TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR

PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V Hasil Pembahasan Kontraktor

PROPORSI BIAYA TIAP SATUAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

SURVEI TINGKAT KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SUMBER DAN SIKLUS MATERIAL DARI GREENSHIP RATING TOOLS PADA PROYEK KONSTRUKSI

STUDI PENERAPAN METODE REKAYASA NILAI PADA PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kita berada dalam bangunan baik rumah tinggal, kantor, pabrik, hotel, rumah sakit dll.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI AWAL PENERAPAN GREEN SPECIFICATION DI INDONESIA

ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN PENANGANANNYA PADA PROYEK GEDUNG PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (177K)

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran

PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL 4 LANTAI JALAN INDRAPURA SEMARANG

PENGELOLAAN LIMBAH KONSTRUKSI PEKERJAAN BETON PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG TINGGI SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INSPEKSI PROSES PELAKSANAAN DAN CACAT PADA DINDING PANEL PRACETAK SUATU PROYEK APARTEMEN

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

PROPORSI KOMPONEN BIAYA HARGA BAHAN, UPAH DAN ALAT PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN ANALISA

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB, USAHA MINIMALISASI DAN PROGRAM PERHITUNGAN SISA MATERIAL DINDING

BAB V KONSEP PERANCANGAN

STUDI HARGA SATUAN UPAH UNTUK PROYEK BANGUNAN TINGGI Michael Purnomo 1, Elvin Laynardo 2, Indriani Santoso 3, Budiman Proboyo 4

Green Building Concepts

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA. Tri Hartanto. Abstrak

SILABUS MATA PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PERANAN KONTRAKTOR DALAM PEKERJAAN GALIAN TANAH BASEMENT TERHADAP ASPEK LINGKUNGAN

PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP, KOLOM, BALOK & PLAT LANTAI PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG RSUD BUDHI ASIH. Yusti prabowo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya mengenai Green Construction telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada pelaksanaan proyek biasanya terjadi berbagai kendala, baik kendala

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 1

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENENTUAN SUPPLY MATERIAL MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN PERUMAHAN CITRA LAND TIPE ASCOT)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ISU LINGKUNGAN DAN KENDALA YANG DIHADAPI PROYEK KONSTRUKSI DI BANDA ACEH

SILABUS MATA PELAJARAN

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH KERETAKAN PADA BETON. Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

DAFTAR HARGA SATUAN ANALISA PEKERJAAN

BAB I SYARAT SYARAT PENAWARAN

PROPORSI HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT PADA ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29

Pelaksanaan Pekerjaan Balok Dan Plat Lantai Pada Gedung 2 Lantai 5 Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan

REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bel dan Hotel Sahid Jogja Lifestyle City di Yogyakarta sebagai berikut :

DINDING DINDING BATU BUATAN

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah sustainable

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

Struktur dan Konstruksi II

EVALUASI PRODUKTIVITAS PEMASANGAN BATA RINGAN PADA DINDING BANGUNAN HOTEL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. proyek yang berhasil adalah penggunaan biaya yang efisien. Material adalah salah

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. Atlet) Kemayoran Blok D10-3 yang dijalankan oleh Kontraktor WIKA-CAKRA KSO sangatlah

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

PEKERJAAN SAMBUNGAN ANTARA STRUKTUR PEDESTAL, KOLOM DAN BALOK ATAS

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

EBOOK PROPERTI POPULER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah mengikuti kegiatan Kerja Praktek pada Pembangunan Proyek

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

VARIASI PENGGUNAAN JENIS MATERIAL BEKISTING PADA PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP BIAYA DAN DURASI PELAKSANAAN PROYEK (194K)

SISTEM SAMBUNGAN PADA PONDASI TAPAK BETON BERTULANG

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. manajemen konstruksi. Setidaknya upaya yang dilakukan merupakan usaha untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. efisien, ekonomis, mudah didapat dan bahan dasar yang melimpah.

