KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGGULANGAN GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN OLEH: DR.DR.H.RACHMAT LATIEF, SPPD-KPTI., M.KES., FINASIM KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN WORSHOP LS DAN LP DALAM PENGEMBANGANPROGRAM PENANGGULANGAN GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN Hotel Grand Imawan, 07 Februari 2018 1
PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR UU 36/2009 ttg Kesehatan RPJMN 2015-2019 RENSTRA KEMENKES 2015-2019 GLOBAL PLAN OF NCDs REGIONAL PLAN (WHO-SEARO) Kebijakan Strategi PPTM 1.Peningkatan upaya promotif dan preventif 2.Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat : Posbindu PTM. 3.Peningkatan peran multidisiplin dan lintas sektoral : kemitraan dan jejaring kerja. 4.Penguatan peran pemerintah /pemerintah daerah : kearifan lokal/karakteristik 5.Pendekatan berjenjang dari masyarakat - ke pelayanan kesehatan tersier dengan rujuk balik (continuum of care) : pendekatan siklus kehidupan. 6.Dukungan ketersediaan infrastruktur dengan kendali mutu pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan Strategi PP- PTM bagi sektor kesehatan & sektor lain Acuan perencanaan program PP-PTM pusat dan daerah Kesepahaman PP- PTM secara lintas sektor yang profesional pada setiap tatanan. Kebijakan dan Strategi Pengendalian PTM dengan memperhatikan UU Kesehatan, RPJMN, Renstra Kemenkes serta target Global dan regional untuk pengendalian PTM
STRATEGI AKSI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PTM 2015-2019 Advokasi & Kemitraan Promosi Kesehatan & Reduksi Risiko Penguatan Sistem Pelayanan Kesehatan Surveilans, Monev & Riset PP-PTM menjadi prioritas dalam pembangunan Terbangunnya kemitraan antar lembaga terkait serta masy. Dikembangkannya rencana kerja LS untuk PP-PTM Promosi Kesehatan dengan pelibatan masyarakat Pengurangan Faktor Risiko PTM: -Penggunaan produk tembakau & konsumsi alkohol. - Diet tidak sehat tinggi gula, garam, dan lemak. - Kurang Aktifitas fisik - Stress Integrasi pelayanan PTM di FKTP melalui: -Pengembangan SDM -Peningkatan akses obat-obat esensial -Pemenuhan kebutuhan peralatan -Sinkronisasi kebijakan layanan PTM pada JKN - Penguatan Surveilans FR dan PTM. -Penguatan Sistem Informasi Kesehatan -Pengembangan Riset Kebijakan untuk PTM
STRATEGI 1: ADVOKASI DAN KEMITRAAN Advokasi menjamin kecukupan, alokasi dan kesinambungan pembiayaan Forum Kerjasama lintas sektor, swasta, LSM, profesi, dan masyarakat. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman lintas sektor swasta, LSM, profesi, dan masyarakat Promosi CERDIK dan PHBS di semua tatanan, Khusus sekolah (UKS) dan tempat kerja Mobilisasi sosial / gerakangerakan untuk penurunan FR- PTM terkait dengan masalah sosial, ekonomi dan lingkungan Integrasi PP-PTM pada upaya-upaya terkait dengan pengendalian FR- PTM di luar sektor kesehatan Monitoring dan evaluasi implementasi kegiatan masingmasing sektor terkait PP-PTM. THN 2019 PP-PTM menjadi prioritas dalam pembangunan Terbangunnya kemitraan antar lembaga terkait serta masy.
STRATEGI 2: PROMOSI KESEHATAN DAN PENURUNAN FAKTOR RISIKO Penguatan kesinambunga n Posbindu PTM Advokasi pengaturan, menciptakan lingk kondusif terkait rokok makanan tidak sehat dan alkohol Pengembang an media penyuluhan PTM Perluasan Posbindu PTM Review, penyelesaia n regulasi yang belum selesai Monitoring. kepatuhan terhadap regulasi yang ada Mobilisas sosialisasi /kampany e Identifikasi regulasi yang masih diperlukan : Monitor evaluasi berbasis masy Pedoman PP PTM mandiri (self care) bagi masy Penyuluhan, Edukasi kesehatan intensif Monitoring evaluasi implementasi kegiatan masing-masing sektor terkait PP-PTM. Tahun 2019 Promosi Kesehatan melibatkan masyarakat Pengurangan FR PTM: -Penggunaan tembakau -Konsumsi alkohol. -Makanan tinggi GGL -Kurang aktifitas fisik.
