BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil pengukuran Nilai OD pada Media NB. Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB. Waktu OD (Optical Density)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH SUHU DAN ph TERHADAP AKTIVITAS ENZIM FOSFATASE BAKTERI TERMOFILIK SUNGAI GENDOL PASCA ERUPSI MERAPI

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Tanah mengandung fosfat (P) sebagai salah satu unsur hara makro yang

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu jenis isolat dan sumber fosfat yang digunakan. selama 3 bulan mulai tanggal 1 Februari 31 April 2017.

4 Hasil dan Pembahasan

Metode Pengukuran Spektrofotometri (Bergmeyer et al. 1974) Pembuatan Media Heterotrof Media Heterotrof Padat. Pengaruh ph, Suhu, Konsentrasi dan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

Disusun Oleh : Sulfahri ( ) Desen Pembimbing Ir. Sri Nurhatika, MP. Tutik Nurhidayati, S.Si.M.Si.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa populasi mikroorganisme yang terdapat di dalam tanah memiliki

KEMAMPUAN TUMBUH BAKTERI TERMOFILIK PASCA ERUPSI MERAPI PADA MEDIA FOSFAT ORGANIK DAN ANORGANIK

ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS ENZIM AMILASE DARI ISOLAT BAKTERI TERMOFILIK AMILOLITIK PASCA ERUPSI MERAPI PADA BERBAGAI VARIASI SUHU DAN ph SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data-data yang dihasilkan selama penelitian adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim Protease dari Penicillium sp.

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

OPTIMASI SUHU DAN ph MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI PELARUT FOSFAT DARI ISOLAT BAKTERI TERMOFILIK

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

Lampiran 1. Grafik hubungan nilai optical density (OD) dan kepadatan bakteri. Gambar 3. Hubungan optical density (OD) dan kepadatan bakteri F19

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemotongan hewan Pacar Keling, Surabaya. dengan waktu pengamatan setiap 4 jam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang semakin tinggi serta adanya tekanan dari para ahli dan pecinta

UJI KUALITATIF ETANOL YANG DIPRODUKSI SECARA ENZAMATIS MENGGUNAKAN Z. MOBILIS PERMEABEL

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus Uji potensi

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAHAN DAN METODE. Hrp -, IAA +, BPF Hrp -, IAA + + , BPF Hrp. , BPF Hrp -, IAA +, BPF + Hrp. , BPF Hrp. , BPF Hrp. Penambat Nitrogen Penambat Nitrogen

UJI KEMAMPUAN BAKTERI Bacillus megaterium DAN Bacillus subtilis UNTUK MEREMOVAL LOGAM BERAT KROMIUM (III)

1 atm selama 15 menit

Protein ENZIM Mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan tenaga aktivasi Tidak mengubah kesetimbangan reaksi Sangat spesifik

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Lama Perendaman Daging Ayam Kampung Dalam Larutan Ekstrak Nanas Terhadap ph

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR (SB )

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di

mendidihkan menggunakan hot plate, dan menghomogenkan menggunakan magnetic stirrer. Mensterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 121 ºC

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

HASIL DAN PEMBAHASAN

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

1 ml enzim + 1 ml larutan pati 1% (dalam bufer) Diinkubasi (suhu optimum, 15 menit) + 2 ml DNS. Dididihkan 5 menit. Didinginkan 5 menit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber karbon dan sumber energi (Hardjo et al., 1994: 15).

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4 Isolat-isolat yang diisolasi dari lumpur aktif.