BAB I PENDAHULUAN. baja. Pilihan menggunakan beton sebagai bahan konstruksi ini dikarenakan beton

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB III STUDI PEMASANGAN JARINGAN LISTRIK TEGANGAN RENDAH DI PERUMAHAN MEKAR SARI REGENCY

Pengembangan Kerangka Model

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Menurut Green Building Council Indonesia (2010) menyebutkan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG MANAJEMEN TEMPAT PEMBANGUNAN

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

STUDI AWAL KEBUTUHAN MATERIAL BATA PADA PROYEK PERUMAHAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

Transkripsi:

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA Alfonsus Dwiputra W. 1, Yulius Candi 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK: Proses pembangunan perumahan sebagai kebutuhan pokok manusia menggunakan material-material yang jumlahnya tidak sedikit dari sumber daya alam. Banyaknya pemakaian material membuat sampah material dari proyek juga menumpuk, sehingga dapat merusak alam. Konsep pembangunan yang menciptakan lingkungan yang nyaman berdasarkan efisiensi sumber daya alam dan desain yang ramah lingkungan disebut dengan konsep Sustainable Construction. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tantangan dan Hambatan dalam menerapkan konsep Sustainable Construction pada proyek perumahan, dengan penyebaran kuesioner ke perusahaan-perusahaan kontraktor. Data-data yang sudah terkumpul akan dianalisa dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil analisa memperlihatkan Tantangan yang sudah dilakukan oleh kontraktor dan tindakan yang menjadi Hambatan di lapangan. KATA KUNCI: perumahan, sustainable construction, tantangan, hambatan 1. PENDAHULUAN Tuntutan akan kebutuhan perumahan semakin meningkat dengan semakin bertambahnya penduduk di dunia. Pembangunan rumah untuk tempat tinggal penduduk yang banyak ini, manusia harus membuka lahan dan menggunakan material-material yang banyak dari alam. Teknik sipil selalu dikaitkan dengan perusakan lingkungan demi perkembangan manusia. Di sisi lain pelaku konstruksi membutuhkan sumber daya material yang belum tentu tersedia di alam secara terus menerus (Carpenter, 2001). Sustainable Construction adalah konsep yang menciptakan lingkungan yang nyaman berdasarkan efisiensi sumber daya alam dan desain yang ramah lingkungan. Konsep pembangunan berkesinambungan atau disebut dengan Sustainable Construction ini bukan lagi hal yang terlalu asing lagi di dunia konstruksi. Konsep ramah lingkungan dapat menjadi solusi pada masalah lingkungan yang ada. Konsep ini menawarkan dampak yang tidak merusak lingkungan, dan bahkan dapat menghemat energi dalam proses pembangunannya. Sustainable Construction sudah banyak diterapkan di berbagai belahan dunia serta di Indonesia, namun cara ini bukanlah cara yang mudah untuk diterapkan. Kontraktor harus mau berpikir dan bekerja lebih keras agar Sustainable Construction dapat diterapkan secara efektif dan benar. Tantangan dan hambatan yang dapat muncul dari berbagai sisi harus dicari solusinya. Proses konstruksi yang melibatkan beberapa aspek, dan beberapa pihak menyebabkan tantangan dan hambatan tersebut bisa muncul dari sisi manapun selama proses kontruksi berlangsung. Pada penelitian ini, penulis akan menganalisa tantangan dan hambatan dalam penerapan Sustainable Construction dari sisi kontraktor di Surabaya. 2. LANDASAN TEORI Sustainable Construction pada proses konstruksi menurut Kibert (2008): 1. Perencanaan Perlindungan Lingkungan Semakin banyak pembangunan, semakin banyak perusakan terhadap lingkungan. Oleh karena itu, 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, alfonsus.d.widjaja@gmail.com 2 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, yuliuscandi@rocketmail.com 3 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Krsiten Petra, ralifen@archimetric.co.id 1

