Penyimpanan merupakan salah satu tahap penting karena pada periode tersebut bahan (padi) mengalami proses penurunan kualitas dan kuantitas.

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)

HAMA DAN PENYAKIT BENIH Oleh: Eny Widajati

PENDAHULUAN. manusia. Di negara-negara Asia yang penduduknya padat, khususnya Bangladesh,

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan komoditas strategis yang secara. kehidupan sebagian besar penduduk Indonesia, karena itu program peningkatan

KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA DI GUDANG BERAS

Alumni Peminatan Entomologi Kesehatan FKM UNDIP **) Staf Pengajar Peminatan Entomologi Kesehatan FKM UNDIP ***)

PENGARUH PERLAKUAN OVEN GELOMBANG PADA BERBAGAI TINGKATA DAYA DAN WAKTU TERHADAP MORTALITAS Tribolium castaneum Herbst DAN KANDUNGAN TEPUNG TAPIOKA

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tribolium castaneum Herbst.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki

TINJAUAN PUSTAKA. imago memproduksi telur selama ± 3-5 bulan dengan jumlah telur butir.

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA KUALITAS BERAS DI PT B CAUSE OF RICE DECREASE QUALITY ANALYSIS IN PT B

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis beras tidak memberikan pengaruh

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang

MODIFIKASI ATMOSFER DENGAN KONSENTRASI CO 2 TERHADAP PERKEMBANGAN Sitophilus zeamais SELAMA PENYIMPANAN JAGUNG

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TEKNOLOGI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU JAGUNG DITINGKAT PETANI. Oleh: Ir. Nur Asni, MS

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Gudang Lasioderma serricorne (Coleoptera: Anobiidae)

Teknologi Penyimpanan Jagung Oleh : Sri Sudarwati PENDAHULUAN

BAB IX SANITASI PABRIK

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan

IDENTIFIKASI SERANGGA YANG BERASOSIASI DENGAN BERAS DALAM SIMPANAN

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Entomologi BALITKABI-Malang pada bulan

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Pengaruh Kepadatan Populasi Sitophilus oryzae (L.) terhadap Pertumbuhan Populasi dan Kerusakan Beras

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup lalat buah mengalami 4 stadia yaitu telur, larva, pupa dan

TINJAUAN PUSTAKA. dengan ukuran 0,7 mm x 0,3 mm (Pracaya, 1991). Telur diletakkan di dalam butiran dengan

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung di Indonesia (Zea mays L.) merupakan komoditas tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah: warna putih (gelatin) yang merupakan salivanya, sehingga dari luar tidak

Teknologi Penanganan Beras Berkualitas Melalui Penerapan GMP dan GWP

ANCAMAN Lasioderma serricorne PADA GUDANG TEMBAKAU

Pengaruh Periode Penyimpanan Beras terhadap Pertumbuhan Populasi Sitophilus oryzae (L.) dan Kerusakan Beras

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Conopomorpha cramerella (Lepidoptera: Gracillariidae)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang memiliki keragaman jenis tanaman. Iklim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Program Studi Entomologi, Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi, Kampus UNSRAT Manado * korespondensi:

II. TINJAUAN PUSTAKA

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

XIII. JAMUR DAN MIKOTOKSIN DALAM PANGAN

TINJAUAN PUSTAKA. Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

HASIL DAN PEMBAHASAN

Temu Tekrus Fungsional non Peneliti 2000 Tujuan penulisan makalah ini memberikan informasi bagaimana cara menentukan kualitas dari beberapa bahan baku

TINJAUAN PUSTAKA Tribolium castaneum (Herbst)

Faktor Yang Berpengaruh. Mutu komoditas Metode pemanenan dan penanganannya Pendinginan awal (pre-cooling) Sanitasi ruangan penyimpanan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN PADA BIJI-BIJIAN

Indikator Mutu Benih dan Reaksi Varietas Srikandi Kuning dan Putih oleh Tekanan Hama Kumbang Bubuk (Sitophilus zeamais Motsch)

TINJAUAN PUSTAKA AIP + 3 H 2 O PH 3 + AI(OH) 3. Mg 3 P H 2 O 2 PH Mg(OH) 2

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BENIH. Faktor Genetik/ Faktor Lingkungan/ Eksternal

JENIS_JENIS TIKUS HAMA

Global Warming. Kelompok 10

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : bulat dengan ukuran 0,7 mm x 0,3 mm (Pracaya, 1991). Seperti yang terlihat pada

TINJAUAN PUSTAKA. family : Tephritidae, genus : Bactrocera, spesies : Bactrocera sp.

