BAB I PENDAHULUAN. dapat dicapai salah satunya dengan menjaga tingkat kesehatan dan kebugaran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Olahraga dapat dibagi berdasar jenis metabolisme otot, mayoritas olahraga

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran seseorang, menurut Nurhasan et al. salah satunya adalah dengan

The Difference of Albumin Level between Bodybuilding Enthusiasts with Aerobic Gymnastic Enthusiasts

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

The Difference of Ureum Level between Bodybuilding Enthusiasts and Aerobic Gymnastic Enthusiast

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

The Difference of Total Protein Level between Bodybuilding Enthusiasts and Aerobic Gymnastic Enthusiast

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan substansi yang paling banyak digunakan di dunia dan tidak

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Untuk memulai aktifitas denagn kodisi fisik yang prima maka, dibutuhkan gizi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan sifatnya irreversibel, ditandai dengan kadar ureum dan

Specific Dynamic Action

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

Pengertian Pembinaan/latihan

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut

KONSEP Latihan kebugaran jasmani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laktat merupakan produk akhir dari metabolisme anaerobik, proses ini berlangsung tanpa adanya oksigen.

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan otot dan sistem kardiorespiratori dalam

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EFEK EKSTRAK TANDUK RUSA SAMBAR (CERVUS UNICOLOR) TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS)

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Lima puluh sembilan persen dari berat badan orang dewasa

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sepatu roda (inline skating) merupakan olahraga yang. membutuhkan keseimbangan antara kelincahan, kekuatan, kecepatan,

BAB I PENDAHULUAN. karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Manusia dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. (Mahardikawati & Roosita 2008). Menurut Kartasapoetra 2002 (dalam. Riwu 2011), aktifitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. Latihan beban merupakan olahraga yang sangat terkenal dan marak pada

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

I. PENDAHULUAN. Senam Aerobik merupakan aktifitas fisik yang mudah dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Awaluddin Muharom,2013

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. terukur, teratur, dan terprogram di pusat-pusat kebugaran (fitness center).

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

2015 PERBED AAN PENGARUH ZUMBA D ANCE D ENGAN AEROBIK HIGH IMPACT TERHAD AP PENURUNAN BERAT BAD AN D AN PROSENTASE LEMAK TUBUH

MANSUR FIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Senam aerobik banyak diminati oleh masyarakat sebagai alternatif

Olahraga Diabetes, Untuk Diabetasi?

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan umumnya bersifat irreversibel, ditandai dengan kadar

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anaerobik adalah lari cepat jarak pendek, interval training, lari seratus. yard, renang sprint, serta bersepeda cepat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PELATIHAN PROGRAM KEBUGARAN BAGI INSTRUKTUR FITNESS SE-KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan alat ukur berat badan dengan satuan kilogram. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan suatu keadaan klinis

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB I PENDAHULUAN. (peningkatan atau penurunan hormon) yang bukan karena proses penuaan, dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. luang dan menanggulangi keadaan-keadaan mendadak yang tidak. yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan performance.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan atau obesitas selalu berhubungan dengan kesakitan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik dan mental serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat

NUTRISI PADA ATLET dr. Ermita I.Ilyas, MS

BAB I PENDAHULUAN. Kebugaran jasmani berhubungan dengan keberadaan hemoglobin di. Jumlah sel darah merah dan jumlah hemoglobin didalam sel-sel sangat

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus timbul akibat perubahan gaya hidup sedenter yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

CRITICAL ILLNESS. Dr. Syafri Guricci, M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

