MATA KULIAH EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

dokumen-dokumen yang mirip
PENILAIAN UNJUK KERJA

PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) PADA MATEMATIKA MATERI KESEBANGUNAN UNTUK SISWA SMP. Oleh: Endah Budi Rahaju UNESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TUJUAN ASESMEN ALTERNATIF

Penilaian Unjuk Kerja (Performance Assessment) Jarnawi Afgani Dahlan

PEMBUATAN TES TERTULIS

TEKNIK PENILAIAN NON TES

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut arti leksikal Hasil adalah sesuatu yang diadakan. 10 Sedangkan belajar

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 9 Tahun 2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Gaung Persada Press, 2007), hlm Masnur Muslich, KTSP; Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstektual, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Di dalam penilaian tersebut guru merancang jenis penilaian yang seperti

K UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP )

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. butuhkan dan berguna dalam kehidupan sehari-hari baik dalam sains, teknologi,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) NAMA SEKOLAH : SMAN 4 Kota Solok MATA PELAJARAN : Matematika : XI IPA (Sebelas IPA)

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini

antara ketiganya. Untuk memahami apa persamaan, perbedaan, ataupun hubungan akan memilih yang panjang. Kita tidak akan memilih yang pendek, kecuali

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

PERENCANAAN TES. Retno Wahyuningsih ENAM HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN

C. Langkah-langkah Penelitian Langkah-langkah dalam penelitian yang dilakukan, penulis menyusun alur penelitian seperti pada Gambar 3.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar di sekolah atau yang lebih dikenal dengan istilah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

tertentu. Penilaian performans menurut Nathan & Cascio (1986) berdasarkan pada analisis pekerjaan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP )

LISAN TULISAN OBSERVASI SKALA PENILAIAN SOSIOMETRI STUDI KASUS CHECKLIST

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan hidup.

Kelompok Tes Uraian. Gronlund & Linn (1990) mengelompokkan tes uraian dalam dua kelompok yaitu : 1. Tes Uraian Terbuka (Extended Response Question)

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Tengah Kota Banjarmasin yang terdiri dari 6 SMP. Profil masing-masing sekolah

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memperjelas istilah pada permasalahan yang ada.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak

Penilaian Unjuk kerja Oleh Kusrini & Tatag Y.E. Siswono

BAB I PENDAHULUAN. upaya membangun interaksi bermakna antara guru dengan peserta didik lewat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suciati Rahayu Widyastuti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berkualitas. Dalam menciptakan SDM yang berkualitas tidak terlepas

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkup persekolahan. Suherman mendefinisikan pembelajaran adalah proses

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1.

Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan. dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam memilih metode,

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar siswa memiliki kemampuan antara lain: (1) membangun kesadaran

REFERENSI 1 source : Cara Menentukan Ruang Sampel Suatu Kejadian

OLIMPIADE MATEMATIKA DAN IPA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu, kemampuan pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Beberapa penerapan pola peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan terpenting dalam kehidupan manusia untuk perkembangan diri.

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 92 B. TUJUAN 92 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 92 D. UNSUR YANG TERLIBAT 93 E. REFERENSI 93 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 93

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas 2003:5).

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs.

BAB I PENDAHULUAN. sorotan yaitu pada sektor pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan pada

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TIGA PADA PEMBELAJARAN SAINS SMP. Universitas Darussalam Ambon. Diterima ; Terbit

LAMPIRAN XII NASKAH SOAL SOAL UJI COBA (Tes Tertulis)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENILAIAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena

Inisiasi IV ASESMEN PEMBELJARAN SD

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mind Map dalam penelitian ini digunakan sebagai tugas yang harus

BAB V PEMBAHASAN. 1 Try Fauzi Nur Imanuddin, Skripsi: Analisis Tingkat Kognitif Soal Apersepsi Pada

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PENILAIAN PORTOFOLIO D ALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PAD A MATA PELAJARAN PROD UKTIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mengembangkan cara berfikir. Sehingga matematika sangat diperlukan baik

ANALISIS MUATAN IPA PADA BUKU TEKS PELAJARAN TEMATIK TERPADU SD KELAS V TEMA 1 SUBTEMA 1 WUJUD BENDA DAN CIRINYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dhelvita Sari, 2013

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Menurut Abidin (2016:

I. PENDAHULUAN. seberapa jauh seorang siswa atau sekelompok siswa mencapai tujuan. (Kusaeri dan Suprananto, 2012). Dalam Permendiknas Nomor 20 tahun

INSTRUMEN PENILAIAN PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) NAMA SEKOLAH : SMAN 4 Kota Solok MATA PELAJARAN : Matematika : XI IPA (Sebelas IPA)

Transkripsi:

TUGAS : KELOMPOK DOSEN: Dr. Busnawir, M.Si MATA KULIAH EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (Penilaian Unjuk Kerja) OLEH KELOMPOK 3 1

SUPRATMAN (G2 I1 12 009) HERLINA (G2 I1 12 007) WAODE NURLINA MBAY (G2 I1 12 019) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala rahmat dan hidayah yang diberikan kepada sehingga kami dapat menyusun makalah penilaian unjuk kerja Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah evaluasi dalam pembelajaran matematika pada Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo Kendari Tahun 2013, yang dibimbing oleh Bapak Dr. Busnawir, M.Si. 2

Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kelemahan dalam hal kedalaman teoritis dan analisis empirisnya. Karena itu, kami mengharapkan saran dan kriktik konstruktif dari Bapak Dosen dan juga rekan-rekan mahasiswa, serta khalayak pada umumnya demi kesempurnaan makalah ini. Kendari, Desember 2013 Penyusun DAFTAR ISI 3

HALAMAN JUDUL... PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii iii BAB I PENDAHULUAN... 1 A.Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 2 C. Tujuan Penulisan Makalah... 2 BAB II PEMBAHASAN... 3 A. Definisi penilaian unjuk kerja... 3 B. Contoh penilaian unjuk kerja... 4 C. Tehnik penilaian unjuk kerja... 11 BAB III KESIMPULAN... 17 DAFTAR PUSTAKA... 18 iii A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Penilaian dalam Kurikulum 2004 mempunyai kedudukan yang penting. Siswa 4

dinilai dari berbagai hal. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan juga terhadap hasil pembelajaran. Selain itu perbedaan yang sangat mendasar antara Kurikulum 2004 dan Kurikulum 1994 adalah ranah penilaian. Dalam Kurikulum 2004 siswa dinilai ranah kognitif, afektif dan psikomotorik sementara dalam Kurikulum 1994 siswa hanya dinilai ranah kognitifnya saja. Namun demikian, untuk mata pelajaran matematika siswa hanya dinilai dalam ranah kognitif dan afektif. Penilaian dalam ranah kognitif pada pembelajaran matematika menuntut guru untuk melakukan variasi jenis-jenis penilaian, karena tuntutan Kurikulum 2004 mata pelajaran matematika menghendaki siswa untuk mempunyai kemampuan dalam: 1. Pemahaman konsep. Dalam hal ini siswa mampu mendefinisikan konsep, mengidentiftkasi dan memberi contoh atau bukan contoh dari konsep. 2. Prosedur. Siswa mampu mengenali prosedur atau proses menghitung yang benar dan tidak benar. 3. Komunikasi. Siswa mampu menyatakan gagasan matematika secara lisan, tertulis atau mendemonstrasikan. 4. Penalaran. Siswa mampu memberikan alasan induktif dan deduktif sederhana. 5. Pemecahan masalah. Siswa mampu memahami masalah, memilih strategi penyelesaian, dan menyelesaikan masalah. Salah satu jenis penilaian yang memenuhi tuntutan tersebut adalah penilaian kinerja atau penilaian unjuk kerja. Mungkin banyak guru yang belum terbiasa untuk melakukan jenis penilaian ini dikarenakan mereka tidak terbiasa untuk mendesain penilaian unjuk kerja padahal pekerjaan ini merupakan salah satu bentuk aspek profesional guru. Hal ini bisa disebabkan karena guru tidak mempunyai cukup waktu untuk mendesainnya atau bisa saja karena guru tidak mempunyai cukup pengetahuan untuk membuatnya. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan penilaian unjuk kerja dalam pembelajaran matematika? 2. Bagaimana penilaian unjuk kerja beserta rubrik mata pelajaran matematika untuk jenjang SD, SMP dan SMA dilakukan? 3. Bagaimanakah contoh-contoh tersebut diterapkan dengan kondisi sekolah dan siswa? C. Tujuan Penelitian 5

Tulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan guru untuk mendesain penilaian unjuk kerja. Tulisan ini juga memberikan beberapa contoh instrumen penilaian unjuk kerja beserta rubriknya untuk jenjang SD, SMP, dan SMA yang dapat digunakan guru. Contohcontoh itu dapat langsung diterapkan atau dimodifikasi dulu sesuai dengan kondisi sekolah dan siswa. BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Penilaian Unjuk Kerja Penilaian unjuk kerja adalah suatu prosedur penugasan kepada siswa yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang sejauh mana siswa telah belajar. Berbeda dengan bentuk tes klasik, instrumen penilaian unjuk kerja menghendaki siswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam beberapa 6

bidang guna mendemonstrasikan penguasaan mereka terhadap tujuan belajar. Dengan demikian, penilaian unjuk kerja menghendaki siswa untuk mengerjakan atau memberi tanggapan terhadap suatu tugas tertentu misalnya penilaian unjuk kerja dalam menulis menghendaki siswa untuk menulis secara benar. Penilaian unjuk kerja adalah suatu pendekatan dalam pengukuran status siswa, baik melalui pengamatan langsung oleh guru ataupun dengan cara menyuruh siswa untuk menanggapi instrumen tertentu. Suatu instrument unjuk kerja mencakup dua bagian, yaitu: butir-butir instrumen itu sendiri dan seperangkat krieria penskoran yang dikenal dengan rubrik. Tugas yang harus dilengkapi siswa dapat berupa penilaian proses, penilaian produk, penilaian hasil kerja, dan/atau pertanyaan yang meminta siswa untuk menuliskan jawaban dengan menerapkan keterampilan berfikir kritis. Beberapa contoh tugas dalam penilaian unjuk kerja adalah penulisan karangan, praktek berpidato, beberapa jenis karya seni, proyek penelitian, proyek yang berhubungan dengan sains, pemecahan masalah matematika serta analisis dan interpretasi sejarah yang telah dibaca oleh siswa. Menurut Nitko (1996), untuk menjamin kesahihan hasil penilaian maka kedua bagian dari penilaian unjuk kerja (tugas dan rubrik) harus dipadukan yang berarti bahwa: (1) harus mendaftarkan semua tugas-tugas, kemudian menentukan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa. Contoh: jika tujuan belajar yang akan dicapai adalah kemampuan siswa dalam menimbang bahan kimia di laboratorium, maka tugas siswa adalah mengidentifikasi persyaratan menimbang, bukan penjelasan bagaimana menggunakan skala, (2) tidak cukup bagi siswa jika hanya menampilkan tujuan belajar, tetapi guru harus mengevaluasi secara adil kualitas penampilan siswa. Misalnya, pada tugas menimbang bahan kimia bagi siswa SMP, guru harus melihat seberapa benar prosedur pengukuran bahan kimia yang telah dilakukan, tidak hanya melihat bahan-bahan kimia yang telah diukur. Beberapa alasan penggunaan penilaian unjuk kerja adalah: 1) Ketidak puasan terhadap tes objektif; para ahli evalausi percaya bahwa tes pilihan ganda dan tes benar salah hanya menuntut sebagaian dari pengetahuan siswa, tes seperti ini kurang cocok digunakan untuk mengukur kemampuan berfikir tingkat tinggi seperti memecahkan masalah dan kemampuan berfikir secara bebas. 2) Pengaruh aliran psikologi kognitif, para penganut psikologi kognitif percaya bahwa dalam pembelajaran tercakup isi dan prosedur pengetahuan, mereka menganjurkan agar tugas-tugas kognitif harus mencakup kedua jenis pengetahuan 7