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus )

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian Tingkat Kejeraan Tikus Sawah (R. argentiventer) dan Tikus Rumah (R. rattus diardii) terhadap Rodentisida Seng Fosfida

TINJAUAN PUSTAKA Tikus

TINJAUAN PUSTAKA. Permasalahan Hama Sitophilus zeamais. Arti Penting Hama

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mortalitas. biopestisida berpengaruh nyata terhadap tingkat mortalitas Tribolium castaneum

PENGOLAHAN BENIH. Perontokan Pengeringan Pembersihan Pemisahan/Pemilahan Perawatan Perlakuan/Pengujian Pelabelan Pengemasan Penyimpanan

PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI. Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut:

Sanitasi Penyedia Makanan

BIOLOGI TIKUS BIOLOGI TIKUS. Kemampuan Fisik. 1. Menggali (digging)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saat ini Indonesia menjadi negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

Terbuka lebar peluang ekspor dari budidaya belut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

Peta Konsep. Tujuan Pembelajaran. gulma biologi hama predator. 148 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Tikus. Hama. Ulat. Kutu loncat. Lalat. Cacing.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG

Bedanya Serangan Kwangwung atau Ulah Manusia pada Tanaman Kelapa

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut

I. PENDAHULUAN. Beras adalah buah padi, berasal dari tumbuh-tumbuhan golongan rumputrumputan

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

IDENTIFIKASI ARTHROPODA HAMA DAN MUSUH ALAMI PADA GUDANG BERAS PERUM BULOG DAN GUDANG GABAH MITRA KERJA DI KABUPATEN JEMBER

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

T E M P E 1. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tanaman hortikultura

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu)

TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h

Transkripsi:

Penyimpanan merupakan salah satu tahap penting karena pada periode tersebut bahan (padi) mengalami proses penurunan kualitas dan kuantitas. Dipengaruhi oleh kualitas awal, rentang waktu simpan, teknik atau metode penyimpanan dan kondisi gudang. Pemerintah telah menetapkan standar mutu (gabah) dan melakukan pengawasan terhadap pengolahan, pengangkutan dan sarana penyimpanan agar kualitasnya dapat dipertahankan dan tingkat kerusakan dapat ditekan, sehingga nilai ekonomi tetap tinggi.

Setelah dipanen, padi disimpan dalam bentuk gabah dan/atau beras. Penyimpanan diperlukan karena : padi dipanen secara musiman, sementara beras dibutuhkan setiap hari. padi sebagai stok pangan untuk mengatasi masa-masa sulit, seperti terjadinya kekeringan dan banjir yang mengakibatkan gagal panen. gabah untuk mendapatkan harga yang lebih baik di kemudian hari.

Di Asia Tenggara yang beriklim tropis dan lembab, kerusakan pasca panen padi 30% (5-15% disebabkan hama gudang). Di Amerika Serikat yang fasilitas penyimpanannya modern, kerugian oleh hama gudang 5 M dolar AS/tahun. Apalagi di negara berkembang yang fasilitas penyimpanannya sederhana tentu jauh lebih besar.

Timbul bau apek Berjamur Saling melekat atau bergumpal Berkecambah Sehingga menjadi kotor dan mengundang hama sekunder untuk merusak gabah dan menurunkan kepercayaan konsumen. Di Amerika Serikat dan Uni Eropa menolak produk pertanian bila ditemukan kumbang kapra (Trogoderma granarium)

Gudang penyimpanan merupakan lingkungan yang dapat dikendalikan. Beragam kelompok hama dan penyakit dapat merusak gabah yang disimpan di gudang a.l. : serangga, tikus, burung, jamur dan mikroorganisme. Dapat terjadi setelah gabah disimpan 3 bulan atau beras setelah 1 bulan. Hama pascapanen memiliki kemampuan beradaptasi pada lingkungan gudang yang kering, suhu relatif tinggi dan kelembaban udara rendah.

