HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR INPRES SINUIAN KECAMATAN REMBOKEN Adistya Amanda Palohon*, Ardiansa A. T. Tucunan*, Rahayu Akili* * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan faktor kedua terbesar setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok atau masyarakat. perilaku ini menyangkut pengetahuan akan pentingnya higiene perorangan, sikap dalam menanggapi penyakit serta tindakan yang dilakukan dalam menghadapi suatu penyakit atau permasalahan kesehatan lainnya. Tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini ialah untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada pelajar SD Impres Sinuian Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa. Jenis penelitian yang dilakukan adalah survey analitik dengan penelitian studi cross sectional. Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Dasar Impres Sinuian, Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa, pada bulan November-Desember 2017. Populasi pada penelitian ini adalah pelajar kelas IV, V dan kelas VI di SD Inpres Sinuian yang berjumlah 55 pelajar. Sampel yang digunakan ialah total populasi. Pengetahuan dan sikap tentang PHBS merupakan variabel bebas sedangkan perilaku hidup bersih dan sehat merupakan variable terikat. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada pelajar SD Impes Sinuian Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa. ABSTRACT Clean and healthy life is the second largest factor after environmental factors affecting the health of individuals, groups or communities. This behavior involves the knowledge of the importance of personal hygiene, the attitude in response to illness and the actions taken in dealing with illness or other health problems. The purpose of this study is to analyze the relationship between knowledge and attitude with clean and healthy living behaviors among students in Sinuian Impres Elementary School Remboken District, Minahasa District. The type of research conducted was an analytical review with cross sectional study. This study will be conducted at Sinuian Impres Elementary School, Remboken District, Minahasa District, November-December 2017. The population of this study is Grade 4, 5 and 6 in Sinuian Inpres Elementary School, consisting of 55 students. The sample used is the population. Knowledge and attitude about PHBS are free variables while clean and healthy living behaviors are dependent variables. Instruments in this study are questionnaires. The data obtained in this study were processed using the chi-square test. Results of this study shows that that there is a correlation between knowledge and attitudes with clean and healthy life behaviors in elementary school students Inpres Sinuian Remboken Regency Minahasa Regency.
PENDAHULUAN Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.(depkes, 2007). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku yang dilakukan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya (Proverawati dan Rahmawati, 2012). Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktiikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat yang mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. dengan demikian, PHBS mencakup beratus-ratus bahkan mungkin beribu-ribu perilaku yang harus dipraktikkan dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dibidang pencegahan dan penanggulangan penyakit serta penyehatan lingkungan harus dipraktikkan perilaku mencuci tangan dengan sabun, pengelolaan air minum dan makanan yang memenuhi syarat, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, pengelolaan limbah cair yang memenuhi syarat, memberantas jentik nyamuk,tidak merokok di dalam ruangan dan lain-lain. (Permenkes, 2011). Sekolah sehat harus memiliki lingkungan yang mendukung pembelajaran. Program ini menekankan pada aspek lingkungan yang meliputi lingkungan fisik dan non fisik. Aspek lingkungan fisik menekankan pada fasilitas seperti konstruksi ruang dan bangunan; ventilasi dan intensitas pencahayaan; kepadatan ruang kelas; jarak papan tulis dengan siswa; kualitas dan kuantitas meja dan kursi siswa; ketersediaan toilet, tempat cuci tangan, dan air bersih; pengendalian kebisingan; tempat sampah; program pengelolaan sampah; program pemberantasan bibit penyakit; serta kantin sehat. Lingkungan non fisik meliputi perilaku sehingga kriteria Sekolah sehat yang selanjutnya adalah Sekolah memiliki program pembinaan dalam mendorong dan membiasakan siswa untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, yang tentu saja juga memberikan panutan kepada siswa. (Kemendikbud, 2012). Dalam penelitian yang dilaksanakan Gomo, dkk (2011), Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan siswa akselerasi SMPN 8 Manado terhadap PHBS sekolah adalah baik, dimana 90,4% siswa mengetahui akan PHBS sekolah. Sikap siswa akselerasi SMPN 8 Manado terhadap PHBS sekolah adalah baik, dimana 89% setuju terhadap konsep PHBS sekolah. Tindakan siswa akselerasi SMPN 8 Manado terhadap PHBS sekolah adalah baik, dengan 68% siswa mempraktekan pengetahuan mereka.
