PENGELOMPOKKAN KULTUR BUDAYA FAKULTAS MENGGUNAKAN METODE ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT (OCAI) ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdapat dua kolom nilai yang berbeda, yakni skor rata-rata subyek dari kategori level leader

PETUNJUK PENGISIAN. Kolom saat ini:

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. disepakatinya AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

Analisis Budaya Organisasi Menggunakan Model OCAI (Organizational Culture Assessment Instrument) pada Universitas XYZ

V. ANALISIS BUDAYA PERUSAHAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS TIPEBUDAYA ORGANISASI TERHADAP PENERAPAN E-OFFICE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atas kepercayaan dan nilai-nilai yang memberi arti bagi anggota suatu organisasi serta aturanaturan

Arinda Yulia Wicahyanti

BAB I PENDAHULUAN. mewartakan injil dan menggembalakan umat beriman. sesama manusia. Dalam mencapai misi tersebut, gereja gereja ditantang untuk

ANALISIS BUDAYA ORGANISASI TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN OCAI (STUDI KASUS BAGIAN PDE KOTA PEKANBARU)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Analisis Managerial Skill Sebagai Bentuk Penerapan Budaya Organisasi Menurut Teori Cameron And Quinn Di Perusahaan X


HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DAN TINGKAT KEPERCAYAAN PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Perubahan adalah bagian yang penting dari manajemen dan setiap

STUDY DESKRIPTIF BUDAYA ORGANISASI AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN INDRAMAYU TAHUN 2017

BAB 6. Kesimpulan dan Saran. bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu institusi pelayanan jasa yang. pelayanan kesehatan yang makin ketat serta memerlukan upaya dalam rangka

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat dari tantangan global. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

IDENTIFIKASI TIPE DAN KEKUATAN BUDAYA ORGANISASIONAL DI PT. SAT SEMARANG DENGAN PENDEKATAN OCAI (CAMERON DAN QUINN)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

BAB III METODE PENELITIAN. (Arikunto, 2010). Maka populasi dalam penelitian ini adalah Gereja gereja

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

Jurnal Ekonomi Modernisasi JEM 13 (2) 2017, 53-61

BAB II LANDASAN TEORI

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI PT. JAYA KUSUMA SARANA BALI MELALUI PENDEKATAN BUDAYA ORGANISASI

PEMETAAN BUDAYA ORGANISASI MENGGUNAKAN ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT (OCAI) PADA PT KERETA API INDONESIA DAERAH OPERASIONAL 4 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB II LANDASAN TEORI

MODEL KESESUAIAN APLIKASI UNTUK GOVERNMENT BERDASARKAN BUDAYA ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari

BAB III SOLUSI BISNIS

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman ISSN (Online):

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat kegiatan belajar mengajar. Belajar dan mengajar tidak hanya dimaknai sebagai

B A B I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan. suatu organisasi. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu

Desain Struktur Organisasi: Spesialisasi dan Koordinasi

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS

MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH. Dalam Konteks MBS

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan persaingan bisnis pada era globalisasi dewasa ini. semakin tidak dapat diprediksikan. Selain itu disertai juga dengan

GAMBARAN BUDAYA ORGANISASI PADA PT CAB

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

IMPLEMENTASI STRATEGI: STAFFING DAN DIRECTING TUJUAN PEMBELAJARAN CIS-UBAYA-PD-PHB

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan tidak terlepas dari

BAB II LANDASAN TEORI

Pentingnya gy kepemimpinan p bagi seorang wirausaha. Teori kepemimpinan awal Teori kepemimpinan kontemporer

BAB I PENDAHULUAN. anak didik kita diberi bekal ilmu yang memadai melalui jalur pendidikan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

kewirausahaan karyawannya

BAB I PENDAHULUAN. dari globalisasi yang berkembang dalam dunia bisnis yang membuat

BAB 2 LANDASAN TEORI

Tipologi Budaya Organisasi RM.Kampung Laut Semarang Dengan Menggunakan Pendekatan Cameron dan Quinn SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Adapun yang melatarbelakangi mengapa peneliti merasa tertarik

