BAB IV PENUTUP. remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini telah berjalan baik,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, dengan WNA dari budaya barat (Sabon, 2005).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG MENGALAMI CULTURE SHOCK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ATAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA DI SMA NEGERI 3 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VII HUBUNGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan meningkatnya ketergantungan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dalam hidupnya. Kebutuhan akan komunikasi diawali dengan asumsi

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. antarbudaya yang tidak terselesaikan. Dan lanjutnya, Umumnya orang menaruh

BAB I PENDAHULUAN. berbeda budaya. Bahasa Indonesia bukanlah bahasa pidgin dan bukan juga bahasa

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan seseorang dan masyarakat (Suwarman, 2004: 170). dari generasi ke generasi (Tubbs and Moss, 1996: 237).

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antarbudaya dengan baik. kemampuan komunikasi antarbudaya (Samovar dan Porter, 2010: 360).

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

DINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI. Fipit Novita Sari

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan dan dialami serta disadari oleh manusia dan masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

yaitu budaya Jawa mempengaruhi bagaimana maskulinitas dimaknai, seperti pendapat Kimmel (2011) bahwa maskulinitas mencakup komponen budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk etnis Arab yang mempengaruhi Negara Indonesia sejak 100 tahun

Bab I Pendahuluan. dengan identitas ego (ego identity) (Bischof, 1983). Ini terjadi karena masa remaja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan siswa. Pada masa remaja berkembang social cognition, yaitu

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial, setiap manusia diberikan akal dan pikiran yang berkembang serta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Seperti yang diposting salah satu situs berita di Indonesia

RINGKASAN. Judul skripsi yang penulis buat adalah analisa penggunaan tulisan Jian ti dan Fan ti

HUBUNGA SEKSUAL SKRIPSII. Diajukan Oleh: F HUBUNGA

BAB II DESKRIPSI LOKASI. sebagai jantungnya kecamatan Pasar Kliwon, daerah pemukiman Arab-Indonesia

BAB V PEMBAHASAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan

Standar Kompetensi yang ingin dicapai: Toleransi dalam berbagai aspek kehidupan

Yusuf Hasan Baharudin Jurnal Tawadhu Vol. 1 no. 2, 2017

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA

INTERAKSI MASYARAKAT YANG BERBEDA ETNIS DI KECAMATAN MASAMA SKRIPSI

BAB IV SIMPULAN. "Dasar Cina lu." "Eh Cina lu! Cina lu!" "Woi Cina ngapain disini?"

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara etimologi berarti keberagaman budaya. Bangsa Indonesia sebagai

STUDI KASUS DESKRIPTIF PADA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA SUKU BATAK DI UNIVERSITAS TELKOM

BAB I PENDAHULUAN. watak pada individu. Karena salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika, dimana

BAB VI HUBUNGAN PENGETAHUAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB II HASIL PENGALAMAN ADAPTASI MAHASISWA

CULTURE SHOCK PADA MAHASISWA LUAR JAWA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA DITINJAU DARI ETNIS DAN DUKUNGAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

Memahami Perilaku Komunikasi dalam Adaptasi Budaya Pendatang dan Hostculture berbasis Etnisitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia tanpa memiliki pemahaman apapun tentang apa yang harus dilakukan dan

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditunjukkan oleh manusia lain sebagai pelaku komunikasi. berupa ekspresi, gerak tubuh, maupun simbol simbol tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu

BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. untuk pertama kalinya belajar berinteraksi atau melakukan kontak sosial

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa yang paling indah dalam kisah hidup seseorang. Semua orang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan. keanekaragaman budaya, suku dan agama. Hal ini terjadi sejak jaman

BAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga

BAB I PENDAHULUAN. memiliki perbedaan. Tak ada dua individu yang memiliki kesamaan secara

PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA KHUSUSNYA NILAI PERSATUAN INDONESIA PADA ETNIS THIONGHOA. (Studi Kasus Perkumpulan Masyarakat Surakarta Tahun 2014)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbatas pada siswa baru saja. Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani

BAB III METODE PENELITIAN. yang dialami individu dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Herdiansyah. sehingga mampu mengembangkan pola dan relasi makna.