Penelitian yang dilakukan oleh Lolowang (2017) di SD impres Talikuran kecamatan talikuran menunjukan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki pengetahuan baik (55.6%), Pelajar yang memiliki sikap baik (71.1%) dan siswa yang memiliki perilaku baik (55.6%) di SD Inpres Talikuran. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa semua siswa di Sekolah Dasar Inpres Talikuran Kecamatan Kawangkoan Utara memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku yang baik tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sekolah. ada juga penelitian oleh Koem (2015) di SD Inpres Sukur Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara, Hasil uji statistic menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan siswa dengan perilaku hidup bersih dan sehat (p = <0,001), begitu juga dengan hasil uji statistic antara sikap siswa dengan perilaku hidup bersih dan sehat yang menunjukkan adanya hubungan yang bermakna (p = <0,005). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan siswa dan sikap siswa dengan perilaku hidup bersih dan sehat di SD INPRES sukur Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara. Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan faktor kedua terbesar setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok atau masyarakat. perilaku ini menyangkut pengetahuan akan pentingnya higine perorangan, sikap dalam menanggapi penyakit serta tindakan yang dilakukan dalam menghadapi suatu penyakit atau permasalahan kesehatan lainnya (Notoatmodjo, 2010). Dari hasil observasi awal di SD Impres Sinuian, belum pernah dilakukan pembinaan dan pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), yang pernah dilakukan hanya penyuluhan tentang tidak merokok disekolah, sarana dan prasarana untuk medukung terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat juga tidak tersedia, dan untuk jamban yang ada disekolah jarang digunakan karena tidak layak untuk dipakai oleh pelajar. Banyak siswa yang hanya menggunakan jamban milik warga yang ada di sekitar sekolah. Itu juga yang perlu menjadi perhatian dari pihak sekolah agar siswa yang ada di SD Impres Sinuian dapat mewujudkan 8 indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai hubungan Antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada pelajar di SD Impres Sinuian Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini ialah untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada pelajar SD Impres Sinuian Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah survey analitik dengan penelitian studi cross sectional. Penelitian ini telah dilakukan di Sekolah Dasar Impres Sinuian, Kecamatan
Remboken Kabupaten Minahasa, pada bulan November-Desember 2017. Populasi pada penelitian ini adalah pelajar kelas IV spebanyak 16 pelajar, V sebanyak 19 pelajar, hubungan antara pengetahuan siswa dan sikap siswa (variabel bebas) dengan perilaku Hidup Bersih dan Sehat (variabel terikat) menggunakan uji Chi-Square. dan kelas VI sebanyak 20 pelajar di SD Inpres Sinuian yang berjumlah 55 pelajar dan sampel yang digunakan yaitu total populasi. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini ialah kuesioner yang telah pernah digunakan dan sudah diuji validitas dan reabilitas. Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran pada masing-masing HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Pelajar SD Impes Sinuian Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa Hubungan pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada Pelajar SD variable yang terdiri dari jenis kelamin, kelas, Impes Sinuian Kecamatan Remboken pengetahuan siswa, sikap siswa, dan Perilaku Kabupaten Minahasa dapat dilihat pada Hidup Bersih dan Sehat. Untuk mengetahui Tabel 1 di bawah Tabel 2. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Pelajar SD Impes Sinuian Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa PHBS Pengetahuan Kurang OR Baik Total % Baik (95% CI) Nilai p n % n % Cukup Baik 5 9,1 4 7,3 9 16,4 13,125 Baik 4 7,3 42 76,4 46 83,6 (2,48-65,55) Total 9 16,4 46 83,6 55 100,0 0,003 Data pada Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa dari 9 responden yang memiliki pengetahuan yang cukup baik, 9,1% memiliki perilaku hidup bersih dan sehat yang kurang baik sedangkan 7,3% memiliki perilaku hidup bersih dan sehat yang baik. Data di atas juga menunjukkan bahwa dari 46 responden yang memiliki pengetahuan yang baik, 76,4% memiliki perilaku hidup bersih dan sehat yang baik sedangkan sebanyak 7,3% memiliki perilaku hidup bersih dan sehat yang kurang baik. Dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,003 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (0,003<0,05), maka ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Dilihat dari nilai OR maka responden yang memiliki pengetahuan yang baik akan memiliki perilaku hidup bersih dan sehat sebesar 13 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan yang cukup baik. Pengetahuan didefinisikan sebagai hasil penginderaan manusia melalui indera yang
