ISU LINGKUNGAN DAN KENDALA YANG DIHADAPI PROYEK KONSTRUKSI DI BANDA ACEH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ISU LINGKUNGAN DAN KENDALA YANG DIHADAPI PROYEK KONSTRUKSI DI BANDA ACEH"

Transkripsi

1 ISU LINGKUNGAN DAN KENDALA YANG DIHADAPI PROYEK KONSTRUKSI DI BANDA ACEH Cut Mutiawati 1, Cut Zukhrina Oktaviani 2, dan Amanda Setiawan 2 1,2,3 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala, Jl. Syech Abdul Rauf No.7 Banda Aceh 1 itjoet01@yahoo.com 2 cut.zukhrina@gmail.com ABSTRAK Kontraktor sebagai sebuah organisasi dalam melaksanakan pekerjaannya mempunyai kewajiban untuk memantau dan melakukan pengelolaan lingkungan sebelum, selama dan setelah kegiatan di proyek berlangsung sehingga dampak negatif yang diterima masyarakat sekitar maupun pekerja dapat diminimalisasi bahkan dihilangkan. Oleh karena itu perlu diketahui apakah kontraktor di Banda Aceh mengenal dan menerapkan ISO yang merupakan standar pengelolaan lingkungan. Selain itu penting diidentifikasi isu lingkungan yang dominan terjadi dan kendala yang dihadapi dalam mengatasi isu lingkungan tersebut. Data dikumpulkan dengan penyebaran kuisioner yang terdiri dari kuisioner terbuka untuk penerapan ISO dan kuisioner tertutup untuk isu dan kendala yang dihadapi. Isu dan kendala yang dihadapi dianalisa melalui nilai rerata (mean) masing-masing skor variabel yang diperoleh dari responden. Penilaian dilakukan dalam 3 skala pengukuran dari 1(tidak pernah terjadi), 2(kurang sering terjadi) dan 3 (sering terjadi). Hasil diperoleh 96% kontraktor mengetahui bahwa ISO adalah standar pengelolaan lingkungan yang berlaku internasional. Namun hanya52% yang menerapkan ISO di proyek-proyek yang ditangani. Informasi tentang tujuan dan sasaran pengelolaan lingkungan diperoleh melalui pelatihan lingkungan, papan pengumuman, spanduk, poster dan melalui briefing di tempat kerja. Pemeriksaan kegiatan pengelolaan lingkungan dilakukan setiap bulan pada 34,78% kontraktor dan setiap 6 bulan sekali pada 65,22% kontraktor. Isu lingkungan yang sering terjadi pada proyekproyek yang dikerjakan oleh kontraktor tersebut adalah Bunyi/kebisingan dan getaran dengan mean 2,54 dan Polusi udara (debu, asap) dengan mean 2,37. Tidak terdapat kendala yang besar untuk mengatasi isu lingkungan yang timbul tersebut. Hal ini dapat dilihat dari nilai mean yang diperoleh termasuk dalam kategori kurang sering terjadi dan tidak pernah terjadi. Kata kunci: pengelolaan lingkungan, isu dan kendala penerapan 1. PENDAHULUAN Pelaksanaan proyek konstruksi dapat menimbulkan dampak negatif bila tidak dikelola dengan baik. Dampak negatif tersebut dapat merugikan lingkungan internal dan eksternal proyek seperti pekerja, masyarakat dan lingkungan itu sendiri. Dampak negatif tersebut timbul akibat kontraktor sebagai pelaksana proyek tidak membuat perencanaan dan pengelolaan lingkungan dengan baik yang seharusnya dilakukan mulai dari tahap perencanaan sampai tim proyek meninggalkan lokasi pekerjaan. Hal ini tercantum dalam ISO atau SNI yang mengatur tentang sistem manajemen lingkungan dimana sebuah organisasi harus menetapkan, mendokumentasi, menetapkan, memelihara dan memperbaiki sistem manajemen lingkungan secara berkelanjutan serta menentukan bagaimana organisasi akan mewujudkannya. Kontraktor sebagai sebuah organisasi dalam melaksanakan pekerjaannya mempunyai kewajiban untuk memantau dan melakukan pengelolaan lingkungan sebelum, selama dan setelah kegiatan di proyek berlangsung sehingga dampak negatif yang diterima masyarakat sekitar maupun pekerja dapat diminimalisasi bahkan dihilangkan. Oleh karena itu perlu diketahui apakah kontraktor di Banda Aceh mengenal dan menerapkan ISO yang merupakan standar pengelolaan lingkungan dan isu lingkungan apa saja yang dominan terjadi dan hambatan yang dihadapi dalam mengatasi isu lingkungan tersebut. 2. PERUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Apakah kontraktor di Banda Aceh mengenal dan menerapkan ISO yang merupakan standar pengelolaan lingkungan, 2. Mengidentifikasi isu lingkungan apa saja yang dominan sering terjadi, 3. Hambatan apa saja yang sering dihadapi dalam mengatasi isu lingkungan yang timbul tersebut. KoNTekS 6 Universitas Trisakti, Jakarta 1-2 November 2012 MK-47