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada anak-anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan yang terjadi di kalangan remaja semakin beragam. Permasalahan yang muncul tidak

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling

MANAJEMEN KONFLIK ANTARPRIBADI PASANGAN SUAMI ISTRI BEDA AGAMA

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang majemuk secara etnik, agama, ras dan golongan.

MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. dari pulau Jawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan dan daerah lainnya. Hal tersebut

I. PENDAHULUAN. Perubahan zaman dan perkembangan teknologi telah membawa dampak yang begitu besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

CULTURE SHOCK PELAJAR MINANG DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (Studi Kasus Dalam Kajian Komunikasi Antar Budaya) Fadhli Friandes ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat

Transkripsi:

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dan analisa data, maka dapat disimpulkan komunikasi antarbudaya remaja etnis keturunan Arab dengan remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini telah berjalan baik, mereka saling menghormati walaupun berbeda etnis. Tidak pernah terjadi konflik serius diantara mereka, walaupun batasan kerap kali menjadi penghambat berlangsungnya komunikasi, seperti adat yang telah diyakini etnis Arab di Surakarta yaitu melarang laki-laki datang ke rumah anak perempuannya, kemudian larangan berpacaran. Di dalam lingkungan sekolah mereka berkumpul membaur bersama teman-temannya yang berbeda etnis, kebanyakan dari mereka sejak SD hingga SMP bersekolah di Yayasan Diponegoro, dimana mayoritas siswanya keturunan etnis Arab, yang sangat menerapkan nilainilai keagamannya seperti memisahkan gedung sekolah untuk laki-laki dan perempuan. Pada waktu memasuki jenjang SMA, mereka merasa cukup kaget dan perlu beradaptasi dengan lingkungan barunya, karena sebagian besar SMA di Surakarta mencampurkan siswa-siswanya baik laki-laki maupun perempuan dalam satu kelas. Mereka juga beradaptasi karena memasuki lingkungan sekolah yang mayoritas siswanya beretnis Jawa atau pribumi.

Dalam beradaptasi, biasa dikatakan mereka telah berhasil membaur dengan teman-teman mereka yang berbeda etnis. Bentuk komunikasi antarbudaya remaja etnis keturunan Arab di Pasar Kliwon dengan remaja etnis Jawa, antara lain : 1. Dari segi bahasa, remaja etnis keturunan Arab menggunakan bahasa Indonesia dalam bahasa sehari-harinya dengan teman mereka yang sesama Arab. Tetapi jika berkomunikasi dengan teman mereka etnis Jawa, mereka menyesuaikan dengan menggunakan Bahasa Jawa, karena sebagian dari mereka belum lancar berbahasa Jawa pada tahun-tahun pertama saat memasuki jenjang pendidikan di SMA. 2. Remaja etnis keturunan Arab, baik laki-laki maupun perempuan merasa lebih nyaman bergaul dengan temannya yang sesama etnis, dibanding dengan teman berbeda etnis. Karena mereka merasa sudah sangat terbiasa dengan teman mereka yang sesama etnis sejak kecil di lingkungannya, karena notaben-nya mereka masih saudara se-etnis. 3. Bagi remaja etnis keturunan Arab, ajaran dari keluarga yang sudah membudaya di dalam keluarganya sejak mereka kecil, mampu memberikan pengaruh yang cukup kuat dalam bergaul. Batasan yang muncul dalam pergaulan remaja etnis Arab, antara lain batasan dalam bergaul dengan lawan jenis. Misalnya laki-laki yang bukan muhrimnya dilarang datang ke rumah remaja etnis keturunan Arab perempuan, begitupun sebaliknya. Kemudian batasan yang juga merupakan larangan

