E-LEARNING DALAM PERSEPSI MAHASISWA

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS WEBSITE MENGGUNAKAN NOTEPAD++ PADA MATERI PROTOZOA UNTUK KELAS X SMA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS HYBRID LEARNING UNTUK MENINGATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SMP NEGERI 6 AMBON

PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN UNTUK GURU DALAM MERENCANAKAN PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS BLENDED LEARNING MENGGUNAKAN MOODLE

Implementasi Blended Learning Dr. Sentot Kusairi, M. Si. Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL (FACEBOOK) SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN STRATEGI TEAM QUIZ, MEDIA AUDIO VISUAL, DISERTAI MODUL PEMBELAJARAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS INSTRUCTIONAL GAME PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA. Ahmad Fauzi Hendratmoko, Albertus Djoko Lesmono, Yushardi

PENERAPAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

RANCANG BANGUN SISTEM E-LEARNING JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL E-LEARNING PADA MATERI KEPERAWATAN BENCANA DASAR SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN EDMODO DENGAN VIDEO TUTORIAL PADA INSTALASI JARINGAN LAN PEER TO PEER JURUSAN TKJ DI SMKN I BUNUT

E-LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN COI FRAMEWORK

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL POKOK BAHASAN SINTESIS PROTEIN UNTUK SMA

Lu Lu Dien Islami Pendidikan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya,

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

WORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen

II. KELAS MAYA. A. Tujuan Pembelajaran. B. Uraian Materi

PENGEMBANGAN MOBILE LEARNING BAGI PEMBELAJARAN

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN. Dalam bab ini disajikan tiga hal pokok, yaitu : (1) pengembangan

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

Reta Yuliani Fajrin 40, Jekti Prihatin 41, Pujiastuti 42

PENGANTAR E-LEARNING Apa yang kita bahas? Perkembangan/Trends ICT Tantangan Pendidik Bagaimana menghadapinya?

BAB I PENDAHULUAN. Paket keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) merupakan

MEMBANGUN DIMENSI MANUSIA-TUGAS DALAM PENGEMBANGAN E-LEARNING

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR e-book PADA MATA KULIAH KOMUNIKASI DATA MAHASISWA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin

ANALISA EFESIENSI PENERAPAN MEDIA AJAR BERBASIS DIGITAL CLASS PADA SMPN 4 PAMEKASAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKNIK PEMESINAN FRAIS BERBASIS ADOBE FLASH CS6

Pembelajaran Jarak Jauh dengan Penerapan Konsep Web 2.0

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

Slamet Riyanto 1 dan Fatim Nugrahanti 2 1,2

PENERAPAN GUIDED INQUIRY

BIOSFER: JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI (BIOSFERJPB) 2017, Volume 10 No 1, ISSN:

Supriyatin, Mieke Miarsyah, Melia Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) PADA MATERI SENYAWA KARBON UNTUK SMA KELAS XII

1 P edo m a n P J J S 2 A p t i k o m T e k n o l o g i P e m b e l a j a r a n

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fariz Eka Nurfu ad, 2013

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATAKULIAH PENCEMARAN LINGKUNGAN BERBASIS WORDPRESS

Oleh : Yulistiana Nindi Nur Imawati, Universitas Negeri Yogyakarta,

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN EVALUASI DAN PENUGASAN ONLINE BERBASIS E-LEARNING DENGAN MOODLE PADA MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN ILMU KOMPUTER

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS TEKNOLOGI DAN INFORMASI MELALUI MODEL JOYFUL LEARNING. Oleh: Sugianto Universitas Wiralodra

BAB I PENDAHULUAN. mereka sehingga terwujud keprofesionalan yang mantap. Seorang guru dituntut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Ninik Sarofah, et al., Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning...