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. enzim selulase dari campuran kapang Trichoderma sp., Gliocladium sp. dan Botrytis

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron

III.METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

PEMANFAATAN TEKNIK RADIOISOTOP P-32 UNTUK PENENTUAN VIABILITAS ISOLAT BAKTERI ASAM LAKTAT A1 SEBAGAI PROBIOTIK PADA IKAN PATIN (Pangasius pangasius)

LACTOBACILLUS BULGARICUS SEBAGAI PROBIOTIK GUNA PENINGKATAN KUALITAS AMPAS TAHU UNTUK PAKAN CACING TANAH

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kalibrasi Termokopel

Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil analisis P-larut batuan fosfat yang telah diasidulasi dapat dilihat pada Tabel

KURVA PERTUMBUHAN BAKTERI OD dan CFU

Hari Gambar 17. Kurva pertumbuhan Spirulina fusiformis

TINJAUAN PUSTAKA. Perubahan kondisi fisik dan kimia tanah akibat kebakaran akan berakibat

Lampiran 1.a Data Kadar Air Kelopak Rosella Kadar air (%) = kehilangan berat (g) x 100 Sampel sebelum kering (g)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

LAMPIRAN. Lampiran A: Alur Kerja Isolasi Bakteri Penghasil Biosurfaktan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

laporan praktikum penentuan kadar protein metode biuret

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pertumbuhan bakteri Bacillus mycoides. Hal tersebut dapat diketahui ketika kurva

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

4 Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN A.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 Prosedur uji aktivitas protease (Walter 1984, modifikasi)

I. PERTUMBUHAN MIKROBA

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel

III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. sampai Maret Pengambilan sampel tanah rizosfer Zea mays di Kecamatan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis

Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis)

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Pembahasan. 1. Hasil pengukuran Nilai OD pada Media NB Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB. Waktu OD (Optical Density) inkubasi D75 D92 D110a 0 0,078 0,073 0,099 3 0,291 0,264 0,355 6 0,439 0,412 0,576 9 0,676 0,648 0,775 11,5 0,730 0,709 0,881 13,5 0,755 0,756 0,951 14 0,859 0,861 1,003 16 1,000 1,001 0,833 18 0,941 0,973 0,672 Tabel 1 merupakan data kerapatan sel (OD) dari hasil pengukuran spektrofotometer, untuk memudahkan penentuan fase pertumbuhan akan data tersbut disajikan dalam gambar 2. 28

Kurva Pertumbuhan Isolat D75, D92 dan D100a D75 D92 D110a OPTICAL DENSITY (OD) 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 0 JAM 3 JAM 6 JAM 9 JAM 11.5 JAM WAKTU INKUBASI 13.5 JAM 14 JAM 16 JAM 18 JAM Gambar 2. Kurva Pertumbuhan Isolat D75, D92 dan D110 a pada Medium Pikovskaya. Berdasarkan hasil pengamatan kurva pertumbuhan 3 isolat bakteri termofilik pada medium Nutrient Broth (NB) menunjukan adanya sedikit perbedaan pola pertumbuhan. Fase lag ketiga isolat yang merupakan fase adaptasi berlangsung selama 3 jam. Fase log (eksponensial) dari ketiga isolat tersebut berbeda yaitu dimulai dari jam ke 3 sampai jam ke 14 untuk isolat D 110 a, dan dari jam ke 3 sampai jam ke16 untuk isolat D75 dan D 92. Syarat suatu bakteri layak untuk ditumbuhkan pada media selektif yaitu jika bakteri tersebut mampu mencapai OD ± 1 sehingga pada fase log (eksponensial) inilah bakteri dapat dipindah ke medium berikutnya dan dijadikan starter bakteri, karena pada fase ini pertumbuhan bakteri mencapai pertumbuhan optimum sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga isolat tersebut layak diujicobakan ke media selektif. 29