METODE MELATIH FISIK SEPAKBOLA. Subagyo Irianto

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah modal utama untuk memulai berbagai aktivitas. Bukan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan yang berkualitas adalah tujuan semua insan manusia. Hal ini dapat dicapai salah satunya dengan menjaga tingkat kesehatan dan kebugaran tubuh. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencapai kesehatan dan kebugaran seseorang, salah satunya adalah dengan melakukan olahraga. Olahraga dapat dibagi berdasar jenis metabolisme otot, mayoritas olahraga statis dengan intensitas tinggi dilakukan secara anaerobik sedangkan mayoritas olahraga dinamis dengan intensitas tinggi dilakukan secara aerobik (Mitchell et al., 2005). Olahraga aerob adalah latihan yang menggunakan energi yang berasal dari pembakaran dengan oksigen. Contoh dari olahraga aerobik adalah senam (Sukmaningtyas & Pudjonarko, 2002). Senam aerobik banyak diminati oleh masyarakat sebagai alternatif kegiatan olahraga dengan tujuan untuk menurunkan berat badan, membentuk tubuh, menjaga kebugaran jasmani, meningkatkan kualitas hidup, dan lain sebagainya. Senam aerobik merupakan latihan yang menggabungkan berbagai macam gerak, berirama, teratur dan terarah, serta pembawaannya yang riang. Senam aerobik mempunyai susunan latihan yang seimbang antara latihan upper body dan lower body. Untuk dapat 1

2 menguasai gerakan yang seimbang diperlukan adanya berbagai keterampilan yang mendukung seperti kepekaan terhadap musik, kreatifitas gerak, kemampuan menggabungkan gerakan secara dinamis dan harmonis serta beberapa pendukung materi yang lain. Dengan demikian senam aerobik adalah latihan yang menggerakkan seluruh otot, terutama otot besar dengan gerakan yang terus menerus (continous), berirama, maju dan berkelanjutan. Gerakan dipilih yang mudah, menyenangkan, dan bervariasi sehingga memungkinkan seseorang untuk melakukan secara teratur dalam kurun waktu yang lama (Tika Yonkuro, 2006). Olahraga anaerobik adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang tidak memerlukan oksigen dalam pelaksanaannya (Udiyana, 2014). Latihan anaerobik bertujuan untuk melatih kemampuan anaerobik dengan melibatkan kontraksi otot yang berat dalam melakukan suatu kegiatan. Salah satu ciri dari latihan anaerobik ini adalah adanya beban latihan dengan intensitas yang tinggi, salah satunya adalah bodybuilding (Hermawan, 2012). Bentuk tubuh yang ideal atau atletis akan dapat diperoleh bagi setiap orang apabila orang tersebut mau melakukan latihan beban sesuai dengan program latihan yang tepat. Program latihan bodybuilding ini harus disusun sesuai dengan dosis latihan yang tepat agar tujuan yang diinginkan oleh seseorang dapat tercapai. Selain itu, hendaknya juga menerapkan prinsip-prinsip dasar latihan guna mencapai kinerja fisik yang maksimal bagi seseorang. Adapun prinsip-prinsip latihan tersebut meliputi: (1) individual, (2) adaptasi, (3) beban berlebih (overload), (4) beban bersifat progresif, (5) spesifikasi (kekhususan), (6)

3 bervariasi, (7) pemanasan dan pendinginan (warm-up dan cooling down), (8) periodisasi, (9) berkebalikan (reversible), (10) beban moderat (tidak berlebih), dan (11) latihan harus sistematik (Nasrulloh, 2012). Prevalensi penggiat atlet bodybuilding dengan 1) karakteristik member fitness mayoritas berusia 20-29 tahun (73,7%), masih aktif sebagai mahasiswa (56,7%), dan sebesar 6,7% sebagai ibu rumah tangga. 2) penggiat sudah memahami tentang definisi suplemen (86,6%), yang bersumber dari iklan, media cetak, media elektronik (63,3%) dalam bentuk amino, susu high protein dan kreatin (66,6%). 3) mayoritas responden menggunakan tablet (70%), diperoleh dari membeli (96,7%), dikonsumsi 1-3 kali/hari (selalu) sebesar (83,3%) untuk menambah massa otot sebesar (59,9%). 4) sebagian besar responden (73,3%) stamina dan kesehatan tubuhnya meningkat setelah mengkonsumsi suplemen (Hidayah & Sugiarto, 2013). Menurut teori, protein berfungsi sebagai pembentuk otot sehingga dijadikan pedoman bagi atlet bodybuilding. Hasil penilitian mutakhir membuktikan bahwa bukan ekstra protein yang membentuk dan memperkuat otot, melainkan latihan intensif dan asupan yang cukup (Husaini, 2000). Para ahli gizi olahraga juga pernah mengeluarkan suatu pernyataan sikap atas pemakaian suplemen, bahwa atlet bodybuilding tidak perlu mengkonsumsi suplemen bila cukup zat gizi secara kualitas dan kuantitas (Joint Position Statement: nutrition and athletic Performance, 2011). Asupan protein yang berlebihan tidak dapat disimpan dalam tubuh. Penambahan dari suplementasi