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol. 2, No. 1, April 2017, 17-22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Urip Nurdiana, 2014

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBANTUAN WEB PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMK

PEMANFAATAN KONTEN PEMBELAJARAN BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PENGEMBANGAN VIRTUAL CLASS UNTUK PEMBELAJARAN AUGMENTED REALITY BERBASIS ANDROID

Pengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda

Chapter 01. UNTAD Webinar

Bab II Tinjauan Pustaka

Panduan Standar Rancangan Program e-learning

PENYUSUNAN MEDIA BELAJAR MANDIRI BERBASIS BLOG SUBMATERI SISTEM SARAF MANUSIA UNTUK SISWA SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIIIE DI MTSN SAMPUNG

Komponen. E-Learning. 17 Maret MK E-Learning. Taufik Ikhsan Slamet

PERSEPSI MAHASISWA UPBJJ-UT BANJARMASIN TERHADAP LAYANAN BANTUAN BELAJAR (TUTORIAL TATAP MUKA) Yusran Abdul Gani dan Jumriadi UPBJJ-UT Banjarmasin

PENERAPAN MEDIA E-BOOK BEREKSTENSI EPUB UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATA PELAJARAN IPA

Referensi PJJ Konsorsium Aptikom Standar Teknologi Pembelajaran Versi Maret 2014 disusun oleh Konsorsium APTIKOM

Pengantar E-learning dan Learning Management System (LMS)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS BUKU DIGITAL ELEKTRONIC PUBLICATION (EPUB) MENGGUNAKAN SOFTWARE SIGIL PADA MATA KULIAH PEMROGRAMAN DASAR

Oleh: Fitra Mega Kurniawan, Progam Pendidikan Teknik Elektronika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KETERAMPILAN TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (TPCK) GURU BIOLOGI SMA NEGERI KOTA PEKANBARU

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS E-LEARNING PADA MATERI HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI KELAS X SEMESTER 2

Mengapa menggunakan ICT. Bagaimana level kompetensi ICT bagi seorang guru? Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran 5/24/12. Learning: dahulu vs sekarang

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP MANFAAT DAN KEMUDAHAN PENGGUNAAN V-LAB RISET OPERASIONAL

PENGEMBANGAN E-LEARNING SEBAGAI MEDIA BELAJAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MEMBUAT DAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN MELALUI METODE TUTOR SEBAYA. Guntur Wicaksono, Maman Rachman, Heri Yanto 1

E-journal Prodi Edisi 1

Materi Pembelajaran Bina Nusantara. Induksi Dosen Baru

INOVASI PEMANFAATAN TI UNTUK MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN

: FETI UTAMININGSIH NIMK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS ANDROID PADA MATERI PLANTAE UNTUK SISWA SMA MENGGUNAKAN ECLIPSE GALILEO

IDENTIFIKASI RAGAM INTERAKSI KELAS PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM KOORDINASI DI SMA N 1 KOTA MUNGKID MAGELANG

TINGKAT PENERIMAAN MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN. Abstrak

PANDUAN PENGAJUAN PROPOSAL

PENGEMBANGAN COMIC DIGITAL BERBASIS LINGKUNGAN SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Ekosistem Melalui Penerapan Model Inkuiri Terbimbing

Ika Lestari & 2 Gusti Yarmi PGSD Universitas Negeri Jakarta UTILIZATION OF MOBILE PHONE IN COLLEGE STUDENTS

Abstract. Keywords : Interactive Media, LAN, TKJ.

PEMANFAATAN LAYANAN ONLINE DI INSTITUSI PENDIDIKAN JARAK JAUH MAKING USE OF ONLINE SERVICES WITHIN DISTANCE EDUCATION INSTITUTIONS

Cheaper, Faster, and Better

PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER INFORMASI BELAJAR PADA MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Rivadatul Mahmudah, Shahibul Ahyan, Ahmad Rasidi Universitas Hamzanwadi

PENGEMBANGAN MATERI PELAJARAN BERBASIS TIK UNTUK MATA KULIAH PROGRAM KOMPUTER

PANDUAN PENGAJUAN PROPOSAL. HIBAH e-learning

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI SMAIT NUR HIDAYAH KARTASURA