ini, sebab keduanya mempunyai penekanan yang berbeda. Karena secara khusus pengetahuan yang berhubungan dengan prosedur tidak dapat diukur dengan bentuk tes klasik, maka dianjurkan untuk meningkatkan penggunaan penilaian unjuk kerja dalam pendidikan untuk melengkapi bentuk tes yang biasa digunakan 3) Pengaruh penggunaan bentuk tes klasik yang merugikan pembelajaran, guru cenderung menekankan pembelajaran pada materi yang tercakup dalam tes, akibatnya skor tes siswa meningkat kendatipun sebenarnya cakupan tes tidak mewakili keseluruhan materi utama yang harus dikuasai siswa. B. Contoh Penilaian Unjuk Kerja 1. Penilaian Unjuk Kerja Untuk SD Mata pelajaran Kelas Kompetensi Dasar Hasil belajar Indikator Materi pokok : Matematika : IV : melakukan dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan maasalah : memecahkan masalah yang melibatkan ruang : menentukan banyak barang yang dibeli dengan uang tertentu : operasi hitung campuran Berbelanja Kamu diberi uang Rp 20.000,00 oleh ibumu dan kamu ingin membelanjakan uang itu untuk keperluan sekolah. Kamu ingin membeli buku tulis, pensil, penghapus pensil dan penggaris, tetapi kamu ingin membeli buku tulis yang terbanyak jumlahnya dibandingkan barang-barang lain. Harga 1 buku tulis Rp 2500, 00; 1 pensil RpI500,00; penghapus pensil Rpl000,00 dan 1 penggaris Rp l000,00. Jika semua uangkamu belanjakan, berapa banyak masing-masing barang yang dapat kamu peroleh? Jelaskan dan tunjukkan semua perhitungan sehingga kamu sampai pada keputusan itu. Konsep Matematika Dalam tugas ini siswa harus menentukan banyak barang yang dibeli dengan uang yang sudah tertentu. Siswa harus menghitung harga barang-barang yang dibeli dan jumlahnya Rp 20.000,00 8

Penyelesaian Ada beberapa penyelesaian, antara lain: a. 6 buku tulis, harganya = 6 x Rp 2.500,00 = Rp 15.000,00 2 pensil, harganya = 2 x Rp 1.500,00 = Rp 3.000,00 1 penghapus pensil = 1 x Rp 1.000,00 = Rp 1.000,00 1 penggaris = 1 x Rp 1.000,00 = Rp 1.000,00 Junlah = Rp. 200.000,00 b. 5 buku tulis, harganya = 5 x Rp 2.500,00 = Rp 12.500,00 2 pensil, harganya = 3 x Rp 1.500,00 = Rp 4.500,00 1 penghapus pensil = 2 x Rp 1.000,00 = Rp 2.000,00 1 penggaris = 1 x Rp 1.000,00 = Rp 1.000,00 Junlah = Rp. 200.000,00 Pendekatan pemecahan masalah Rubrik Kriteria 1 2 3 4 Tidak terorganisir, tidak sistematik Ketepatan perhitungan Penjelasan prosedur Banyak kesalahan perhitungan, dan tidak memperhatikan jumlah soal yang ditentukan Tidak jelas, sukar diikuti dan tidak memahami masalah Ada usaha untuk mengorganisir tetapi tidak dilakukan dengan baik Beberapa perhitungna masih salah, sehingga jumlah total tidak tepat Agak jelas, tetapi kurang menunjukkan memahami masalah Terorganisir, diikuti dengan penyelesaian yang benar Hanya sedikit kesalahan dalam perhitungan Jelas dan menunjukkan memahami masalah Sangat terorganisir dan sistematik dengan perencanaan yang baik Tidak ada kesalahan perhitungan Jelas dan menunjukkan memahami masalah serta disajikan dengan baik 2. Penilaian Unjuk Kerja Untuk SMP Mata pelajaran Kelas Kompetensi Dasar : Matematika : VII : menyelesaiakan operasi bilangan bulat dan mengenal sifat operasi bilangan bulat 9