II. TINJAUAN PUSTAKA A. BUDAYA ORGANISASI

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN

Chapter 6 CORPORATE UNIVERSITY BEST PRACTICE

BAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERANAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASIONAL UNTUK PENCAPAIAN KEUNGGULAN KOMPETITIF

BAB II LANDASAN TEORI

Contoh Perilaku dan Budaya Organisasi

Faktor Keberhasilan untuk Keterlibatan Pengguna Akhir Office 365

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 13 (2016) Juni

BAB 1 PENDAHULUAN. Tinggi Swasta terkemuka di Bandung. UTama secara konsisten berkomitmen untuk

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam perusahaan. Keberadaannya di dalam sistem kerja dengan segala

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kepercayaan, norma, nilai-nilai, filosofi, tradisi dan pengorbanan.

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010).

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

Transkripsi:

PENGELOMPOKKAN KULTUR BUDAYA FAKULTAS MENGGUNAKAN METODE ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT (OCAI) Ni Putu Nurwita Pratami Wijaya Fakultas Bisnis Manajemen, Universitas Widyatama Email:putu.nurwita@widyatama.ac.id ABSTRAK Budaya organisasi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kebiasaan dan perilaku orang-orang dalam organisasi. Sangat penting kaitannya suatu organisasi perlu mengetahui dan memahami budaya organisasi yang dianut dalam organisasinya. Hal ini berkaitan dengan perilaku masing-masing individu dalam organisasi tersebut. Termasuk dalam lingkungan akademis yang terdiri dari dosen, pegawai, dan mahasiswa. Setiap perguruan tinggi perlu untuk mengetahui budaya organisasi apa yang digunakan dalam organisasinya. Menurut Cameroon dan Quinn (201 1) ada empat macam budaya dalam organisasi yaitu: budaya clan, adhocracy, hierarchy, dan market. Masing-masing kebudayaan memiliki karakteristik yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budaya organisasi yang ada pada perguruan tinggi X. Batasan penelitian ini adalah pada tiga fakultas berbeda, dikarekan tiga fakultas tersebut yang memiliki program S 1 dan S2. Responden penelitian ini berjumlah 60, denganmasing-masing fakultas terdiri dari sepuluh responden S1 dan sepuluh responden S2. Penelitian ini menggunakan instrument OCAI (Organization Culture Assesment Instrument), dirnana kuesioner yang dibagikan keresponden mengacu pada indikator OCAI. Pengolahan hasil kuesioner menunjukkan bahwa budaya dominan pada perguruan tinggi tersebut adalah clan dan budaya yang diharapkan juga clan. Kata Kunci: Budaya organisasi, Organization Culture Assesment Instrument, pemetaan budaya organisasi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia dalam suatu organisasi haruslah mengetahui kebiasaan atau perilaku dari orang-orang yang ada pada organisasi tersebut. Kebiasaan dan perilaku yang dilakukan oleh orang-orang dalam suatu organisasi dapat te rjadi karena beberapa faktor. Beberapa faktor yang dapat mernpengaruhi kebiasaan dan perilaku dari orang-orang tersebut adalah sebagai berikut : 1. Faktor ekonomi 2. Faktor hukum 3. Faktor politik 4. Faktor budaya Begitu pula untuk melakukan manajemen sumber daya manusia yang ada dalam setiap fakultas atau sekolah yang terdapat dalam lingkungan akademik haruslah mengetahui apa kebiasaan dan perilaku yang ditunjukkan dari kelompok fakultas tersebut. Keempat faktor tersebut dapat juga mempengaruhi kebiasaan atau perilaku dari masing-masing anggota kelompok fakultas atau sekolah tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah faktor budaya. Dimana faktor budaya ini untuk setiap fakultas dan sekolah dalam lingkungan akademik dapat berbeda satu dengan lainnya. Dalam penelitian ini mengangkat bagaimana budaya yang ada pada setiap fakultas dan sekolah yang ada dalam lingkup akademik tersebut. Untuk membantu kesuksesan dari penelitian ini, maka digunakan survey menurut organizational culture assessment instrument (OCAI) yang ditemukan oleh Cameron dan Quinn. Organizational culture assessment instrument (OCAI) mengklasifikasikan kebudayaan organisasi kedalam empat kultur. Keempat kultur yang dimiliki oleh OCAI tersebut juga memiliki karakteristik masing-masing. Adapun keempat kultur tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kultur klan - kultur seperti dalam keluarga besar 2. Kultur adhocracy - kultur yang dinamis dan kreatif 3. Kultur market - kultur yang berdasarkan pada hasil 4. Kultur hirarki - kultur formal yang terstruktur dalam setiap perilakunya