BLOG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA. Muhamad Ali. Abstract

PENGGUNAAN MODUL E-LEARNING SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN MINAT SISWA DALAM MENGOPTIMALKAN POTENSI KECERDASAN MAJEMUK

Transkripsi:

E-LEARNING DALAM PERSEPSI MAHASISWA Much. Fuad Saifuddin Pendidikan Biologi FKIP, Universitas Ahmad Dahlan fuad.saifuddin@pbio.uad.ac.id Abstract. The purpose of this research is to know the students perceptions of e-learning and various aspects that students need when using e-learning. This descriptive research was done by questionnaire in collecting the data. The source of the data was students of biology of FKIP UAD. The result of the analysis shows that 98.8% of students know e-learning, 86.3% support e-learning implementation, and 77% expressed satisfaction with the implementation of learning with e-learning. As a result, the students perceptions of e-learning are beneficial, can improve motivation, make it easier to understand the material, to help the readiness in the lecture. Based on e-learning analysis in terms of students have high accessibility is 91%, with light use 83%. Good appraisal Student perception of e-learning, giving a big role in the implementation of learning with e-learning, which can be done with the pattern of blended learning as a form of learning that collaborate e-learning with face to face. Keywords: accessibility, e-learning, motivation, satisfaction, student perception Abstrak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap e-learning dan berbagai aspek yang dibutuhkan mahasiswa saat menggunakan e-learning. Penelitian deskriptif ini dilakukan dengan teknik kuesioner terhadap mahasiswa pendidikan biologi FKIP UAD angkatan 2015 dan 2016 yang dipilih secara acak; dan teknik deskriptif digunakan sebagai alat analisisnya. Hasil analisis menunjukkan, mahasiswa 98,8% mahasiswa mengetahui e-learning, 86,3% mendukung pelaksanaan e-learning, dan 77% menyatakan puas dengan pelaksanaan pembelajaran dengana e-learning. Selaiin itu, menghasilkan persepsi mahasiswa e-learning bermanfaat, dapat meningkatkan motivasi, memudahkan memahami materi, membantu kesiapan dalam perkuliahan. Berdasarkan analisis e-learning dalam pengertian mahasiswa memiliki aksesibilitas yang tinggi yaitu 91%, dengan penggunaan ringan 83%. Penilaian baik Persepsi mahasiswa terhadap e-learning, memberikan peran yang besar dalam pelaksanaan pembelajaran dengan e-learning, yang dapat dilakukan dengan pola blendedlearning sebagai bentuk pembelajaran yang mengkolaborasikan e-learning dengan tatap muka. Kata kunci: Aksesibilitas, e-learning, kepuasan, motivasi, persepsi mahasiswa Pendahuluan Internet saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari gaya hidup berbagai kelompok masyarakat Indonesia. Data hasil survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2016 menunjukkan bahwa kalangan mahasiswa merupakan pengguna internet terbesar di Indonesia dengan 89,7%, dan urutan kedua pelajar dengan 69,8% namun akses terhadap laman pendidikan masih sangat kurang. Sebuah permasalahan yang perlu untuk disikapi oleh para pendidik dengan mengarahkan mahasiswa/peserta didik untuk lebih menggunakan internet dalam ranah pendidikan. Kelas virtual atau lebih dikenal dengan e-learning, merupakan salah satu bentuk penggunaan internet yang dapat meningkatkan peran mahasiswa/peserta didik dalam 102

