Angin Meridional. Analisis Spektrum

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI IDENTIFIKASI POLA UTAMA DATA RADIOSONDE MELALUI ANALISIS KOMPONEN UTAMA DAN ANALISIS SPEKTRUM (STUDI KASUS BANDUNG) SATRIYANI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Atmosfer Bumi. Meteorologi. Peran Atmosfer Bumi dalam Kehidupan Kita. Atmosfer Bumi berperan dalam menjaga bumi agar tetap layak huni.

ATMOSFER BUMI A BAB. Komposisi Atmosfer Bumi

TUGAS PRESENTASI ILMU PENGETAHUAN BUMI & ANTARIKSA ATMOSFER BUMI

ATMOSFER I. A. Pengertian, Kandungan Gas, Fungsi, dan Manfaat Penyelidikan Atmosfer 1. Pengertian Atmosfer. Tabel Kandungan Gas dalam Atmosfer

BAB I PENDAHULUAN. Agro Klimatologi ~ 1

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER)

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI

Analisis Hujan Ekstrim Berdasarkan Parameter Angin dan Uap Air di Kototabang Sumatera Barat Tia Nuraya a, Andi Ihwan a*,apriansyah b

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

I. INFORMASI METEOROLOGI

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

I. INFORMASI METEOROLOGI

RADIASI MATAHARI DAN TEMPERATUR

Udara & Atmosfir. Angga Yuhistira

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE

BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang I.1.1 Historis Banjir Jakarta

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS

Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034%

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Keenam (SUHU UDARA II)

Pengaruh Angin Dan Kelembapan Atmosfer Lapisan Atas Terhadap Lapisan Permukaan Di Manado

Dinamika Atmosfer Bawah (Skala Ketinggian dan Mixing Ratio)

KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP

Hasil dan Analisis. IV.1.2 Pengamatan Data IR1 a) Identifikasi Pola Konveksi Diurnal dari Penampang Melintang Indeks Konvektif

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu

Gambar 4 Diagram alir penelitian

IDENTIFIKASI GELOMBANG KELVIN ATMOSFER EKUATORIAL DI INDONESIA BERBASIS DATA NCEP/NCAR REANALYSIS I. Sandro Wellyanto Lubis dan Sonni Setiawan

ANALISIS RAGAM OSILASI CURAH HUJAN DI PROBOLINGGO DAN MALANG

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis

ESTIMASI NILAI TPW (TOTAL PRECIPITABLE WATER) DI ATAS DAERAH PADANG DAN BIAK BERDASARKAN HASIL ANALISIS DATA RADIOSONDE IRE PRATIWI

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1. argon. oksigen. nitrogen. hidrogen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Seputar ATMOSFER Asal katanya dari atmos dan shaira (bahasa Yunani), yang artinya atmos : uap, shaira : bulatan. Jadi, atmosfer adalah lapisan gas

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Jaman dahulu Sekarang

Dinamika Atmosfer Bawah (Tekanan, Konsentrasi, dan Temperatur)

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

Air dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi (0.001%) dari seluruh air.

ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

2. TINJAUAN PUSTAKA. Suhu menyatakan banyaknya bahang (heat) yang terkandung dalam suatu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

ANALISIS STATISTIK PERBANDINGAN TEMPERATUR VIRTUAL RASS DAN RADIOSONDE DI ATAS KOTOTABANG, SUMATERA BARAT SAAT KEGIATAN CPEA CAMPAIGN I BERLANGSUNG

Gambar 4 Simulasi trajektori PT. X bulan Juni (a) dan bulan Desember (b)

PENDAHULUAN Latar Belakang

KATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ).

Kecenderungan untuk menahan gerakan vertikal udara/turbulensi menentukan kemampuan atmosfer untuk mendispersikan pencemar yang diemisikan.

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG ANALISIS MUSIM KEMARAU 2013 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2013/2014

ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

Pemanasan Bumi. Suhu dan Perpindahan Panas

Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Kelima (SUHU UDARA)

Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian

ATMOSFER BUMI A. Pengertian Atmosfer Bumi B. Lapisan Atmosfer Bumi

POLUSI UDARA DI KAWASAN CEKUNGAN BANDUNG

Suhu, Cahaya dan Warna Laut. Materi Kuliah 6 MK Oseanografi Umum (ITK221)

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2015 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2015/2016

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIAT... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRACT...