dalam agama Islam, yaitu larangan untuk minum minuman keras dan larangan berpacaran. Batasan ini dirasa cukup menghambat komunikasi antarbudaya yang terjalin diantara kedua remaja yang berbeda etnis tersebut. 4. Gegar budaya (culture shock) terjadi pada saat remaja etnis keturunan Arab mulai memasuki tahun pertama di SMA. Karena sebelumnya mereka bersekolah di sekolah yang menerapkan sistem terpisah antara siswa lakilaki dan perempuannya. Perasaan kaget dan terasing muncul pada saat mereka memasuki SMA yang mencampurkan siswa laki-laki dan perempuan. Komunikasi antarbudaya tidak terlepas dari faktor penghambat dalam berkomunikasi. Beberapa faktor penghambat Komunikasi yang peneliti jumpai antara lain : stereotipe, keterasingan (strangershood), ketidakpastian (Uncertainty Avoidance). 1. Stereotipe yang melekat pada Etnis Arab adalah pelit, hal ini mungkin terjadi karena orang keturunan Arab yang bermukim di Pasar Kliwon, Solo, rata-rata mata pencahariannya adalah berdagang. Orang berdagang identik dengan mencari keuntungan dan perhitungan. Maka orang non etnis Arab melakukan generalisasi dan menganggap mereka itu semuanya pelit. Dalam menyikapi stereotipe ini, remaja etnis Arab melakukan pendekatan kepada rekan mereka untuk membuktikan bahwa stereotipe itu tidak benar. Hubungan yang positif dapat menghilangkan banyak efek stereotype. Asumsinya adalah bahwa

stereotipe dapat berubah ketika anggota dari kelompok yang berbeda meningkatkan interaksi mereka satu sama lain. Melalui interaksi, stereotipe fiksi dan negatif dapat dibuktikan dan tidak selamnya benar. 2. Keterasingan (strangershood) terjadi karena remaja etnis Arab yang pada tahun-tahun awal memasuki sekolah negeri atau swasta yang mayoritasnya adalah etnis Jawa, sering dihadapkan pada sebuah realitas yang sedikit berbeda dengan budaya yang mereka jalani sebelumnya, yaitu bersekolah dan tinggal di sekitar orang-orang yang sama etnis dengannya. Sehingga mereka kerap merasa asing ketika berada di Sekolah saat awal mereka mulai memasuki pada tahun pertama. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keterasingan adalah perbedaan bahasa. Etnis Arab terbiasa menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari mereka, sedangan pada lingkup etnis Jawa bahasa yang digunakan adalah Bahasa Jawa. Kemudian untuk mengurangi keterasingannya, remaja etnis keturunan Arab mulai belajar dan memakai Bahasa Jawa dalam percakapannya sehari-hari, terlebih dengan teman mereka di sekolah. 3. Ketidakpastian (Uncertainty Avoidance) adalah dasar penyebab dari kegagalan komunikasi pada situasi antar kelompok. Saat berkomunikasi dengan etnis Jawa, etnik Arab terkesan lebih berhatihati dalam bersikap. Ada kecemasan yang peneliti lihat ketika berbincang-bincang dengan remaja etnis Arab saat melakukan komunikasi antarbudaya dengan remaja etnis Arab, dimana mereka