Petani, menyimpan gabah secara sederhana dengan jumlah terbatas untuk kebutuhan pangan keluarga sendiri. Gabah dimasukkan ke karung plastik ukuran 50-75 kg setelah dikeringkan sampai kadar air 12 %. Diletakkan di salah satu tempat dalam rumah yang difungsikan sebagai gudang.

Pedagang dan unit penggilingan padi, menyimpan gabah sambil menunggu harga lebih baik. Saat panen raya, pedagang membeli gabah petani, mengeringkan dan menyimpannya sesuai dengan kemampuan modal dan gudang yang dimiliki. Gudang umumnya berupa bangunan yang difungsikan sebagai tempat menyimpan gabah, belum memiliki struktur dan fasilitas modern.

Bulog, institusi yang diberi mandat untuk menyimpan gabah dan atau beras secara besar-besaran Hal ini terkait dengan jaminan penyediaan pangan nasional. Gabah atau beras disimpan di gudang yang dirancang khusus dan dilengkapi dengan fasilitas penyimpanan modern.

Hama primer menyerang bulir padi yang masih utuh. Spesies tertentu misalnya ngengat (Sitotroga cerealella) meletakkan telurnya pada bulir padi menjelang panen di lapangan kemudian terbawa masuk ke gudang penyimpanan.

Hama sekunder, menyerang bulir padi yang telah rusak akibat serangan hama primer atau karena penanganan pascapanen yang kurang baik. Adanya hama sekunder di gudang mengindikasikan telah terjadi kerusakan gabah yang disimpan.

Perusak bulir dari dalam, misalnya larva serangga yang memakan embrio dan endosperm padi pada saat perkembangan stadia pradewasanya yang terjadi dalam bulir gabah/beras. Perusak bulir dari luar, misalnya imagi kumbang, tikus dan burung karena memakan bulir padi dan meninggalkan beragam bahan pencemar berupa hasil metabolisme seperti kotoran, air seni, bekas kulit tubuh dan bekas tempat bersarang. Pengotor (pencemar), kehadiran musuh alami (parasitoid dan predator) di tempat penyimpanan mengakibatkan gabah atau beras terkontaminasi.

Berukuran relatif kecil, sehingga menyulitkan pemantauan kehadirannya Celah atau retakan kecil pada dinding, lantai, kusen dan alat penyimpanan dapat dimanfaatkan sebagai tempat berlindung Yang merusak gabah : Rhyzopherta dominica, Sitotroga cerealella, Tribolium castaneum, T. confusum Yang merusak beras : Sitophilus oryzae, S. zeamais, Trogoderma granarium, Corcyra cephalonica, Plodia interpunctella, Ephestia elutella

Kalandra, Rhyzopherta dominica (Fabricius) Imago dan larva merupakan penyebab dominan kerusakan gabah. Larva memakan endosperm dari dalam, imago memakan dari luar dengan gigitan yang tidak teratur. Pada serangan berat kelompok kumbang terlihat pada permukaan karung. Sisa aktivitas makan berupa serbuk berserakan di antara bulir gabah (aerasi gudang buruk) Memicu tumbuhnya jamur sehingga kerusakan gabah semakin parah.

Imago R. dominica

Ngengat padi, Sitotroga cerealella (Olivier) Larva berkembang dalam bulir gabah sehingga menimbulkan kerusakan, imago tidak merusak gabah. Spesies ini menyerang padi sejak siap panen dan terbawa masuk ke gudang penyimpanan. Kemampuan penetrasinya terbatas sehingga hanya merusak gabah pada permukaan karung penyimpan.

Imago S. cerealella pada posisi istirahat (A) dan posisi terbang (B)

Gejala serangan S. cerealella imago bertelur di permukaan gabah (A), larva masuk gabah setelah berhasil membuat lubang (B), larva tumbuh dan berkembang di dalam gabah, stadia pupa (D), imago baru muncul dari gabah yang terserang (E)

Kumbang tepung merah, Tribolium castaneum Imago dan larva tergolong hama sekunder, menyebar luas di daerah tropis, segera migrasi bila lingkungan tidak sesuai dan cepat mengkolonisasi lingkungan baru. Pakan favorit berupa debu padi akibat seraangan hama primer atau butir gabah yang telah rusak. Saat kekurangan pakandan populasi tinggi, bersifat kanibal terhadap telur dan pupanya sendiri serta memangsa spesies serangga lain. Populasi tinggi ditandai oleh banyaknya serangga bergerombol di permukaan gabah dan segera bergerak acak jika diganggu.