1.2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berrkut: 1. Mengetahui kultur budaya yang ada dalam masing-masing fakultas saat ini. 2. Mengetahui harapan kultur budaya dalam masing-masing fakultas. 1.3. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan kuisioner. 2. Kuisioner yang digunakan sesuai dengan metode OCAI. 3. Kuisioner yang disebarkan kepada mahasiswa dari masing-masing fakultas dan program studi baik S 1 dan S2. 11. LWASAN TEORITIS 2.1. Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI) OCAI ini mengklasifikasikan kultur dari organisasi atau kelompok ke dalam empat kerangka bersaing. Keempat kerangka bersaing tersebut memiliki karakteristik yang bisa diukur menggunakan perhitungan tertentu. adapun keempat kerangka bersaing tersebut seperti Kultur klan - kultur seperti dalam keluarga besar, Kultur adhocracy - kultur yang dinamis dan kreatif, Kultur market - kultur yang berdasarkan pada hail,- Kultur hirarki - kultur formal yang terstruktur dalam setiap perilakunya. OCAI juga mendasari kuisionernya menggunakan enam pertanyaan dasar yang nantinya akan dipilih oleh responden yang mana paling mendekati, yaitu : I. Dominant Characteristics a. Organisasi adalah sebuah tempat yang sangat pribadi. Hal ini seperti sebuah keluarga besar, dimana orang-orang bersama-sama membagi banyak ha1 dari diri mereka. b. Organisasi adalah sebuah tempat berusaha yang sangat dinamis. Orang-orang rela untuk "menikam leher mereka" dan mengambil risiko.

c. Organisasi sangat berorientasi tujuan. Sebuah perhatian utama adalah dengan menyelesaikan pekerjaan. Orang-rang sangat kompetitif dan berorientasi pada prestasi. d. Organisasi sebuah tempat yang terkontrol dan tersusun rapi. Prosedur formal sudah menjadi ha1 umum yang dilakukan oleh orang-rang. 2. Organizational Leadership a. Kepemimpinan dalam organisasi dipertimbangkan secara umum untuk menasehati, memfasilitasi, atau mengasuh. b. Kepemimpinan dalam organisasi adalah kewirausahaan, menginovasi atau mengambil risiko. c. Kepemimpinan dalam organisasi adalah bukan sebuah omong kosong belaka, agresif, berorientasi fokus pada hasil. d. Kepemimpinan dalam organisasi adalah mengkordinasikan, mengorganisir atau be rjalan mulus efisien. 3. Management of Employees a. Gaya manajemen dalam organisasi dikarakteristikan dengan kerja tim, konsesus dan pratisipasi. b. Gaya manajemen dalam organisasi dikarakteristikan dengan pengambilan risiko secara individual, inovasi, kebebasan dan keunikan. c. Gaya manajemen dalam organisasi dikarakteristikan dengan kompetisi yang keras, tuntutan yang tinggi, dan prestasi. d. Gaya manajemen dalam organisasi dikarakteristikan dengan keamanan dari karyawan, kenyamanan, dapat diramalkan, dan stabilitas dalam hubungan. 4. Organization Glue a a. Perekat yang dapat perekatkan organisasi adalah loyality dan kepercayaan diantara sesama anggota organisasi. Komitmen untuk organisasi ini berjalan dalam tingkat yang tinggi. b. Perekat yang dapat merekatkan organisasi adalah komitmen untuk inovasi dan pengembangan. Dalam ha1 ini adalah sebuah tekanan untuk menjadi ujung tombak. c. Perekat yang dapat merekatkan organisasi adalah tekanan untuk berprestasi dan pencapaian tujuan. Agresivitas dan memenangkan sesuatu adalah motif yang biasa ada. d. Perekat yang dapat merekatkan organisasi adalah aturan formal dan kebijakan. Memperbaiki organisasi agar berjalan halus adalah ha1 yang penting.