Kita awali fenomena geosfer dari yang pertama: Atmosfer

PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) (DKI JAKARTA)

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

Tinjauan Pustaka. II.1 Variabilitas ARLINDO di Selat Makassar

ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada pembenturan tiga lempeng kerak bumi yaitu lempeng Eurasia,

PERAN REVERSAL WIND DALAM MENENTUKAN PERILAKU CURAH HUJAN DI KAWASAN BARAT INDONESIA

KATA PENGANTAR. Negara, September 2015 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI. NUGA PUTRANTIJO, SP, M.Si. NIP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Musim Hujan. Musim Kemarau

ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI HUJAN LEBAT DAN ANGIN KENCANG DI ALUN-ALUN KOTA BANJARNEGARA (Studi Kasus Tanggal 08 Nopember 2017)

DINAMIKA ATMOSFER A.LAPISAN ATMOSFER

Propinsi Banten dan DKI Jakarta

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C)

PENGANTAR. Bogor, Maret 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR

Sebaran Arus Permukaan Laut Pada Periode Terjadinya Fenomena Penjalaran Gelombang Kelvin Di Perairan Bengkulu

KATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP

SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT

KATA PENGANTAR REDAKSI. Pengarah : Wandayantolis, S. SI, M. Si. Penanggung Jawab : Subandriyo, SP. Pemimpin Redaksi : Ismaharto Adi, S.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI GELOMBANG KELVIN DI LAPISAN TROPOPAUSE INDONESIA BAGIAN BARAT DENGAN MENGGUNAKAN DATA SOUNDING NOAA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

KATA PENGANTAR. Pontianak, 1 April 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI SIANTAN PONTIANAK. WANDAYANTOLIS, S.Si, M.Si NIP

PENGANTAR. Bogor, Maret 2017 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI BOGOR

Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Praktikum M.K. Oseanografi Hari / Tanggal : Dosen : 1. Nilai SUHU DAN SALINITAS. Oleh. Nama : NIM :

SUHU UDARA, SUHU TANAH Dan permukaan laut

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Geografi. Kelas X ATMOSFER III KTSP & K-13. G. Kelembapan Udara. 1. Asal Uap Air. 2. Macam-Macam Kelembapan Udara

PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2017 REDAKSI

PRAKIRAAN MUSIM 2017/2018

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Hujan

Transkripsi:

menyebabkan pola dinamika angin seperti itu. Proporsi nilai eigen mempresentasikan seberapa besar pengaruh dinamika angin pada komponen utama angin baik zonal maupun meridional terhadap keseluruhan pergerakan angin. Komponen utama pertama memberikan kontribusi dinamika angin terbesar pada keseluruhan pergerakan angin. Sedangkan pola vektor eigen pada komponen utama angin baik zonal maupun meridional, dapat mempresentasikan polapola dinamika angin. Selanjutnya data kecepatan angin zonal dan meridional diolah dengan menggunakan analisis spektrum yang bertujuan agar diketahui periode pergerakan angin. Periode data time series yang didapatkan dengan menggunakan analisis spektrum dapat memperjelas analisis fenomena meteorologi yang digambarkan oleh pola vektor eigen. Setelah pengolahan data akan dianalisis fenomena meteorologi dinamik yang terjadi pada berbagai ketinggian. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Geografis dan Status Klimatologis Data Lokasi kajian penelitian ini adalah daerah ( 0 - BT dan - 0 LS) dengan luasan sekitar. ha. Wilayah ini berbentuk menyerupai cekungan, yang secara topografis mempunyai ketinggian yang sangat bervariasi antara 00 hingga.0 meter di atas permukaan laut. merupakan daerah yang dipengaruhi efek global maupun regional seperti angin monsunal. Data Radiosonde Suhu udara Kelembaban Time height section Angin Zonal Analisis Komponen Utama Nilai Vektor Analisis Fenomena Meteorologi Dinamik Gambar. Diagram Alur Penelitian Angin Meridional Analisis Spektrum (Sumber: http://www.dartmouth.edu) Gambar. Peta Wilayah Penelitian. Secara garis besar dapat dilihat pada Gambar bahwa wilayah dikelilingi atau berbatasan dengan daratan. Karena letaknya yang dikelilingi oleh pegunungan maka wilayah juga dipengaruhi oleh efek lokal seperti angin gunung dan lembah. Data unsur medan angin mencakup komponen zonal dan meridional sebagai objek utama yang akan dikaji, serta suhu udara dan kelembaban sebagai objek penunjang, didapat selama rentang pengamatan April sampai Mei 00. Pengamatan dalam sehari dilakukan selama empat kali yaitu pada pukul 00.00, 0.00,.00 dan.00. Pada periode pengamatan tersebut matahari sudah melalui ekuator dan bergeser ke arah utara menjauhi Pulau Jawa dan dalam rentang periode pengamatan tersebut secara umum wilayah pulau Jawa khususnya sedang mengalami masa transisi pertama yaitu peralihan kondisi medan angin dari monsun Asia (monsun barat) menuju ke kondisi medan angin monsun Australia (monsun timur).