103 proses pembelajaran. Berbagai layanan e-learning telah tersedia baik yang dikelola mandiri oleh institusi dengan menggunakan Learning Management System (LMS) maupun yang disediakan secara bebas oleh pihak ketiga. E-learning berperan untuk melengkapi kelas konvensional (secara tatap muka) bukan menggantikan kelas konvensional (Shank, 2008). Menurut Novak (dalam Balaji, Al-Mahri, & Malathi, 2016) dengan menggunakan e-learning dapat meningkatkan interaktivitas dan efisiensi belajar karena memberikan mahasiswa potensi yang lebih tinggi untuk berkomunikasi lebih banyak dengan dosen, rekan, dan mengakses lebih banyak materi pembelajaran. Kemauan seseorang dalam menggunakan produk teknologi sangat dipengaruhi oleh persepsi. Persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penggunaan panca indera dalam menerima stimulus, kemudian diorganisasikan dan diinterpretaikan sehingga memiliki pemahaman tentang apa yang diindera (Nugroho, 2012) Universitas Ahmad Dahlan telah lama memiliki e-learning yang dikembangkan dengan menggunalan LMS Moodle dan telah digunakan sebagai salah satu bentuk pembelajaran yang diakui oleh pimpinan universitas. Dosen di lingkungan pendidikan biologi FKIP UAD telah menggunakan e-learning, baik dalam bentuk unggah dokumen (RPS, Materi perkuliahan) maupun dalam aktivitas pembelajaran secara daring seperti diskusi, dan pengumpulan tugas. Pelaksanaan pembelajaran melalui e-learning perlu untuk dikaji lebih dalam dengan melihat respon mahasiswa terhadap proses pembelajaran berbasis e-learning, sehingga dapat diketahui bentuk pembelajaran berbasis e-learning yang diinginkan oleh mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa pendidikan biologi FKIP UAD terhadap pembelajaran berbasis e-learning. Metode Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif, dengan melakukan survei E-Learning dalam Presepsi...(Much. Fuad Saifuddin) terhadap mahasiswa pendidikan biologi FKIP UAD. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket, dengan sampel mahasiswa angkatan 2015 dan 2016 yang dipilih secara acak. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini: - Pertama, penyusunan instrumen angket yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Informasi yang termuat dalam angket antara lain: pengetahuan tentang e-learning, konten, aksesibilitas, kebermanfaatan, kepuasan penggunaan e-learning. - Kedua, angket yang telah disusun diuji validitas dengan menggunakan pendapat ahli yang dilakukan oleh dua ahli instrumen yang juga memahami e-learning. - Ketiga, mengumpulkan data dengan angket yang telah divalidasi dari mahasiswa pendidikan biologi angkatan 2015 dan 2016 yang dipilih secara acak sebanyak 95 mahasiswa. - Data yang diperoleh dari mahasiswa berupa data kualitatif dan kuantitatif, yang kemudian dilakukan analisis secara deskriptif. Hasil dan pembahasan Data yang diperoleh melalui angket berupa respon persepsi mahasiswa terhadap e-learning, dipersentasekan berdasarkan aspek yang diamati serta paparan secara deskriptif kualitatif berdasarkan respon yang disampaikan. Gambar 1. Analisis pengetahuan tentang e-learning

