BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN. diabaikan lagi, karena hal ini merupakan bagian tugas dan fungsi pemerintah.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Sesuai dengan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota

BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN. Pelayanan prima dituangkan pada visi dan misi nasional Indonesia,

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. G. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi Daerah merupakan salah satu upaya renovasi yang dilaksanakan

PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) SEBAGAI IMPLEMENTASI PERCEPATAN REFORMASI BIROKRASI DI BIDANG PELAYANAN PUBLIK

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

INFORMASI PUBLIK YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

A. PENDAHULUAN. Prinsip prinsip dari visi diatas adalah :

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

INFORMASI PUBLIK YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA KECAMATAN CIBINONG KABUPATEN BOGOR

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) IZIN TRAYEK PADA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintah yang baik ( good governance ) yang merupakan. salah satu isu yang sangat mengemuka.

BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVSU. dengan sebutan Badan atau Kantor dan selanjutnya pada pasal 2 ayat 2

GUBERNUR SULAWESI BARAT

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2005

KEDUDUKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN MATARAM

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMOM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Dinas Tata Kota Kabupaten Lampung Utara

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) IZIN USAHA HOTEL PADA

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti Undang-undang atau aturan. Dengan demikian otonomi dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU. A. Profil Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi

QANUN KABUPATEN ACEH SINGKIL NOMOR 3 TAHUN 2012

BERITA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

SEKSIPEMROSESAN BAGAN SUSUNAN ORGANISASI KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 57 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

INFORMASI PUBLIK YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA KECAMATAN CISEENG KABUPATEN BOGOR

BUPATI ROKAN HILIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 21 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 333 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KECAMATAN DALAM LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN WEWENANG PENGELOLAAN DAN PENANDATANGANAN PERIZINAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI PERDESAAN MELALUI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP)

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KELURAHAN DALAM LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2012, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Prov.

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

BAB III PROSEDUR PEMBERIAN IZIN PEMASANGAN REKLAME BERDASARKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2011 DI KOTA MEDAN

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG

Walikota Tasikmalaya

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PADANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS KANTOR PELAYANAN PERIZINAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2008

Profil Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

REVISI RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KOTA PADANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

Motto: Senyum Perizinan Page 1

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI. NOMOR 46 TAHUN A Tahun 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yang sangat signifikan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan tidak bisa digantikan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan Pelayanan prima dituangkan pada visi dan misi yang menunjukkan bahwa tuntutan masyarakat terhadap pelayanan prima aparatur pemerintah kepada masyarakat merupakan suatu keharusan dan tidak dapat diabaikan lagi, karena hal ini adalah merupakan bagian dari tugas dan fungsi pemerintah. Pelayanan prima kepada masyarakat tersebut diatas tertuang antara lain dalam : 1. GBHN Republik Indonesia Tahun 1999 Bab III. 2. INPRES Nomor 1 Tahun 1995 tentang Kualitas Pelayanan Aparatur Pemerintah Kepada Masyarakat. 3. Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993 tentang Pedoman Tata laksana Pelayanan Umum. 4. Surat Edaran Menkoswasbangpan Nomor 56/MK.WASPAN/6/1998, antara lain menyebutkan bahwa langkah-langkah perbaikan mutu pelayanan masyarakat diupayakan dengan menerapkan pola pelayanan terpadu (satu atap dan satu pintu) bagi unit-unit kerja kantor pelayanan yang terkait dalam proses atau menghasilkan suatu produk pelayanan. 5. Keputusan Menpan No. KEP/24/M.PAN/2004 tentang Pedoman Umum Penyusun Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. 6

7 6. Keputusan Menpan No. KEP/24/M.PAN/2004 tentang Petunjuk Teknisi Transparansi dan Akuntabilitas Penyelenggara Pelayanan Publik. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah antara lain ditegaskan bahwa tujuan pemberian otonomi adalah berupaya memberikan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang semakin baik kepada masyarakat, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan. Jadi kualitas pelayanan paratus pemerintah kepada masyarakat merupakan indikator keberhasilan otonomi daerah. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka Pemerintah Kota Medan membentuk Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan. Adapun maksud didirikannya BPPT Kota Medan adalah untuk menyelenggarakan pelayanan perijinan yang prima dan satu pintu. Hal tersebut diharapkan dapat mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi penanaman modal dan investasi dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat Kota Medan. Adapun prinsip dari pelayanan prima adalah sebagaimana yang tertuang dalam Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993, antara lain : Sederhana, jelas, aman, trasnparan, effisien, ekonomis, adil dan tepat waktu. Sedangkan tujuan didirikannya Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan antara lain :