Organisme prokariotik seperti bakteri, pertumbuhan merupakan pertambahan volume dan ukuran sel dan juga sebagai pertambahan jumlah sel. Pertumbuhan sel bakteri biasanya mengikuti suatu pola pertumbuhan tertentu berupa kurva pertumbuhan sigmoid (Kusnandi dkk. 2003: 52). Pada pengukuran kurva pertumbuhan 3 isolat bakteri termofilik menggunakan perhitungan sel langsung dengan alat spektrofotometer yang panjang gelombangnya 600 nm. Penggunaan spektrofotometer ini untuk mengetahui Optical Density (OD) atau kerapatan organisme dalam media NB yang ditandai dengan semakin keruhnya media. Semakin keruh suatu kultur, semakin banyak jumlah selnya. Pengukuran kurva pertumbuhan ini dilakukan pada dua media yaitu media Nutrient Broth (NB) dan Pikovskaya. Penggunaan media Nutrient Broth ini untuk menentukan nilai Optical Density (OD) kerapatan bakteri dalam media, karena syarat bakteri untuk dijadikan starter yaitu jika Optical Density (OD) mencapai angka 1. Setelah memenuhi syarat, starter tersebut ditumbuhkan ke media Pikovskaya. Pengukuran kurva pertumbuhan pada media Pikovskaya ini bertujuan untuk menentukan fase log (eksponensial) bakteri. 2. Uji aktivitas Enzim Fosfatase a. Fase eksponensial pada Medium Pikovskaya Bakteri yang sedang mengalami fase eksponensial pada medium Nutrient Broth diambil 10 % untuk dijadikan starter lalu dimasukan ke medium Pikovskaya cair yang diinkubasi pada waterbath shaker dan 30

dihitung OD nya tiap 3 jam sekali selama 48 jam untuk menentukan fase eksponensial pada media Pikovskaya. Hasilnya dinyatakan dalam grafik di bawah ini : Gambar 3. Kurva Pertumbuhan Isolat Bakteri Termofilik Penghasil Enzim Fosfatase pada Medium Pikovskaya. nilai Absorbansi 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 Pengukuran OD pada Media Pikovskaya Waktu inkubasi D 75 D 92 D 110 a Berdasarkan hasil pengamatan kurva pertumbuhan isolat bakteri termofilik penghasil enzim fosfatase Gambar 3 menunjukan kesamaaan pola pertumbuhan dari ketiga isolat yang ditumbuhkan pada medium Pikovskaya. Fase lag dimulai dari jam ke 0 sampai jam ke 6. Fase log (I) merupakan fase terjadinya pertumbuhan yang eksponensial yaitu diantara jam ke 6 sampai jam ke 9 lalu turun kemudian naik lagi fase log (II) pada jam ke 21 sampai ke 24, turun dan naik lagi pada jam ke 33 sampai jam ke 36. Kurva tesebut mengalami naik turun karena saat sebagian bakteri mengalami kematian, nutrisi dari bakteri yang mati tersebut dipakai oleh 31

bakteri yang hidup sehingga kurva naik kembali dan mencapai fase eksponensial kembali. untuk menentukan eksponensial yaitu dengan melihat pada jam keberapa kenaikan nilai OD yang tertinggi atau kerapatan selnya paling banyak yang artinya produksi enzim mencapai jumlah maksimal. Grafik tersebut menunjukan bahwa pada jam ke 24, jumlah OD tertinggi, sehingga pada waktu tersebut merupakan waktu inkubasi yang efektif untuk melakukan panen enzim dari kultur bakteri karena dimungkinkan enzim fosfatase sedang diproduksi dengan kecepatan tertinggi dan dalam jumlah yang banyak. b. Uji aktivitas enzim fosfatase Aktivitas enzim fosfatase dari isolat bakteri termofilik pada pengaruh suhu inkubasi dan ph untuk isolat D75, D92, D110 a bertujuan mengetahui ph dan suhu optimum selama masa inkubasi 30 menit. Berdasarkan hasil pengujian aktivitas enzim yang diperoleh dari supernatan ketiga isolat diperoleh nilai absorbansinya yaitu Tabel 2. Nilai Absorbansi Kadar Fosfat Isolat pada Media Pikovkaya Ca 3 (PO 4 ) 2 Isolat Suhu ( o C) ph Nilai Absorbansi 45 55 65 D 75 5 0,317 0,232 0,144 7 0,621 0,112 0,737 9 0,584 0,249 0,267 D 92 5 0,316 0,306 0,058 7 0,496 0,351 0,981 9 0,885 0,317 0,214 D 110 a 5 0,379 0,250 0,454 7 0,513 0,442 0,953 9 0,864 0,189 0,172 Keterangan : angka tebal: paling tinggi nilai absorbansinya. 32