Varia Pendidikan, Vol. 29, No. 2, Desember 2017: 102-109 104 Gambar 2. Contoh Pengetahuan Mahasiswa tentang E-learning Berdasarkan data angket diperoleh informasi pengetahuan tentang e-learning sebanyak 98,8% mahasiswa menyatakan mengetahui e-learning, seperti yang tertera dalam gambar 1. Analisis pada gambar 1 ditunjang dengan berbagai deskripsi pengetahuan mahasiswa tentang e-learning, seperti yang tertera dalam gambar 2. Berdasarkan pendapat mahasiswa pada gambar 2, dapat dinyatakan mahasiswa mendefinisikan e-learning sebagai suatu pembelajaran yang dilakukan secara daring, baik berupa akses bahan belajar, pengumpulan tugas dan diskusi. Pendapat tersebut sesuai dengan definisi e-learning menurut Hamid (2001) yang menyatakan dalam e-learning antara penyedia pembelajaran (pendidik) dengan peserta didik (mahasiswa) dipisahkan oleh dunia maya. Jenis platform e-learning yang ada saat ini sangat beragam, pada angket yang dikembangkan memuat beberapa e-learning yang sering digunakan di Indonesia. Hasil analisis jenis e-learning yang pernah digunakan mahasiswa pendidikan biologi FKIP UAD (gambar 3), menunjukkan Schoology paling banyak digunakan yaitu 42 mahasiswa, kemudian edmodo sebanyak 39 mahasiswa dan google clasroom sebanyak 17 mahasiswa. Moodle yang merupakan sistem e-learning yang digunakan di Universitas Ahmad Dahlan digunakan oleh 10 mahasiswa, hal ini dikarenakan mahasiswa belum mengetahui berbagai jenis platform e-learning dan di dalam angket tidak disebutkan keterangan bahwa e-learning yang dikelola Universitas Ahmad Dahlan menggunakan moodle. Gambar 3. Analisis Jenis E-learning yang Pernah Digunakan Mahasiswa Pada aspek pelaksanaan kuliah dengan e-learning diperoleh data dari mahasiswa sebanyak 86,3% menyatakan setuju, dan 13,7% mahasiswa menyatakan tidak setuju terhadap pelaksanaan perkuliahan dengan menggunakan e-learning seperti terlihat pada gambar 4.

105 Gambar 4. Analisis Respon Kesediaan Mahasiswa terhadap Kuliah dengan E-learning Hasil penelitian serupa menyatakan mahasiswa menghendaki pelaksanaan perkuliahan dengan e-learning secara penuh (Muzid & Munir, 2005). Peran teknologi pendidikan merupakan efek dari perkembangan teknologi yang mempengaruhi akademisi untuk mengubah pembelajarannya (Donnelly & McSweeney, 2009) hal ini sesuai dengan analisis data pada gambar 4 yang menunjukkan perlunya e-learning dalam pembelajaran di era digital. Menurut walker (dalam Garraway-Lashley, 2014) ketersediaan teknologi yang digunakan secara interaktif dengan diskusi dan panduan dapat menjadi alat untuk pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini sangat sesuai dengan bentuk pembelajaran dengan menggunakan e-learning, dalam e-learning mahasiswa mempunyai banyak kesempatan untuk menggali informasi lebih dalam melalui diskusi dan panduan materi yang diberikan oleh dosen. Hasil penelitian Ling (2007) menunjukkan tiga aspek kehadiran yaitu kognitif, pengajaran, dan kehadiran sosial dapat dicapai secara online. Osguthorpe dan Graham (2003) (dalam Graham, 2006) The American Society for Training and Developnment identified blended learning as one of the top ten trends to emerge in the knowledge delivery industry (Rooney, 2003 mengidentifikasi enam alasan perlu menggunakan blended learning yang merupakan salah satu bentuk dari e-learning: (1) kekayaan pedagogis, (2) akses terhadap pengetahuan, (3) interaksi sosial, (4) kenyamanan pribadi, (5) efektivitas biaya, dan (6) kemudahan revisi materi. E-Learning dalam Presepsi...(Much. Fuad Saifuddin) E-learning memberikan manfaat bagi mahasiswa dan dosen. Bagi mahasiswa, e-learning merupakan alternatif belajar dibandingkan pembelajaran konvensional dosen, dimana pembelajaran dapat berlangsung di luar ruang kuliah, membentuk kemandirian belajar, membantu menjadikan belajar sebagai belajar sepanjang hayat dan mendorong untuk berinteraksi antara siswa satu dengan yang lain. Sedangkan bagi dosen, e-learning mengubah gaya mengajar yang berdampak pada profesionalitas kerja, memberi peluang menilai siswa dan mengevaluasi pembelajaran setiap siswa dan mengeksplorasi diri secara efisien (Singh, O donoghue, & Worton, 2005). Pembelajaran melalui e-learning memerlukan desain yang jelas, diantaranya terkait dengan komponen e-learning. Menurut Kelly & Nanjiani (dalam Wicaksono, 2015) sebuah e-learning harus memiliki tiga komponen dasar yang terdiri dari e-communication (pengkomunikasian materi), e-training (pendekatan sistem LMS) dan e-assessment (penilaian untuk indikator hasil belajar). Hasil analisis komponen e-learning yang memperlihatkan lebih dari 90% mahasiswa menyatakan perlu adanya beberapa komponen: 1) komponen instruksional pembelajaran di e-learning, 2) komponen adanya rencana pembelajaran di kelas, 3) komponen sumber belajar dan bahan ajar. Hasil analisis komponen instruksional menunjukkan 97% mahasiswa setuju dengan adanya instruksional pembelajaran dalam e-learning. Gambar 5. Analisis komponen instruksional dalam e-learning

