KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGGULANGAN GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA

PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP)

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN & PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK

Pendidikan & Promosi Kesehatan

OLEH: Ismoyowati DISAMPAIKAN PADA SIMPOSIUM DALAM MUKERNAS KE-12 IAKMI PONTIANAK-10 JULI 2012

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular

PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

ARAH, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN Oleh: Kepala Badan PPSDM Kesehatan

KERJA NYATA SEHATKAN INDONESIA

RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN

LAMPIRAN. Daftar Pertayaan No. Indikator Pertanyaan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

PEDOMAN PELAKSANAAN POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU) PENYAKIT TIDAK MENULAR DI PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

Usaha-usaha Kesehatan Masyarakat. Contact: Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp: /

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN

KEBIJAKAN & STRATEGI PROGRAM PTM DINAS KESEHATAN PROPINSI SUMATERA BARAT 2008

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang

KONSEPTUAL RPJMN BIDANG KESEHATAN TAHUN KEPALA BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN Drg. Tini Suryanti Suhandi, M.Kes

DUKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM PENINGKATAN KUALITAS TRI DHARMA DI POLTEKKES KEMENKES. Jakarta, 23 Maret 2017

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI

Keynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

GERAKAN PEMBANGUNAN DESA SEMESTA (GERAKAN DESA) BERBASIS KAWASAN UNTUK PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN. Disampaikan Oleh : KEPALA DINAS KESEHATAN KAB. MAMUJU dr. Hj. HAJRAH AS AD, M.KES

PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN DINAS KESEHATAN UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT CIKAMPAK JLN. Lintas Sumatera-Riau kode Pos 21465

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN

Evaluasi Permohonan Persetujuan Denah/RIP Sarana Produksi Kosmetik dan Obat Tradisional

GAMBARAN IMPLEMENTASI UPAYA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT ESENSIAL DI PUSKESMAS KAWANGKOAN KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA TAHUN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PENDAHULUAN.. Upaya Kesehatan Jiwa di Puskesmas: Mengapa Perlu? Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI

2015, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS. Direktur Pelayanan Kesehatan Primer dr. Gita Maya Koemara Sakti, MHA

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

KEBIJAKAN PROGRAM LANSIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah

Sistem In vasi Administrasi Negara

RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN KESEHATAN TAHUN

oleh: Nina Sardjunani Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan, Bappenas

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

IMPELEMENTASI GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) DALAM RANGKA MEWUJUDKAN ASN SEHAT

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

GAMBARAN UMUM DAN ARAH KEBIJAKAN BUMD, BLUD DAN BMD DALAM PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2019

Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian. utama sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di

LOGO. Dasar Penyelenggaraan SIKN dan JIKN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Disampaikan oleh : Kepala Bagian Program dan Informasi Pada acara Pertemuan Sinkronisasi dan Validasi Data Rumah Sakit

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Menjadikan Lampung Selatan B I S A

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Direktur Pencegahan dan Pengendalian PTM, dr. Lily S. Sulistyowati, MM NIP

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB IV P E N U T U P

POSBINDU PTM (PENYAKIT TIDAK MENULAR)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Hotel Mercure Convention Center Ancol - Jakarta, 19 Oktober 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN

Strategi Penanganan TB di dunia kerja

A.Chalik Masulili Santika 30 juni 2005

PELAYANAN KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

PELUANG DAN TANTANGAN IAKMI

PERENCANAAN STRATEGIS, PENGEMBANGAN & BISNIS PEMASARAN PELAYANAN KESEHATAN

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Keynote Speech. Pengendalian Produk Tembakau dan Pembangunan Berkelanjutan. Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, MUP, Ph.D. Menteri PPN/Kepala Bappenas

BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

PUSKESMAS 3 April 2009

BAB 1 : PENDAHULUAN. daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH dalam menjamin KETERSEDIAAN OBAT DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Penglihatan juga merupakan jalur informasi utama, oleh karena itu. Meskipun fungsinya bagi kehidupan manusia sangat penting, namun

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

INDONESIA SEHAT 2010

PENJABAT BUPATI SEMARANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BIDANG BINA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA KESEHATAN

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL 14 NOVEMBER 2016

LAPORAN TAHUN PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

UPAYA KESEHATAN KERJA

Transkripsi:

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGGULANGAN GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN OLEH: DR.DR.H.RACHMAT LATIEF, SPPD-KPTI., M.KES., FINASIM KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN WORSHOP LS DAN LP DALAM PENGEMBANGANPROGRAM PENANGGULANGAN GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN Hotel Grand Imawan, 07 Februari 2018 1

PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR UU 36/2009 ttg Kesehatan RPJMN 2015-2019 RENSTRA KEMENKES 2015-2019 GLOBAL PLAN OF NCDs REGIONAL PLAN (WHO-SEARO) Kebijakan Strategi PPTM 1.Peningkatan upaya promotif dan preventif 2.Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat : Posbindu PTM. 3.Peningkatan peran multidisiplin dan lintas sektoral : kemitraan dan jejaring kerja. 4.Penguatan peran pemerintah /pemerintah daerah : kearifan lokal/karakteristik 5.Pendekatan berjenjang dari masyarakat - ke pelayanan kesehatan tersier dengan rujuk balik (continuum of care) : pendekatan siklus kehidupan. 6.Dukungan ketersediaan infrastruktur dengan kendali mutu pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan Strategi PP- PTM bagi sektor kesehatan & sektor lain Acuan perencanaan program PP-PTM pusat dan daerah Kesepahaman PP- PTM secara lintas sektor yang profesional pada setiap tatanan. Kebijakan dan Strategi Pengendalian PTM dengan memperhatikan UU Kesehatan, RPJMN, Renstra Kemenkes serta target Global dan regional untuk pengendalian PTM

STRATEGI AKSI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PTM 2015-2019 Advokasi & Kemitraan Promosi Kesehatan & Reduksi Risiko Penguatan Sistem Pelayanan Kesehatan Surveilans, Monev & Riset PP-PTM menjadi prioritas dalam pembangunan Terbangunnya kemitraan antar lembaga terkait serta masy. Dikembangkannya rencana kerja LS untuk PP-PTM Promosi Kesehatan dengan pelibatan masyarakat Pengurangan Faktor Risiko PTM: -Penggunaan produk tembakau & konsumsi alkohol. - Diet tidak sehat tinggi gula, garam, dan lemak. - Kurang Aktifitas fisik - Stress Integrasi pelayanan PTM di FKTP melalui: -Pengembangan SDM -Peningkatan akses obat-obat esensial -Pemenuhan kebutuhan peralatan -Sinkronisasi kebijakan layanan PTM pada JKN - Penguatan Surveilans FR dan PTM. -Penguatan Sistem Informasi Kesehatan -Pengembangan Riset Kebijakan untuk PTM

STRATEGI 1: ADVOKASI DAN KEMITRAAN Advokasi menjamin kecukupan, alokasi dan kesinambungan pembiayaan Forum Kerjasama lintas sektor, swasta, LSM, profesi, dan masyarakat. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman lintas sektor swasta, LSM, profesi, dan masyarakat Promosi CERDIK dan PHBS di semua tatanan, Khusus sekolah (UKS) dan tempat kerja Mobilisasi sosial / gerakangerakan untuk penurunan FR- PTM terkait dengan masalah sosial, ekonomi dan lingkungan Integrasi PP-PTM pada upaya-upaya terkait dengan pengendalian FR- PTM di luar sektor kesehatan Monitoring dan evaluasi implementasi kegiatan masingmasing sektor terkait PP-PTM. THN 2019 PP-PTM menjadi prioritas dalam pembangunan Terbangunnya kemitraan antar lembaga terkait serta masy.

STRATEGI 2: PROMOSI KESEHATAN DAN PENURUNAN FAKTOR RISIKO Penguatan kesinambunga n Posbindu PTM Advokasi pengaturan, menciptakan lingk kondusif terkait rokok makanan tidak sehat dan alkohol Pengembang an media penyuluhan PTM Perluasan Posbindu PTM Review, penyelesaia n regulasi yang belum selesai Monitoring. kepatuhan terhadap regulasi yang ada Mobilisas sosialisasi /kampany e Identifikasi regulasi yang masih diperlukan : Monitor evaluasi berbasis masy Pedoman PP PTM mandiri (self care) bagi masy Penyuluhan, Edukasi kesehatan intensif Monitoring evaluasi implementasi kegiatan masing-masing sektor terkait PP-PTM. Tahun 2019 Promosi Kesehatan melibatkan masyarakat Pengurangan FR PTM: -Penggunaan tembakau -Konsumsi alkohol. -Makanan tinggi GGL -Kurang aktifitas fisik.

STRATEGI 4: SURVEILANS DAN RISET Perkuat manajemen data dan analisis untuk perencanaan dan advokasi. Survey / studi kualitas pelayanan Perkuat registrasi PTM secara nasional Tingkatka nkapasita s surveilans Survey /studi untuk pengembangan kebijakan program Pengembanga n mekanisme surveilans PTM Survei untuk mengumpulkan data Pemantapan sistem informasi PTM berbasis IT. Membangun linkage antar SIM PTM dan Sistem Informasi yang ada (SP2TP, SIMRS, SIKDA, JKN dsb). Perkuat kerjasama dg universitas, lembaga riset dan RS untuk pemanfaatan temuan dalam pengembangan kebijakan TAHUN-2019 Penguatan Surveilans FR & PTM Sistem Informasi Kesehatan Pengemban g Riset Kebijakan untuk PTM

