ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. Nama : Joko Prayitno NPM : 24213668 Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani
Latar Belakang Masalah Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan kita perlu menganalisis laporan keuangan dari perusahaan untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan yang telah dicapai di waktu lalu dan waktu yang sedang berjalan, sehingga dengan menganalisis laporan keuangan ini dapat membantu dalam pengambilan keputusan. Untuk mendapatkan dasar yang kuat dalam pengambilan keputusan dan mengambil kesimpulan, pihak yang berkepentingan sebaiknya terlebih dahulu melakukan analisa terhadap laporan keuangan yang dialami oleh perusahaan tersebut untuk mengetahui posisi keuangan terhadap hasil-hasil yang diperoleh perusahaan.
Rumusan Masalah Bagaimana kondisi keuangan pada PT. ANTAM Tbk. dilihat dari Analisis rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas antara tahun 2013, 2014 dan 2015?
Batasan Masalah Agar penulisan ilmiah ini lebih terfokus maka penulis menetapkan pembatasan masalah hanya pada masalah yang berkaitan dengan rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas pada PT. ANTAM Tbk periode tahun 2013, 2014 dan 2015 terhadap laporan keuangan.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulisan ilmiah ini adalah untuk mengetahui kondisi keuangan pada perusahaan dilihat dari Analisis Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas.
Manfaat Penelitian 1. Manfaat akademis Untuk memberikan gambaran bagaimana menganalisa laporan keuangan dalam menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan Memberikan gambaran jenis laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan. 2. Manfaat Praktis Memberikan informasi pada calon investor tentang kemampuan keuangan perusahaan. Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan.
Metode Penelitian 1. Objek Penelitian Objek penelitian adalah PT. ANTAM Tbk. 2. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitan ini adalah laporan keuangan PT. ANTAM Tbk. Tahun 2013, 2014 dan 2015. Data tersebut di dapat dengan mengambil di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah studi kepustakaan yang bertujuan untuk memperoleh data sekunder yang diambil dari website BEI dan juga situs PT. ANTAM Tbk. 4. Teknik Analisis Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Kualitatif, yaitu pengumpulan data dari Neraca dan Laporan Laba Rugi dengan menggunakan analisis rasio keuangan seperti Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas.
Pembahasan Rangkuman hasil perhitungan PT. ANTAM Tbk. Tahun 2013 2015 1. Rasio Likuiditas Keterangan 2013 2014 2015 a. Current Ratio 183,64% 164,20% 255,78% b. Quick Ratio 120% 119% 216% 2. Rasio Solvabilitas a. T.D.T.E.R 70,91% 82,61% 65,73% b. T.D.T.A.R 41,49% 45,24% 39,67% c. L.T.D.E.R 40,77% 50,55% 42,05% 3. Rasio Rentabilitas a. Net Profit Margin Ratio 3,62% -8,23% -8,66% b. Return on Invesment 1,88% -3,52% -3,07% c. Operating Income Ratio 3,73% -1,90% -6,67% d. Return on Equity 3,20% -6,43% -4,98%
Analisis Hasil Penelitian 1. Rasio Likuiditas Current ratio untuk tahun 2013 2015 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan adanya peningkatan utang lancar dan utang pajak yang cukup besar terjadi pada tahun-tahun berikutnya. Hal ini mengindikasikan adanya penurunan kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Quick ratio pada tahun 2013-2015 perusahaan memiliki angka quick ratio yang fluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini memberikan indikasi adanya penurunan kemampuan perusahaan dalam membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets) yaitu berupa kas dan piutang. Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan utang lancar, utang pajak, dan kewajiban imbalan kerja serta penurunan quick assets. Quick ratio periode 2013 2015 pada umumnya di atas 100% yang berarti bahwa peusahaan mampu membayar utang lancar perusahaan dengan aktiva yang lebih likuid (quick assets) yang dimiliki perusahaan.