Hama ini tidak mampu merusak gabah yang masih utuh dan berkadar air 12%. Larva menyukai bagian embrio padi sehingga menurunkan daya tumbuh benih. Gabah yang rusak menjadi abu-abu kotor dan tercampur bekas kulit tubuh dan kotoran. Bila serangan berlanjut, terjadi perubahan komposisi kimia gabah sehingga berbau apek dan tidak layak dikonsumsi.

Imago Tribolium castaneum (A) dan Tribolium confusum (B)

Kumbang tepung merah palsu, Tribolium confusum Tergolong hama sekunder padi dan bijibijian lainnya, berasal dari Afrika dan telah menyebar luas di dunia. Mampu merusak gabah yang masih utuh, gejala kerusakan sama seperti kerusakan oleh T. castaneum. Dapat sebagai inang alternatif cacing cestoda Hymenolepsis diminuta yang dapat menyerang manusia dan ternak. Tidak mampu terbang

Kumbang bubuk beras, Sitophilus oryzae Tergolong hama primer dan paling dominan menimbulkan kerusakan beras dalam penyimpanan. Imago merusak beras dari luar, larva memakan beras dari dalam. Bekas serangan berupa serbuk beras yang memicu kedatangan hama sekunder.

Kumbang bubuk jagung, Sitophilus zeamais Menyerang jagung dan gabah Beras yang diserang S. zeamais menunjukkan gejala kerusakan yang sama seperti serangan S. oryzae. Ukuran tubuh S. zeamais lebih besar dan lebih kusam dibanding S. oryzae.

Imago S. oryzae (A) dan S. zeamais (B)

Ngengat beras, corcyra cephalonica Menyebar luas di daerah tropis, di Asia tenggara dan Asia Selatan Stadia larva merupakan hama primer beras dan kerusakan diperparah oleh aktivitas bersarangnya yang membentuk ruangan kecil Larva melekatkan butir-butir beras hingga bergumpal dan menjadikannya sebagai tempat tinggal

Imago C. cephalonica yang menginvestasi beras

Ngengat Tepung India, Plodia interpunctella Stadia larva menyerang beras dengan gejala kerusakan seperti serangan ngengat beras (C. cephalonica) Stadia imago tidak makan, sehingga tidak menimbulkan kerusakan pada beras Ngengat tepung India termasuk hama primer beras dan menyebar luas di wilayah tropis

Imago P. interpunctella

Ngengat Gudang Tropis, Ephestia elutella Di daerah tropis terdapat 3 spesies yang merupakan hama penting pada beras giling, yi : Ephestia elutella, E. cautella, E. kuehniella Kerusakan akibat dimakan larva hanya sedikit, tetapi aktivitas bersarang dengan mengikat beberapa butir beras mengakibatkan banyak butir rusak dan terkontaminasi kotoran Larva tinggal dalam gumpalan tersebut sampai menjadi pupa

Di daerah tropis, perkembangan telur hingga Imago berlangsung 25-30 hari pada suhu 30 C Dengan kelembaban udara 70%, di daerah dingin (20-25 C) berlangsung 6-12 minggu

Kumbang Karat Padi, Cryptolestes ferrugineus Larva dan imago kumbang karat padi merupakan hama sekunder pada beras dan produk tanaman pangan lainnya. Beras yang diserang adalah butir yang telah rusak, pecah atau berjamur. Pada serealia yang belum diolah, larva melakukan penetrasi dan menyerang bagian embrio sehingga biji tidak mampu berkecambah. Penyebarannya meliputi daerah tropis berkelembaban udara tinggi dan wilayah subtropis yang hangat

Kumbang Karat Pipih, Cryptolestes pusillus Imago Cryptolestes ferrugineus (A) dan C. pusillus (B)

Kumbang Bergerigi, Oryzaephilus surinamensis Memiliki perilaku khas, yi bergerak cepat dan gesit pada permukaan beras yang diserangnya. Larva dan imago menimbulkan kerusakan pada beras dengan gejala mirip serangan C. pusillus dan C. ferrugineus. Imago memakan beras melalui bagian yang rusak, larva memakan dari dalam. Pada kopra dan buah-buahan yang dikeringkan, larva menggerek daging buah dan meninggalkan bekas berupa terowongan kecil.