.. Troposfer-Bawah Pada rentang waktu pengamatan matahari sudah melalui ekuator dan bergeser ke arah utara menjauhi Pulau Jawa. Pergeseran posisi matahari ini menyebabkan pergeseran pola-pola tekanan rendah di permukaan bergerak menjauh dari Pulau Jawa, sehingga di Pulau Jawa sudah tidak dipengaruhi oleh monsun Asia (monsun barat). Hal ini tampak pada gambar time height section komponen angin zonal (u) yang dapat dilihat pada Gambar, dimana selama selang pengamatan, di troposferbawah dekat permukaan (±- km) angin timuran lebih mendominasi walaupun mempunyai kecepatan yang rendah, berkisar ± 0- m/detik. 0 0 0 Waktu (Hari ke) Ke Selatan Ke Utara ----0 ------ - - - 0 0 Skala Laju Angin (m/det) Gambar. Time height section Komponen Angin Meridional pada Tanggal April - Mei 00. Walaupun nilai kecepatan angin zonal (u) dan kecepatan angin meridional (v) pada lapisan troposfer-bawah dekat permukaan (±- km) rendah, tetapi komponen zonal lebih besar dibandingkan komponen meridional. Sehingga dapat dikatakan bahwa selama pengamatan, dinamika di troposferbawah didominasi oleh komponen zonal. Time Height-Section Kelembaban (RH) 0 Waktu (Hari ke) Ke Barat (A. Timuran) - - - -0 - - - - -- - - - 0 Ke Timur (A. Baratan) 0 Skala Laju Angin (m/det) Gambar. Time height section Komponen Angin Zonal pada Tanggal April - Mei 00. Sedangkan untuk pola keadaan angin dalam arah meridional (v) dapat dilihat pada Gambar, bahwa keadaan angin meridional daerah dalam keadaan tidak beraturan atau tidak ada arah angin yang mendominasi. Pola angin meridional juga dapat dilihat didominasi oleh kecepatan angin utara atau angin selatan yang sebagian besar berskala rendah. Hal ini dapat menjelaskan bahwa pada rentang waktu pengamatan yang merupakan masa peralihan dari monsun Asia ke monsun Australia tidak mempengaruhi komponen angin meridional secara signifikan. Ketinggian (km) Time Height-Section Komponen Angin Zonal (U) Time Height-Section Komponen Angin Meridional (V). Karakteristik Variabel Atmosfer Pola kondisi atmosfer berdasarkan data radiosonde selama periode observasi, yaitu tanggal April sampai Mei 00 akan di analisis. 0 0 Waktu (Hari ke) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Skala RH (%) Gambar. Time height section Kelembaban pada Tanggal April - Mei 00. Berdasarkan time height section kelembaban relatif (RH) pada Gambar terlihat di lapisan troposfer-bawah (±- km) nilai RH daerah sangat tinggi yaitu antara 0-0%. Karena rata-rata nilai suhu udara pada troposfer-bawah