Perencanaan Perlindungan Lingkungan dilakukan untuk meminimalkan kerusakan lingkungan yang ada selama proses konstruksi. 2. Perencanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Perencanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di lapangan berkaitan dengan IAQ (Indoor Air Quality). Praktik pekerjaan konstruksi yang buruk dapat merusak kesehatan. 3. Manajemen Sisa Material Manajemen Sisa Material memiliki keterkaitan terhadap konsep optimasi sumber daya (Reduce), penggunaan kembali material (Reuse), dan daur ulang (Recycle). Jika Recycle tidak dilakukan secara benar, maka sisa material yang ada akan dikubur, dibakar atau dibuang. 4. Pelatihan Sub-kontraktor dan Pekerja Sub-kontraktor adalah kelompok yang penting keberadaannya karena terlibat langsung di lapangan. Perlu adanya pelatihan untuk sub-kontraktor dan pekerja mengenai konsep Sustainable. 5. Mengurangi Jejak Operasi Konstruksi Mengurangi jejak operasi adalah proses mengefisienkan alur operasi kontruksi, sehingga dapat mengurangi, bahkan tidak melakukan pekerjaan yang tidak perlu. 6. Penanganan dan Pemasangan Material Cara-cara penanganan dan pemasangan material yang baik dan benar dapat mengurangi waste. Prosedur pemasangan material yang baik dimulai dari inspeksi (Kubba, 2012). Menurut Frick dan Setiawan (2001), proses pembangunan rumah terdiri dari enam tahapan yaitu: 1. Pekerjaan Tanah Pekerjaan tanah merupakan pekerjaan persiapan sebelum mendirikan bangunan yang dibagi menjadi beberapa pengerjaan, yaitu penggalian, pemotongan, pengurukan, dan pemadatan tanah. 2. Pekerjaan Struktur Pondasi Pondasi merupakan penghubung bangunan dengan tanah, yang berfungsi sebagai kaki bangunan agar beban dari atas dapat tersalurkan ke dasar tanah dan menjaga bangunan tetap stabil. 3. Pekerjaan Dinding dan Beton Bertulang Dinding dapat diartikan sebagai bagian struktur bangunan yang berbentuk bidang vertikal yang berguna untuk melindungi isi dan untuk membagi ruangan. Beton bertulang merupakan bagian dari stuktur bangunan, diantaranya ada sloof, kolom dan balok. 4. Pekerjaan Pelat Lantai Pelat lantai adalah konstruksi pemisah ruangan secara mendatar pada bangunan bertingkat. Pelat lantai berfungsi sebagai pembagi penyalur beban ke balok, yang akan disalurkan ke dalam kolom. 5. Pekerjaan Atap dan Plafon Atap adalah bagian paling atas dari suatu bangunan yang berfungsi untuk melindungi bangunan dan isinya dari pengaruh angin, cuaca, sinar matahari, petir, dan hujan. Plafon merupakan komponen bangunan yang berfungsi sebagai lapisan yang membatasi tinggi ruang dan secara umum berfungsi untuk memberikan keindahan dan kenyamanan ruangan. 6. Sanitasi dan Listrik Pekerjaan sanitasi merupakan pekerjaan pecahan dari instalasi air, instalasi listrik adalah suatu sistem rangkaian yang digunakan untuk menyalurkan daya listrik ke alat elektrik (Susanta,2007). Konsep Sustainable Construction di atas dimasukkan ke dalam masing-masing pekerjaan pembangunan. Jika menggabungkan proses pembangunan sebuah rumah dan hal-hal yang dapat dilakukan untuk mendukung konsep Sustainable Construction, maka akan muncul tantangantantangan di setiap prosesnya yang bisa dilihat di Tabel 1. Tabel 1. Matriks Konsep Sustainable Construction dalam Pekerjaan Pembangunan TINDAKAN Pekerjaan 1 2 3 4 5 6 A PERLINDUNGAN LINGKUNGAN 1. Pembukaan lahan yang tidak berdampak buruk bagi lingkungan 2

