ABSTRAK DAN EXCECUTIVE SUMMARY KAJIAN PEMANFAATAN PHYTOESTROGEN DARI BIJI KEDELAI UNTUK PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA PADA MENCIT STRAIN C3H

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2012, 32,6 juta orang hidup dengan kanker di

BAB I PENDAHULUAN. kedelai di Indonesia semakin meningkat seiring kesadaran masyarakat akan peran

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk kesejahteraan manusia. Mikroba endofit merupakan mikrobia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kanker diseluruh dunia diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2030 dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KANDUNGAN SENYAWA ISOFLAVON DALAM TEMPE DAN MANFAATNYA BAGI KESEHATAN. Dr. Sri Handayani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray].

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

EFEK PEMBERIAN SENYAWA DIETHYLSTILBESTROL (DES) TERHADAP PERKEMBANGAN DAN EKSPRESI PROTEIN

BAB I PENDAHULUAN. yang sering terjadi pada wanita dan menjadi penyebab kematian utama. Kanker

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Mekanisme Molekuler Sitotoksisitas Ekstrak Daun Jati Belanda Terhadap Sel Kanker

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Organisasi kesehatan dunia WHO (2013) mencatat terdapat 7,6 juta

6 AKTIVITAS NANOPROPOLIS SEBAGAI ANTIKANKER PAYUDARA PADA TIKUS BETINA STRAIN SPRAGUE-DAWLEY YANG DIINDUKSI DMBA. 6.1 Pendahuluan

Uji Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Sel Kanker Serviks (HeLa) Secara In Vitro

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN SARI TOMAT

EFEK EKSTRAK KLOROFORM BUAH Brucea javanica (L.) Merr. TERHADAP ANGIOGENESIS TUMOR PAYUDARA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L.)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kongenital. Diperkirakan ada kasus baru pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. paku di dunia (Jones dan Luchsinger, 1987; Sastrapradja, 1980 dalam Susilawati,

Histologi Jaringan Kulit Mencit (Mus musculus) pada Evaluasi In Vivo Antikanker Ekstrak Spons Aaptos suberitoides

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia, termasuk di Indonesia (Dinas Kesehatan Propinsi. Nanggroe Aceh Darussalam, 2012). Berdasarkan Riskesdas 2007,

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma sel hati merupakan tumor ganas hati primer yang berasal dari

I. PENDAHULUAN. adalah alga cokelat yang kaya akan komponen bioaktif. Selama beberapa dekade

LAPORAN PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap tahun didiagnosa sekitar kasus kanker payudara baru dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh secara cepat dan tidak terkendali melebihi sel-sel yang normal (Winarti,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

BAB I PENDAHULUAN. di dunia setelah kanker paru-paru, hepar dan kolon. Insidensi kanker payudara

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masih tingginya angka kematian akibat kanker. Lebih detail, jenis kanker serviks

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tubuh karena akan mengalami proses detoksifikasi di dalam organ tubuh.

PENDAHULUAN. semua orang menginginkan hal yang serba instan, termasuk makanan yang cepat

BAB 1 PENDAHULUAN. 3 penyakit menyular setelah TB dan Pneumonia. 1. Diare dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, salah satunya infeksi bakteri.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang menempati peringkat tertinggi

ISOFLAVON, SENYAWA MULTI-MANFAAT DALAM KEDELAI

UJI SITOTOKSISITAS SENYAWA HASIL ISOLASI AKAR PASAK BUMI

ABSTRAK HIBAH KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada

I. PENDAHULUAN. payudara. Kanker ini bisa tumbuh dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang memalui serangkaian fase yang disebut siklus sel. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. sebagai obat. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit akibat tubuh tidak mampu melawan zat asing yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama di dunia. Pada tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Ribosome Inactivating Protein (RIP) merupakan kelompok enzim tanaman

I. PENDAHULUAN. dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat untuk memelihara kesehatan (Dorly,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat 56 juta. orang yang meninggal dunia dan sebanyak 68% kematian

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga RINGKASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker merupakan salah satu penyakit dengan kasus tertinggi di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pinang (Areca catechu L.) atau jambe dalam Bahasa Sunda merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit penyebab kematian utama di dunia setelah penyakit jantung (Baratawidjaya & Rengganis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. digunakan sebagai alternatif pengobatan seperti kunyit, temulawak, daun sirih,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan

infeksi parasit, serta paparan karsinogen (Endrini dkk, 2009).

I. PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah paling utama dalam bidang kesehatan dan menjadi

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN TAMBAHAN KEONG MAS (Pomacea canaliculata)terhadap PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. berkembang (WHO, 2008 dalam Jemal et al., 2011). Menurut data dari

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Kafein adalah kristal putih, alkaloid pahit, dengan rumus kimia C 8 H 10 N 4 O 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

PENDAHULUAN Latar Belakang

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia cukup tinggi (Sugiri, 2009), yakni

VIABILITAS Azospirillum brasilense PADA ENKAPSULASI MENGGUNAKAN CAMPURAN NATRIUM ALGINAT DAN TEPUNG TAPIOKA SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian tomat (Solanum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian kedua di negara-negara barat

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

BAB I PENDAHULUAN. baik di belahan dunia Barat maupun di Indonesia. Kanker kolorektal (KKR) jenis

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk mencapai tata kehidupan yang selaras dan seimbang dengan

I. PENDAHULUAN. putih (leukosit). Eritrosit berperan dalam transpor oksigen dan. Sebagian dari sel-sel leukosit bersifat fagositik, yaitu memakan dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagian besar meningioma berlokasi di kavitas intra kranial, diikuti

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki luas wilayah ,68 KM 2. menekan tingkat laju pertumbuhan penduduk adalah dengan menekan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Reactive Oxygen Species (ROS) adalah hasil dari metabolisme aerobik

USULAN PENELITIAN PRODUK TERAPAN

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Indonesia penyakit kanker menduduki urutan ke-3 penyebab kematian sesudah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah utama bagi masyarakat karena menjadi salah

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. disembuhkan, bahkan tidak jarang menyebabkan kematian (Saputra, dkk.,

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

ABSTRAK DAN EXCECUTIVE SUMMARY KAJIAN PEMANFAATAN PHYTOESTROGEN DARI BIJI KEDELAI UNTUK PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA PADA MENCIT STRAIN C3H Tahun ke 1 (satu) dari rencana 2 (dua tahun) TIM PENELITI: MAHRIANI, M.Si/195703151987022001/0015035702 EVA TYAS UTAMI, S.Si, M.Si/197306012000032001/0001067308 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER NOPEMBER 2014

KAJIAN PEMANFAATAN PHYTOESTROGEN DARI BIJI KEDELAI UNTUK PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA PADA MENCIT STRAIN C3H Laporan Penelitian tahun ke 1 (satu) dari rencana 2 (dua tahun) MAHRIANI dan EVA TYAS UTAMI Fakultas MIPA Universitas Jember ABSTRAK Phytoestrogen dilaporkan dapat mencegah kanker yang disebabkan oleh gangguan hormonal seperti kanker payudara, kanker prostat dan kanker kolon. Phytoestrogen merupakan metabolit sekunder yang banyak disintesa oleh tanaman, antara lain berupa senyawa genestein yang mempunyai aktifitas estrogenik. Beberapa penelitian melaporkan bahwa pemberian genestein dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker, karena mampu menghambat tyrosin kinase. Selain itu genestein juga dapat menghambat invasi sel tumor dan angiogenesis sehingga dapat berfungsi sebagai senyawa antimetastasis. Paparan genestein pada prepubertas menyebabkan hilangnya target bagi transformasi malignan sehingga diduga dapat mengurangi resiko kanker payudara. Kedelai dan produk produk kedelai yang banyak mengandung genestein diduga dapat berperan penting dalam mencegah resiko terkena kanker payudara. Kedelai yang mengandung phytoestrogen berupa genestein merupakan bahan makanan dan bagian dari menu makanan sehari-hari yang dikonsumsi masyarakat. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian kajian pemanfaatan phytoestrogen dari biji kedelai untuk pencegahan kanker payudara. Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap. Penelitian pertama dilakukan secara in vitro bertujuan untuk mengetahui dosis genestein yang menyebabkan kematian sel kanker MCF-7 (LC 50 ). Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian tahap pertama dilakukan penelitian tahap kedua secara in vivo, dengan menggunakan hewan uji mencit dan genestein dalam formula biji kedelai, yang bertujuan untuk mengetahui dosis optimum formula biji kedelai yang dapat menghambat kanker payudara. Hasil penelitian tahun pertama secara in vitro menunjukkan bahwa perlakuan genestein pada konsentrasi 208,31 µg/ml dapat menyebabkan kematian sel kanker payudara MCF-7 sebesar 50% (LC 50). Perlakuan Genestein pada LC50 terhadap sel MCF-7 tersebut hanya menimbulkan persentase kematian yang kecil pada sel normal, yaitu pada konsentrasi Genestein 200 µg/ml hanya menyebabkan kematian sel normal 11,14 %, sehingga aman dan tidak berbahaya bagi sel normal. Berdasarkan konsentrasi Genestein LC50 yang telah diperoleh pada penelitian tahap pertama tersebut, akan dilakukan pengujian lebih lanjut secara in vivo, menggunakan hewan uji mencit strain C3H yang mempunyai sensitifitas tinggi terhadap induksi kanker payudara, dengan menguji dosis genestein dalam formula biji kedelai (susu dari tepung biji kedelai dan tepung tempe kedelai), sehingga dapat diperoleh formula biji kedelai yang lebih baik dan efektif untuk mencegah kanker payudara. Kata kunci : Genestein, Kanker payudara, in Vitro, Sel MCF-7, LC50