tergolong rendah yaitu, C, sehingga kapasitas udara untuk menampung uap air (e s ) relatif kecil maka kelembaban relatif tinggi. Dapat dikatakan bahwa zona angin timuran di troposfer-bawah dekat permukaan diikuti dengan kelembaban yang cukup tinggi, hal ini merupakan efek lokal fenomena angin gunung dan angin lembah akibat kondisi topografi yang dikelilingi oleh pegunungan. Fenomena angin lokal yaitu angin lembah terjadi ketika matahari terbit dan berlangsung maksimum hingga siang hari. Ketika pagi hari matahari memanasi langsung permukaan, lereng gunung menerima intensitas energi radiasi surya lebih banyak daripada lembah sehingga terjadi gradien tekanan udara dimana permukaan gunung mempunyai tekanan udara yang lebih rendah dibandingkan permukaan lembah. Sehingga angin bergerak dari lembah ke gunung. Pada time height section angin zonal (Gambar ), terlihat pada ketinggian dekat permukaan (± km) ada zona angin timuran, dan tampak pada analisis spektrum untuk angin zonal (u) dan RH di ketinggian km (Lampiran dan ) adanya periode satu harian. Dalam zona angin timuran ini terdapat osilasi angin zonal yang disebabkan oleh angin lembah dengan periode satu hari. Fluktuasi RH terjadi akibat fluktuasi angin zonal timuran dengan periode hari, kondisi maksimum kelembaban ini terjadi hingga siang hari dan terus berulang. Time Height-Section Temperatur Suhu udara 0 0 Waktu (Hari Ke) -0-0 -0-0 -0-0 - -0-0 0 Skala Temperatur ( C) Gambar. Time height section Suhu Udara pada Tanggal April - Mei 00. Time height section suhu udara daerah pada periode pengamatan secara umum dapat dilihat pada Gambar. Dapat dianalisis dari warna yang menunjukkan skala suhu udara bahwa pada lapisan troposfer yaitu ketinggian - km profil suhu udara adalah lapse rate. Suhu udara rata-rata pada ketinggian sekitar km adalah 0 C dan suhu menurun sampai ketinggian km dengan suhu rata-rata - C. Pada analisis spektrum suhu udara di ketinggian km (Lampiran ) terdapat fluktuasi suhu udara dengan periode hari, hal ini menjelaskan bahwa suhu maksimum terjadi pada siang hari dan terus berulang setiap hari. Tropopause terdapat pada ketinggian - km, karena suhu udara tetap terhadap ketinggian (isotermal). Pada ketinggian - km yaitu pada lapisan stratosfer-bawah terjadi profil suhu udara inversi yaitu suhu udara meningkat dengan bertambahnya ketinggian. Pada ketinggian - km terdapat gas ozon dengan konsentrasi maksimum di ketinggian km. Karena intensitas matahari maksimum pada siang hari, maka ada fluktuasi suhu udara akibat penyerapan sinar ultraviolet oleh ozon. Hal ini tampak pada analisis spektrum suhu udara di ketinggian - km (Lampiran -) terdapat fluktuasi suhu udara dengan periode hari... Troposfer-Atas dan Stratosfer- Bawah Pada lapisan stratosfer-bawah, dinamika dengan energi yang terbesar adalah Quasi-Biennial Oscillation (QBO). Dalam Gambar yaitu time height section angin zonal, tampak adanya zona angin baratan di stratosfer-bawah yang kemudian merambat ke bawah meluas dari km pada April sampai km pada Mei 00. Sedangkan di ketinggian - km ada zona angin timuran yang berkurang intensitasnya yaitu - km pada April hingga - km pada Mei 00. Pengurangan intensitas ini disebabkan masuknya zona angin baratan dari stratosfer-bawah yang merambat ke tropopause dan troposfer-bawah. Fenomena angin baratan yang mendominasi stratosfer-bawah merupakan fasa baratan dari QBO stratosferik. Sedangkan fenomena angin timuran merupakan fasa timuran QBO yang zonanya berkurang akibat masuknya fasa baratan QBO yang merambat ke bawah. Berdasarkan analisis spektrum angin zonal,