Tabel 1. (Lanjutan) TINDAKAN Pekerjaan 1 2 3 4 5 6 2. Penanganan pepohonan di dalam proyek 3. Pengaturan pemakaian alat berat dengan tingkat kebisingan tinggi 4. Penanganan debu akibat aktivitas proyek 5. Penanganan tumpahan minyak dan bahan kimia 6. Penyediaan tempat material sisa B 1. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Perencanaan dan pemberian wawasan K3 2. Alat pelindung diri 3. Ventilasi untuk pekerjaan yang memakai bahan kimia di dalam ruangan 4. Prosedur penggunaan bahan mudah terbakar 5. Rencana penanganan kecelakaan di dalam proyek C 1. MANAJEMEN SISA MATERIAL Perencanaan penggunaan material untuk meminimalkan sisa material: c.campuran beton (seperti semen, pasir, dan kerikil) atau ready mix (seperti kayu, baja ringan, atau material lainnya) h.pipa dan kabel 2. Penggunaan kembali sisa dari material: c.campuran beton (seperti semen, pasir, dan kerikil) atau ready mix seperti kayu, baja ringan, atau material lainnya h.pipa dan kabel 3. Penanganan dalam daur ulang material : c.campuran beton (seperti semen, pasir, dan kerikil) atau ready mix seperti kayu, baja ringan, atau material lainnya h.pipa dan kabel 4. Penanganan dalam pembuangan material : c.campuran beton (seperti semen, pasir, dan kerikil) atau ready mix seperti kayu, baja ringan, atau material lainnya h.pipa dan kabel 5. Penanganan dalam daur ulang kemasan material 6. Penanganan dalam pembuangan kemasan material D PELATIHAN SUB-KONTRAKTOR DAN PEKERJA 1. Pelatihan penggunaan alat berat yang baik 2. Pelatihan perawatan alat berat yang baik 3

Tabel 1. (Lanjutan) TINDAKAN Pekerjaan 1 2 3 4 5 6 E MENGURANGI JEJAK OPERASI KONSTRUKSI 1. Pengaturan tempat parkir dan lalu lintas alat berat dalam proyek 2. Pemilihan supllier material dengan jarak terdekat dengan proyek: c.campuran beton (seperti semen, pasir, dan kerikil) atau ready mix seperti kayu, baja ringan, atau material lainnya h.alat-alat sanitasi (seperti westafel, kran air, dll) i. Alat-alat kelistrikan (seperti kabel, dll) F PENANGANAN DAN PEMASANGAN MATERIAL 1. Pengecekan dan penyimpanan material agar terhindar dari reaksi kimia: c.campuran beton (seperti semen, pasir, dan kerikil) atau ready mix seperti kayu, baja ringan, atau material lainnya h.alat-alat sanitasi (seperti westafel, kran air, dll) i. Alat-alat kelistrikan (seperti kabel, dll) 2. Pemasangan atau pemakaian material-material dengan cara yang tepat: c.campuran beton (seperti semen, pasir, dan kerikil) atau ready mix seperti kayu, baja ringan, atau material lainnya h.alat-alat sanitasi (seperti westafel, kran air, dll) i. Alat-alat kelistrikan (seperti kabel, dll) 3. Pengontrolan kualitas pekerjaan pemasangan material Keterangan 1 = Pekerjaan Tanah 3 = Pekerjaan Dinding dan Beton Bertulang 6 = Pekerjaan Sanitasi dan Listrik 2 = Pekerjaan Struktur Pondasi 4 = Pekerjaan Pelat Lantai = yang dilakukan di pekerjaan yang ditandai 3. METODOLOGI PENELITIAN Secara garis besar, alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Studi Literatur Pembuatan Kuesioner Penyebaran Kuesioner Pengumpulan Data Analisa Data Kesimpulan dan Saran Gambar 1. Kerangka Penelitian Penelitian dimulai dengan studi literatur untuk mendapatkan konsep Sustainable Construction dan proses pembangunan rumah. Dengan menggabungkan keduanya, maka muncullah Tantangan dan Hambatan dalam penerapan konsep Sustainable Construction pada pembangunan rumah. Penelitian ini dilanjutkan dengan studi lapangan, yaitu menyebarkan kuesioner. Kuesioner dibuat berdasarkan studi literatur yang sudah dilakukan. Di dalam kuesioner terdapat dua bagian, yaitu: Data umum responden 4