8 1. Mewujudkan pelayanan prima. 2. Melayani kepentingan masyarakat dalam mengurus perijinan dengan baik yang didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan publik, yaitu responsivitas, kesederhanaan, transparansi, dan kepastian hukum. 3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja aparatur Pemerintah Kota Medan, khususnya yang terlibat langsung dengan pelayanan masyarakat. 4. Mendorong kelancaran pemberdayaan ekonomi masyarakat, yang pada gilirannya masyarakat dapat terdorong untuk ikut berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan pembangunan. Dalam setiap organisasi ataupun instansi memiliki visi dan misi. Adapun visi dari Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan adalah Terwujudnya Pelayanan Prima Perizinan untuk mewujudkan Medan Kota Metropolitan yang modern, madani dan religius. antara lain : Sedangkan, misi dari Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan, 1. Mewujudkan pelayanan perijinan yang sederhana, transparan, tepat waktu dan memiliki kepastian hukum. 2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang memiliki daya saing dan berkelanjutan. B. Profil Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan terbentuk sejalan dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Medan No. 3 Tahun 2009, yang didasarkan atas Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

9 Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah. Kesederhanaan, kepastian hukum, transparan itulah harapan dari dibentuknya Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan yang merupakan unit kerja pelayanan perijinan dan non perijinan. Dalam rangka Good Governance maka sudah saatnya dilakukan pelayanan kepada masyarakat secara sederhana, jelas, aman, transparan, effisien, ekonomis, adil dan tepat waktu. Hal ini diharapkan agar dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat serta menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi penanaman modal dan investasi dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat Kota Medan. Dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 159 dan 160 Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota maka ditetapkan pengaturan mengenai pendelegasian sebagian kewenangan proses dan penandatanganan perijinan kepada Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan melalui Peraturan Walikota Medan Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pendelegasian sebagian Kewenangan Proses dan Penandatanganan Perijinan kepada Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan tetapi setelah keluar Peraturan Walikota Medan Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pendelegasian sebagian Kewenangan Proses dan Penandatanganan Perijinan kepada Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan tanggal 18 Nopember 2010 dari 8 (delapan) ijin menjadi 11 (sebelas) ijin maka secara otomatis Peraturan Walikota Medan Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pendelegasian sebagian Kewenangan Proses dan Penandatanganan

10 Perijinan kepada Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan tidak berlaku lagi. Adapun ijin yang ditangani mulai bulan Januari 2011 adalah : 1. Ijin Usaha Perdagangan. 2. Ijin Usaha Industri Kecil dan Menengah. 3. Tanda Daftar Perusahaan. 4. Ijin Gangguan Perusahaan Industri. 5. Ijin Gangguan Bukan Perusahaan Industri. 6. Ijin Pelataran Parkir. 7. Ijin Optik. 8. Ijin Kerja Petugas Kesehatan. 9. Ijin Reklame Khusus Umbul-Umbul dan Spanduk. 10. Ijin Usaha Jasa Konstruksi. 11. Ijin Pengelolaan, Pengorbanan, Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah. Tetapi untuk tanda Daftar Perusahaan, Ijin Gangguan Perusahaan Industri dan Ijin Gangguan Bukan Perusahaan Industri direncanakan aktif pada awal Januari 2011. Pelaksana kebijakan penyederhanaan pelayanan perijinan yaitu upaya peningkatan terhadap waktu, prosedur, dan baiaya pemberian perijinan dan non perijinan. Dalam proses penyederhanaan pelayanan perijinan ada 6 (enam) langkah kebijakan yang telah ditempuh oleh Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan yaitu :