Setelah mendapatkan nilai absorbansi, langkah selanjutnya yaitu mencari konsentrasi fosfat pada perlakuan dengan membuat kurva standar fosfat terlebih dahulu untuk menentukan persamaan rumusnya. Kurva standar fosfat ini didapatkan dengan memasukan hasil nilai absorbansi fosfat berbagai macam konsentrasi. Nilai absorbansi fosfat tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 3. Nilai Absorbansi Fosfat Berbagai Konsentrasi Konsentrasi Nilai fosfat (gr/ml) absorbansi 0,0 0,0 0,2 0,109 0,4 0,213 0,8 0,436 1,0 0,584 Tabel 3 merupakan nilai absorbansi fosfat terlarut hasil pengukuran kadar fosfat untuk menentukan kurva standar fosfat, data tersebut disajikan dalam gambar berikut ini : 0,700 Kurva Standar Fosfat Nilai Absorbansi (OD) 0,600 0,500 0,400 0,300 0,200 0,100 0,000-0,100 y = 0,5751x - 0,0076 R² = 0,997 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2 Konsentrasi Gambar 4. Grafik Kurva Standar Larutan Fosfat Konsentrasi 1; 2; 3; 4; dan 5 mg/100 ml 33

Berdasarkan kurva standar fosfat di atas, untuk mengetahui besarnya konsentrasi fosfat yaitu dengan memasukkan nilai absorbansi ke dalam persamaan berikut, Persamaan x = y+0,0076 0,5751 Keterangan x = konsentrasi fosfat hasil hidrolisis kalsium fosfat y = nilai absorbansi enzim perlakuan setelah nilai absorbansi dimasukkan ke dalam persamaan tersebut, diperoleh hasil sebagai berikut, Tabel 4. Konsentrasi Fosfat pada Media Pikovskaya Kalsium Fosfat (M) isolat Suhu ( o C) ph Konsentrasi (M) 45 55 65 D 75 5 0,566 0,416 0,264 7 1,093 0,209 1,295 9 1,029 0,446 0,477 D 92 5 0,563 0,545 0,113 7 0,876 0,623 1,719 9 1,553 0,564 0,385 D 110 a 5 0,672 0,448 0,803 7 0,906 0,782 1,670 9 1,517 0,342 0,312 Keterangan: angka tebal: paling tinggi konsentrasinya. 1. Mencari Massa fosfat (mf) Pada Perlakuan Untuk mencari massa fosfat pada perlakuan, yaitu dengan memasukkan konsentrasi fosfat pada media Pikovskaya ke dalam rumus berikut : Rumus : M = gr X 1000 Mr P Maka, gr = M x Mr x P 1000 34

Keterangan gr M : Massa fosfat (g) : Konsentrasi fosfat (M) Mr : Berat molekul fosfat = 310 P : Volume pelarut (ml) = 1 ml Setelah konsentrasi fosfat di masukkan ke dalam rumus di atas, diperoleh hasil sebagai berikut, Tabel 5. Massa Fosfat pada Media Psikovkaya Kalsium Fosfat (M). isolat Suhu ( o C) ph Massa (gr) 45 55 65 D 75 5 0,175 0,129 0,082 7 0,339 0,065 0,402 9 0,319 0,138 0,148 D 92 5 0,174 0,169 0,035 7 0,271 0,193 0,533 9 0,481 0,175 0,119 D 110 a 5 0,208 0,139 0,249 7 0,281 0,243 0,518 9 0,470 0,106 0,097 Keterangan: angka tebal: paling tinggi massanya. Mencari Aktivitas Enzim Langkah terakhir agar dapat mengetahui aktivitas enzim yaitu dengan memasukkan massa fosfat, berat molekul fosfat dan massa inkubasi ke dalam rumus di bawah ini MG x 1000 Rumus : AE = BMg x MI 35