2 Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penerapan menerapkan ISO oleh kontraktor di Banda Aceh 2. Identifikasi isu lingkungan yang dominan timbul selama proses konstruksi 3. Identifikasi terhadap hambatan-hambatan yang dihadapi dalam mengatasi isu lingkungan tersebut 4. Strategi yang dapat diterapkan dalam menghadapi isu lingkungan tersebut. 3. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian ISO Sistem manajemen lingkungan dalam suatu organisasi diatur dalam ISO (Intenational Organization fo Standarization) yang kemudian diadopsi menjadi SNI yang berlaku di Indonesia. ISO merupakan standar intenasional yang menetapkan persyaratan sistem manajemen lingkungan yang memungkinkan organisasi mengembangkan dan menerapkan kebijakan dan tujuan serta informasi mengenai aspek lingkungan yang dapat dikendalikan dan aspek yang dapat dipengaruhi (ISO , 2004 dan SNI , 2005). Aspek lingkungan yang dapat dikendalikan antara lain (ISO-14001, 2004 dan SNI , 2005): 1. Emisi ke udara 2. Pembuangan ke udara 3. Pembuangan ke tanah 4. Penggunaan bahan baku dan sumber daya alam 5. Penggunaan energi 6. Pancaran energi, misal panas, radiasi, getaran 7. Limbah dan produk samping, dan 8. Atribut fisik, misal ukuran, bentuk, warna, penampilan Aspek lingkungan yang dapat dipengaruhi yang berhubungan dengan kegiatan, produk dan jasa seperti: 1. Desain dan pengembangan 2. Proses manufaktur 3. Pengemasan dan transportasi 4. Kinerja lingkungan dan praktek para kontaktor dan pemasok 5. Pengelolaan limbah 6. Ekstraksi dan distribusi bahan baku dan sumber daya alam 7. Distribusi, penggunaan dan akhir-pakai produk dan 8. Kehidupan di alam dan keanekaragaman hayati Identifikasi isu lingkungan Isu lingkungan yang terkait dengan proses konstruksi (Rothery, 1996) adalah sebagai berikut: 1. Polusi udara (debu, asap) 2. Polusi air 3. Polusi tanah 4. Limbah dan bahan-bahan berbahaya 5. Bunyi/kebisingan dan getaran 6. Radiasi 7. Perencanaan fisik 8. Penggunaan bahan/material 9. Penggunaan energi 10. Keselamatan dan kesehatan kerja karyawan Hambatan penanggulangan isu lingkungan Evaluasi terhadap hambatan yang mungkin ditemui dalam tahap implementasi. Menurut Kurniawan dan Louis (2000:39), hambatan dalam melakukan implementasi untuk setiap isu adalah sebagai berikut: 1. Polusi (polusi udara, air, tanah, suara) Sulit dilakukan. Tidak tersedianya komponen sistem tersebut. Biaya masih tinggi. Kurangnya kesadaran para pekerja untuk menghemat pemakaian air. Limbah dan bahan-bahan berbahaya. Kurangnya kesadaran pekerja akan dampak limbah terhadap lingkungan. Teknologi belum memadai. Sumber daya manusia yang belum memadai. MK-48 KoNTekS 6

3 2. Radiasi Teknologi belum memadai. Tidak ada peralatan yang dapat mengurangi radiasi secara baik. Sumber daya manusia yang belum memadai. 3. Perencanaan fisik Teknologi belum memadai. Adanya tuntutan pemilik/klien. Biaya masih tinggi. Adanya perubahan kebijakan pemerintah. 4. Penggunaan bahan/material Sulit dalam mendapatkan supplier material yang dekat dengan lapangan. Persediaan material yang terbatas serta kualitas/mutu yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Biaya lebih tinggi dari bahan/material yang sering digunakan. Bahan/material yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang sulit diperoleh. Teknologi daur ulang belum begitu dikenal saat ini. 5. Penggunaan energi Teknologi dan sumber daya manusia yang belum memadai. Belum ada ketentuan tentang bangunan hemat energi. Biaya yang dikeluarkan untuk peralatan yang baik lebih tinggi dari peralatan yang biasanya. Kesulitan dalam pengontrolan di lapangan. Alternatif peralatan hemat energi yang minimal. 6. Keselamatan dan kesehatan kerja karyawan Kurangnya kesadaran pekerja akan dampak limbah dan polusi terhadap kesehatannya. Kelalaian para pekerja itu sendiri. Fasilitas keamanan yang kurang memadai. Kurangnya kesadaran pekerja akan keselamatan. 4. METODE PENELITIAN Populasi dan sampel penelitian Jumlah kontraktor gred 6 dan 7 yang ada di Banda Aceh sebagai populasi pada penelitian ini adalah 54 perusahaan. Sampel penelitian diambil dengan nilai e = 10% sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 35 sampel penelitian. Pengumpulan data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan memberikan kuesioner kepada responden yang telah dijadikan sampel penelitian. Data sekunder terdiri dari daftar perusahaan kontraktor gred 6 dan 7 dan teori yang berhubungan dengan topik penelitian yang diperoleh dari kajian-kajian literatur dan jurnal-jurnal. Pengolahan data Untuk mengetahui penerapan dan isu lingkungan yang dominan terjadi serta hambatan yang sering dihadapi dalam mengatasi isu lingkungan tersebut dilakukan dengan cara mengkonversi skor mentah (dari kuesioner) menjadi skor standar dengan norma relatif skala tiga sebagai berikut: a. Mencari nilai rerata (mean) dan Persentase (%) masing-masing skor variabel yang diperoleh dari responden melalui jawaban pada kuesioner. Isu lingkungan yang dominan terjadi serta hambatan yang sering dihadapi mean skor ideal jawaban resonden = 3, dan mean skor terendah jawaban responden = 1 b. Pedoman kriteria interpretasi skor tersebut seperti tabel 1. Tabel 1 Kriteria Interpretasi Skor No Rentangan Skor Mean 1 2,33 < X 3,00 sering terjadi 2 1,67 < X 2,33 kurang sering terjadi 3 1 < X 1,67 tidak pernah terjadi Sumber: Simamora (2004:131) KoNTekS 6 MK-49

4 Dengan membandingkan skor mean yang diperoleh melalui kuesioner responden dari tabel 1 dapat diketahui isu lingkungan yang dominan terjadi dan hambatan yang sering dihadapi dalam mengatasi isu lingkungan tersebut. MULAI PERUMUSAN MASALAH STUDI KEPUSTAKAAN PENYUSUNAN KUESIONER PENELITIAN PENGUMPULAN DATA DATA SEKUNDER DATA PRIMER PENGOLAHAN DATA HASIL DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN SELESAI Gambar 1 Bagan Alir Penelitian 5. HASIL PENELITIAN Penerapan ISO Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh 96% kontraktor mengetahui bahwa ISO adalah standar pengelolaan lingkungan yang berlaku internasional sedangkan 4% lainnya menganggap bahwa ISO adalah standar kerapihan dan kebersihan. Penerapan ISO 14001di proyek-proyek yang ditangani hanya sebesar 52%. Sedangkan 40% kadang-kadang menerapkan dan sisanya sebesar 8% tidak pernah menerapkan ISO Infomasi tentang tujuan dan sasaran pengelolaan lingkungan diperoleh melalui pelatihan lingkungan, papan pengumuman, spanduk, poster dan melalui briefing di tempat kerja. Pemeriksaan kegiatan pengelolaan lingkungan dilakukan setiap bulan pada 34,78% kontraktor dan setiap 6 bulan sekali pada 65,22% kontraktor. Isu lingkungan yang dominan Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, gambaran mean dari masing-masing variabel isu lingkungan yang sering terjadi pada proyek-proyek yang dikerjakan oleh perusahaan kontraktor dapat dilihat pada Tabel 2. Isu lingkungan yang sering terjadi terdapat pada variabel bunyi/kebisingan dan getaran dengan mean sebesar 2,54. Hal ini disebabkan karena frekuensi jawaban responden lebih dominan pada sering terjadi yaitu sebesar 57,14%. Selain itu variabel polusi udara seperti debu dan asap merupakan variabel yang sering terjadi juga dengan mean 2,37 dengan frekuensi (51,43%).Sedangkan isu radiasi, polusi tanah, serta limbah dan bahan-bahan berbahaya merupakan isu lingkungan yang tidak pernah terjadi dengan mean terendah 1,11. Hal ini disebabkan pada variabel tersebut frekuensi jawaban responden sebesar 88,57% memilih tidak pernah terjadi. Persentase jawaban responden terhadap isu lingkungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3. MK-50 KoNTekS 6