Varia Pendidikan, Vol. 29, No. 2, Desember 2017: 102-109 106 Komponen instruksional merupakan rangkaian langkah-langkah belajar yang akan dilakukan melalui e-learning, sehingga mahasiswa dapat belajar mandiri secara terstruktur terlebih saat mahasiswa baru pertama kali menggunakan e-learning. Selain itu, instruksional dapat membantu proses tercapainya tujuan pembelajaran yang direncanakan oleh dosen. Hasil yang sama terlihat pada analisis komponen rencana pembelajaran di kelas, komponen ini memberikan manfaat untuk memberikan informasi (gambaran) aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan di dalam kelas. Sehingga e-learning berperan bukan menggantikan pembelajaran secara tatap muka tetapi mengkombinasikan antara pembelajaran melalui e-learning dengan pembelajaran secara tatap muka. Hasil analisis memperlihatkan 96% mahasiswa setuju dengan perlu adanya komponen informasi aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan di dalam kelas. Analisis komponen yang ketiga terkait dengan sumber belajar dan bahan ajar, hasil analisis memperlihatkan 97% mahasiswa menyatakan perlu adanya sumber belajar atau bahan ajar yang disediakan dalam e-learning. Sumber belajar atau bahan ajar dapat mendukung kesiapan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Sumber belajar atau bahan ajar dapat disajikan dalam berbagai bentuk, seperti: handbook, modul, gambar, video, audio yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Mengunggah catatan perkuliahan dan file presentasi dosen (bahan ajar) ke dalam laman e-learning merupakan cara yang umum digunakan dan sangat efektif untuk memberi mahasiswa akses e-learning secara berkelanjutan (Bath & Bourke, 2010), sehingga mahasiswa dapat mengulang kembali materi yang telah dipelajari setiap waktu. Kualitas konten merupakan hal yang sangat penting dalam e-learning, serta konten juga harus memiliki keramahan terhadap pengguna (Balaji et al., 2016). Konten multimedia interaktif dapat meningkatkan motivasi (Triyanti, 2015), hal ini sangat sesuai untuk menjadi konten dalam e-learning karena memuat aspek visual, audio dan audiovisual. Gambar 6. Analisis Komponen Rencana Pembelajaran di kelas Gambar 8. Analisis Aksesibilitas e-learning Gambar 7. Analisis komponen bahan ajar atau sumber belajar Pada aspek kemudahan akses, hasil analisis memperlihatkan 91% mahasiswa menyatakan e-learning mudah untuk diakses (gambar 8).Aksesibilitas merupa-kan tingkat kenyamanan seseorang untuk mencapai tujuan yang berhubungan dengan perilaku