meridional dan suhu udara pada ketinggian km (Lampiran -) tampak bahwa dalam fasa timuran QBO, terdapat fluktuasi angin zonal dan suhu udara dengan periode, hari serta fluktuasi angin meridional dan suhu udara dengan periode, hari. Osilasi angin zonal (u) berperiode, hari yang bergerak ke barat muncul di ketinggian km (Lampiran ) kemudian menguat di ketinggian km (Lampiran ) tetapi spektral densitasnya melemah pada ketinggian dan km (Lampiran dan ). Peredaman osilasi angin zonal (u) dengan periode, hari seiring dengan menguatnya shear angin timuran di ketinggian km. Osilasi angin zonal (u) dengan periode, hari mengalami disipasi (penghilangan) ketika memasuki lapisan stratosfer-bawah akibat menguatnya zona angin timuran. Energi fluktuasi osilasi angin zonal yang mengalami disipasi ini menjadi sumber momentum percepatan fasa timuran QBO. Sehingga fasa timuran QBO merupakan modulator bagi osilasi angin zonal berperiode, hari, angin meridional dengan periode, hari serta suhu udara dengan periode, dan, hari.. Analisis Komponen Utama Seperti pada tujuan penelitian tugas akhir ini, yaitu mereduksi kompleksitas pola angin dan mengekstraksi sejumlah pola angin utama yang membentuk dinamika medan angin, baik pada komponen zonal maupun meridional dalam suatu rentang pengamatan, maka data komponen angin diolah dengan menggunakan analisis komponen utama. Berdasarkan analisis komponen utama terhadap data yang berdimensi x 0 dimana adalah variabel ketinggian dan 0 adalah waktu pengamatan yaitu setiap pukul 00.00, 0.00,.00 dan.00 selama periode pengamatan, didapatkan buah nilai eigen yang mempresentasikan total 0% dinamika atmosfer yang terekam oleh medan angin selama rentang waktu pengamatan. Pada grafik plot distrbusi nilai eigen (screeplot) untuk angin zonal dan meridional (Gambar dan ) ditentukan delapan komponen utama, tetapi hanya empat komponen utama untuk angin zonal dan satu komponen utama untuk angin meridional yang akan dianalisis tanpa mengurangi informasi yang terkandung dalam data asli. #"! Gambar. Distribusi Nilai (Screeplot) Angin Zonal.! "! Gambar. Distribusi Nilai (Screeplot) Angin Meridional. Tabel menyatakan nilai eigen pada delapan komponen utama yang mencakup delapan nilai eigen zonal yang menentukan,% dari dinamika angin zonal dan delapan nilai eigen meridional yang menentukan % dari dinamika angin meridional. Tabel. Nilai Komponen Utama Angin Zonal dan Meridional. Komponen Angin Zonal Nilai Komponen Utama Ke (m /s ) Proporsi (%) Proporsi Kumulatif (%) 0,,, 0,,,,,, 0,,,,,,,0,, 0,,,,, Komponen Angin Meridional Komponen Utama Ke Nilai (m /s ) Proporsi (%) Proporsi Kumulatif (%),,,,,,,,, 0,,,,,,,,,,,,,