5 Tabel 2 Gambaran mean isu lingkungan yang sering terjadi Variabel Uraian Variabel Mean B.1 Polusi udara (debu, asap) 2,37 sering terjadi B.2 Polusi air 1,86 kurang sering terjadi B.3 Polusi tanah 1,60 tidak pernah terjadi B.4 Limbah dan bahan-bahan berbahaya 1,34 tidak pernah terjadi B.5 Bunyi/kebisingan dan getaran 2,54 sering terjadi B.6 Radiasi 1,11 tidak pernah terjadi B.7 Perencanaan fisik 1,91 kurang sering terjadi B.8 Penggunaan bahan/material 1,97 kurang sering terjadi B.9 Penggunaan energi 2,17 kurang sering terjadi B.10 Keselamatan dan kesehatan kerja karyawan 2,09 kurang sering terjadi Tabel 3 Frekuensi variabel isu lingkungan yang terjadi Isu Lingkungan B.1 B.2 B.3 B.4 B.5 B.6 F % F % F % f % f % F % Sering terjadi 18 51,43 3 8,57 1 2,86 1 2, ,14 0 0,00 Kurang sering terjadi 12 34, , , , , ,43 Tidak pernah terjadi 5 14, , , ,57 1 2, ,57 Isu Lingkungan B.7 B.8 B.9 B.10 F % f % f % f % Sering terjadi 10 28, , , ,43 Kurang sering terjadi 12 34, , , ,71 Tidak pernah terjadi 13 37, , , ,86 Keterangan: f = frekuensi Kendala implementasi yang dominan Berdasarkan hasil pengolahan data,gambaran mean dari masing-masing variabel kendala yang sering dihadapi kontraktor di Banda Aceh dalam mengatasi isu lingkungan yang dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Gambaran mean kendala dalam mengatasi isu lingkungan Uraian Mean a. Sulit dilakukan 1,94 kurang sering terjadi C.1. Polusi (polusi udara, air, tanah, suara) b. Tidak tersedianya komponen sistem tersebut. 1,97 kurang sering terjadi c. Biaya masih tinggi 2,03 kurang sering terjadi Kurangnya kesadaran para pekerja untuk menghemat pemakaian air. 1,94 kurang sering terjadi e. Limbah dan bahan-bahan berbahaya. 1,31 tidak pernah terjadi KoNTekS 6 MK-51

6 C.1. Polusi (polusi udara, air, tanah, suara) C.2. Radiasi C.3. Perencanaan fisik C.4. Penggunaan bahan/ material C.5. Penggunaan energi C.6. Keselamatan dan kesehatan kerja karyawan Tabel 4 Gambaran mean kendala dalam mengatasi isu lingkungan f. Uraian Mean Kurangnya kesadaran pekerja akan dampak limbah terhadap lingkungan. 1,77 kurang sering terjadi g. Teknologi belum memadai. 2,11 kurang sering terjadi h. Sumber daya manusia yang belum memadai 1,8 kurang sering terjadi a. Teknologi belum memadai 1,54 tidak pernah terjadi b. c. Tidak ada peralatan yang dapat mengurangi radiasi secara baik Sumber daya manusia yang belum memadai. 1,63 tidak pernah terjadi 1,37 tidak pernah terjadi a. Teknologi belum memadai. 1,63 tidak pernah terjadi b. Adanya tuntutan pemilik/klien 1,89 kurang sering terjadi c. Biaya masih tinggi 1,86 kurang sering terjadi a. b. c. e. a. b. c. e. a. Adanya perubahan kebijakan pemerintah Sulit dalam mendapatkan supplier material yang dekat dengan lapangan Persediaan material yang terbatas serta kualitas/mutu yang tidak sesuai dengan yang diharapkan Biaya lebih tinggi dari bahan/material yang sering digunakan Bahan/material yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang sulit diperoleh Teknologi daur ulang belum begitu dikenal saat ini Teknologi dan sumber daya manusia yang belum memadai Biaya yang dikeluarkan untuk peralatan yang baik lebih tinggi dari peralatan yang biasanya Kesulitan dalam pengontrolan di lapangan Alternatif peralatan hemat energi yang minimal Belum ada ketentuan tentang bangunan hemat energi Kurangnya kesadaran pekerja akan dampak limbah dan polusi terhadap kesehatannya 1,86 kurang sering terjadi 1,69 kurang sering terjadi 1,63 tidak pernah terjadi 2,03 kurang sering terjadi 1,97 kurang sering terjadi 1,97 kurang sering terjadi 1,69 kurang sering terjadi 2,29 kurang sering terjadi 1,86 kurang sering terjadi 2,03 kurang sering terjadi 1,74 kurang sering terjadi 2,17 kurang sering terjadi b. Kelalaian para pekerja itu sendiri 2,03 kurang sering terjadi c. Fasilitas keamanan yang kurang memadai 1,63 tidak pernah terjadi Kurangnya kesadaran pekerja akan keselamatan 1,94 kurang sering terjadi Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa tidak ada kendala implementasi yang sering terjadi, namun terdapat 22 variabel yang pernah terjadi dengan kualifikasi kurang sering terjadi dan mean tertinggi pada variabel biaya yang dikeluarkan untuk peralatan yang baik lebih tinggi dari peralatan yang biasanya dalam mengatasi isu penggunaan energi (C.5.b) dengan mean 2,29 karena frekuensi jawaban responden MK-52 KoNTekS 6