takut membuat temannya etnis Jawa yang diajak berbicara tersinggung atau menjadi salah sangka dengan cara berbicara mereka yang cenderung ceplas-ceplos daripada orang Jawa. Harapan remaja etnis keturunan Arab mengenai perbedaan etnis agar kedepannya lebih diterima oleh masyarakat mayoritas atau pribumi, antara lain : saling menghormati dan menghargai segala perbedaan, menghilangan unsur rasis sebagai bahan ejekan, serta memegang teguh Bhineka Tunggal Ika. B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran yang ingin diberkan peneliti, antara lain: 1. Bagi remaja etnis keturunan Arab baiknya lebih mempelajari bahasa daerah setempat, misalnya untuk berkomunikasi dengan orang Jawa yang lebih tua, hendaknya menggunakan Bahasa Jawa Kromo Inggil. Karena komunikasi yang efektif menggunakan bahasa yang baik dan sesuai dengan situasi. Sebagai alat komunikasi, bahasa harus dapat efektif menyampaikan maksud kepada lawan bicara. Karenanya, penggunaan bahasa yang dipilih pun harus sesuai. 2. Dalam bergaul, remaja etnis keturunan Arab hendaknya lebih menjalin interaksi kepada teman-teman mereka yang berbeda etnis. Karena jika lebih banyak bergaul dengan teman mereka yang sesama etnis saja, akan

menimbulkan kesan stereotip dan dianggap mengunggulkan budaya sendiri (etnosentrisme). Dan mengenai batasan-batasan dalam bergaul yang sudah membudaya di keluarga sebagian besar remaja etnis keturunan Arab, hendaknya bisa diterima oleh mereka yang berbeda etnis. 3. Penerimaan masyarakat Jawa terhadap etnis keturnan Arab yang bermukim di Pasar Kliwon adalah sangat baik. Masyarakat pribumi diharapkan dapat mempertahankan sikap toleransi dan penerimaan perbedan dari etnis lain tersebut tanpa memaksakan kebudayaan asli kepada mereka sehingga kebudayaan ketiga akan terbentuk dan keharmonisan dapat tercapai. Selain itu lebih baik jika ada keinginan untuk memahami perbedaan yang dimiliki oleh etnis keturunan Arab sehingga akan membantu dalam bersikap ketika berinteraksi dengan mereka. 4. Dalam melakukan peneltitian ini ada beberapa kendala yang dihadapi oleh peneliti misalnya dalam hal pengumpulan data, yang mana data yang dibutuhkan oleh penulis mengenai informasi data penduduk keturunan Etnis Arab dari Kecamatan Pasar Kliwon, serta data mengenai letak geografis Kecamatan Pasar Kliwon dari Badan Pusat Statistik (BPS) tidak dengan didapatkan dengan mudah karena menyakut birokrasi. Namun, melalui proses pendekatan dan berusaha menanamkan kepercayaan bahwa penelitian ini bukan untuk kepentingan komersial, akhirnya bisa mendapatkan ijin dari pihak universitas dan pihak Kecamatan Pasar Kliwon dan BPS. Sehingga penelitian yang berkaitan dengan etnis atau

kebudayaan tertentu memerlukan pendekatan yang lebih dari pada topik bahasan yang lain karena bersifat sensitif dan adanya kecemasan akan dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu. 5. Penelitian ini hanya mengupas Komunikasi Antarbudaya dalam lingkup remaja keturunan Etnis Arab secara garis besar saja karena beberapa kendala seperti sulitnya mendapat akses untuk melakukan interview dan observasi terhadap keseluruhan masyarakat keturunan Arab di Surakarta. Karena untuk masuk ke dalam lingkup mereka itu tidaklah mudah, peneliti dibantu oleh rekan-rekan dari keturunan Etnis Arab juga yang bisa meyakinkan informan dan membawa peneliti masuk ke dalam lingkungan mereka. 6. Kendala berikutnya adalah waktu penelitian yang penulis lakukan, yatu mendekati jadwal Ujian Akhir Nasional SMA 2014 dan Ujian Kenaikan Kelas SMA. Oleh karena itu bagi penelitian selanjutnya, sebaiknya melakukan pendekatan sejak awal dan lebih mendalam, dan mejaga hubungan baik dengan mereka. Sehingga kepercayaan yang kita dapat sangat besar sehingga mempermudah akses kepada warga keturunan Etnis Arab di Surakarta. Selain itu penelitian selanjutnya bisa memperluas area penelitian dan dapat menambah referensi mengenai topik ini.