Sarwono,1999). 2 Tenaga Dalam Persalinan Kala II Sarwono (1999) mengatakan ada 3 faktor penting yang memegang peranan pada persalinan yaitu, kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu, seperti kekuatan his dan kekuatan mengedan, keadaan jalan lahir, dan janinnya sendiri. Kekuatan pada persalinan adalah gabungan kekuatan antara kontraksi uterus dan otot abdomen karena kekuatan tersebut membuka serviks dan mendorong janin melewati jalan lahir.

8 Kekuatan uterus disebut juga kekuatan primer yang memberikan kekuatan yang lebih besar sedangkan kekuatan otot abdomen/kekuatan sekunder merupakan kekuatan tambahan untuk menekan uterus dan mendorong bayi keluar (Hamilton, s995). Kekuatan pada persalinan adalah gabungan kekuatan antara uterus dan otot abdomen (tenaga mengedan), karena kekuatan tersebut membuka serviks dan mendorong janin melewati jalan lahir. Mengedan (kekuatan sekunder) adalah suatu keadaan untuk membuat kontraksi dinding abdomen dan diafragma menekan uterus. Otot abdomen yang berada di bawah kontrol sadar dapat mengencangkan dan mengkompres rongga abdomen untuk menambah tekanan pada serviks yang terbuka sehingga medorong bayi ke luar (Hamilton, 1995). 3 Pimpinan Mengedan Persalinan Kala II Pada kala II pembukaan serviks sudah lengkap, his timbul lebih sering dan lama, dan bila ketuban belum pecah maka ketuban harus dipecahkan. His merupakan tenaga pendorong utama, tetapi disamping adanya his, ibu harus dipimpin meneren pada waktu ada his yaitu bila kepala janin telah sampai di dasar panggul dan vulva mulai membuka, rambut kepala janin mulai tampak, perineum dan anus tampak mulai teregang (Sarwono, 1999). Saat kontraksi, ibu dianjurkan mengedan untuk mendorong bayi ke luar. Posisi bersalin dapat dipilih, misalnya posisi setengah duduk dan ketika his timbul maka ibu dianjurkan untuk menarik napas dalam, tutup mulut dan mengedan. Pada saat kontraksi rahim menghilang, ibu dilarang mengedan tetapi ibu dianjurkan ambil napas dan tubuh serileks mungkin, misalnya bersandar ke bantal atau pada tubuh suami.

9 Ketika kepala bayi lahir dan rahim sedang berkontraksi ibu dianjurkan bernapas, hal ini menjaga agar perineum meregang pelan, mengontrol keluarnya kepala, dan mencegah terjadinya robekan (Endjun. 2002) 4. Tehnik Mengedan 4.1 Cara Mengedan Kekuatan yang sangat penting pada ekspulsi janin dihasilkan oleh peningkatan tekanan infra-abdomen yang diciptakan oleh kontraksi otot-otot abdomen bersamaan dengan usaha pernafasan paksa dengan glotis tertutup (mulut tertutup), setelah serviks terbuka lengkap (Williams, 1995). Ibu maupun bayi tidak akan cedera jika ibu mengedan selama kontraksi karena dinding vagina sangat lentur dan terdiri dan otot-otot yang dapat melebar untuk memudahkan kepala bayi melewatinya dan ketika kontraksi mereda ibu dapat berubah posisi (Danuatmaja dan Meiliasari, 2004). Sarwono (1999) mengatakan ada dua cara mengedan yaitu: 1) Posisi berbaring dengan tangan merangkul kedua paha sampai batas siku, kepala sedikit diangkat sehingga dagu mendekati dada dan perut terlihat. 2) Posisi berbaring tetapi badan dalam posisi miring kekiri atau kekanan tergantung pada letak punggung anak, satu kaki dirangkul yaitu kaki yang berada di atas. Kebiasaan yang tidak perlu dilakukan pada kala II pada saat mengedan adalah mengedan dengan menahan napas panjang, hal ini dapat menimbulkan kekurangan oksigen janin dalam kandungan, mengedan dengan posisi telentang, hal ini dapat menekan aorta bagian bawah dan menurunkan aliran darah kerahim dan anggota gerak bawah dan juga dapat menyebabkan gangguan aliran darah dari ibu ke janin.