Isi kuesioner Tantangan dan Hambatan terdiri dari enam parameter Sustainable Construction: A. Perencanaan Perlindungan Lingkungan D. Pelatihan Sub-kontraktor dan Pekerja B. Perencanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja E. Mengurangi Jejak Operasi Konstruksi C. Manajemen Sisa Material F. Penanganan dan Pemasangan Material Responden diminta mengisi berdasarkan pengalaman dalam menerapkan Tantangan tersebut menurut skala likert yaitu: a. Tidak pernah dilakukan d. Kadang dilakukan e. Selalu dilakukan b. Jarang dilakukan e. Sering dilakukan Hambatan di dalam penerapan konsep Sustainable Construction yang akan dijawab dengan dua pilihan jawaban, yaitu dengan jawaban ya atau tidak oleh responden. Responden terdiri dari 30 perusahaan kontraktor perumahan di Surabaya yang melibatkan Manajer Proyek, Manajer Lapangan, Enjineer Lapangan, Manajer K3, dan jabatan yang setara lainnya. Datadata yang sudah terkumpul akan dianalisa dengan menggunakan analisis deskriptif, yaitu menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul dengan perhitungan frekuensi (proporsi) perhitungan data dan perhitungan rata-rata (mean). Frekuensi dihitung berdasarkan keseringan munculnya suatu variabel. Dalam penelitian ini, frekuensi data yang dihitung adalah pengalaman dalam menerapkan Tantangan dari enam parameter di atas berupa skala likert, dan menghitung Hambatan di dalam penerapannya berupa jawaban ya dan tidak. 4. ANALISA DATA Kuesioner disebarkan kepada 30 perusahaan kontraktor di kota Surabaya Kuesioner dibagikan sebanyak 100 Kuesioner. Jumlah kuesioner yang dikembalikan sebanyak 68 kuesioner. Hasil analisa data kuesioner akan dinyatakan dalam bentuk grafik. Analisa distribusi frekuensi dilakukan untuk mengetahui persentase jawaban yang diberikan oleh responden terhadap kuesioner. 1. Perencanaan Perlindungan Lingkungan Berdasarkan grafik mean dan hambatan (Gambar 2), terlihat adanya pola bervariasi dari kecenderungan responden, maka diambil data dari titik paling terendah dan tertinggi, yaitu responden yang melakukan tindakan nomor 5 hampir mencapai 3 dan menjawab ya sebagai hambatan sebanyak 19,12% (<50%). Responden yang melakukan tindakan nomor 6 melewati 4 dan menjawab ya sebagai hambatan sebanyak % (<50%). Mean dari pengalaman Perencanaan Perlindungan Lingkungan adalah 3,46, sedangkan mean dari Hambatan dalam penerapannya adalah 29,66. Hambatan terbesar terdapat pada tindakan nomor 1 (51,47%). 1 Pembukaan lahan yang tidak berdampak buruk bagi lingkungan 2 Penanganan pepohonan di dalam proyek 3 Pengaturan pemakaian alat berat dengan tingkat kebisingan tinggi 4 Penanganan debu akibat aktivitas proyek 5 Penanganan tumpahan minyak dan bahan kimia 6 Penyediaan tempat material sisa 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 3,87 2,99 2,66 3,75 3,43 4,07 0 20 40 60 80 100 51,47 Gambar 2. Analisis Mean dan Persentase Hambatan Perencanaan Perlindungan Lingkungan 2. Perencanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Berdasarkan grafik mean dan hambatan (Gambar 3), terlihat adanya pola bervariasi dari kecenderungan responden, maka diambil data dari titik paling terendah dan tertinggi, yaitu responden yang melakukan tindakan nomor 2f tidak mencapai 3 dan menjawab ya sebagai hambatan sebanyak 35,29% (<50%). Responden yang melakukan tindakan nomor 5 hampir mencapai 4 dan menjawab ya sebagai hambatan sebanyak % (<50%). Mean dari pengalaman Perencanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah 3,19, sedangkan mean dari Hambatan dalam penerapannya adalah 27,67. Hambatan terbesar terdapat pada tindakan nomor 1b, 1e, 1f (35,29%). 33,82 26,47 19,12 5