Keterangan: AE MP : Aktivitas enzim (unit/ml filtrat enzim) : massa fosfat BMg : berat molekul fosfat= 310 MI : masa inkubasi = 30 menit Setelah di masukkan ke dalam rumus, diperoleh aktivitas enzim fosfatase yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 6. Aktivitas Enzim Fosfatase pada Media Psikovkaya Kalsium Fosfat (unit/ml Filtrat Enzim). Isolat Suhu ( o C) Aktivitas Enzim (unit/ml filtrat enzim) ph 45 55 65 D 75 5 0,019 0,014 0,009 7 0,036 0,007 0,043 9 0,034 0,015 0,016 D 92 5 0,018 0,018 0,004 7 0,029 0,021 0,057 9 0,052 0,019 0,013 D 110 a 5 0,022 0,015 0,027 7 0,030 0,026 0,056 9 0,051 0,011 0,010 Dari tabel di atas lalu dibuat grafik untuk melihat ph dan suhu optimum aktivitas enzim fosfatase 36

Aktivitas Enzim 0,06 0,05 0,04 0,03 0,02 0,01 Pengaruh Kombinasi Suhu dan ph terhadap aktivitas enzim fosfatase 0 5;45 5;55 5;65 7;45 7;55 7;65 9;45 9;55 9;65 Kombinasi ph dan Suhu Isolat D 75 Isolat D 92 Isolat D 110 a Gambar 5. Grafik Pengaruh Suhu dan ph Terhadap Aktivitas Enzim Fosfatase pada Media Pikovskaya Fosfat Gambar 5 menunjukan bahwa aktivitas enzim fosfatase optimal pada suhu 65 O C dan pada ph 7, aktivitas enzim menurun ketika suhu diturunkan sampai suhu 45 O C, begitu juga ketika ph diturunkan menjadi 5 dan dinaikkan menjadi 9 maka aktivitas enzim juga menurun. Enzim merupakan protein globular tiga dimensi yang bertindak sebagai katalis biologi untuk berbagai reaksi biokimia dalam sel. Enzim menaikkan laju reaksi karena dengan adanya enzim, maka reaksi yang berjalan akan mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah dari reaksi biasanya. Enzim memiliki aktivitas biologis yang sangat tinggi pada substrat, dan tidak akan bekerja pada substrat lain. Hal ini berarti bahwa setiap enzim hanya dapat bekerja pada satu substrat. Enzim dalam penelitian ini adalah enzim fosfatase, yang 37

berarti enzim ini bekerja pada substrat yang mengandung fosfat, dan tidak bisa aktif bekerja jika bukan substrat fosfat. Isolat yang diuji menunjukkan adanya aktivitas enzim fosfatase yang memegang peran penting dalam mineralisasi fosfat organik, menjadi fosfat anorganik. Jadi mekanisme pelarutan fosfat dari bahan yang sukar larut olah aktivitas mikroba pelarut fosfat berkaitan dengan kemampuan mikroba yang bersangkutan dalam menghasilkan enzim fosfatase. Penelitian ini menguji aktivitas enzim fosfatase dengan cara mengetahui jumlah produk katalisis berupa fosfat anorganik sebagai hasil hidrolisis fosfat Pada percobaan ini menggunakan kurva standar larutan fosfat dengan konsentrasi 1, 2, 3, 4, dan 5 mg/100 ml. Peningkatan suhu akan meningkatkan energi kinetik molekul. Peningkatan energi kinetik molekul juga meningkatkan gerakan molekul sehingga frekuensi tumbukan juga meningkat. Kombinasi tumbukan yang lebih sering dan lebih berenergi serta produktif ini akan meningkatkan laju reaksi. Setiap enzim memiliki suhu optimal, yaitu saat laju reaksinya paling cepat. Peningkatan suhu optimal dalam penelitian ini yaitu 65 O C, saat suhu terebut aktivitas enzim juga naik karena memungkinkan terjadinya tumbukan molekul yang paling banyak dan perubahan reaktan menjadi produk yang paling cepat. 38