STRATEGI 4: SURVEILANS DAN RISET Perkuat manajemen data dan analisis untuk perencanaan dan advokasi. Survey / studi kualitas pelayanan Perkuat registrasi PTM secara nasional Tingkatka nkapasita s surveilans Survey /studi untuk pengembangan kebijakan program Pengembanga n mekanisme surveilans PTM Survei untuk mengumpulkan data Pemantapan sistem informasi PTM berbasis IT. Membangun linkage antar SIM PTM dan Sistem Informasi yang ada (SP2TP, SIMRS, SIKDA, JKN dsb). Perkuat kerjasama dg universitas, lembaga riset dan RS untuk pemanfaatan temuan dalam pengembangan kebijakan TAHUN-2019 Penguatan Surveilans FR & PTM Sistem Informasi Kesehatan Pengemban g Riset Kebijakan untuk PTM
KESEHATAN INDERA PEMBANGUNAN KESEHATAN INDONESIA MENINGKATKAN KESADARAN, KEMAUAN DAN KEMAMPUAN HIDUP SEHAT SETIAP ORANG DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT SETINGGI2NYA KESEHATAN INDERA MASYARAKAT INDONESIA YANG BERKUALITAS dan PRODUKTIF
MENGAPA PERLU MEMELIHARA KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN? 83% informasi sehari hari masuk melalui indera penglihatan. 90% para penyandang gangguan penglihatan karena kelainan refraksi yang tidak terkoreksi dan 70-80 % ancaman kebutaan karena katarak. Kedua permasalahan tersebut dapat dilakukan deteksi dini sehingga dapat dilakukan pencegahan Prevalensi katarak pada penduduk usia 50 tahun di beberapa Provinsi diatas 2 % dan prevalensi kebutaan rata rata lebih dari 1%
PENANGGULANGAN GANGGUAN INDERA DIPRIORITASKAN PADA GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN PRIORITAS PENANGGULANGAN GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN : 1. Katarak 2. Kelainan Refraksi 3. Glaukoma 4. Retinopati Diabetik
GOALS PEMERINTAH (NAWA CITA) 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara 2. Membuat pemerintah tidak absen (hadir) dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerahdaerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan 4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional 7. Mewujudkan kemandirian eknomi dengan menggerakkan sektor sektor strategis ekonomi domestik 8. Melakukan revolusi karakter bangsa 9. Memperteguh Ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia 10
PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN DENGAN PERILAKU CERDIK DAN PATUH P A T U H Periksa Kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter Atasi Penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur Tetap diet sehat dengan gizi seimbang, Upayakan beraktivitas fisik dengan aman, Hindari rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya Promosi kesehatan untuk berperilaku CERDIK dalam mengatasi PTM dan mengimplementasikan dalam Posbindu PTM Program Patuh bagi yang sudah menyandang PTM Hindari rokok, alkohol dan zat diselenggarakan agar mereka karsinogenik lainnya rajin kontrol dan minum obat 11
UPAYA PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN MELIPUTI : 1. Identifikasi wilayah dan kelompok masyarakat berisiko 2. Mengembangkan surveilans gangguan penglihatan dan pendengaran 3. Diseminasi media komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) melalui kader, sekolah, petugas kesehatan, dll 4. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai penanggulangan gangguan penglihatan dan pendengaran melalui forum komunikasi, kegiatan pemberdayaan masyarakat, maupun pelatihan 5. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah terjadinya pendengaran dan ketulian, seperti menerapkan perilaku membaca yang benar dan menerapkan perilaku CERDIK (Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin olahraga dan aktivitas fisik, Diet sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola Stres) 6. Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat bekerja atau melakukan aktivitas yang berisiko terhadap terjadinya trauma telinga maupun gangguan pendengaran lainnya 7. Mengurangi atau membatasi kontak terhadap pajanan risiko lingkungan yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan pendengaran.
RENSTRANAS Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (PGPK) Kepmenkes nomor 1437/Menkes/SK/X/2005 VISI Masyarakat Indo. mempunyai penglihatan yg optimal tahun 2020 MISI 1. Promosi kesehatan utk memberdayakan masyarakat. 2. Deteksi dini gangguan penglihatan & kebutaan 3. Pemerataan pelayanan kesehatan Indera Penglihatan yg bermutu dan terjangkau 4. Menggalang kemitraan dgn masy.& pihak terkait
INDIKATOR GANGGUAN INDERA INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 RKP : Kabupaten /Kota yg 5 % Puskesmasnya melakukan penanggulangan gangguan Indera dan atau Fungsional Renstra : Persentase Puskesmas yang melakukan deteksi dini dan rujukan kasus katarak 5% 10% 20% 30% 5% 10% 20% 30% Kesimpulan : Pentingnya FKTP yang dilengkapi alat-alat untuk mendeteksi dini Gangguan Indera dan Fungsional serta SDM terlatih yang dapat mengoperasionalkan Alat tsb. Sistem Pencatatan dan Pelaporan menjadi sangat penting, untuk mengetahui prevalensi gangguan penglihatan dan kebutaan, gangguan pendengaran dan ketulian, serta disabilitas di masing-masing wilayah.
PENUTUP Upaya penanggulangan gangguan Indera penglihatan dan kebutaan bertujuan untuk mengurangi angka kesakitan dan disabilitas. Gangguan Indera masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat baik di tingkat Global maupun Nasional. Gangguan Indera apabila tidak ditangani dengan baik akan mempengaruhi kualitas hidup, produktivitas, dan daya saing manusia Indonesia. Penanggulangan Gangguan Indera mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif termasuk aksesibilitas serta peningkatan SDM kesehatan. Peningkatan kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektor terkait penanggulangan gangguan Indera Penglihatan dan Kebutaan