Indikator Materi pokok : menyelesaikan operasi perkalian bilangan bulat : bilangan bulat Jadwal Stand Misalkan Anda diberi tugas untuk menjadwalkan orang-orang yang bekerja dalam stand barang-barang antik di suatu pameran. Susunlah jadwal yang memenuhi kriteria di bawah ini dan sajikan dengan cara yang baik dan terorganisir sehingga mudah dimengerti baik oleh pemilik stand maupun oleh para penjaga stand. Syarat-syarat penyusunan jadwal adalah sebagai berikut. 1. Stand buka pukul 9.00-19.00 hanya pada dua hari Sabtu dan dua hari Minggu 2. Akan ada satu, dua atau tiga penjaga stand dalarn suatu shift tergantung pada ramainya pengunjung pada shift tertentu. Satu shift terdiri dari 2 jam. 3. Tiap-tiap penjaga stand dibayar Rp.17.000- per jarn dan setiap penjaga tidak boleh. bekerja lebih dari satu shift per hari. 4. Total anggaran untuk membayar penjaga stand selarna empat hari adalah Rp.1.400.000- tetapi Anda tidak harus menghabiskan uang tersebut. 5. Jika mungkin, untuk tiap-tiap shift yang berbeda, pasangan penjaga stand tidak saran Penjaga stand tidak harus bekerja setiap hari, Tugas Anda selengkapnya meliputi: a. Jadwal untuk empat hari (dua Sabtu dan dua Minggu) dengan identiftkasi masing masing shift dan jumlah pekerja tiap-tiap shift. b. Jumlah pekerja tiap-tiap shift menunjukkan perkiraan Anda seberapa ramainya pengunjung stand. c. Jumlah penjaga stand yang Anda perlukan. d. Rencana anggaran untuk membayar para penjaga stand. e. Deskripsi tertulis mengapa Anda anggap bahwa jadwal tersebut adalah yang terbaik. Konsep Matematika Dalam menyelesaikan masalah ini, siswa diminta untuk mengorganisasi informasi yang kompleks dan mengerjakan rencana anggaran. Penyelesaian Akan ada banyak penyelesaian untuk masalah ini, salah satunya adalah sebagai berikut 10

Jam Shift Jumlah Pekerja Hari Sabtu Jumlah Pekerja Hari Mingg u Jumla h Jam Kerja Upah Per Jam Upah Hari Sabtu Dan Minggu Upah 2 Hari Sabtu Dan 2 Hari Minggu 9 2 4 Rp. 17.000,00 Rp. 68.000,00 Rp. 136.000,00 11 11 3 3 12 Rp. 17.000,00 Rp. 204.000,00 Rp. 408.000,00 13 13 2 2 8 Rp. 17.000,00 Rp. 136.000,00 Rp. 272.000,00 15 15 3 2 10 Rp. 17.000,00 Rp. 170.000,00 Rp. 340.000,00 17 17 3 6 Rp. 17.000,00 Rp. 102.000,00 Rp. 204.000,00 19 Total 13 7 40 Rp. 85.000,00 Rp. 680.000,00 Rp. 1.360.000,00 Rubrik Kriteria 1 2 3 4 Tidak terorganisir atau tidak ada bukti perencanaan Pengorganisasia n dan perencanaan Ketepatan perhitungan Penjelasan Banyak kesalahan perhitungan Sedikit atau tidak ada penjelasan, atau tidak bisa diikuti. Ada perencanaan kasar atau tetapi tidak cukup untuk mengorganisir informasi yang kompleks Ada beberapa kesalahan, tetapi bisa menghasilkan kesimpulan yang benar. Ada penjelasan, tetapi sukar untuk dimengerti. Terorganisir dan ada perencanaan untuk membuat jadwal dan anggaran Tidak ada kesalahan dan mendapatkan kesimpulan yang benar Sangat jelas, hanya proswes berfikir kadangkadang tidak mudah diikuti Sangat terorganisir dan sistematik dalam menyususn jadwal dan anggaran Seperti tingkat 3, ditambah jadwal dan rencana anggaran mencerminkan asumsi situasi yang bagus Sangat jelas dan proses berfikir mudah diikuti 11

3. Penilaian Unjuk Kerja Untuk SMA Mata pelajaran Kelas Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok : Matematika : XI/Ilmu Alam, Ilmu Sosial dan Bahasa : merumuskan dan menentukan peluang kejadian dari berbagai situasi serta tafsirannya : menentukan peluang kejadian dari berbagai situasi : Peluang Koin Keberuntungan Sebuah koin yang setimbang dilambungkan ke atas. Jika koin itu jatuh ke tanah maka bagian sisi koin yang terlihat akan berupa gambar (G) atau angka (A). a. Jika koin dilambungkan 3 kali, berapa peluang: 1) paling sedikit terdapat dua gambar 2) paling sedikit terdapat dua gambar tetapi satu lambungan koin sudah dipastikan adalah gambar. b. Jika koin dilambungkan sebanyak 25 kali, berapa peluang bahwa semua hasil yang muncul adalah gambar? Jelaskan jawaban Anda. c. Seseorang dikatakan menang taruhan jika koin yang dilambungkan menghasilkan gambar semua, Tentukan jumlah lambungan koin minimum supaya peluang memenangkan taruhan adalah 0,002. Konsep matematika Diagram pohon membuat siswa dapat mengorganisasi ruang sampel yang diperoleh untuk pertanyaan sehingga dapat menentukan anggota ruang sampel yang memenuhi pertanyaan a. Untuk menyelesaikan pertanyaan b, siswa harus menemukan pola. Penyelesaian: Lambungan I Lambungan II Lambungan III G G A G 12