4 protein akan dibakar menjadi energi atau disimpan dalam bentuk lemak tubuh (Husaini, 2000). Konsumsi protein yang berlebih dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Dampak yang dapat ditimbulkan yaitu seseorang akan lebih sering buang air kecil karena protein didalam tubuh dicerna menjadi urea, suatu senyawa dalam bentuk sisa yang harus dibuang melalui urine. Terlalu banyak buang air kecil merupakan beban berat pada ginjal dan dapat meningkatkan resiko terjadinya dehidrasi ( Whitney et al., 2006 ). Dehidrasi ini menyebabkan hiperkonsentrasi zat terlarut pada cairan ekstraseluler seperti hiperalbuminemia. Peningkatan albumin di intravaskuler akan meningkatkan tekanan onkotik plasma yang akan menarik banyak cairan dari intraseluler. Sehingga, sel akan terus kehilangan air dan akan mengkerut (Sherwood, 2001). Saat melakukan aktivitas fisik akan meningkatkan ekspansi volume darah 10% dan albumin 10%. Albumin ini merupakan plasma protein utama yang salah satunya dipengaruhi oleh aktivitas yang banyak menggunakan otot seperti penggiat bodybuilding dan senam aerobik. Pada keadaan ini akan terjadi peningkatan sintesis albumin yang menyebabkan hiperalbuminemia. Konsumsi protein dan ditambah latihan resisten akan meningkatkan muscle protein synthesis (MPS) dan albumin protein synthesis (APS) (Daniel et al., 2009).

5 Dari sudut Islam, pentingnya olahraga sudah dijelaskan dalam Al-quran. Olahraga akan bermanfaat jika dilakukan secara cukup, tidak kurang maupun lebih. Dalam melakukan hal yang mendukung olahraga, seperti asupan gizinya tidak diperbolehkan berlebihan sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Al-A'raf ayat 31 yang berbunyi: "Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al-A raf: 31). Islam fokus terhadap kebaikan jasmani dan rohani dengan mendukung semua bentuk olahraga yang dapat menguatkan dan mempertahankan kesehatan seperti berenang, memanah, berkuda, dan gulat. Suatu olahraga diperbolehkan oleh Islam jika mempunyai tujuan untuk relaksasi dan menjaga kesehatan dimana hal tersebut dapat berguna dalam melakukan perjuangan di jalan Allah SWT. Dalam Al- Quran Allah SWT berfirman:

6 "Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berpegang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (surah Al- Anfal 8: 60). Jika terdapat sesuatu hal yang haram, seperti membuat lalai beribadah, membuka aurat dan juga bercampur antara laki-laki dan perempuan, maka olahraga tersebut dilarang oleh Islam. Bagi laki-laki bodybuilding juga merupakan suatu olahraga yang dapat menguatkan dan menjaga kesehatan tubuh, maka dari bodybuilding juga termasuk olahraga yang diperbolehkan oleh Islam. Mayoritas penggiat bodybuilding terlalu berlebihan dalam membentuk tubuh agar terlihat bagus, hal inilah yang tidak diperbolehkan (Munajid, 2003). Perubahan kecenderungan masyarakat terhadap pola hidup bugar dengan menjalani program bodybuilding atau senam aerobik tentu juga mengkibatkan perubahan kadar substansi dalam tubuh. Perubahan substansi tersebut dapat menandakan adanya perubahan metabolisme tubuh terutama fungsi organ metabolisme seperti hati dan ginjal (Guyton and Hall, 2008). Hal inilah yang membuat peneliti tertarik ingin meneliti apakah ada perbedaan kadar substansi albumin dalam darah antara penggiat bodybuilding dan penggiat senam aerobik untuk menilai perbandingan tingkat metabolisme albumin yang kemungkinan