KESEHATAN INDERA PEMBANGUNAN KESEHATAN INDONESIA MENINGKATKAN KESADARAN, KEMAUAN DAN KEMAMPUAN HIDUP SEHAT SETIAP ORANG DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT SETINGGI2NYA KESEHATAN INDERA MASYARAKAT INDONESIA YANG BERKUALITAS dan PRODUKTIF

MENGAPA PERLU MEMELIHARA KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN? 83% informasi sehari hari masuk melalui indera penglihatan. 90% para penyandang gangguan penglihatan karena kelainan refraksi yang tidak terkoreksi dan 70-80 % ancaman kebutaan karena katarak. Kedua permasalahan tersebut dapat dilakukan deteksi dini sehingga dapat dilakukan pencegahan Prevalensi katarak pada penduduk usia 50 tahun di beberapa Provinsi diatas 2 % dan prevalensi kebutaan rata rata lebih dari 1%

PENANGGULANGAN GANGGUAN INDERA DIPRIORITASKAN PADA GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN PRIORITAS PENANGGULANGAN GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN : 1. Katarak 2. Kelainan Refraksi 3. Glaukoma 4. Retinopati Diabetik

GOALS PEMERINTAH (NAWA CITA) 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara 2. Membuat pemerintah tidak absen (hadir) dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerahdaerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan 4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional 7. Mewujudkan kemandirian eknomi dengan menggerakkan sektor sektor strategis ekonomi domestik 8. Melakukan revolusi karakter bangsa 9. Memperteguh Ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia 10

PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN DENGAN PERILAKU CERDIK DAN PATUH P A T U H Periksa Kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter Atasi Penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur Tetap diet sehat dengan gizi seimbang, Upayakan beraktivitas fisik dengan aman, Hindari rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya Promosi kesehatan untuk berperilaku CERDIK dalam mengatasi PTM dan mengimplementasikan dalam Posbindu PTM Program Patuh bagi yang sudah menyandang PTM Hindari rokok, alkohol dan zat diselenggarakan agar mereka karsinogenik lainnya rajin kontrol dan minum obat 11

UPAYA PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN MELIPUTI : 1. Identifikasi wilayah dan kelompok masyarakat berisiko 2. Mengembangkan surveilans gangguan penglihatan dan pendengaran 3. Diseminasi media komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) melalui kader, sekolah, petugas kesehatan, dll 4. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai penanggulangan gangguan penglihatan dan pendengaran melalui forum komunikasi, kegiatan pemberdayaan masyarakat, maupun pelatihan 5. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah terjadinya pendengaran dan ketulian, seperti menerapkan perilaku membaca yang benar dan menerapkan perilaku CERDIK (Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin olahraga dan aktivitas fisik, Diet sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola Stres) 6. Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat bekerja atau melakukan aktivitas yang berisiko terhadap terjadinya trauma telinga maupun gangguan pendengaran lainnya 7. Mengurangi atau membatasi kontak terhadap pajanan risiko lingkungan yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan pendengaran.

RENSTRANAS Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (PGPK) Kepmenkes nomor 1437/Menkes/SK/X/2005 VISI Masyarakat Indo. mempunyai penglihatan yg optimal tahun 2020 MISI 1. Promosi kesehatan utk memberdayakan masyarakat. 2. Deteksi dini gangguan penglihatan & kebutaan 3. Pemerataan pelayanan kesehatan Indera Penglihatan yg bermutu dan terjangkau 4. Menggalang kemitraan dgn masy.& pihak terkait

INDIKATOR GANGGUAN INDERA INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 RKP : Kabupaten /Kota yg 5 % Puskesmasnya melakukan penanggulangan gangguan Indera dan atau Fungsional Renstra : Persentase Puskesmas yang melakukan deteksi dini dan rujukan kasus katarak 5% 10% 20% 30% 5% 10% 20% 30% Kesimpulan : Pentingnya FKTP yang dilengkapi alat-alat untuk mendeteksi dini Gangguan Indera dan Fungsional serta SDM terlatih yang dapat mengoperasionalkan Alat tsb. Sistem Pencatatan dan Pelaporan menjadi sangat penting, untuk mengetahui prevalensi gangguan penglihatan dan kebutaan, gangguan pendengaran dan ketulian, serta disabilitas di masing-masing wilayah.

PENUTUP Upaya penanggulangan gangguan Indera penglihatan dan kebutaan bertujuan untuk mengurangi angka kesakitan dan disabilitas. Gangguan Indera masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat baik di tingkat Global maupun Nasional. Gangguan Indera apabila tidak ditangani dengan baik akan mempengaruhi kualitas hidup, produktivitas, dan daya saing manusia Indonesia. Penanggulangan Gangguan Indera mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif termasuk aksesibilitas serta peningkatan SDM kesehatan. Peningkatan kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektor terkait penanggulangan gangguan Indera Penglihatan dan Kebutaan