7 dominan pada sering terjadi yaitu sebesar 51,43% dan kurang sering terjadi (25,71%). Sedangkan kendala implementasi yang tidak pernah terjadi terdapat pada 7 variabel dan mean terendah 1,31pada variabel limbah dan bahan-bahan berbahaya dalam mengatasi isu polusi (C.1.e). Hal ini disebabkan pada variabel C.1.e frekuensi jawaban responden sebesar 68,57% memilih tidak pernah terjadi. Persentase jawaban responden pada kendala implementasi selengkapnyadapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Analisis frekuensi kendala implementasi yang sering terjadi C.1.a C.1.b C.1.c Sering terjadi 1 2, , ,43 Kurang sering terjadi 31 88, , ,00 Tidak pernah terjadi 3 8, , ,57 C.1.d C.1.e C.1.f Sering terjadi 8 22,86 0 0, ,43 Kurang sering terjadi 17 48, , ,29 Tidak pernah terjadi 10 28, , ,29 C.1.g C.1.h C.2.a Sering terjadi 8 22, , ,29 Kurang sering terjadi 23 65, , ,71 Tidak pernah terjadi 4 11, , ,00 C.2.b C.2.c C.3.a Sering terjadi 9 25,71 1 2,86 2 5,71 Kurang sering terjadi 4 11, , ,43 Tidak pernah terjadi 22 62, , ,86 C.3.b C.3.c C.3.d Sering terjadi 3 8, , ,43 Kurang sering terjadi 25 71, , ,57 Tidak pernah terjadi 7 20, , ,00 C.4.a C.4.b C.4.c Sering terjadi 3 8,57 3 0, ,00 Kurang sering terjadi 19 54, , ,86 Tidak pernah terjadi 13 37, , ,14 KoNTekS 6 MK-53

8 C.4.d C.4.e C.5.a Sering terjadi 5 14, ,71 2 5,71 Kurang sering terjadi 24 68, , ,14 Tidak pernah terjadi 6 17, , ,14 C.5.b C.5.c C.5.d Sering terjadi 18 51, , ,43 Kurang sering terjadi 9 25, , ,00 Tidak pernah terjadi 8 22, , ,57 C.5.e C.6.a C.6.b Sering terjadi 7 20, , ,14 Kurang sering terjadi 12 34, , ,57 Tidak pernah terjadi 16 45, , ,29 C.6.c C.6.d Frekuensi % Frekuensi % Sering terjadi 0 0, ,29 Kurang sering terjadi 22 62, ,00 Tidak pernah terjadi 13 37, ,71 6. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian terhadap data yang diperoleh dari kuesioner maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kontraktor gred 6 dan 7 di Banda Aceh sebesar 96% mengetahui bahwa ISO adalah standar pengelolaan lingkungan yang berlaku internasiona. Namun hanya 52% yang menerapkan ISO di proyek-proyek yang ditangani. 2. Informasi tentang tujuan dan sasaran pengelolaan lingkungan diperoleh melalui pelatihan lingkungan, papan pengumuman, spanduk, poster dan melalui briefing di tempat kerja. Umumnya pemeriksaan kegiatan pengelolaan lingkungan dilakukan setiap 6 bulan sekali. 3. Isu lingkungan yang dominan terdapat pada 2 variabel pada variabel bunyi/kebisingan dan getaran dengan mean tertinggi sebesar 2,54 dan pada variabel polusi udara (debu,asap) dengan nilai mean sebesar 2, Tidak terdapat kendala yang besar untuk mengatasi isu lingkungan yang timbul tersebut. Hal ini dapat dilihat dari nilai mean yang diperoleh termasuk dalam kategori kurang sering terjadi dan tidak pernah terjadi dengan mean tertinggi yaitu 2,29. DAFTAR PUSTAKA Anonim (2005), Sistem Manajemen Lingkungan Persyaratan dan Panduan Penggunaan (SNI ), Badan Standarisasi Nasional, Jakarta Kurniawan, K., dan Louis, S. (2000), "Studi Literatur Mengenai Sustainable Construction dan Kemungkinan Penerapannya di Surabaya, Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Rothery, B. (1996), Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14000, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta Simamora, B. (2002), Panduan Riset Perilaku Konsumen, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta MK-54 KoNTekS 6

STUDY OF STANDARD HOUSE REDESIGN BY THE CONSUMER STUDI PERUBAHAN DESAIN RUMAH STANDAR OLEH KONSUMEN

STUDY OF STANDARD HOUSE REDESIGN BY THE CONSUMER STUDI PERUBAHAN DESAIN RUMAH STANDAR OLEH KONSUMEN STUDY OF STANDARD HOUSE REDESIGN BY THE CONSUMER (CASE STUDY: HOUSING VILLA IMAGE AND BUMI PERMATA LAMNYONG RESIDENCE) STUDI PERUBAHAN DESAIN RUMAH STANDAR OLEH KONSUMEN (STUDI KASUS : PERUMAHAN VILLA

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (ISO 14000) DAN KEMUNGKINAN IMPLEMENTASINYA OLEH PARA KONTRAKTOR KELAS A DI SURABAYA

ANALISA SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (ISO 14000) DAN KEMUNGKINAN IMPLEMENTASINYA OLEH PARA KONTRAKTOR KELAS A DI SURABAYA Dimensi Teknik Sipil, Vol., No., 77-8, September 00 ISSN 110-950 ANALISA SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (ISO 1000) DAN KEMUNGKINAN IMPLEMENTASINYA OLEH PARA KONTRAKTOR KELAS A DI SURABAYA Herry P. Chandra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. begitu menggema di masyarakat dunia, termasuk juga di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. begitu menggema di masyarakat dunia, termasuk juga di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerusakan lingkungan dan pemanasan global sudah menjadi isu yang begitu menggema di masyarakat dunia, termasuk juga di Indonesia. Perkembangan proyek konstruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah telah menciptakan kebutuhan untuk menerapkan manajemen limbah yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bel dan Hotel Sahid Jogja Lifestyle City di Yogyakarta sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bel dan Hotel Sahid Jogja Lifestyle City di Yogyakarta sebagai berikut : 19 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Hasil penelitian melalui penyebaran kuesioner kepada responden kontraktor dan manajemen konstruksi Hotel Tentrem, Hotel Citra, Hotel Fave, Hotel Swiss Bel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Infrastruktur adalah bangunan yang mendukung dan atau meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Infrastruktur adalah bangunan yang mendukung dan atau meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur adalah bangunan yang mendukung dan atau meningkatkan kegiatan ekonomi/bisnis dan atau kegiatan sosial suatu masyarakat. Jalan merupakan infrastruktur

Lebih terperinci

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA Alfonsus Dwiputra W. 1, Yulius Candi 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK: Proses pembangunan perumahan sebagai

Lebih terperinci

CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION DALAM PROYEK BANGUNAN GEDUNG MENGGUNAKAN MODEL ASSESSMENT GREEN CONSTRUCTION

CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION DALAM PROYEK BANGUNAN GEDUNG MENGGUNAKAN MODEL ASSESSMENT GREEN CONSTRUCTION CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION DALAM PROYEK BANGUNAN GEDUNG MENGGUNAKAN MODEL ASSESSMENT GREEN CONSTRUCTION Wulfram I. Ervianto 1 1 Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma

Lebih terperinci

Mada Asawidya [ ] Yusronia Eka Putri, ST, MT Christiono Utomo, ST, MT, Ph.D

Mada Asawidya [ ] Yusronia Eka Putri, ST, MT Christiono Utomo, ST, MT, Ph.D Oleh : Mada Asawidya [31.07.100.051] Dosen Pembimbing : Yusronia Eka Putri, ST, MT Christiono Utomo, ST, MT, Ph.D ABSTRAK konsep mengenai pembangunan suatu gedung maupun bangunan lainnya mengacu pada konsep

Lebih terperinci

KAJIAN FAKTOR JENIS, PENYEBAB DAN WAKTU TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA BANDA ACEH

KAJIAN FAKTOR JENIS, PENYEBAB DAN WAKTU TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA BANDA ACEH KAJIAN FAKTOR JENIS, PENYEBAB DAN WAKTU TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA BANDA ACEH Buraida Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala Jln.