Nilai eigen komponen utama menunjukkan power atau daya dinamika dari komponen angin. Untuk faktor dinamika angin (nilai eigen) dapat dilihat pada Tabel, tampak bahwa nilai eigen komponen angin zonal lebih besar daripada komponen angin meridional. Empat komponen utama untuk angin zonal memberikan kontribusi,%, dan satu komponen utama untuk angin meridional memberikan kontribusi,% dari keseluruhan dinamika angin. Hanya empat komponen utama angin zonal yang akan dianalisis dikarenakan sulitnya menginterpretasikan informasi sampai delapan komponen utama dan kecilnya kontribusi komponen kelima sampai kedelapan terhadap variansi total dinamika angin. Sedangkan hanya komponen utama pertama saja dari angin meridional yang dianalisis, dikarenakan untuk fenomena yang utama saja yaitu nilai eigen komponen utama pertama, dinamika angin meridional hanya memberikan kontribusi sebesar,% atau hampir sepertiga terhadap dinamika angin zonal. Hal ini berarti bahwa selama pengamatan secara kuantitatif, komponen angin zonal lebih mendominasi dinamika medan angin daripada dinamika angin dalam arah meridional. Pada Lampiran dan yaitu profil vertikal komponen angin zonal dan meridional, dapat dilihat bahwa secara kualitatif dinamika angin zonal lebih kuat dibandingkan angin meridional karena tampak amplitudo angin zonal lebih besar daripada angin meridional. Ekstrasi kompleksitas evolusi profil angin zonal dan meridional dapat dilihat pada Gambar (a)-(d) dan Gambar, yaitu profil distribusi vektor eigen komponen utama kesatu, kedua, ketiga dan keempat untuk komponen angin zonal dan profil distribusi vektor eigen komponen utama kesatu untuk komponen angin meridional, yang satu sama lain tidak saling terkait atau saling ortogonal. Masing-masing komponen utama angin zonal memberikan kontribusi dinamika angin sebesar,%,,%,,% dan,% sedangkan angin meridional memberikan kontribusi dinamika angin sebesar,%... Analisis Vektor Angin Zonal Pada vektor eigen pertama angin zonal yang diperlihatkan dalam Gambar (a), menyatakan pola-pola angin secara vertikal yang paling dominan dan mempresentasikan komposisi dinamika angin yang terbesar menyangkut,% dari keseluruhan pergerakan udara yang diakibatkan oleh beberapa fenomena dinamika atmosfer. Pada Gambar (a) tampak bahwa pada troposferbawah, yaitu pada ketinggian - km tampak tenang dan tidak ada zona dinamika angin. Sedangkan pada ketinggian -, km terdapat zona angin timuran yang melemah terhadap waktu dengan intensitas terbesar di troposfer atas (, km). Pada ketinggian,-, km (tropopause) terdapat zona pergerakan angin baratan. Bila dibandingkan dengan time height section angin zonal, maka pola vektor eigen pertama angin zonal di troposfer secara umum menyatakan bahwa zona angin timuran lebih mendominasi. Pada stratosfer-bawah (- km) secara keseluruhan dalam time height section angin zonal (Gambar ) merupakan zona angin baratan. Tetapi dapat dilihat pada pola vektor eigen pertama angin zonal, yang terekam adalah zona angin timuran dengan energi kinetik yang melemah karena mulai masuknya fasa angin baratan QBO yang terlihat pada time height section angin zonal (Gambar ). Pada ketinggian - km disini terekam pada pola vektor eigen bahwa zona angin timuran tampak lebih kuat dibandingkan ketinggian di atasnya... Analisis Vektor Angin Zonal Pola vektor eigen kedua angin zonal yang memberikan kontribusi dinamika angin sebesar,% dari variansi totalnya dapat dilihat pada Gambar (b). Untuk troposferbawah (- km) masih belum terlihat adanya dinamika angin sehingga kondisi tergolong tenang. Pada ketinggian - km yaitu pada lapisan troposfer-tengah hingga atas terlihat adanya perembesan angin baratan yang bergerak ke timur. Berdasarkan analisis spektrum angin zonal di ketinggian dan km (Lampiran dan ) angin berosilasi dengan periode, harian dan bergerak ke arah timur sesuai dengan hasil yang terekam pada pola vektor eigen kedua angin zonal. Pada tropopause yaitu pada ketinggian - km terdapat pergerakan angin ke arah barat. Berdasarkan spektrum angin zonal di ketinggian dan km (Lampiran dan ) tampak bahwa pergerakan angin zonal ke barat ini berfluktuasi dengan periode, hari, selain itu berdasarkan analisis spektrum suhu udara di ketinggian km (Lampiran ) maka ada osilasi suhu udara dengan periode, hari juga. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada tropopause ada osilasi angin zonal dengan periode, hari yang bergerak ke