Kumbang Bergerigi, Oryzaephilus mercator Imago Oryzae philus surinamen sis (A) dan Oryzae philus mercator (B)

Kumbang Bubuk Jagung, Carpophilus dimidiatus Serangga ini menyerang biji termasuk padi dan buah yang dikeringkan. Kerusakan jagung akibat serangannya secara individu kurang berarti, tetapi keberadaannya bersama kumbang moncong, karat padi dan bubuk akan menimbulkan kerugian yang nyata. Kondisi lingkungan optimal untuk berkembang adalah 37 C (24-41 C) dengan kelembaban udara 75%.

Imago Carpo philus dimidiatus tampak dorsal (A) dan ventral (B)

Kumbang pendatang, Ahasverus advena Keberadaan spesies ini mengindikasikan telah terjadi kerusakan serius pada beras yang disimpan. Tergolong hama sekunder yang menyerang beras yang telah rusak (lembab dan berjamur). Pakan utama adalah jamur pada bangkai serangga dan produk pangan lain yang telah rusak.

Imago Ahasvenus advena

Kerugian akibat serangan tikus meliputi kerusakan kuantitatif (akibat dimakan dan tercecer) dan kualitatif (tercemar dan rusak) Kontaminasi berupa tercemarnya padi oleh urine, kotoran, rambut dan patogen (pes, leptospirosis, murine thypus) Penanganan paling efektif adalah menjaga kebersihan gudang dan meminimalisasi tempat bersarang bagi tikus

Tikus gudang, tikus di lingkungan gudang yang sanitasinya kurang baik adalah tikus got/riu), tikus wirok dan cecurut (tidak termasuk bangsa tikus tetapi termasuk hewan pemakan serangga. Tikus sawah, merupakan penyebab terbesar kerusakan padi sejak prapanen hingga disimpan di gudang penyimpanan. Setelah panen, tikus sawah berpindah ke tempat yang tersedia pakan seperti lumbung, penggilingan padi, gudang benih atau rumah penduduk.

Gudang pangan jarang disatroni tikus

Tikus rumah, banyak dijumpai di rumah dan pekarangan di sekitar gudang penyimpanan padi. Mencit rumah, di Indonesia tidak terlalu menimbulkan masalah, sedang di Australia menimbulkan kerugian besar pada gudanggudang penyimpanan.

Burung menimbulkan kerugian secara tidak langsung dengan mencemari padi. Aktivitas burung membuat sarang dalam bangunan yang menyebabkan gudang menjadi kotoran oleh bekas sarang dan bulu-bulu yang rontok. Spesies burung tersebut : burung hantu serak putih, gereja dan seriti.

Pengendalian yang paling efektif adalah mencegah masuknya burung ke gudang penyimpanan dengan membuat konstruksi bangunan gudang, pemasangan penghalang dan selalu menjaga sanitasi gudang. Hewan pandai terbang selain burung yang berpotensi mencemari gudang penyimpanan beras adalah kelelawar. Kerusakan yang ditimbulkan kelelawar sama dengan burung bila tinggal dalam gudang.

Sanitasi gudang

Penyebab tumbuhnya jamur di gudang : Kelembaban udara yang tinggi Kadar air gabah relatif tinggi Konstruksi dan kondisi fisik gudang Jenis jamur dan mikroorganisme : Aspergillus, Penicillium, Mucor, Rhizopus Bakteri, actinomycetes, kapang (yeast)

Akibat yang ditimbulkan : Gabah berubah warna, timbul bau tidak sedap, penurunan daya tumbuh benih dan beras menjadi tidak layak dikonsumsi. Spora jamur menyebabkan alergi jika terhirup manusia. Aspergillus flavus menghasilkan aflatoksin yang beracun dan karsinogenik bagi manusia. Fusarium sp menghasilkan seralinon yang berbahaya.

Sebelum disimpan kadar air gabah 12-14%. Membuat sirkulasi udara dalam gudang penyimpanan berlangsung lancar sehingga suhu dan kelembaban udara tidak sesuai untuk pertumbuhan jamur. Mencegah serangan hama gudang dan perkembangan jamur. Menyimpan dalam ruang berpendingin (10 C atau kurang) setelah padi dikemas. Menjaga sanitasi gudang dan membuatnya tetap kering meskipun musim hujan.