5. Strategic Emphases a. Organisasi menekankan pada pengembangan dari segi manusianya. Kepercayaan yang tinggi, keterbukaan dan partisipasi berlangsung lama. b. Organisasi menekankan pada perolehan sumber daya baru dan membuat tantangan baru. Mencoba ha1 yang baru dan membuat prospek untuk peluang adalah sangat dinilai. c. Organisasi menekankan pada kegiatan kompetitif dan prestasi. Mencapai target yang tinggi dan memenangkan pasar secara dominan. d. Organisasi menekankan pada suatu keadaan permanen dan stabil. Efisienasi, pengendalian dan operasi-perasi yang halus adalah sangat penting untuk dilakukan. 6. Criteria of Success a. Organisasi mendefinisikan sukses berdasar pada pengembangan dari surnber daya manusia, kerja tim, komitmen karyawan, dan perhatian pada orang-orang. b. Organisasi mendefinisikan sukses berdasar pada memiliki banyak produk yang unik dan terbaru. Organisasi adalah product leader dan inovator. c. Organisasi mendefinisikan sukses berdasar pada memenangkan persaingan di pasar dan melebihi kompetisi. Kepemimpinan pasar yang kompetitif adalah kunci d. Organisasi mendefinisikan sukses berdasar pada efisiensi. Pengiriman yang dapat diandalkan, penjadwalan yang halus dan produksi hemat biaya adalah sangat penting. 2.2. Empat Kerangka Bersaing OCAI Dalam kerangka bersaing yang ada dalam OCAI ini mengelompokkan kultur yang ada pada organisasi-organisasi. Organisasi disini bisa bersifat fomal maupun informal. berikut adalah penjelasan mengenai keempat kerangka bersaing yang ada dalam OCAI. 1. Kultur Klan Lingkungan kerja ini bersifat ramah. orang-orang memiliki banyak kesamaan, dan mirip dengan keluarga besar. Para pemimpin atau eksekutif dianggap sebagai pembimbing atau bahkan sebagai tokoh ayah. Organisasi ini disatukan oleh loyalitas dan tradisi. Organisasi ini menekankan pada pengembangan sumber daya manusia jangka panjang dan moral. Sukses