Banyak enzim yang sensitif terhadap perubahan ph dan setiap enzim memiliki ph optimum untuk aktivitasnya. ph optimal pada penelitian ini adalah 7. Perubahan ph (asam atau basa) dapat menyebabkan berhentinya aktivitas enzim akibat proses denaturasi pada struktur tiga dimensi enzim. Sebagian besar enzim dapat bekerja paling efektif pada kisaran ph lingkungan yang agak sempit. Di luar ph optimum tersebut kenaikan ph (basa) atau penurunan ph (asam) menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat dan bahkan bisa kehilangan aktivitas katalitiknya. Hal ini terjadi karena struktur tiga dimensi enzim mulai berubah, sehingga substrat tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim akibatnya proses katalis tidak dapat berlangsung secara sempurna. A k t i v i t a s 5 7 9 e n z i m 5 7 9 ph Gambar 6. Profil aktivitas enzim isolat D75, D92, D110a pada berbagai ph 39

Profil aktivitas ph enzim menggambarkan ph pada saat gugus pemberi atau penerima proton yang penting pada sisi katalitik enzim berada dalam tingkat ionisasi yang diinginkan, ph optimum enzim tidak perlu sama dengan ph lingkungan normalnya, dengan ph yang mungkin sedikit berada di atas atau di bawah ph optimum. Aktivitas katalitik enzim di dalam sel bakteri sebagian diatur oleh perubahan pada ph lingkungan. Sisi aktif enzim Isolat D75, D92, dan D110a dalam lingkungan asam akan berubah, karena sisi aktif enzim yang sebelumnya bermuatan negatif oleh karena lingkungan asam (melepas H +) menjadi bermuatan positif, akibatnya merubah sisi aktif enzim tersebut sehingga substrat tidak bisa menempel maksimal dan aktivitas enzim menjadi turun. Begitu juga ketika enzim berada dilingkungan basa, sisi aktif enzim yang sebelumnya bermuatan negatif akan berubah menjadi bermuatan positif sehingga substrat tidak dapat menempel dan aktivitas enzim menurun. 3. Analisis Data Untuk uji statistika rancangan faktorial acak lengkap pada percobaan ini menggunakan aplikasi SPSS menu Univariate. a. Hasil uji Statistik Analysis of Variance (ANOVA) dan uji DMRT pengaruh suhu dan ph pada isolat D75 terhadap aktivitas enzim fosfatase dengan media Pikovskaya 40

1) Hasil uji ANOVA pengaruh suhu dan ph pada isolat D75 terhadap aktivitas enzim fosfatase dengan media Pikovskaya. Tabel 7. Hasil Uji ANOVA Pengaruh Suhu dan ph pada Isolat D75 Terhadap Aktivitas Enzim Fosfatase dengan Medium Psikovkaya. Faktor yang diuji Jumlah kuadrat Df Rata- Rata Kuadrat F Hitung Sig Suhu 0,001 2 0,001 355,546* 0,000 ph 0,001 2 0,001 515,647* 0,000 Suhu &ph 0,002 4 0,000 284,610* 0,000 Total 0,017 27 R Squared = 0,996 (Adjusted R Squared = 0,994) Keterangan : dengan tingkat kepercayaan 95 % (α : 0,005) *) signifikan (F hitung> F tabel) Tabel 7 menunjukan hasil ANOVA perlakuan variansi suhu dan ph berpengaruh nyata terhadap aktivitas enzaim fosfatase dengan α : 0,005. Interaksi kedua perlakuan yaitu antara variasi suhu dan ph berpengaruh nyata terhadap aktivitas enzim fosfatase. Untuk mengetahui letak perbedaan antara kelompok perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji Duncan s Mutiple Range Test (DMRT) dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil dari uji DMRT pengaruh ph terhadap aktivitas enzim fosfatase isolat D75 dengan media Pikovskaya dapat diketahui pada tabel 8. 41