Lebih terperinci

Bab III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pegelolaan construction waste untuk mengurangi waste pada

Bab III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pegelolaan construction waste untuk mengurangi waste pada Bab III METODE PENELITIAN Penelitian tentang pegelolaan construction waste untuk mengurangi waste pada setiap proyek kontruksi dilakukan pertama-tama dengan pengumpulan studi literature pembelajaran dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.1.1 Pengertian Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah usaha yang kompleks dan tidak memiliki kesamaan persis dengan proyek manapun sebelumnya sehingga

Lebih terperinci

SURVEI KESIAPAN MANAJEMEN PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAMPOENG KIDZ KOTA BATU BERDASARKAN STANDART ISO 9001:2015

SURVEI KESIAPAN MANAJEMEN PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAMPOENG KIDZ KOTA BATU BERDASARKAN STANDART ISO 9001:2015 SURVEI KESIAPAN MANAJEMEN PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAMPOENG KIDZ KOTA BATU BERDASARKAN STANDART ISO 9001:2015 Julistyana Tistogondo, Wendi Kurniawan Program Studi Teknik Sipil, Universitas Narotama,

Lebih terperinci

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR Wiliem Koe 1, Regina Cynthia Rose 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK : Kegiatan konstruksi berdampak negatif terhadap lingkungan dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL

PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL Allan Subrata Ottong 1, Felix Yuwono 2, Ratna S. Alifen 3, Paulus Nugraha 4 ABSTRAK : Pembangunan rumah tinggal di Indonesia adalah salah

Lebih terperinci

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 163/KA/XII/2009 TENTANG PENETAPAN STANDAR BATAN TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN DAN PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN KEPALA BADAN TENAGA

Lebih terperinci

ANALISIS KRITERIA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISIS KRITERIA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institute Teknologi Sepuluh Nopember MAKALAH TUGAS AKHIR ANALISIS KRITERIA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Mada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya mengenai Green Construction telah dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya mengenai Green Construction telah dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Literatur Penelitian sebelumnya mengenai Green Construction telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti di Indonesia antara lain: 1. Atmaja (2011), dalam skripsinya

Lebih terperinci

ISO Nur Hadi Wijaya

ISO Nur Hadi Wijaya ISO 14000 Nur Hadi Wijaya Isu-isu Lingkungan Global Air Pollution Ozone Depletion Global Warming Water & Soil Contamination Degradation of Biodiversity Global Climate Change Environment effect - Global

Lebih terperinci

ANALISIS MENGENAI UPAYA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA YOGYAKARTA

ANALISIS MENGENAI UPAYA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA YOGYAKARTA ANALISIS MENGENAI UPAYA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Khusus Ibukota Jakarta dalam rentang tahun , dan tidak termasuk. Tabel 1.1 Pertumbuhan Panjang Jalan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Khusus Ibukota Jakarta dalam rentang tahun , dan tidak termasuk. Tabel 1.1 Pertumbuhan Panjang Jalan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran infrastruktur sangat penting dalam mewujudkan pemenuhan hak dasar rakyat seperti pangan, sandang, papan, rasa aman, pendidikan, dan kesehatan. Selain itu, infrastruktur

Lebih terperinci

Sistem manajemen lingkungan Panduan umum tentang prinsip, sistem dan teknik pendukung

Sistem manajemen lingkungan Panduan umum tentang prinsip, sistem dan teknik pendukung Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen lingkungan Panduan umum tentang prinsip, sistem dan teknik pendukung ICS 13.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Prakata... Pendahuluan...

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 30 TAHUN : 2014 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG TATA KELOLA HIJAU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WATES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Corporate Social Responsibility (CSR) Assessment Tool - Responsible Med

Corporate Social Responsibility (CSR) Assessment Tool - Responsible Med LAMPIRAN Lampiran 1. CSR Assessment Tool tahap 1 Survei Corporate Social Responsibility (CSR) Assessment Tool - Responsible Med anda adalah karyawan loyal dan memiliki tanggungjawab dalam mengembangkan

Lebih terperinci

ANALISIS MENGENAI UPAYA GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI JAWA TENGAH

ANALISIS MENGENAI UPAYA GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI JAWA TENGAH ANALISIS MENGENAI UPAYA GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI JAWA TENGAH Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh

Lebih terperinci

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN 1 MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN Kinerja lingkungan dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap posisi keuangan perusahan. Hal ini juga menunjukkan perlunya informasi biaya lingkungan yang memadai. Bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri konstruksi merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian bangsa, dimana konstribusi industri konstruksi akan meningkat sejalan dengan kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6149 KEUANGAN OJK. Efek. Utang. Berwawasan Lingkungan. Penerbitan dan Persyaratan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 281) PENJELASAN ATAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri yang melibatkan berbagai aktivitas dan operasi bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak lingkungan yang ditimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap material bangunan mempunyai siklus hidup, dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap material bangunan mempunyai siklus hidup, dimulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap material bangunan mempunyai siklus hidup, dimulai dari pengambilan bahan baku di tempat asal dan berakhir di tempat pembuangan. Namun, pemanfaatan berbagai

Lebih terperinci

FAKTOR KRITIS KESUKSESAN ANTARA KONTRAKTOR DAN OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA

FAKTOR KRITIS KESUKSESAN ANTARA KONTRAKTOR DAN OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA Surya Agung Wibawa, I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Tekologi Sepuluh Nopember Jl Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh penerapan..., Furqan Usman, FT UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh penerapan..., Furqan Usman, FT UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan, yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI INDIKATOR GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA. Oleh:

IDENTIFIKASI INDIKATOR GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA. Oleh: IDENTIFIKASI INDIKATOR GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA Oleh: Wulfram I. Ervianto 1, Biemo W. Soemardi 2, Muhamad Abduh dan Suryamanto 4 1 Kandidat Doktor Teknik Sipil,