G A A G A A G A G A Siswa mungkin akan menggunakan diagram pohon seperti di atas atau mereka mungkin langsung menggunakan teori peluang. Ruang Sampel S = {GGG, GGA, GAG, GAA, AGG, AGA, AAG, AAA}.Anggota ruang sampel n(s) = 8 al) Paling sedikit 2 gambar ada 4 kemungkinan, yaitu GGG, GOA, GAG, AGG Peluang paling sedikit terdapat 2 gambar = 4/8 =1/2 a2) Jika satu lambungan koin sudah pasti terjadi gambar maka mustahil akan terjadi angka semua sehingga AAA harus dihilangkan. Dengan demikian anggota ruang sampel yang baru adalah n(s) = 7. Jadi peluang paling sedikit terdapat 2 gambar 4/7 b) Jika koin dilambungkan sebanyak 25 kali, maka anggota ruang sampel adalah 2 25. Dari semua kemungkinan tersebut hanya ada satu kemungkinan berupa gambar semua. Jadi peluang yang muncul gambar semua = 1 2 25 c) Jika koin dilambungkan sebanyak n kali maka banyak anggota ruang sampel 1 2 25 Dari semua kemungkinan tersebut hanya ada satu kemungkinan yang menghasilkan gambar semua. Jadi 1 2 n = 0,002 = 1 500 13

2 n = 500 2 log 500 = n n = log500 log2 8, 96 9 Jadi, supaya peluang menang 0,002 maka jumlah lambungan koin minimal 9 kali Rubrik Tingkat 4: jawaban jelas dan menunjukkan alasan berdasarkan pengetahuan matematika yang mendalam yang berhubungan dengan tugas ini. Ciri-ciri: Semua jawaban benar ditunjukkan dengan metode yang sesuai. Sedikit kesalahan perhitungan dapat diterima. Tingkat 3: jawaban menunjukkan pengetahuan matematika mendasar yang berhubungan dengan tugas ini. Ciri-ciri: Semua jawaban benar tetapi ada cara yang tidak sesuai atau ada satu jawaban yang salah. Sedikit kesalahan perhitungan dapat diterima. Atau: Salah satu bagian a atau kedua-duanya dijawab salah. Siswa tidak membuat diagram pohon tetapi jawaban lain benar. Sedikit kesalahan perhitungan dapat diterima. Atau: Bagian a dijawab benar, tetapi bagian b atau c salah atau tidak dijawab tetapi metode yang digunakan sesuai. Tingkat 2: jawaban menunjukkan keterbatasan atau kurangnya pengetahuan matematika yang berhubungan dengan masalah ini. Ciri-ciri: Dua bagian pertanyaan dijawab salah atau tidak selesai dikerjakan tetapi satu pertanyaan dijawab dengan tepat menggunakan prosedur yang benar. Tingkat 1: jawaban hanya menunjukkan sedikit atau sama sekali tidak ada pengetahuan matematika yang berhubungan dengan masalah ini. Ciri-ciri: 14