1 2 3 4 5 0 20 40 60 80 100 1 Perencanaan dan pemberian wawasan K3 3,57 29,41 2 Alat pelindung diri, yaitu: a. Helm b. Masker c. Sepatu d. Sarung Tangan e. Kacamata 3,38 3,35 3,65 3,32 3,12 f. Alat Pelindung Pendengaran g. Tali Pengaman 2,37 2,76 3 Ventilasi untuk pekerjaan dengan bahan kimia dalam ruangan 2,68 4 Prosedur penggunaan bahan mudah terbakar 3,12 5 Rencana penanganan kecelakaan di dalam proyek 3,81 33,82 35,29 29,41 33,82 35,29 35,29 33,82 Gambar 3. Analisis Mean dan Persentase Hambatan Perencanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja 3. Manajemen Sisa Material Berdasarkan grafik mean dan hambatan (Gambar 4), terlihat adanya pola bervariasi dari kecenderungan responden, maka diambil data dari titik paling terendah dan tertinggi, yaitu esponden yang melakukan tindakan nomor 3e hampir mencapai 3 dan menjawab ya sebagai hambatan sebanyak % (<50%). Responden yang melakukan tindakan nomor 1d melewati 4 dan menjawab ya sebagai hambatan sebanyak % (<50%). Mean dari pengalaman Manajemen Sisa Material adalah 3,37, sedangkan mean dari Hambatan dalam penerapannya adalah 15,70. Hambatan terbesar terdapat pada tindakan nomor 3f (26,47%). 1 Perencanaan penggunaan material untuk meminimalkan sisa material: a. Besi Tulangan g. Bahan penutup atap h. Pipa dan kabel 2 Penggunaan kembali sisa material: a. Besi Tulangan g. Bahan penutup atap h. Pipa dan kabel 3 Penanganan daur ulang material: a. Besi Tulangan g. Bahan penutup atap h. Pipa dan kabel 4 Penanganan pembuangan material: a. Besi Tulangan g. Bahan penutup atap h. Pipa dan kabel 5 Penanganan dalam daur ulang kemasan material 6 Penanganan dalam pembuangan kemasan material 1 2 3 4 5 4,24 3,74 3,78 3,72 3,63 3,40 3,29 3,12 3,32 3,16 2,91 2,90 2,63 3,00 2,93 2,68 2,87 2,97 3,24 3,04 3,31 3,32 3,24 3,16 2,75 2,81 3,34 3,25 4,28 4,31 4,03 3,78 4,38 4,25 0 20 40 60 80 100 5,88 7,35 20,59 20,59 26,47 20,59 25,00 25,00 19,12 Gambar 4. Analisis Mean dan Persentase Hambatan Manajemen Sisa Material 6