Lebih terperinci

ANALISIS UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PADA PROYEK KONSTRUKSI DI YOGYAKARTA

ANALISIS UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PADA PROYEK KONSTRUKSI DI YOGYAKARTA ANALISIS UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PADA PROYEK KONSTRUKSI DI YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai upaya green construction pada proyek konstruksi di Jawa Tengah,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai upaya green construction pada proyek konstruksi di Jawa Tengah, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarakan hasil analisis data dan pembahasan secara keseluruhan mengenai upaya green construction pada proyek konstruksi di Jawa Tengah, dapat diambil kesimpulan

Lebih terperinci

BAB II BIAYA KUALITAS LINGKUNGAN. Menurut ISO 14001, lingkungan adalah keadaan sekeliling di mana organisasi

BAB II BIAYA KUALITAS LINGKUNGAN. Menurut ISO 14001, lingkungan adalah keadaan sekeliling di mana organisasi 12 BAB II BIAYA KUALITAS LINGKUNGAN II.1 Lingkungan II.1.1 Definisi Lingkungan Menurut ISO 14001, lingkungan adalah keadaan sekeliling di mana organisasi beroperasi, termasuk udara, air, tanah, sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Istilah keberlanjutan (sustainability)

Lebih terperinci

PANDANGAN KONTRAKTOR DAN PEMILIK TERHADAP PERAN PEMILIK DALAM KESELAMATAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

PANDANGAN KONTRAKTOR DAN PEMILIK TERHADAP PERAN PEMILIK DALAM KESELAMATAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA PANDANGAN KONTRAKTOR DAN PEMILIK TERHADAP PERAN PEMILIK DALAM KESELAMATAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Johanes Jiman¹, Eka Pramudita², Andi³ ABSTRAK : Konstruksi merupakan salah satu industri yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jika di masa lalu perusahaan berorientasi pada konsumen (customer oriented) yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Jika di masa lalu perusahaan berorientasi pada konsumen (customer oriented) yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis di era globalisasi saat ini semakin ketat, sehingga perusahaan harus memiliki strategi dalam memenangkan persaingan bisnis tersebut. Jika di masa

Lebih terperinci

ANALISIS TANTANGAN DAN MANFAAT BANGUNAN HIJAU

ANALISIS TANTANGAN DAN MANFAAT BANGUNAN HIJAU ANALISIS TANTANGAN DAN MANFAAT BANGUNAN HIJAU Gregorius Kevin 1, Iwan Anggalimanto 2, Herry P. Chandra 3, Soehendro Ratnawidjaja 4 ABSTRAK : Konsep Bangunan Hijau atau Green Building muncul sebagai cara

Lebih terperinci

Tesis STUDI MENGENAI HAMBATAN DAN KESULITAN PENERAPAN KONSEP GREEN INFRASTRUCTURE

Tesis STUDI MENGENAI HAMBATAN DAN KESULITAN PENERAPAN KONSEP GREEN INFRASTRUCTURE Tesis STUDI MENGENAI HAMBATAN DAN KESULITAN PENERAPAN KONSEP GREEN INFRASTRUCTURE Oleh : PUTRI MONICA SARI NPM :135102088 PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS ATMA JAYA

Lebih terperinci

LEMBAR PERTAMA UNTUK PERUSAHAAN

LEMBAR PERTAMA UNTUK PERUSAHAAN LAMPIRAN 1 LEMBAR PERTAMA UNTUK PERUSAHAAN KEPADA: SEKRETARIAT PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU d/a : PUSAT PENGKAJIAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP Gedung Kementerian Perindustrian Lantai 20 Jl. Jenderal

Lebih terperinci

PERBEDAAN AMDAL DAN ANDAL

PERBEDAAN AMDAL DAN ANDAL PERBEDAAN AMDAL DAN ANDAL 1. Pengertian Untuk dapat mengetahui perbedaan antara Amdal dan Andal, maka kita dapat merujuk pada Pasal 5 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Holtekamp dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan analisis didapat bahwa konsep greenroads pada proyek

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Holtekamp dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan analisis didapat bahwa konsep greenroads pada proyek BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan untuk mengidentifikasi implementasi konsep greenroads pada pembangunan jalan di ruas Hamadi- Holtekamp dapat

Lebih terperinci

TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU

TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU Jimantoro 1, Billie Jaya 2, Herry P. Chandra 3 ABSTRAK : Pemanasan global dan perubahan iklim

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya dilaksanakan satu kali dan umumnya mempunyai waktu yang pendek dimana awal dan akhir proyek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Metode yang Digunakan Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan studi literatur pada bab sebelumnya, ada 2 (dua) variabel penelitian yang akan menjadi bagian

Lebih terperinci

KAJIAN MOTIVASI PENDIRIAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA PERUSAHAAN JASA KONTRAKTOR DI KOTA BANDA ACEH (073K)

KAJIAN MOTIVASI PENDIRIAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA PERUSAHAAN JASA KONTRAKTOR DI KOTA BANDA ACEH (073K) KAJIAN MOTIVASI PENDIRIAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA PERUSAHAAN JASA KONTRAKTOR DI KOTA BANDA ACEH (073K) Buraida Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala Jln. Syech Abdul Rauf No.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Secara umum kontraktor milik BUMN mampu memenuhi indikator green

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Secara umum kontraktor milik BUMN mampu memenuhi indikator green BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5. Kesimpulan Berdasarkan paparan tersebut diatas dapat diperoleh beberapa pengetahuan sebagai berikut:. Secara umum kontraktor milik BUMN mampu memenuhi indikator green construction

Lebih terperinci

KINERJA PENGEMBANG GEDUNG BERTINGKAT DALAM PENGGUNAAN MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN (191K)

KINERJA PENGEMBANG GEDUNG BERTINGKAT DALAM PENGGUNAAN MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN (191K) KINERJA PENGEMBANG GEDUNG BERTINGKAT DALAM PENGGUNAAN MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN (191K) Dewi Rintawati 1, Bambang E. Yuwono 2 dan Mohammad Iqram 3 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Jl. Kyai

Lebih terperinci

PERANAN KONTRAKTOR DALAM PEKERJAAN GALIAN TANAH BASEMENT TERHADAP ASPEK LINGKUNGAN

PERANAN KONTRAKTOR DALAM PEKERJAAN GALIAN TANAH BASEMENT TERHADAP ASPEK LINGKUNGAN PERANAN KONTRAKTOR DALAM PEKERJAAN GALIAN TANAH BASEMENT TERHADAP ASPEK LINGKUNGAN I Made Suryana Suastino 1, Robertus Kevin Kuncoro 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK : Keterbatasan lahan memacu perkembangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN

LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN No Aspek Indikator Indikator Ekonomi 1 Kinerja Ekonomi Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian dapat diartikan dengan cara dan tahapan penelitian yang akan dilakukan untuk meneliti suatu topik permasalahan, yang dapat memberikan gambaran mengenai tahap-tahap

Lebih terperinci

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN Pert 8 MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Biaya lingkungan mendapatkan perhatian yang semakin besar dalam manajemen perusahaan. Peraturan mengenai lingkungan menjadi

Lebih terperinci

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Pengendalian Dampak 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 2. Analisis Mengenai Dampak (AMDAL) 3. Pengelolaan Kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI JALAN YANG DISEBABKAN FAKTOR MATERIAL DI KABUPATEN ROKAN HULU

ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI JALAN YANG DISEBABKAN FAKTOR MATERIAL DI KABUPATEN ROKAN HULU ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI JALAN YANG DISEBABKAN FAKTOR MATERIAL DI KABUPATEN ROKAN HULU Yosi Hervanda 1 Arifal Hidayat, ST, MT 2 dan Anton Ariyanto, M.Eng 2 e-mail. yosihervanda@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Toko Besi dan Bahan Bangunan (TB) Colomadu, Karanganyar merupakan salah satu usaha dagang yang terus berkembang. Keuntungan yang didapatkan di toko ini oleh

Lebih terperinci

9 - Manajemen Kos/Biaya Lingkungan

9 - Manajemen Kos/Biaya Lingkungan 9 - Manajemen Kos/Biaya Lingkungan Background Organisasi dapat mengurangi dampak lingkungan dengan : Pencegahan pencemaran menggunakan proses, praktek, teknik, bahan, produk, jasa atau energi untuk menghindari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang sedang dikerjakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK GEDUNG DI KABUPATEN BADUNG

ANALISIS PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK GEDUNG DI KABUPATEN BADUNG ANALISIS PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK GEDUNG DI KABUPATEN BADUNG TUGAS AKHIR Oleh : Muhammad Dzulfikar 1004105059 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP - 283 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP 1. Pengendalian Dampak Lingkungan 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 1. Menetapkan kebijakan mengenai pengelolaan Limbah

Lebih terperinci

- 283 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

- 283 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP - 283 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH 1. Pengendalian Dampak Lingkungan 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 1. Menetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembangunan proyek konstruksi pada umumnya merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Hal tersebut menyebabkan industri konstruksi memiliki catatan

Lebih terperinci

ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI F. Simhanandi 1, W. Budiharjo 2, Andi 3 ABSTRAK : Dalam setiap proyek konstruksi selalu

Lebih terperinci

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP - 216 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP 1. Pengendalian Dampak Lingkungan 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 1. Menetapkan kebijakan mengenai pengelolaan Limbah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi seringkali ditentukan oleh suatu keputusan penting dalam rangka mengambil peluang (opportunity) yang jarang terjadi

Lebih terperinci

2018, No profesi dan penyusunan okupasi atau jabatan nasional yang ditetapkan oleh Instansi Teknis; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaima

2018, No profesi dan penyusunan okupasi atau jabatan nasional yang ditetapkan oleh Instansi Teknis; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaima No. 307, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Standar dan Sertifikasi Kompetensi Penanggung Jawab Operasional Instalasi Pengendalian Pencemaran Udara dan Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran

Lebih terperinci

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA PROSEDUR NO DOKUMEN : P-AAA-HSE-01 STATUS DOKUMEN : MASTER COPY NO : NOMOR REVISI : 00 TANGGAL EFEKTIF : 1 JULI 2013 DIBUAT OLEH : DIPERIKSA OLEH : DISETUJUI OLEH : HSE MANAJEMEN REPRESENTATIF DIREKTUR

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses pengelolaannya

Lebih terperinci

ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Permasalahan... 3 1.3 Tujuan Studi...

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta pada pembahasan Bab IV mengenai Pengaruh Dorongan Akuntansi Manajemen Lingkungan Proaktif Terhadap Kinerja Lingkungan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dapat dilihat dari nilai rata-rata 2,99.

BAB V KESIMPULAN. dapat dilihat dari nilai rata-rata 2,99. BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pemanfaatan green material pada proyek konstruksi di Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa : 1. Pemanfaatan green material berdasarkan

Lebih terperinci

STUDI AWAL PENERAPAN GREEN SPECIFICATION DI INDONESIA

STUDI AWAL PENERAPAN GREEN SPECIFICATION DI INDONESIA STUDI AWAL PENERAPAN GREEN SPECIFICATION DI INDONESIA Austin Vincentius Mastan 1, Hans Pratama Haliman 2, Paul Nugraha 3 ABSTRAK: Perlu ditemukan suatu cara yang dapat secara signifikan mengurangi dampak

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KERETA API PRAMEKS

PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KERETA API PRAMEKS PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KERETA API PRAMEKS Ika Setiyaningsih 1, Renaningsih 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1

Lebih terperinci

SURVEI TINGKAT KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SUMBER DAN SIKLUS MATERIAL DARI GREENSHIP RATING TOOLS PADA PROYEK KONSTRUKSI

SURVEI TINGKAT KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SUMBER DAN SIKLUS MATERIAL DARI GREENSHIP RATING TOOLS PADA PROYEK KONSTRUKSI SURVEI TINGKAT KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SUMBER DAN SIKLUS MATERIAL DARI GREENSHIP RATING TOOLS PADA PROYEK KONSTRUKSI Febrian Pratama Poetra Setiawan 1, Grace Erny Gazali 2, Paulus Nugraha 3, Sandra Loekita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi banyak perusahaan di Indonesia yang tidak memperhatikan dan

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi banyak perusahaan di Indonesia yang tidak memperhatikan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya tujuan perusahaan adalah memproduksi produk atau jasanya secara maksimal dan mendapatkan keuntungan yang sebanyakbanyaknya. Tetapi banyak perusahaan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJA DAN PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT PADA PROYEK KONSTRUKSI DI BALI. Laporan Tugas Akhir

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJA DAN PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT PADA PROYEK KONSTRUKSI DI BALI. Laporan Tugas Akhir IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJA DAN PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT PADA PROYEK KONSTRUKSI DI BALI Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas

Lebih terperinci

STUDI IMPLEMENTASI PENERAPAN INDUSTRI HIJAU PADA GALANGAN KAPAL BAJA. Oleh: Gangsar Anugrah Tirta P

STUDI IMPLEMENTASI PENERAPAN INDUSTRI HIJAU PADA GALANGAN KAPAL BAJA. Oleh: Gangsar Anugrah Tirta P STUDI IMPLEMENTASI PENERAPAN INDUSTRI HIJAU PADA GALANGAN KAPAL BAJA Oleh: Gangsar Anugrah Tirta P 4108100055 IKHTISAR Menjadikan galangan kapal menjadi industri yang mampu menerapkan konsep industri hijau.