Semua jawaban salah Atau: Jawaban benar tetapi tidak ada bukti bahwa jawaban diperoleh melalui prosedur yang benar. C. Tehnik Penilaian Unjuk Kerja 1. Rubrik Holistik Rubrik Holistik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan kesan keseluruhan atau kombinasi semua kriteria. Untuk rubrik seperti ini, salah satu contoh penyebutan yang digunakan adalah tingkat 1 (tidak memuaskan), tingkat 2 (cukup memuaskan dengan banyak kecurangan), tingkat 3 (memuaskan dengan sedikit kekurangan), dan tingkat 4 (supervisor) atau tingkat 0, tingkat 1, tingkat 2, dan tingkat 3 (masingmasing dengan sebutan yang sama). Contoh Rubrik Holistik Skala 4 Secara Umum. Tngkat level kriteria umum 4. Supervisor Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap konsep-konsep Menggunakan strategi-strategi yang sesuai 3. Menemukan dengan sedikit kekurangan 2. Cukup memuaskan dengan banyak kekurangan Komputasinya (perhitungannya) benar Penjelasan patut di contoh Diagram/tabel/grafik tepat (sesuai dengan permintaan) Melebihi pemecahan masalah yang diinginkan Menunjukkan pemahaman terhadap konsep-konsep Menggunakan strategi-strategi yang sesuai Komputasi sebagian besar benar Penjelasan efektif Diagram/tabel/grafik sebagian besar tepat Mememnuhi semua pemecahan masalah yang diinginkan Menunjukkan pemahaman terhadap sebagian besar konsep-konsep Tidak menggunakan strategi-strategi yang sesuai 15

Komputasi sebagian besar benar Penjelasan memuaskan Diagram/tabel/grafik sebagian besar tepat Memenuhi sebagian besar pemecahan masalah yang diinginkan 1. Tidak memuaskan Menunjukkan sedikit atau tidak ada pemahaman terhadap konsep-konsep Tidak menggunakan strategi-strategi yang sesuai Komputasi tidak benar Penjelasan tidak memuaskan Diagram/tabel/grafik tidak tepat Tidak memenuhi pemecahan masalah yang diinginkan 3. Rubrik Analitik Rubrik analitik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan beberapa kriteria yang ditentukan. Jenjang SD Kriteria yang dinilai adalah pendekatan pemecahan masalah, ketepatan perhitungan, dan penjelasan prosedur. Skala penilaian adalah skala 4 dengan penyebutan tingkat 1, tingkat 2, tingkat 3, dan tingkat 4. Misalnya kriteria penilaian hasil belajar siswa. Misalkan dianggap bahwa ketepatan perhitungan adalah kriteria yang terpenting dalam penilaian hasil belajar siswa, sehingga ketepatan perhitungan diberi skor 3 sedangkan yang lainnya diberi skor 2. Misalkan seorang guru yang bernama Pak David ingin menilai hasil belajar salah seorang muridnya yang bernama Candra kelas IV SD, maka tehnik analitiknya sebagai berikut. Skala Kriteria 1. Pendekatan pemecahan masalah Sistematika pemecahan masalah Bentuk penyelesaian masalah 1 2 3 4 Skor 6 6 16

2. Ketepatan perhitungan Ketepatan perhitungan dalam penggunaan rumus Disajikan dengan rapi dan baik 3. Penjelasan prosedur Kejelasan penulisan Pemahaman terhadap aspek hubungan Jumlah Skor 46 Skor Maksimum 56 Nilai 82,14 9 9 8 8 Penjelasan: Skor yang diperoleh = tingkat x bobot Skor untuk kriteria pendekatan pemecahan masalah = (3 x 2) + (3 x 2) = 12 Skor untuk kriteria ketepatan perhitungan = (3 x 3) + (3 x 3) = 18 Skor untuk kriteria penjelasan prosedur = (4 x 2) + (4 x 2) = 16 Skor total = 40 Skor maksimum = 56 Nilai Candra jika dikonversikan ke skala 0 100 = Skor total Skor maksimum x 100 = = 46 56 x 100 4600 56 = 82,14 Jadi, nilai Candra adalah 82. Jenjang SMP Kriteria yang dinilai adalah pendekatan pemecahan masalah, ketepatan perhitungan, dan penjelasan prosedur. Skala penilaian adalah skala 4 dengan penyebutan tingkat 1, tingkat 2, tingkat 3, dan tingkat 4. Misalnya kriteria penilaian hasil belajar siswa. Misalkan dianggap bahwa pendekatan pemecahan masalah adalah kriteria yang terpenting dalam penilaian hasil belajar siswa, sehingga pendekatan pemecahan masalah diberi skor 3 sedangkan yang lainnya diberi skor 2. Misalkan seorang guru yang bernama Pak Imran ingin menilai hasil belajar salah seorang muridnya yang bernama Wilyan kelas VII SMP, maka tehnik analitiknya sebagai berikut. 17