11 1. Mengurangi kontak petugas dengan para pemohon (masyarakat). 2. Membuat pemisahan yang jelas antara unit penerimaan/verifikasi dokumen (front office) dengan unit pengolah perijinan (back office). 3. Menciptakan transparansi dan kepastian waktu penyelesaian ijin pada kertas tanda terima resmi dokumen. 4. Mempublikasikan prosedur dan persyaratan perijinan secara luas. 5. Mempercepat proses perijinan dengan memotong rantai birokrasi. 6. Menyediakan kotak saran. C. Struktur Organisasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan Berdasarkan peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan, dimana di dalamnya salah satunya mengatur Struktur Organisai Badan Pelayanan Perijinan (BPPT) Kota Medan yaitu pada Bab II pasal 2 dimana Organisasi Badan terdiri dari : a. Sekretariat b. Bagian Tata Usaha, Membawahkan : 1. Sub Bagian Umum 2. Sub Bagian Keuangan 3. Sub Bagian Penyusunan Program c. Bidang Pelayanan Perijinan I d. Bidang Pelayanan Perijinan II e. Bidang Pelayanan Perijinan III f. Bidang Pelayanan Perijinan IV

12 g. Tim Teknisi h. Kelompok Jabatan Fungsional

13 Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Sekretariat Bagian Tata Usaha Sub Bagian Umum Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Penyusunan Program Kelompok Jabatan Fungsional Bidang Pelayanan Perijinan I (Usaha Perdagangan dan perindustrian) Bidang Pelayanan dan Perijinan II (Ketentraman dan Ketertiban) Bidang Pelayanan Perijinan III (Tata Ruangan, Perhubungan dan Linkungan Hidup) Bidang Pelayanan Perijinan IV (Kontruksi, Kesehatan, dan Lain-lain) Tim Teknisi Tim Teknisi Tim Teknisi Tim Teknisi Sumber : Sub Bagian Umum BPPT Kota Medan 2010 GAMBAR I STRUKTUR ORGANISASI BPPT KOTA MEDAN

14 D. Deskripsi Jabatan 1. Sekretariat/Badan a. Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. b. Badan sebagaimana dimaksud didukung oleh sekretariat yang dipimpin oleh Kepala. c. Kepala sekretariat sebagaimana dimaksud karena jabatannya adalah Kepala Badan. Sekretariat/Badan mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perijinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplikasi, keamanan dan kepastian. 2. Bagian Tata Usaha Bagian Tata Usaha dipimpin oleh Kepala Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Tugas pokok Bagian Tata Usaha melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup ketatausahaan yang meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program : 1) Sub Bagian Umum Dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bagian Tata Usaha lingkup administrasi umum.

15 2) Sub Bagian Keuangan Dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bagian Tata Usaha lingkup pengelolaan administrasi keuangan. 3) Sub Bagian Penyusunan Program Dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha lingkup penyusunan program dan laporan. 3. Bidang Pelayanan Perijinan I Bidang Pelayanan Perijinan I dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang Pelayanan Perijinan I mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagain tugas Badan lingkup pelayanan perijinan yang berkaitan dengan Usaha, Perdagangan, dan Prindustrian. 4. Bidang Pelayanan Perijinan II Bidang Pelayanan Perijinan II dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang Pelayanan Perijinan II mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perijinan yang berkaitan dengan Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat.

16 5. Bidang Pelayanan Perijinan III Bidang Pelayanan Perijinan III dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang Pelayanan Perijinan III mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perijinan yang berkaitan dengan Tata Ruang, Perhubungan dan Lingkup Hidup. 6. Bidang Pelayanan Perijinan IV Bidang Pelayanan Perijinan IV dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang Pelayanan Perijinan IV mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perijinan yang berkaitan dengan Konstruksi, Kesehatan dan Lain-lain. 7. Tim Teknis Tim Teknis mempunyai tugas : a. Meneliti permohonan ijin. b. Mengadakan rapat pembahasan permohonan ijin. c. Melaksanakan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin apabila diperlukan. d. Melaksanakan proses perijinan, perhitungan retribusi dan persiapan konsep Surat Keputusan/Perijinan.

17 e. Memberikan sarana-sarana atau pertimbangan-pertimbangan kepada Kepala Badan yang menyangkut pelaksanaan tugas dan fungsi Badan. f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 8. Kelompok Jabatan Fungsional a. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah Tenaga Fungsiaonal yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undang. b. Setiap kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh Tenaga Fungsional Senior yang dihunjuk. c. Jumlah Tenaga Fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. d. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.