107 komunikasi (Sapari, Saleh, & Maksum, 2009). Sebagian besar mahasiswa mengakses e-learning dengan menggu-nakan web browser baik dari smarthpone maupun laptop, hal ini dikarenakan dalam prosesnya belum dapat diselaraskan dengan android (google playstore). Aspek kemudahan dalam penggunaan, berdasarkan hasil analisis diperoleh 83% mahasiswa menyatakan e-learning mudah untuk digunakan, sedangkan 17% mahasiswa menyatakan tidak mudah untuk digunakan (gambar 9). Hal ini dapat disebabkan oleh mahasiswa yang belum terbiasa dalam menggunakan e-learning, serta masih minimnya dosen yang menggunakan e-learning sehingga mahasiswa tidak secara rutin menggunakan e-learning dalam proses pembelajaran. Selain itu, persepsi seseorang terhadap e-learning mempengaruhi kemauan dalam menggunakannya atau tidak, dan kemudahan seseorang dalam menggunakan teknologi (e-learning) akan memberikan pengaruh pada sikap pengguna (Aziz, Al Musadieq, & Susilo, 2013)Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang angkatan 2011 ABSTRACT The research aims to: (1 E-Learning dalam Presepsi...(Much. Fuad Saifuddin) e-learning memberikan manfaat yang signifikan terhadap proses pembelajaran. Gambar 10. Analisis manfaat E-learning dalam proses pembelajaran Aspek yang dianalisis dalam cakupan kebermanfaatan antara lain: membantu kesiapan dalam perkuliahan, membantu belajar mandiri, meningkatkan motivasi, memudahkan dalam mempelajari materi. Hasil analisis tersaji pada gambar 11. Gambar 11. Hasil analisis aspek manfaat e-learning dalam proses pembelajaran Gambar 9. Hasil analisis kemudahan penggunaan e-learning Berdasarkan segi kebermanfaatan penggunaan e-learningdalam proses pembelajaran, hasil analisis diperoleh 97% mahasiswa memberikan respon bahwa e-learning memberikan manfaat dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat dinyatakan Mahasiswa menyatakan e-learning dapat membantu dalam persiapan kuliah, dengan model blended learning pola mahasiswa dapat mengakses materi sebelum masuk kelas dan mengetahui gambaran aktivitas yang akan dilakukan dengan mempelajari instruksi maupun desain pembelajaran yang tersedia pada e-learning, sehingga materi dapat digunakan untuk belajar secara mandiri dan dosen akan lebih dapat melakukan eksplorasi pembelajaran karena mahasiswa telah

Varia Pendidikan, Vol. 29, No. 2, Desember 2017: 102-109 108 memiliki kesiapan terhadap pembelajaran yang akan dilakukan. E-learning membantu mahasiswa untuk mempelajari materi secara mandiri sebelum masuk kelas, dengan mempelajari materi yang disediakan melalui e-learning dapat meningkatkan motivasi mahasiswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Pembelajaran dengan E-learning berbeda dengan pembelajaran secara konvensional, dimana dalam pembelajaran dengan e-learning guru tidak berperan sebagai sumber informasi utama yang menyalurkan informasi kepada siswa (Jayawardana, 2017). Gambar 12. Analisis Kepuasan Penggunaan E-learning UAD Hasil analisis kepuasan mahasiswa dalam menggunakan e-learning (dalam hal ini e-learning UAD), diperoleh hasil 77% mahasiswa menyatakan puas setelah menggunakan e-learning, dan 23% mahasiswa menyatakan tidak puas seperti terlihat pada gambar 12. Simpulan Mahasiswa memiliki persepsi yang baik terhadap e-learning, hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam menggunakan e-learning. Mahasiswa menunjukkan kesediannya melakukan pembelajaran dengan e-learning sebesar 86,3%, selain itu mahasiswa mendukung dalam konten e-learning terdapat instruksional yang harus dilakukan dengan e-learning, gambaran pembelajaran yang akan dilakukan di kelas, serta materi yang dapat dipelajari sebelum pembelajaran secara tatap muka. Tingkat kepuasan mahassiswa dalam penggunaan e-learning mencapai 77%. Perlunya dikembangkan pembelajaran dengan mengkombinasikan e-learning dengan model pembelajaran dan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik materi, sehingga penggunaan e-learning dapat lebih dimaksimalkan dan memberikan bekal kepada mahasiswa saat bekerja sebagai seorang guru di era digital. Daftar Pustaka Aziz, A. L., Al Musadieq, M., & Susilo, H. (2013). Pengaruh Kemudahan Penggunaan Terhadap Kemanfaatan pada Sikap Pengguna E-Learning. Jurnal Administrasi Bisnis, 6(2). Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/78252-id-pengaruhkemudahan-penggunaan-terhadap-k.pdf Balaji, R., Al-Mahri, F., & Malathi, R. (2016). A Perspective Study on Content Management in E-Learning and M-Learning. eprint arxiv:1605.02093. Retrieved from http://arxiv. org/abs/1605.02093 Bath, D., & Bourke, J. (2010). Getting Started with Blended Learning. Queensland: Griffith University. Retrieved from http://tdu.nmmu.ac.za/blended-learning Donnelly, R., & McSweeney, F. (2009). Applied E-Learning and E-Teaching in Higher Education. Applied E-Learning and E-Teaching in Higher Education. https://doi. org/10.4018/978-1-59904-814-7 Garraway-Lashley, Y. (2014). Integrating computer technology in the teaching of Biology. International Journal Of Biology Education, 3(2). https://doi.org/10.20876/ijobed.93986 Graham, C. R. (2006). Blended Learning Systems:Definition, Current Trends, and Future