Serangga mampu menginfestasi gudang melalui celah-celah sempit pada dinding, peralatan dan pintu, atau masuk setelah merusak kemasan pembungkus. Serangga berasal dari bulir padi yang terserang sebelumnya, karung pembungkus yang digunakan kembali tanpa pembersihan, sekam, migrasi serangga dari lokasi dan daerah lain yang terserang dan terbawa masuk ke gudang.

70% hama yang menginfestasi penyimpanan padi berada di permukaan kemasan. 17% mencapai bagian tengah kemasan. 13% hidup hingga bagian paling dalam Larva bangsa kupu-kupu menyerang di permukaan karena tubuhnya mampu mencapai bagian lebih dalam. Imago kumbang dan tangau mampu hidup di bagian paling dalam kemasan yang kurang oksigen,suhu tinggi dan kering (RH udara sangat rendah)

Tujuan untuk mengetahui secara pasti jenis hama, status (hama atau sekedar pengganggu dan belum merugikan), sumber infestasi, kemungkinan tempat masuk dan sebagai dasar untuk menyusun tindakan lebih lanjut seperti sanitasi dan eradikasi. Pengamatan dilakukan dengan pengambilan contoh dan pemerangkapan hama

Pengambilan Contoh Untuk Uji Mutu

Pengamatan umum, pemeriksaan secara seksama pada permukaan gabah atau beras untuk mengetahui keberadaan hama. Bila berada di tempat terbuka, pengamatan dilakukan pada saat sedikit cahaya karena serangga aktif pada keadaan redup.

Pengambilan sampel, penarikan contoh secara sistematik dan mewakili seluruh sampel dilakukan dengan tangan atau alat bantu. Pengamatan bangunan, untuk mengetahui infestasi indemik dan sisasisa hama dan bangunan gudang (dinding dan lantai) dan peralatan penyimpanan.

Perangkap kertas (card trap), berupa lembaran kertas karton dengan permukaan bergelombang, berukuran 5x15 cm, dan diletakkan di antara tumpukan karung penyimpanan. Metode ini sesuai untuk menangkap kumbang Tribolium, Cryptolestes, Ahasverus, Carphohilus, larva ngengat Corcyra dan Ephestia.

Perangkap berperekat (sticky trap), berupa lembaran kertas karton atau plastik yang dilapisi lem perekat serangga. Sesuai untuk menangkap berbagai serangga terbang seperti ngengat gudang Sitotroga, kumbang moncong Sitophilus dan berbagai jenis parasitoid dalam gudang.

Perangkap lampu (light trap), berupa unit yang dilengkapi dengan alat pembunuh serangga. Mampu menarik berbagai jenis serangga yang tertarik pada cahaya lampu. Umpan (food trap), berupa kantung kecil berbahan kain kasa atau nilon yang diisi umpan berupa biji-bijian untuk menarik kedatangan serangga dan diletakkan di dalam dan luar gedung. Penyedot (suction trap), berupa mesin penghisap untuk menyedot berbagai jenis serangga di lantai, celah-celah kecil, di bawah pallet dan karung kemasan.

Merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh serangga untuk berkomunikasi dengan individu lain dalam satu spesies. Biasanya bersifat spesifik spesies dan pada serangga dikenal 2 macam yaitu : agregat feromon dan seks feromon. Seks feromon lebih populer dan digunakan secara luas untuk pengendalian. Misalnya eugenol yang dihasilkan oleh betina (siap kawin) untuk memanggil jantan.

Tujuan untuk mengetahui kehadiran kelompok hama di gudang penyimpanan. Pengamatan dilakukan secara menyeluruh terhadap komoditas simpanan, peralatan dan bangunan. Keberadaan burung dan kelelawar diketahui dari kotoran, suara dan sarangnya.

Tikus diamati dengan cara melihat tandatanda kehadirannya seperti jejak kaki (foot print), jalur jalan (run way), kotoran (feces), bau yang disebabkan oleh air kencing tikus, rambut, bekas aktivitas makan, lubang keluar masuk, bangkai tikus, lokasi bersarang (nesting site) dan kerusakan pada struktur bangunan akibat gigitan tikus pada pallet, kelistrikan, meja, kardus dan sarana lainnya.