7 dipengaruhi oleh beberapa faktor selama objek melakukan bodybuilding atau senam aerobik. B. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan kadar albumin antara penggiat bodybuilding dengan penggiat senam aerobik? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar albumin antara penggiat bodybuilding dengan penggiat senam aerobik. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui rerata kadar albumin pada penggiat bodybuilding. b. Untuk mengetahui rerata kadar albumin pada penggiat senam aerobik. c. Untuk mengetahui perbedaan kadar albumin antara penggiat bodybuilding dengan penggiat senam aerobik. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa manfaat bagi peneliti dan dunia pendidikan, bagi masyarakat umum penggiat olahraga serta bagi institusi

8 tempat penelitian dilakukan. Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Bagi peneliti dan dunia pendidikan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain untuk mengetahui perbedaan kadar albumin pada penggiat bodybuilding dan penggiat senam aerobik. 2. Bagi klinis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk klinis dalam menerapkan edukasi dalam pemilihan jenis olahraga yang baik. 3. Bagi institusi tempat penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan pengetahuan mengenai pengaruh bodybuilding dan senam aerobik yang diberikan secara rutin terhadap kadar albumin. E. Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian Penelitian N O Judul Penelitian & Penulis 1. Metabolic responses to high protein diet in Korean elite bodybuilders with high-intensity resistance exercise (Hyerang Kim et al., 2011) Varaibel bebas : asupan protein Varaibel terikat : anthropom etri, darah dan analisi urin dan Jenis Penelitian Design penelitian cross sectional Hasil Peningkatan ekskresi nitrogen orea dan kreatinin mungkin disebabkan oleh metabolisme protein yang tinggi akibat konsumsi Perbedaan Dengan Penelitian yang Akan Dilakukan - Metode pengukur an subjek - Subjek penelitia n Subjek penelitia n yaitu pada penggiat

9 2. Ingested protein dose response of muscle and albumin protein synthesis after resistance exercise in young men (Daniel et al., 2009) 3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Gizi Dengan Asupan Gizi Pada Bodybuilder (Putri, 2011) 4. Hubungan Asupan Gizi, Aktifitas Fisik Dengan Status Gizi Pada Peserta Senam Aerobik (Fitriah, 2007) 5. Hubungan Asupan Protein Dengan Kadar Ureum Dan Kreatinin Pada Bodybuilder (Nabella, 2011) penilaian diet Varabel bebas : aktifitas fisik (resistance exercise) dan asupan protein telur utuh 0, 5, 10, 20, or 40 g Variable tergantung : sintesis oksigen dan oksidasi leusin darah bebas : pengetahua n gizi tergantung : asupan gizi bebas : asupan gizi dan aktifitas fisik tergantung : status gizi bebas : asupan protein Design penelitian experimental randomized case control Desain penelitian cross sectional Desain penelitian Deskriptif Analitik dengan pendekatan Cross Sectional Desain penelitian cross sectional tinggi protein dan muscle turnover. Konsumsi tinggi protein setelah aktifitas fisik (resistance exercise) dapat menstimulasi reaksi oksidatif irreversibel Tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan asupan energi, suplemen, dan cairan pada bodybuilder baik sebelum maupun sesudah dikontrol dengan pendapatan. Ada hubungan negatif antara asupan gizi dengan status gizi Asupan protein memiliki pengaruh terhadap bodybuil ding dan penggiat senam aerobik Subjek penelitian tidak diberikan intervensi pemberian asupan protein Subjek penelitian pada penggiat bodybuilding dan penggiat senam aerobik Subjek penelitian pada penggiat bodybuilding dan penggiat senam aerobik - Subjek penelitia n pada penggiat bodybuil

10 tergantung : kadar ureum dan kreatinin kenaikan kadar ureum dan kreatinin pada bodybuilder ding dan penggiat senam aerobik - Paramete r yang diukur