didefinisikan dalam rangka memenuhi kebutuhan dari klien dan merawat orang-orang. Organisasi dikhususkan pada kerja sama tim, partisipasi, dan konsensus. Tipe dari pemimpin adalah seorang fasilitator, mentor, tim pembangun. Nilai penggerak dalam organisasi jenis klan ini adalah komitmen, komunikasi, pengembangan. Teori Efektivitas berdasarkan kepada pengembangan sumber daya manusia dan partisipasi efektif. Strategi Peningkatan Kualitas dilihat dari segi pemberdayaan, membangun tim, keterlibatan karyawan, pengembangan SDM, dan komunikasi terbuka. 2. Kultur Adhocracy Dalam kultur adhocracy ini, Organisasi adalah sebuah lingkungan kerja yang dinamis dan kreatif. Karyawan dapat mengambil risiko. Pemimpin dipandang sebagai inovator dan pengambil risiko. Percobaan dan inovasi merupakan ikatan dalarn organisasi. Tujuan jangka panjang adalah untuk tumbuh dan mencari peluang sumber daya baru. Ketersediaan produk atau jasa baru dianggap sebagai kesuksesan. Organisasi mempromosikan inisiatif individu dan kebebasan. Tipe pemimpinnya adalah bersifat Inovator, pengusaha, visioner. Nilai penggeraknya adalah output yang inovatif, transformasi, kelincahan. Teori Efektivitas yang dianutnya adalah innovativeness, visi dan sumber daya baru yang efektif. Strategi Peningkatan Kualitas dilihat dari sudut pandang Kejutan dan kegembiraan, menciptakan standar baru, mengantisipasi kebutuhan, perbaikan terus-menerus, mencari solusi kreatif.. 3. Kultur Market Kultur jenis ini merupakm organisasi berbasis hasil yang menekankan menyelesaikan pekerjaan dan menyelesaikan sesuatu. Pada kultur ini, terdapat orang-orang yang kompetitif dan terfokus pada tujuan. Pemimpin adalah penggerak yang keras, produsen, dan saingan pada waktu yang sama. Orang-rang yang ada didalarnnya berkarakter tangguh dan memiliki harapan yang tinggi. Penekanan pada kemenangan organisasi bersama-sama dan terus menerus. Reputasi dan sukses adalah yang paling penting. Fokus jangka panjang merupakan konsep kegiatan persaingan dan mencapai tujuan. Tekanan pasar dan saham adalah definisi sukses. Harga kompetitif dan kepemimpinan pasar adalah penting. Gaya organisasi didasarkan pada persaingan.

Jenis pemimpin dalam organisasi jenis kultur market adalah penggerak yang keras dan "bertangan dingin", pesaing, produsen. Nilai penggerak yang dianut adalah pasar saham, pencapaian tujuan, profitabilitas. Teori efektivitas didasarkan pada agresivitas persaingan dan berfokus pada pelanggan yang efektif. Strategi peningkatan kualitas didasarkan pada pengukuran preferensi klien, meningkatkan produktivitas, menciptakan kemitraan eksternal, meningkatkan daya saing yang melibatkan pelanggan dan pemasok. 4. Kultur Hirarki Organisasi dengan kultur hirarki ini adalah organisasi dengan lingkungan kerja formal dan terstruktur. Prosedurlah yang berhak memutuskan apa yang dilakukan oleh anggota dari organisasi ini. Pemimpin menjamin dan menjaga fungsi organisasi lancar adalah ha1 yang paling penting. Aturan formal dan kebijakan organisasi dijalankan dan ditetapkan secara bersama-sama. Tujuan jangka panjang adalah stabilitas dan hasil, dipasangkan dengan pelaksanaan yang efisien dan kelancaran tugas. Pengiriman amanah, perencanaan yang baik, dan biaya rendah mendefinisikan kesuksesan. Tipe pemimpinnya adalah seorang koordinator, monitor, organizer. Nilai penggerak dalam organisasi ini adalah efisiensi, ketepatan waktu, konsistensi, dan keseragaman. Teori efektivitas yang dianutnya adalah kontrol dan efisiensi dengan proses yang efektif. Strategi peningkatan kualitas dilihat dari kesalahan deteksi, pengukuran, pengendalian proses, pemecahan masalah yang sistematis, kualitas alat-alat bantu yang digunakan. 111. METODE PENELITIAN Berdasarkan Gambar 1 berikut ini akan disajikan metode penelitian yang dilakukan dalam m/elakukan penelitian ini. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Observasi Fakultas Pada penelitian ini akan dipilih tiga fakultas yang masing masing merniliki program studi S1 dan S2. Responden dari Fak. 1, Fak.2 dan Fak.3 akan dipilih secara acak. Masing-masing fakultas akan memiliki 20 responden. Dari 20 responden dipilih sepuluh orang untuk program studi S 1 dan sepuluh orang untuk program studi S2. 2. Pengembangan Kuisioner OCAI Pengembangan kuisoner pada penelitian ini berdaarkan metode OCAI. Pada Tabel 1 berikut dapat dilihat contoh kuisioner.