arah barat dan osilasi ini diikuti dengan osilasi suhu udara berperiode sama di ketinggian yang sama. Pada ketinggian 0- km ada pergerakan angin zonal ke barat dengan periode dominan, hari di ketinggian - km, hal ini tampak pada analisis spektrum komponen utama kedua angin zonal (Lampiran ). Pada ketinggian - km terdapat pergerakan angin zonal ke barat, tetapi karena zona angin timuran ini melemah maka osilasi inipun melemah juga... Analisis Vektor Angin Zonal Pola vektor eigen ketiga angin zonal yang memberikan kontribusi dinamika angin sebesar,% dari variansi totalnya dapat dilihat pada Gambar (c). Pada pola vektor eigen ketiga untuk angin zonal tampak di troposfer-bawah (- km) keadaan relatif tenang, hampir tidak didapatkan dinamika angin yang berarti. Sedangkan pada troposfer-tengah dan troposfer-atas terlihat adanya zona angin baratan di ketinggian - km dengan intensitas yang kecil, namun di ketinggian - km terdapat zona angin yang bergerak ke barat dengan periode dominan, hari di ketinggian km hal ini terlihat pada analisis spektrum angin zonal di ketinggian km (Lampiran ). Pada tropopause dan stratosfer-bawah didapatkan keadaan yang sangat berfluktuasi. Tampak pada ketinggian - km terdapat pergerakan angin baratan ke timur dengan periode, hari, hal ini dapat terlihat pada analisis spektrum angin zonal pada ketinggian km (Lampiran ) dan analisis spektrum komponen utama ketiga angin zonal (Lampiran ). Pada ketinggian - km terdapat angin timuran yang bergerak ke barat dengan periode tiga harian, hal ini tampak pada analisis spektrum angin zonal pada ketinggian km (Lampiran ) dan analisis spektrum komponen utama ketiga angin zonal (Lampiran )... Analisis Vektor Angin Zonal Pada Gambar (d) yaitu pola vektor eigen keempat angin zonal yang memberikan kontribusi dinamika angin hanya sebesar,%, terlihat pada lapisan stratosfer-bawah yaitu pada ketinggian - km terdapat zona angin baratan (fasa baratan QBO) mulai tampak dan fasa baratan QBO ini melemahkan fasa timuran QBO. Pada ketinggian, km terdapat osilasi angin dengan periode hari (dapat terlihat pada Lampiran dan ) yang bergerak ke timur dalam fasa baratan QBO, hal ini merupakan gelombang Kelvin stratosferik. Gelombang ini memberikan sumber fluks momentum bagi zona angin baratan sehingga fasa baratan QBO tersebut mengalami percepatan. Informasi yang diberikan oleh vektor eigen keempat ini sesuai dengan time height section angin zonal (Gambar ) di stratosfer-bawah terjadi penguatan zona angin baratan. Berdasarkan keempat vektor eigen angin zonal dapat dikatakan bahwa pada lapisan troposfer-bawah (- km) selama periode pengamatan yaitu peralihan angin monsun barat ke monsun timur, angin berhembus dengan skala sangat kecil, serta dari pola keempat vektor eigen tampak tidak adanya dinamika angin. Pada lapisan troposfer-tengah zona angin timuran lebih mendominasi di ketinggian - km dengan intensitas tertinggi terjadi di ketinggian km dan pada ketinggian - km terdapat osilasi angin zonal dengan periode, hari yang bergerak ke timur. Ketika memasuki troposfer-atas hingga tropopause osilasi angin zonal dengan periode, hari ini mengalami penguatan kemudian setelah ketinggian km osilasi zonal berperiode, hari mengalami peredaman akibat adanya shear angin timuran... Analisis Vektor Angin Meridional Komponen utama angin meridional yang pertama hanya memberikan kontribusi sebesar hampir sepertiga dari dinamika angin zonal maka komponen angin meridional tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan angin selama pengamatan. Pola distribusi vektor eigen angin meridional untuk komponen utama pertama dapat dilihat pada Gambar. Dapat terlihat bahwa pola distribusi vektor eigen pertama angin meridional yang memberikan kontribusi dinamika angin sebesar,% dari keseluruhan pergerakan angin, dan terkonsentrasi di lapisan troposfer-tengah hingga troposfer-atas (- km) dimana angin meridional bergerak ke arah selatan. Pergerakan angin meridional ke arah selatan merupakan manifestasi dari sel Hadley. Berdasarkan analisis spektrum komponen utama pertama angin meridional (Lampiran ) dibandingkan dengan analisis spektrum angin meridional pada ketinggian - km (Lampiran -0) dapat dilihat bahwa dalam pergerakan udara ke selatan ini, terdapat osilasi dengan periode harian.