109 E-Learning dalam Presepsi...(Much. Fuad Saifuddin) Directions. In Handbook of blended learning Global perspectives local designs (pp. 3 21). San Francisco: CA: Wiley. https://doi.org/10.2307/4022859 Hamid, A. A. (2001). e-learning: Is it the e or the learning that matters? The Internet and Higher Education, 4(3 4), 311 316. https://doi.org/10.1016/s1096-7516(01)00072-0 Jayawardana, H. B. A. (2017). Paradigma Pembelajaran Biologi di Era Digital. JURNAL BIOEDUKATIKA, 5(1), 12 17. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26555/bioedukatika. v5i1.5628 Ling, L. H. (2007). Community of inquiry in an online undergraduate information technology course. Journal of Information Technology Education, 6, 153 168. https://doi.org/ Article Muzid, S., & Munir, M. (2005). Persepsi Mahasiswa Dalam Penerapan e-learning sebagai Aplikasi Peningkatan Kualitas Pendidikan (Studi Kasus Pada Universitas Islam Indonesia). In Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2005 (SNATI 2005) (Vol. 2005, p. 8). Yogyakarta. Nugroho, S. (2012). PROFESIONALISME GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN WARUNGASEM KABUPATEN BATANG Suatu tinjauan aspek persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru. Jurnal VARIDIKA, 24(2), 135 146. Retrieved from http://journals.ums.ac.id/index.php/varidika/article/ view/710/441 Sapari, Y., Saleh, A., & Maksum. (2009). Pemanfaatan Media Komunikasi Prima Tani, Aksesibilitas Kelembagaan Tani, dan Persepsi Petani tentang Teknologi Agribisnis Industrial Pedesaan. Jurnal Komunikasi Pembangunan, 7(1). Retrieved from http:// ilkom.journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalkmp/article/view/5679/4308 Shank, P. (2008). Thinking Critically to Move e-learning Forward. In S. Carliner & P. Shank (Eds.), The e-learning handbook: past promises, present challenges. San Francisco: Pfeiffer. Singh, G., O donoghue, J., & Worton, H. (2005). A Study Into The Effects Of elearning On Higher Education. Journal Journal of University Teaching & Learning Practice, 2(1). Retrieved from http://ro.uow.edu.au/jutlp Triyanti, M. (2015). Pengembangan Multimedia Interaktif pada Materi Sistem Saraf untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa SMA Kelas XI. JURNAL BIOEDUKATIKA, 3(2), 9 14. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26555/bioedukatika. v3i2.4148 Wicaksono, S. R. (2015). Computer Supported Collaborative Learning Berbasis Blog. Malang: Seribu Bintang.