Tabel 1. Contoh Kuisioner OCAI 1. Dominant Characteristics A B C D Organisasi adalah sebuah tempat yang sangat pribadi. Hal ini seperti sebuah keluarga besar, dimana orang+rang bersama-sama membagi banyak ha1 dari diri mereka. Organisasi adalah sebuah tempat berusaha yang sangat dinamis. Orang-orang rela untuk "menikam leher mereka" dan mengambil risiko. Organisasi sangat berorientasi tujuan. Sebuah perhatian utama adalah dengan menyelesaikan pekerjaan. Orang-rang sangat kompetitif dan berorientasi pada prestasi. Organisasi sebuah tempat yang terkontrol dan tersusun rapi. Prosedur formal sudah menjadi ha1 umum yang dilakukan oleh orang-rang. Total Sekarang Lebih menyukai Para responden akan memilih mana yang menurut mereka paling mirip dengan keadaan mereka sekarang dan harapan Aereka terhadap budaya organisasi fakultas. 3. Pengumpulan Data Sebelum melakukan qengumpulan data, penulis melakukan penyebaran kuisioner ke masing-masing fakultas. Penyebaran kusioner dilakukan pada saat makan siang dengan mengambil tempat antara lain kantin, kelas, laboratorium dan perpustakaan. Dalam proses pengumpulan data penulis menunggu para responden dalam melakukan pengisian kusioner. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi kebingungan dari responden dalam pengisian kusioner. 4. Analisis Kuisoiner Analisis kusioner ini dhlmkan masing-masing program studi setiap fakultas. Perhitungannya menggunakan rata-rata masing-masing budaya yang ada pada metode OCAI. 5. Hasil Kultur Budaya

Kultur budaya didapatkan berdasarkan analisis kusioner sebelumnya. Kultur budaya akan dibagi menjadi dua yaitu kultur budaya yang responden rasakan saat ini dan harapan mereka. W. HASIL PENELITIAN Pada bagian ini akan dijelaskan langkah-langkah dalam melakukan penelitian. Dalam bagian ini juga akan disebutkan berapa responden dari masing-masing baik Mahasiswa Strata Satu maupun Mahasiswa Strata Dua, hasil survey, analsis dari hail survey dengan menggunakan Organizational Culture Assesment Instrunment (OCAI). 4.1. Jumlah Responden Untuk jurnlah responden yang digunakan adalah sejumlah enam puluh (60) orang. Dimana masing-masing fakultas memiliki jumlah responden adalah dua puluh (20) orang dan dari masing-masing strata pada setiap fakultas atau sekolah adalah sepuluh (10) orang responden. Untuk lebih jelasnya jumlah responden yang digunakan ada pada Tabel 2 berikut. 4.2. Analisis Hasil Kuisioner Bagian ini berisikan hasil pengumpulan data kuisioner pada masingmasing fakultas. Untuk lebih jelasnya berikut akan disajikan nilai masingmasing fakultas dan strata menurut OCAI. FaRl SI Kuadran A(C1an) B (Adhocracy) C (Market) Dmirarki) Tabel 3. Analisis Fak.1 S1 Now 29.74 17.66 24.74 27.83 Future 30.33 19.08 24.91 25.99

Berdasarkan Tabel 3 tersebut dapat dilihat bahwa Fakl Strata 1 untuk saat ini berada dalam budaya Clan. Sedangkan mereka berharap budaya yang ada adalah tetap Clan. u Pengumpulan Data 0 FINISH Gambar 1. Metode Penelitian Fak I S2 Tabel 4. Analisis Fakl S2 I Kuadran 1 Now I Future '1 Berdasarkan Tabel 4 tersebut dapat dilihat bahwa Fakl Strata 2 untuk saat ini berada dalarn budaya Clan. Sedangkan mereka berharap budaya tetap seperti adanya Clan. Tabel 5. Analisis Fa12 S1 r Kuadran 1 NOW I Future 1