4. Pelatihan Sub-kontraktor dan Pekerja Berdasarkan grafik mean dan hambatan (Gambar 5), terlihat adanya pola bervariasi. Untuk melihat kecenderungan responden, maka diambil data dari titik paling terendah dan tertinggi, yaitu responden yang melakukan tindakan nomor 1 melewati 3 dan menjawab ya sebagai hambatan sebanyak 25,00% (<50%). Responden yang melakukan tindakan nomor 2 melewati 3 dan menjawab ya sebagai hambatan sebanyak 20,59% (<50%). Mean dari pengalaman Pelatihan Sub-kontraktor dan Pekerja adalah 3,09, sedangkan mean dari Hambatan dalam penerapannya adalah 22,79. Hambatan terbesar terdapat pada tindakan nomor 1 (25,00%). 1 2 3 4 5 0 20 40 60 80 100 1 Pelatihan penggunaan alat berat 3,07 25,00 2 Pelatihan perawatan alat berat 3,10 20,59 Gambar 5. Analisis Mean dan Persentase Hambatan Pelatihan Sub-kontraktor dan Pekerja 5. Mengurangi Jejak Operasi Konstruksi Berdasarkan grafik mean dan hambatan (Gambar 6), terlihat adanya pola bervariasi. Untuk melihat kecenderungan responden, maka diambil data dari titik paling terendah dan tertinggi, yaitu: responden yang melakukan tindakan nomor 2c hampir mencapai 4 dan menjawab ya sebagai hambatan sebanyak % (<50%). Responden yang melakukan tindakan nomor 2a melewati 3 dan menjawab ya sebagai hambatan sebanyak 32,35% (<50%). Mean dari pengalaman Mengurangi Jejak Operasi adalah 3,58, sedangkan mean dari Hambatan dalam penerapannya adalah 19,41. Hambatan terbesar terdapat pada tindakan nomor2a (32,35%). 1 Pengaturan tempat parkir dan lalu lintas alat berat dalam proyek 2 Pemilihan supplier material dengan jarak terdekat dengan proyek: a. Besi Tulangan g. Bahan penutup plafon h. Alat-alat sanitasi i. Alat-alat kelistrikan 1 2 3 4 5 3,82 3,25 3,31 3,59 3,47 3,62 3,56 3,94 3,56 3,63 0 20 40 60 80 100 30,88 Gambar 6. Analisis Mean dan Persentase Hambatan Mengurangi Jejak Operasi Konstruksi 6. Penanganan dan Pemasangan Material Berdasarkan grafik mean dan hambatan (Gambar 7), terlihat adanya pola bervariasi. Untuk melihat kecenderungan responden, maka diambil data dari titik paling terendah dan tertinggi, yaitu responden yang melakukan tindakan nomor 1b hampir mencapai 4 dan menjawab ya sebagai hambatan sebanyak % (<50%). Responden yang melakukan tindakan nomor 2a hampir mencapai 5 dan menjawab ya sebagai hambatan sebanyak % (<50%). Mean dari pengalaman Penanganan dan Pemasangan Material adalah 4,14, sedangkan mean dari Hambatan dalam penerapannya adalah 11,38. Hambatan terbesar terdapat pada tindakan nomor 2h dan 3 (%). 32,35 26,47 7

1 2 Pengecekan dan penyimpanan material agar terhindar dari reaksi kimia: Pemasangan atau pemakaian materialmaterial dengan cara yang tepat: a. Besi Tulangan g. Bahan penutup plafon h. Alat-alat sanitasi i. Alat-alat kelistrikan a. Besi Tulangan g. Bahan penutup plafon h. Alat-alat sanitasi i. Alat-alat kelistrikan 3 Pengontrolan kualitas pekerjaan pemasangan material 1 2 3 4 5 3,94 3,74 3,93 3,93 4,10 3,99 3,99 4,10 4,29 4,07 4,50 4,47 4,19 4,13 4,21 4,26 4,26 4,25 4,34 0 20 40 60 80 100 Gambar 7. Analisis Mean dan Persentase Hambatan Penanganan dan Pemasangan Material 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan ada enam Tantangan utama dalam tindakan pendukung Sustainable Construction dan Hambatan terbesar bagi kontraktor perumahan di Surabaya adalah pembukaan lahan yang tidak berdampak buruk bagi lingkungan. Secara keseluruhan, hampir tidak ada Hambatan yang terlalu besar di dalam menerapkan konsep Sustainable Construction bagi kontraktor perumahan di Surabaya. 5.2 Saran Perlu adanya penelitian lanjutan untuk mengetahui penyebab dan mencari solusi dari Tantangan dan Hambatan tersebut di lapangan, dan dapat dikembangkan ke lingkup yang lebih luas lagi, baik lingkup daeral di luar Surabaya, maupun lingkup di luar perumahan (Gedung, jalan, jembatan, dan lain-lain). 6. DAFTAR REFERENSI Carpenter, T. G.. (2001). Volume 1 The Environmental Impact of Construction: Environment, Construction and Sustainable Development, John Wiley & Sons, New York. Carpenter, T. G.. (2001). Volume 2 Sustainable Civil Engineering: Environment, Construction and Sustainable Development, John Wiley & Sons, New York. Frick, Heinz, dan Setiawan, Pujo L.. (2001). Ilmu Konstruksi Struktur Bangunan, Kanisius, Yogyakarta. Kibert, Charles J. (2008). Sustainable Construction: Green Building Design and Delivery, John Wiley & Sons, Hoboken. Kubba, Sam. (2012). Handbook of Green Building Design, and Construction, United States, Elsevier. Susanta, Gatut. (2007). Panduan Lengkap Membangun Rumah, Penebar Swadaya, Depok. 7,35 8