Tabel 8. Hasil Uji DMRT Pengaruh ph Terhadap Aktivitas Enzim Fosfatase Isolat D75 pada Medium Psikovkaya. Perlakuan ph Ulangan Aktivitas enzim fosfatase 5 9 0,013836 a 9 9 0,021693 b 7 9 0,028854 c Keterangan : kode huruf yang berbeda menunjukan berbeda berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95% (α: 0,005) Berdasarkan tabel 8. Hasil uji DMRT pengaruh ph terhadap aktivitas enzim fosfatase isolat D75 menunjukan perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dengan tingkat kepercayaan 95%, hal tersebut ditunjukan dengan kode subset yang berbeda masing masing aktivitas enzim fosfatase. Pada tabel tersebut iketahui pertumbuhan optimum isolat D75 dengan medium Pikovskaya pada perlakuan ph 5, 7,9 terhadap aktivitas enzim Fosfatase pada ph 7. Hasil uji DMRT pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim fosfatase isolat D75 dengan medium Pikovskaya dapat diketahui pada tabel 9. Tabel 9. Hasil Uji DMRT Pengaruh ph Terhadap Aktivitas Fosfotase Isolat D 75 pada Medium Psikovkaya. Perlakuan suhu ( O C) Ulangan Aktivitas enzim fosfatase 45 9 0,029872 c 55 9 0,11891 a 65 9 0,22620 b Kepercayaan : kode huruf yang berbeda menunjukan berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95% (α: 0,005) 42

Berdasarkan tabel 9. Hasil uji DMRT pengaruh suhu inkubasi terhadap aktivitas enzim fosfatase isolat D75 menunjukan perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dengan tingkat kepercayaan 95% hal tersebut ditunjukan dengan kode subset yang berbeda pada masingmasing aktivitas enzim fosfatase. Pada tabel tersebut diketahui pertumbuhan optimum isolat D75 dengan medium Pikovskaya pada perlakuan suhu 45 O C, 55 O C,65 O C terhadap aktivitas enzim fosfatase pada suhu 45 O C. 2) Hasil uji ANOVA pengaruh suhu dan ph terhadap aktivitas enzim fosfatase isolat D92 dengan medium Pikovskaya dapat diketahui pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil Uji ANOVA Pengaruh Suhu dan ph pada Isolat D92 Terhadap Aktivitas Enzim Fosfatase dengan Medium Psikovkaya Fosfat. Faktor yang Jumlah Df Rata- rata F. hitung Sig. diuji kuadrat kuadrat Suhu 0,001 2 0,000 247,472 0,000 ph 0,002 2 0,001 617,743 0,000 Suhu & ph 0,004 4 0,001 602,649 0,000 Total 0,25 27 Keterangan dengan tingkat kepercayaan 95% (α: 0,005) *) signifikan (F hitung > F tabel) Hasil uji Anova pada Tabel 10. Terlihat bahwa masingmasing perlakuan suhu dan ph menunjukan berpengaruh nyata terhadap aktivitas enzim fosfatase dengan α: 0,005. Interaksi kedua perlakuan yaitu antara variasi suhu dan ph berpengaruh 43

nyala terhadap aktivitas enzim fosfatase. Untuk mengetahui letak perbedaan antara kelompok perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji Duncan s Mutiple Range Test (DMRT) dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil dari uji DMRT pengaruh ph terhadap aktivitas enzim fosfatase isolat D92 dengan media Pikovskaya dapat diketahui pada Tabel 11. Tabel 11. Hasil Uji DMRT Pengaruh ph Terhadap Aktivitas Enzim Fosfatase Isolat D92 pada Medium Psikovkaya. Perlakuan ph Ulangan Aktivitas enzim fosfatase 5 9 0,013565 a 7 9 0,035752 c 9 9 0,0277798 b Kepercayaan : kode huruf yang berbeda menunjukan berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95% (α: 0,005) Berdasarkan Tabel 11. Hasil uji DMRT pengaruh ph terhadap aktivitas enzim fosfatase isolat D92 menunjukan perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dengan tingkat kepercayaan 95%, hal tersebut ditunjukan dengan kode subset yang berbeda masing masing aktivitas enzim fosfatase. Pada tabel tersebut iketahui pertumbuhan optimum isolat D75 dengan medium Pikovskaya pada perlakuan ph 5, 7,9 terhadap aktivitas enzim Fosfatase pada ph 7. Tabel 12. Hasil Uji DMRT Pengaruh ph Terhadap Aktivitas Fosfotase Isolat D 92 pada Medium Psikovkaya. Perlakuan suhu ( O C) Ulangan Aktivitas enzim fosfatase 44