10 Hal lain yang harus di hindari adalah mengedan sebelum pembukaan lengkap (10 cm) karena hal ini dapat menyebabkan pembengkakan mulut rahim dan kemungkinan robekan mulut rahirn (Endjun, 2002). 4.2 Cara Bernapas Tehnik bernapas selama persalinan sebagai berikut: inspirasi dan ekspirasi seimbang, bernapas dalam sebelum mengedan, bernapas melalui hidung (bukan melalui mulut) menghindari kekeringan pada mulut, bernapas pendek dan cepat setelah mengedan. Ibu dibimbing bernapas untuk menghindari terjadinya hyperventilasi (ditandai dengan ibu pusing) agar janin tidak kekurangan oksigen. Tehnik bernapas ini harus digunakan selama persalinan (mengedan). Tujuan mempelajari tehnik pernapasan menjaga agar oksigenisasi ibu dan janin seimbang. meningkatkan relaksasi, menurunkan rasa cemas dan gelisah, meningkatkan konsentrasi pada proses persalinan (Arlene, 2001). Pada saat kontraksi mencapai puncaknya, mengedan sekuat tenaga sampai tidak dapat menahan napas lagi, pada saat kontraksi rahim hilang, bernapas cepat dan dangkal agar tubuh rileks. Adapun rata-rata jumlah pernapasan pada saat mengedan adalah 6-9 kali per menit dengan menahan napas maksimal selama 6 detik. Tiga hal yang diperhatikan dalam bernapas yaitu. barnapas lambat, dapat mengatur pernapasan (inspirasi dan ekspirasi). mengetahui langkah-langkah dalam bemapas selama proses persalinan (Arlene.2001).

11 4.3 Posisi Mengedan Beberapa uji coba menanyakan kepada wanita posisi mana yang lebih mereka sukai dan menemukan antusiasme yang sangat besar untuk sikap tegak lurus, karena rasa sakit dan nyeri punggung lebih rendah. Posisi litotomi dengan kaki pada pemijak kaki dialami kurang nyaman dan lebih menyakitkan serta restriksi pada pergerakan. Wanita yang pernah melahirkan pada posisi-posisi tersebut akan lebih suka memilih pada posisi vertikal pada persalinan selanjutnya ( Waldenstorm dan Gottvall, 1991 dalam WHO, 2003) Posisi persalinan dapat dipilih mulai posisi setengah duduk, duduk tegak, berdiri, jongkok, merangkak, atau posisi miring, dan posisi lainnya (Emily, 2000). Posisi persalinan yang saat ini dianjurkan adalah setengah duduk karena merupakan posisi yang paling umum, mudah dilakukan, dan nyaman bagi pasien maupun penolong, Akan tetapi bayi akan lebih mudah lahir jika dalam posisi tegak karena kombinasi aktivitas rahim, dorongan ibu, dan gravitasi bumi merupakan kekuatan besar, sedangkan posisi telentang dengan kaki disangga (litotomi) tidak dianjurkan lagi karena akan mengakibatkan berkurangnya aliran darah dari ibu ke rahim plasenta dan janin akibat tertekannya pembuluh darah di daerah punggung oleh rahim yang membesar, hal ini menyebabkan bayi kekurangan oksigen (Danuatmaja dan Meiliasari, 2004).

12 Posisi persalinan dengan berdiri juga dapat dilakukan, hanya dengan posisi berdiri akan lebih menyulitkan ibu karena jalan lahir akan menyempit dengan posisi berdiri (Soehartono, 2003). Adapun tujuan posisi melahirkan yang berbeda untuk setiap tahapan persalinan adalah meminimalkan rasa sakit, membuat ibu merasa lebih nyaman dan membuat proses persalinan lebih mudah. 5. Pengetabuan Ibu Tentang Tehnik Mengedan Hal yang mendasari pentingnya pengetahuan tentang tehnik mengedan yaitu mengedan merupakan salah satu kekuatan dalam persalinan (kekuatan primer) yang membantu ibu melahirkan janin secara spontan (Bohak. lowdermilk & Jensen, 1995). Pengetahuan tehnik mengedan pada ibu mencakup pegetahuan tentang tehnik bernapas, mengedan, dan posisi yang benar dalam proses persalinan. Ketidaktahuan ibu tentang tehnik mengedan dapat menyebabkan pembengkakan mulut rahim dan kemungkinan robekan mulut rahim, hal ini disebabkan mengedan sebelum pembukaan lengkap,(endj un,2002).