Lebih terperinci

DIMENSI IMPLEMENTATIF PERTIMBANGAN ENERGI PADA BANGUNAN PELAYANAN ADMINISTRASI KAMPUS SEBAGAI UPAYA MENUJU BANGUNAN SADAR ENERGI

DIMENSI IMPLEMENTATIF PERTIMBANGAN ENERGI PADA BANGUNAN PELAYANAN ADMINISTRASI KAMPUS SEBAGAI UPAYA MENUJU BANGUNAN SADAR ENERGI TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 1, PEBRUARI 2012:63 70 DIMENSI IMPLEMENTATIF PERTIMBANGAN ENERGI PADA BANGUNAN PELAYANAN ADMINISTRASI KAMPUS SEBAGAI UPAYA MENUJU BANGUNAN SADAR ENERGI Dian Ariestadi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau sering kita kenal dengan K-3 pada setiap proyek konstruksi, dimana setiap pelaksanaan pembangunan harus melaksanakan K3 untuk menjamin

Lebih terperinci

3. kinerja dan efektivitas sistem manajemen mutu; 4. perencanaan telah berhasil dilaksanakan;

3. kinerja dan efektivitas sistem manajemen mutu; 4. perencanaan telah berhasil dilaksanakan; Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Perkembangan industri saat ini memiliki peranan besar bagi pertumbuhan ekonomi di seluruh negara termasuk di Indonesia. Perkembangan industri yang semakin pesat memicu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek konstruksi pada umumnya merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Hal tersebut menyebabkan industri kontruksi mulai wajib menerapkan suatu sistem

Lebih terperinci

EVALUASI PENGELOLAAN PRASARANA LINGKUNGAN RUMAH SUSUN DI SURABAYA (STUDI KASUS : RUSUNAWA URIP SUMOHARJO)

EVALUASI PENGELOLAAN PRASARANA LINGKUNGAN RUMAH SUSUN DI SURABAYA (STUDI KASUS : RUSUNAWA URIP SUMOHARJO) TESIS II - RE092325 Dosen Pembimbing : I.D.A.A. Warmadewanthi, ST., MT., Ph.D Disampaikan Oleh : Diah Kusumaningrum NRP. 3308 202 011 EVALUASI PENGELOLAAN PRASARANA LINGKUNGAN RUMAH SUSUN DI SURABAYA (STUDI

Lebih terperinci

BAB II BIAYA LINGKUNGAN: PENGUKURAN DAN PELAPORANNYA. Menurut ISO 14001, lingkungan adalah keadaan sekeliling dimana

BAB II BIAYA LINGKUNGAN: PENGUKURAN DAN PELAPORANNYA. Menurut ISO 14001, lingkungan adalah keadaan sekeliling dimana BAB II BIAYA LINGKUNGAN: PENGUKURAN DAN PELAPORANNYA II.1 LINGKUNGAN Menurut ISO 14001, lingkungan adalah keadaan sekeliling dimana organisasi beroperasi, termasuk udara, air, tanah, sumber daya alam,

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA KUPANG

STUDI PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA KUPANG STUDI PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA KUPANG Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : MARIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini semakin banyak pembangunan yang terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini semakin banyak pembangunan yang terus-menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini semakin banyak pembangunan yang terus-menerus dilakukan. Kebutuhan yang selalu meningkat membuat banyak orang yang ingin terus melakukan pembangunan

Lebih terperinci

TINGKAT KEPENTINGAN FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PEKERJA BERDASARKAN TINGKAT PENGARUH DAN TINGKAT FREKUENSI

TINGKAT KEPENTINGAN FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PEKERJA BERDASARKAN TINGKAT PENGARUH DAN TINGKAT FREKUENSI TINGKAT KEPENTINGAN FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PEKERJA BERDASARKAN TINGKAT PENGARUH DAN TINGKAT FREKUENSI Albertus Andhika 1, Alfonso Wijanalto 2, Andi 3 ABSTRAK : Produktivitas pekerja konsruksi telah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO Bryan Alfons Willyam Sepang J. Tjakra, J. E. Ch. Langi, D. R. O. Walangitan Fakultas Teknik, Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna pendekatan yang nantinya akan digunakan untuk memecahkan masalah. Adapun metode

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN KARYAWAN PT PDSI RANTAU ACEH TAMIANG TAHUN 2014 I.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proyek, termasuk menyiapkan dan menangani dokumen (Raharjo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. proyek, termasuk menyiapkan dan menangani dokumen (Raharjo, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam bidang konstruksi perusahaan kontraktor memiliki kewajiban dalam menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan, dan alat pendukung lain yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Limbah Proyek Konstruksi Dalam jurnal Manajemen Limbah dalam Proyek Konstruksi (Ervianto, 2013), disebutkan bahwa limbah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sebuah

Lebih terperinci

PANDANGAN KONTRAKTOR MENGENAI SUMBER DAYA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN ROKAN HULU

PANDANGAN KONTRAKTOR MENGENAI SUMBER DAYA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN ROKAN HULU PANDANGAN KONTRAKTOR MENGENAI SUMBER DAYA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN ROKAN HULU Hendra (1) Arifal Hidayat, ST,MT (2) Arie Syahruddin S, ST (2) Program Studi

Lebih terperinci

UCAPAN TERIMA KASIH...

UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI PERNYATAAN... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah dengan analisis kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan studi kasus ke tiga proyek pembangunan gedung yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Manusia selalu memiliki kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan kebutuhan tersebut kemudian dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, diantaranya adalah

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP KEBERHASILAN BANGUNAN HIJAU

STUDI TENTANG PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP KEBERHASILAN BANGUNAN HIJAU STUDI TENTANG PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP KEBERHASILAN BANGUNAN HIJAU Retno Minawati 1, Lydia Octavia Lumanto 2, Herry Pintardi Chandra 3 ABSTRAK : Pemangku kepentingan memiliki pengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB II BIAYA LINGKUNGAN: PENGUKURAN DAN PELAPORAN. tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang

BAB II BIAYA LINGKUNGAN: PENGUKURAN DAN PELAPORAN. tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang BAB II BIAYA LINGKUNGAN: PENGUKURAN DAN PELAPORAN II.1 Pengertian Lingkungan Definisi lingkungan menurut Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan

Lebih terperinci