45 9 0,033234 c 55 9 0,019239 a 65 9 0,02642 b Kepercayaan : kode huruf yang berbeda menunjukan berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95% (α: 0,005) Berdasarkan Tabel 12. Hasil uji DMRT pengaruh suhu inkubasi terhadap aktivitas enzim fosfatase isolat D75 menunjukan perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dengan tingkat kepercayaan 95% hal tersebut ditunjukan dengan kode subset yang berbeda pada masingmasing aktivitas enzim fosfatase. Pada tabel tersebut diketahui pertumbuhan optimum isolat D92 dengan medium Pikovskaya pada perlakuan suhu 45 O C, 55 O C,65 O C terhadap aktivitas enzim fosfatase pada suhu 45 O C. 3) Hasil uji ANOVA pengaruh suhu dan ph terhadap aktivitas enzim fosfatase isolat D110 dengan medium Pikovskaya dapat diketahui pada Tabel 13. Tabel 13. Hasil Uji ANOVA Pengaruh Suhu dan ph pada Isolat D110a Terhadap Aktivitas Enzim Fosfatase dengan Medium Psikovkaya Fosfat. Faktor yang Jumlah Df Rata- rata F. hitung Sig. diuji kuadrat kuadrat Suhu 0,001 2 0,001 162,172 0,000 ph 0,001 2 0,001 147,538 0,000 Suhu & ph 0,003 4 0,001 195,345 0,000 Total 0,27 27 Keterangan dengan tingkat kepercayaan 95% (α: 0,005) *) signifikan (F hitung > F tabel) Hasil uji ANOVA pada Tabel 13. Terlihat bahwa masingmasing perlakuan suhu dan ph menunjukan berpengaruh nyata 45

terhadap aktivitas enzim fosfatase dengan α: 0,005. Interaksi kedua perlakuan yaitu antara variasi suhu dan ph berpengaruh nyala terhadap aktivitas enzim fosfatase. Untuk mengetahui letak perbedaan antara kelompok perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji Duncan s Mutiple Range Test (DMRT) dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil dari uji DMRT pengaruh ph terhadap aktivitas enzim fosfatase isolat D110a dengan media Pikovskaya dapat diketahui pada Tabel 14. Tabel 14. Hasil Uji DMRT Pengaruh ph Terhadap Aktivitas Enzim Fosfatase Isolat D110a pada Medium Psikovkaya. Perlakuan ph Ulangan Aktivitas enzim fosfatase 5 9 0,021364 a 7 9 0,037317 c 9 9 0,024114 b Kepercayaan : kode huruf yang berbeda menunjukan berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95% (α: 0,005) Berdasarkan Tabel 14. Hasil uji DMRT pengaruh ph terhadap aktivitas enzim fosfatase isolat D110a menunjukan perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dengan tingkat kepercayaan 95%, hal tersebut ditunjukan dengan kode subset yang berbeda masing masing aktivitas enzim fosfatase. Pada tabel tersebut diketahui pertumbuhan optimum isolat D110a dengan medium Pikovskaya pada perlakuan ph 5, 7,9 terhadap aktivitas enzim Fosfatase pada ph 7. Tabel 15. Hasil Uji DMRT Pengaruh suhu Terhadap Aktivitas Fosfotase Isolat D110a pada Medium Psikovkaya. Perlakuan suhu ( O C) Ulangan Aktivitas enzim fosfatase 46

45 9 0,034386 c 55 9 0,017468 a 65 9 0,030941 b Kepercayaan : kode huruf yang berbeda menunjukan berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95% (α: 0,005) Berdasarkan Tabel 15. Hasil uji DMRT pengaruh suhu inkubasi terhadap aktivitas enzim fosfatase isolat D110a menunjukan perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dengan tingkat kepercayaan 95% hal tersebut ditunjukan dengan kode subset yang berbeda pada masingmasing aktivitas enzim fosfatase. Pada tabel tersebut diketahui pertumbuhan optimum isolat D110a dengan medium Pikovskaya pada perlakuan suhu 45 O C, 55 O C,65 O C terhadap aktivitas enzim fosfatase pada suhu 45 O C. 47