Berdasarkan Tabel 5 tersebut dapat dilihat bahwa Fak2 Strata 1 untuk saat ini berada dalam budaya Clan. Sedangkan mereka berharap budaya tetap seperti adanya Clan. Tabel 6. Analisis Fak.2 S2 1 Kuadran A(C1an) B (Adhocracy) C(Market) D(Hirarki) Now I Future I Berdasarkan Tabel 6 tersebut dapat dilihat bahwa Fak2 Strata 1 untuk saat ini berada dalam budaya Clan. Sedangkan mereka berharap budaya tetap seperti adanya Clan. Tabel 7. Analisis Fak.3 S1 Kuadran A (Clan) B (Adhocracy) C (Market) D (Hirarki) Now 28.33 21.41 26 23.75 Future 33.5 22 20.58 24.41 Berdasarkan Tabel 7 tersebut dapat dilihat bahwa Fak3 Strata 1 untuk saat ini berada dalarn budaya Clan. Sedangkan mereka berharap budaya tetap seperti adanya Clan. Fak3 S2 Kuadran A(C1an) B(Adhocraq) Cwarket) D(Hirarki) Tabel 8. Analisis Fak.3 S2 Now 25.25 22.75 24.75 27.25 Future 31.25 22.08 20.58 25.91

Berdasarkan Tabel 8 tersebut dapat dilihat bahwa Fakl Strata 2 untuk saat ini berada dalam budaya Hirarki. Sedangkan mereka berharap budaya berubah menjadi budaya Clan. 4.3. Daftar Kultur Budaya Fakultas dan Program Studi Tabel 9 berikut ini berisikan daftar kultur budaya yang ada pada masing-masing program studi setiap fakultas. Hanya Fak.3 S2 saja yang saat ini yang memiliki kultur dominan Hirarki, sedangkan fakultas dan prodi yang lain dominan Clan. Tabel 9. Daftar Kultur Budaya 1 Now I Future Fak.1 S1 I Clan 1 Clan I Fak.1 S2 I Clan I Clan I Fak.2 S1 1 Clan I Clan I Fak.2 S2 1 Clan I Clan I Fak.3 S1 I Clan I Clan I Fak.3 S2 I Hirarki I Clan V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian ini didapat kesimpulan sebagai berikut : 1. Metode OCAI dapat digunakan dalam mencari budaya yang saat ini dirasakan oleh masing-masing Fakultas. 2. Metode OCAI juga dapat digunakan dalam mengetahui budaya yang diharapkan ada pada masing-masing Fakultas. 3. Berdasarkan perhitungan keseluruhan Fakultas saat ini memiliki Budaya Clan dan tehp menginginkan Budaya Clan sebagai budaya akademis fakultas. 5.2. Rekomendasi 1. Penarnbahan jumlah responden dapat dilakukan agar dapat memperluas cakupan penelitian. 2. Penelitian serupa dapat juga melibatkan Karyawan, Staf dan Dosen sebagai responden.

DAFTAR PUSTAKA Andrayani, Y., Machasin, & Amsal, C. (2013). Pengaruh Motivasi, Budaya Organisasi dan Disiplin Kerja terhadap Kine rja. Jurnal Universitas Riau Budiasih, Y. (2012). Strulctur Organisasi, Desain Kerja, Budaya Organisasi, dan Pengaruhnya Terhadap Produktivitas Karyawan Studi Kasus pada PT. XX di Jakarta. Jurnal Liquidity Vol. 1, No2,99-105. Fortado, B., & Fadil, P. (2012). The Four Faces of Organizational Culture. Competitiveness Review: An International Business Journal, 283-298. Torang, S. (2013). ORGANISASI & MANAJEMEN (Perilaku, Struktur, Budaya & Perubahan Organisasi).Bandung: Alfabeta Vijayakumar, V., & Padma, R. (2014). Impact of Perceived Organizational Culture and Learning on Organizational Identification. International Journal of Commerce and Management, 40-62.