dimiliki (telinga, mata, hidung, rasa dan raba). Pemberian informasi akan meningkatkan pengetahuan seseorang. Pengetahuan dapat menjadikan seseorang memiliki kesadaran sehingga seseorang akan berperilaku sesuai pengetahuan yang dimiliki. Perubahan perilaku yang dilandasi pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif bersifat langgeng karena didasari oleh kesadaran mereka sendiri bukan paksaan (Notoatmodjo, 2010). Perilaku seseorang merupakan suatu reaksi seseorang terhadap lingkungannnya baik dalam bentuk pengetahuan maupun sikap. Pengetahuan merupakan hasil tahu dari seseorang dan ini terjadi setelah orang tersebut melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Seseorang yang mempunyai pengetahuan baik akan sesuatu hal diharapkan akan mempunyai sikap yang baik terhadap pemeliharan lingkungan yang bersih dan sehat dalam hal ini berkaitan tentang sanitasi dasar dengan PHBS di sekolah dasar. Meningkatnya pengetahuan akan memberi hasil yang cukup berarti untuk memperbaiki perilaku. hal ini sesuai dengan pernyataan Notoatmodjo (2007) yang menyatakan bahwa pengetahuan/ kognitif merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya perilaku dan perilaku yang didasari pengetahuan akan bertahan langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Peneliti mengasumsikan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat siswa dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimilikinya, sehingga siswaa dengan tingkat pengetahuan yang baik mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk memiliki perilaku hidup bersih dan sehat. Sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangt penting oleh terbentuknya tindakan seseorang (Notoadmodjo, 2010) Hubungan Sikap dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Pelajar SD Impes Sinuian Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa Hubungan sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada Pelajar SD Impes Sinuian Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah. Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 12 responden yang memiliki sikap kurang baik, 10,9% memiliki perilaku hidup bersih dan sehat yang kurang baik sedangkan 10,9% memiliki perilaku hidup bersih dan sehat yang baik. Data di atas juga menunjukkan bahwa dari 43 responden yang memiliki sikap yang baik, 72,7% memiliki perilaku hidup bersih dan sehat yang baik sedangkan sebanyak 5,5% memiliki perilaku hidup bersih dan sehat yang kurang baik. Dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,002 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (0,002<0,05), maka ada hubungan antara sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Dilihat dari nilai OR maka responden yang memiliki sikap yang baik akan memiliki perilaku hidup bersih dan sehat sebesar 13 kali dibandingkan dengan
responden yang memiliki sikap yang kurang baik. Tabel 2. Hubungan Sikap dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Pelajar SD Impes Sinuian Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa PHBS Sikap Kurang Baik Baik Total % n % n % Kurang Baik 6 10,9 6 10,9 12 21,8 Baik 3 5,5 40 72,7 43 78,2 Total 9 16,4 46 83,6 55 100,0 OR (95% CI) 13,333 (2,61-68,05) Nilai p 0,002 Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus. Faktor tersebut akan mempengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan. Sikap dapat bersifat positif dan negatif. Apabila sikap bersifat positif akan cenderung untuk menyenangi dan mendukung objek tertentu. Sikap dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengalaman, pengaruh orang lain, kebudayaan, media massa, dan pengaruh lembaga pendidikan (Notoatmojo. 2010). Peneliti mengasumsikan bahwa sikap dapat membantu untuk mencapai tujuan sehingga seseorang akan bersikap positif maupun negatif, karena itu ada siswa yang merasa mampu atau tidak mampu dalam melakukan perilaku hidup bersih dan sehat. Siswa yang memiliki kebiasaan buang air di jamban sekolah ketika berada di sekolah biasanya akan berusaha untuk mendapatkan air atau mengisi bak air jika akan masuk ke dalam jamban sekolah. Sikap yang juga merupakan pernyataan evaluatif mengenai penilaian objek maka sikap siswa dapat diamati dari keterlibatannya dalam tanggung jawab terhadap kesehatan dan lingkungannya. Hasil amatan peneliti mendapatkan, siswa yang memiliki kebiasaan membuang sampah pada tempatnya akan menegur temannya yang buang sampah tidak pada tempatnya dan akan membuang ke tempat sampah jika ada sampah yang berserakan di sekolah. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan seagai berikut: 1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada pelajar SD Inpes Sinuian Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa. 2. Ada hubungan antara sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada pelajar SD Inpes Sinuian Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa
SARAN 1. Bagi Sekolah a. Dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang PHBS melalui penyuluhan dan pengajaran di dalam kelas. b. Mendorong siswa untuk bersikap dan menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari. c. Sekolah menyediakan kantin dan menyiapkan jamban sekolah yang memadai untuk mendukung sikap siswa dalam pelaksanaan PHBS. 2. Institusi Pelayanan Kesehatan agar mengadakan sosialisasi tentang PHBS, baik melalui brosur, leaflet dan bisa juga diadakan penyuluhan di Institusi Pendidikan dalam rangka meningkatkan pengetahuan siswa tentang PHBS. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Sebagai sumber informasi bagi para peneliti dalam melakukan penelitian pada bidang kesehatan masyarakat khususnya yang berkaitan dengan PHBS. b. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian lanjutan 4. Bagi peneliti menambah wawasan, pemahaman dan konsep tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, kendala-kendala dan persoalan-persoalannya serta solusi yang bisa diambil dan diterapkan kemudian DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. 2007. Panduan PHBS Bagi Petugas Puskesmas. Kemendikbud. 2012. Pedoman Pelaksanaan UKS di Sekolah. Jakarta:Kemendikbud Koem, Z. A. R., B. Joseph dan R. C. Sondakh. 2015. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Perilaku hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Pelajar di SD Inpres Sukur Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara. Pharmacon 4 (4): 290-294. Lolowang, M. A. 2017. Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah Dasar Inpres Talikuran Kecamatan Kawangkoan Utara. Skripsi. Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta Permenkes RI. 2011. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS). Penerbit Pusat Promosi Kesehatan. Proverawati A., Rahmawati, E. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Yogyakarta:Nuha Medika.