2. Rasio Solvabilitas Total debt to total equity ratio untuk tahun 2013 2015 terjadi fluktuasi dari tahun tahun sebelumnya yang mengindikasikan adanya peningkatan kemampuan perusahaan dalam menjamin total utangnya dengan modal sendiri. Total debt to total equity ratio periode 2013 2015 cukup baik karena angka rationya pada umumnya di bawah 100%. Rasio di atas 100% sangat berbahaya bagi kreditur karena jumlah utang lebih besar dari pada modal pemilik, walaupun terdapat kemungkinan terbayarnya utang dengan menggunakan laba operasi perusahaan yang ada. Total debt to total asset ratio untuk tahun 2013 2015 tidak terjadi perubahan yang signifikan. Total debt to total assets ratio periode 2013 2015 di atas rata rata yakni 20%, ini berarti dari jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan dapat dijaminkan untuk utangnya sehingga apabila terjadi krisis moneter perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam menutupi utang utangnya.
Long term debt to equity ratio pada tahun 2013-2015 terjadi fluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini mengindikasikan adanya penurunan kemampuan perusahaan dalam menjamin utang jangka panjang berupa kewajiban imbalan kerja dan keawajiban pajak tangguhan oleh modal sendiri. Namun pada tahun 2015 terjadi penurunan rasio dari tahun sebelumnya, hal ini disebabkan adanya fluktuasi utang jangka panjang dari tahun ke tahun. Long term debt to equity ratio periode 2013 2015 karena jauh di bawah angka normal yakni 100 %. Hal ini menggambarkan keberhasilan perusahaan dalam mengurangi beban utang jangka panjang terhadap modal perusahaan yang dijadikan jaminan untuk menutupi utang jangka panjangnya.
3. Rasio Rentabilitas Net profit margin ratio dari tahun 2013 2015 mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini menggambarkan setiap rupiah penjualan yang menghasilkan laba bersih mengalami kenaikan dan penurunan. Net profit margin ratio periode 2013 2015 pada umumnya mengalami penurunan, tetapi masih di bawah 35%. Kondisi ini kurang baik, karena penjualan bersih yang dilakukan perusahaan menghasilkan laba yang kurang memuaskan. Return on investments untuk tahun 2013-2015 mengalami penurunan. Hal ini memberi indikasi bahwa kemampuan perusahaan dalam melaksanakan investasi untuk memperoleh laba bersih menurun. Ratio ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto kurang baik.
Operating income ratio untuk tahun 2013-2015 mengalami penurunan. Hal ini berarti penjualan bersih yang dilakukan perusahaan menghasilkan laba operasi yang terus menurun dari tahun sebelumnya. Tetapi dari angka rationya menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan belum cukup baik dari tahun ke tahun. Return on equity mengalami fluktuasi dari tahun sebelumnya. Hal ini memberi gambaran setiap rupiah modal sendiri yang menghasilkan laba netto mengalami peningkatan. Sedangkan pada tahun 2015 terjadi kenaikan. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan laba netto yang dialami perusahaan yang diiringi dengan peningkatan modal yang dikeluarkan oleh perusahaan. Dari angka rasionya menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Rasio likuiditas, secara keseluruhan keadaan perusahaan berada dalam keadaan baik,meskipun selama kurun waktu dari tahun 2013 2015 berfluktuasi. Makin tinggi nilai rasio likuiditas, menandakan bahwa keadaan perusahaan berada dalam kondisi baik atau liquid. Rasio solvabilitas, keadaan perusahaan tahun 2013-2015 berada pada posisi solvable. Hal ini dapat dilihat bahwa keadaan modal perusahaan cukup untuk menjamin hutang yang diberikan oleh kreditor. Rasio rentabilitas secara keseluruhan dari tahun 2013-2015 keadaan perusahaan berada dalam posisi kurang baik karena mengalami penurunan seiring kemampuan perusahaan dalam meningkatkan laba dan efisiensi dalam menggunakan sumber daya.
Saran Saran yang dapat disampaikan, sebagai berikut : 1. Perusahaan harus meningkatkan likuiditasnya, meskipun dalam kondisi likuid tapi akan lebih baik jika perusahaan meningkatkan likuiditasnya untuk menjaga kepercayaan bagi para kreditur. 2. Solvabilitas perusahaan berada pada posisi baik. Keadaan ini harus di pertahankan agar perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo. 3. Rentabilitas perusahaan berada pada posisi kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam keadaan kurang baik dan keadaan ini harus terus ditingkatkan oleh perusahaan.