KAJIAN PEMANFAATAN PHYTOESTROGEN DARI BIJI KEDELAI UNTUK PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA PADA MENCIT STRAIN C3H Laporan Penelitian tahun ke 1 (satu) dari rencana 2 (dua tahun) MAHRIANI Peneliti Biologi / FMIPA Universitas Jember yani_hendro@yahoo.com EVA TYAS UTAMI Biologi / FMIPA Universitas Jember evatyas.utami@gmail.com Ringkasan Eksekutif Phytoestrogen dilaporkan dapat mencegah kanker yang disebabkan oleh gangguan hormonal seperti kanker payudara. Kedelai yang mengandung phytoestrogen berupa genestein, Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian kajian pemanfaatan phytoestrogen dari biji kedelai untuk pencegahan kanker payudara. Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap. Penelitian pertama dilakukan secara in vitro bertujuan untuk mengetahui dosis genestein yang menyebabkan kematian sel kanker MCF-7 (LC 50 ). Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian tahap pertama dilakukan penelitian tahap kedua secara in vivo, dengan menggunakan hewan uji mencit dan genestein dalam formula biji kedelai, yang bertujuan untuk mengetahui dosis optimum formula biji kedelai yang dapat menghambat kanker payudara. Hasil penelitian secara in vitro menunjukkan bahwa perlakuan genestein pada konsentrasi 208,31 µg/ml dapat menyebabkan kematian sel kanker payudara MCF- 7 sebesar 50% (LC 50). Perlakuan Genestein pada LC50 terhadap sel MCF-7 tersebut hanya menimbulkan persentase kematian yang kecil pada sel normal, yaitu pada konsentrasi Genestein 200 µg/ml hanya menyebabkan kematian sel normal 11,14 %, sehingga aman dan tidak berbahaya bagi sel normal dan perlu dilakukan pengujian lebih lanjut secara in vivo. Kata kunci : Genestein, Kanker payudara, Sel MCF-7, Sel Vero, LC 50 HKI dan Publikasi 1. Mahriani and Utami, E.T., 2014, In Vitro Phytoestrogen Genestein Cytotoxicity on Vero Cell, International Seminar and Workshop IPS 2014, Center for Development of Advance Technology, The University of Jember, October 29-30, 2014. 2. Mahriani dan Utami, E.T., 2014, Uji Sitotoksik Senyawa Genestein terhadap Sel Kanker Payudara MCF-7, Secara in Vitro, Artikel Ilmiah untuk

diterbitkan dalam (Draft) Journal Penelitian terakreditasi Latar Belakang Kanker payudara merupakan tumor ganas yang menyerang jaringan payudara dan merupakan penyakit yang menakutkan bagi kaum wanita, sehingga upaya untuk pencegahannya perlu dikaji dan diteliti. Phytoestrogen dilaporkan dapat mencegah kanker yang disebabkan oleh gangguan hormonal seperti kanker payudara, kanker prostat dan kanker kolon. Dilaporkan bahwa pemberian genestein dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker, mampu menghambat tyrosin kinase, serta dapat menghambat invasi sel tumor dan angiogenesis. Paparan genestein pada prepubertas menyebabkan hilangnya target bagi transformasi malignan sehingga diduga dapat mengurangi resiko kanker payudara. Kedelai yang mengandung phytoestrogen berupa genestein merupakan bahan makanan dan bagian dari menu makanan sehari-hari yang dikonsumsi masyarakat. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian kajian pemanfaatan phytoestrogen dari biji kedelai untuk pencegahan kanker payudara. Hasil dan Manfaat Hasil penelitian secara in vitro menunjukkan bahwa perlakuan genestein pada konsentrasi 208,31 µg/ml dapat menyebabkan kematian sel kanker payudara MCF-7 sebesar 50% (LC 50). Perlakuan Genestein pada LC50 terhadap sel MCF-7 tersebut hanya menimbulkan persentase kematian yang kecil pada sel normal, yaitu pada konsentrasi Genestein 200 µg/ml hanya menyebabkan kematian sel normal 11,14 %, sehingga aman dan tidak berbahaya bagi sel normal. Berdasarkan konsentrasi Genestein LC50 yang telah diperoleh pada penelitian tahap pertama tersebut, perlu dilakukan pengujian lebih lanjut secara in vivo, dengan menguji dosis genestein dalam formula biji kedelai (susu dari tepung biji kedelai dan tepung tempe kedelai), sehingga dapat diperoleh formula biji kedelai yang lebih baik dan efektif, dan bermanfaat untuk mencegah kanker payudara. Metode

Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap. Penelitian pertama dilakukan secara in vitro bertujuan untuk mengetahui dosis genestein yang menyebabkan kematian sel kanker MCF-7 (LC 50 ). Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian tahap pertama dilakukan penelitian tahap kedua secara in vivo, dengan menggunakan hewan uji mencit dan genestein dalam formula biji kedelai, yang bertujuan untuk mengetahui dosis optimum formula biji kedelai yang dapat menghambat kanker payudara.