Distribusi Vektor Vektor Angin Angin Zonal Zonal Distribusi Vektor Vektor Angin Angin Zonal Zonal Distribusi Vektor Vektor Angin Angin Zonal Zonal Distribusi Vektor Vektor Angin Angin Zonal Zonal, % 0 - -0, -0, -0, -0, 0 0, 0, 0, 0, Elemen Vektor Vektor, % 0 - -0, -0, -0, -0, 0 0, 0, 0, 0, Elemen Vektor Vektor 0 - -0, -0, -0, -0, 0 0, 0, 0, 0, Elemen Vektor Vektor, %, % 0 - -0, -0, -0, -0, 0 0, 0, 0, 0, Elemen Vektor Vektor (a) (b) (c) (d) Gambar. Vektor Angin Zonal ( April - Mei 00): (a) Vektor, (b) Vektor, (c) Vektor, (d) Vektor.

Distribusi Vektor Angin Meridional Vektor Angin Meridional, % 0... - -0. -0. -0. -0. 0 0. 0. 0. 0. Elemen Vektor Vektor Gambar. Vektor Angin Meridonal ( April - Mei 00) V. KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan Hasil analisis data radiosonde pada waktu pengamatan April- Mei 00 dengan ketinggian km sampai km menunjukkan bahwa berdasarkan perbandingan nilai eigen untuk komponen angin zonal dan meridional, dinamika angin dalam komponen zonal lebih mendominasi daripada dinamika angin meridional. Hal ini dapat dijelaskan oleh fenomena yang utama saja yaitu nilai eigen komponen utama pertama, dinamika angin meridional hanya memberikan kontribusi sebesar,% atau hampir sepertiga terhadap dinamika angin zonal. Pada analisis komponen utama, komponen utama pertama baik pada angin zonal maupun meridional mempresentasikan sebagian kondisi rata-rata pergerakan angin yaitu,% untuk angin zonal dan,% untuk angin meridional. Berdasarkan keempat vektor eigen angin zonal dapat dikatakan bahwa pada lapisan troposfer-bawah (- km) selama periode pengamatan yaitu peralihan angin monsun barat ke monsun timur, angin berhembus dengan skala sangat kecil, serta dari pola keempat vektor eigen tampak tidak adanya dinamika angin. Tropopause terdapat pada ketinggian - km. Pada lapisan troposfer-tengah zona angin timuran lebih mendominasi di ketinggian - km dengan intensitas tertinggi terjadi di ketinggian km dan pada ketinggian - km terdapat osilasi angin zonal dengan periode, hari yang bergerak ke timur. Ketika memasuki troposfer-atas hingga tropopause osilasi angin zonal dengan periode, hari ini mengalami penguatan kemudian setelah ketinggian km osilasi zonal berperiode, hari mengalami peredaman akibat adanya shear angin timuran. Distribusi vektor eigen pertama angin meridional yang memberikan kontribusi dinamika angin sebesar,% dari keseluruhan pergerakan angin, dan terkonsentrasi di lapisan troposfer-tengah hingga troposfer-atas (- km) dimana angin meridional bergerak ke arah selatan. Pergerakan angin meridional ke arah selatan merupakan manifestasi dari sel Hadley.. Saran Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada penelitian lebih lanjut, sebaiknya digunakan data radiosonde dengan rentang waktu yang lebih lama (minimal satu tahun) agar fenomena-fenomena yang memiliki periode tahunan dapat terekam. Juga sebaiknya digunakan data pembanding daerah lain dengan rentang waktu pengamatan yang sama, agar dapat menggambarkan karakteristik dinamika angin arah horizontal, sehingga interpretasi dari karakteristik dinamika angin akan lebih kuat dan meyakinkan. Selain itu untuk penelitian selanjutnya juga disarankan untuk menggunakan teknik analisis data multivariat yang lebih komplek seperti teknik fungsi ortogonal empirik komplek, agar hasil yang didapatkan benar-benar dapat mewakilkan keadaan yang sebenarnya.