Skala Kriteria 1. Pendekatan pemecahan masalah Sistematika pemecahan masalah Bentuk penyelesaian masalah 2. Ketepatan perhitungan Ketepatan perhitungan dalam penggunaan rumus Disajikan dengan rapi dan baik 3. Penjelasan prosedur Kejelasan penulisan Pemahaman terhadap aspek hubungan 1 2 3 4 Skor Jumlah Skor 52 Skor Maksimum 56 Nilai 92,86 12 12 6 6 8 8 Penjelasan: Skor yang diperoleh = tingkat x bobot Skor untuk kriteria pendekatan pemecahan masalah = (4 x 3) + (4 x 3) = 24 Skor untuk kriteria ketepatan perhitungan = (3 x 2) + (3 x 2) = 12 Skor untuk kriteria penjelasan prosedur = (4 x 2) + (4 x 2) = 16 Skor total = 52 Skor maksimum = 56 Nilai Wilyan jika dikonversikan ke skala 0 100 = Skor total Skor maksimum x 100 = = 52 56 x100 5200 56 = 92,86 18

Jadi, nilai Wilyan adalah 93. Jenjang SMA Kriteria yang dinilai adalah pendekatan pemecahan masalah, ketepatan perhitungan, dan penjelasan prosedur. Skala penilaian adalah skala 4 dengan penyebutan tingkat 1, tingkat 2, tingkat 3, dan tingkat 4.misalnya kriteria penilaian hasil belajar siswa. Misalkan dianggap bahwa penjelasan prosedur adalah kriteria yang terpenting dalam penilaian hasil belajar siswa, sehingga penjelasan prosedur diberi skor 3 sedangkan yang lainnya diberi skor 2. Misalkan seorang guru yang bernama Pak Yasir ingin menilai hasil belajar salah seorang muridnya yang bernama Indah SMA kelas XI/Ilmu Alam, maka tehnik analitiknya sebagai berikut. Kriteria Skala 1 2 3 4 Skor 1. Pendekatan pemecahan masalah Sistematika pemecahan masalah Bentuk penyelesaian masalah 6 6 2. Ketepatan perhitungan Ketepatan perhitungan dalam penggunaan rumus Disajikan dengan rapi dan baik 3. Gambar Kejelasan gambar Ketepatan gambar Kesesuaian gambar dengan ukuran Kerapian dan penyajian 4. Penjelasan prosedur Kejelasan penulisan Pemahaman terhadap aspek hubungan Jumlah Skor 62 Skor Maksimum 88 Nilai 70,45 4 4 6 6 6 6 9 9 Penjelasan: Skor yang diperoleh = tingkat x bobot Skor untuk kriteria pendekatan pemecahan masalah = (2 x 3) + (2 x 3) = 12 19

Skor untuk kriteria ketepatan perhitungan = (2 x 2) + (2 x 2) = 8 Skor untuk kriteria gambar = (2 x 3) + (2 x 3) + (2 x 3) + (2 x 3) = 24 Skor untuk kriteria penjelasan prosedur = (3 x 3) + (3 x 3) = 18 Skor total = 62 Skor maksimum = 88 Nilai Indah jika dikonversikan ke skala 0 100 = Skor total Skor maksimum x 100 = = 62 88 x100 6200 88 Jadi, nilai Indah adalah 71. = 70,45 20

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Penilaian yang dilakukan terhadap siswa harus bervariasi bentuknya, salah satu diantaranya adalah penilaian unjuk kerja. Penilaian unjuk kerja adalah suatu prosedur penugasan kepada siswa yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang sejauh mana siswa telah belajar. Beberapa contoh penilaian unjuk kerja untuk SD, SMP dan SMA yang diambil dari berbagai sumber dapat digunakan sewaktu guru mengajar untuk materi yang sesuai. Jika kita mengambil contoh penilaian unjuk kerja, maka sebelum diterapkan dapat dilakukan perubahan baik instrumen maupun rubriknya agar sesuai dengan kondisi siswa. Rubrik yang digunakan bisa rubrik analitik atau rubrik holistik atau kombinasi keduanya. 21

DAFTAR PUSTAKA Ahiri, Jafar. 2008. Teknik penilaian kelas dalam pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press Gunawan, Ali, Muhammad. 2009. Penilaian unjuk kerja matematika. Artikel Iryanti, Puji. 2004. Paket pembinaan penataran (penilaian unjuk kerja). Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah PPPGM 22