BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 74/PMK.01/2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

BAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SUMATERA UTARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 206.3/PMK.01/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. pokok dan fungsi DJBC yang mempunyai peran strategis dalam memberikan

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dari berbagai sektor salah satunya adalah pajak.

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B PEKANBARU. A.Sejarah KPPBC Tipe Madya Pabean B Pekanbaru

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Gambaran Umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODE PENULISAN. Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung berlokasi di jalan Yos Sudarso

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM. tersebut bediri pada pemerintahan Kabupaten Bengkalis. Kota selatpanjang dan

BAB III. Deskripsi Instansi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2001 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 23 /BC/2010 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BAB I PENDAHULUAN. dipahami bahwa kompetisi global bukan kompetisi antar negara, melainkan antar

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai. 1. Sejarah dan Perkembangan KPPBC Tipe Madya Pabean B

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE A3 TELUK NIBUNG

BAB I PENDAHULUAN. salah satu fungsinya adalah sebagai fasilitator perdagangan harus dapat membuat

BAB I PENDAHULUAN. kebebasan berpikir atau membuat konsep-konsep serta kebebasan. makna demokrasi yang didalamnya ada unsur-unsur keikutsertaan rakyat

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia. Demi terciptanya suatu good governance, pada tahun

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 37/BC/1997 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB XIV BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN. Bagian Pertama. Tugas dan Fungsi. Pasal 1909

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

Walikota Tasikmalaya

LAPORAN SINGKAT KOMISI XI DPR RI

PRESENTASI KETUA KELOMPOK KERJA SEKRETARIAT JENDERAL

ALTERNATIF 2 PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 39/M-DAG/PER/10/2010 TENTANG KETENTUAN IMPOR BARANG JADI OLEH PRODUSEN

TLDDP ( Tempat Lain Dalam Daerah Pabean )

BAB I PENDAHULUAN. Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kantor wilayah DJBC Jawa Barat

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 133/PMK.01/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KOMITE PENGAWAS PERPAJAKAN

BAB III PEMBAHASAN Gambaran Umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai merupakan instansi di bawah Kementrian

KODE SURAT UNIT ORGANISASI DI LINGKUNGAN KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL PAJAK NO. NAMA UNIT ORGANISASI KODE SURAT

TENTANG PERUBAHAN KEENAM ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P. 13/MENHUT-II/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN KEHUTANAN

DAFTAR INVENTARISASI MATERI PERUBAHAN P-23

2016, No Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 tentang Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Lembaran

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR WILAYAH DEREKTORAT JENDERAL PAJAK SUMATERA UTARA I. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak

BAB II GAMBARAN UMUM KANWIL DJP SUMUT I

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat kita bahas melalui topik tersebut. Pada kesempatan ini, penulis ingin

Tanggal Penetapan: 28 Juli 2016 Tanggal Revisi Revisi ke-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Organisasi Direktorat Jenderal Pajak. merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi, yaitu :

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN SUBANG

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL

No dan Cukai. Penting untuk digarisbawahi bahwa mekanisme perekaman ini sama sekali tidak menggantikan mekanisme pendaftaran HKI kepada Direkt

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB X INSPEKTORAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

c. pelaksanaan teknis pengadaan dan pengembangan cadangan d. pelaksanaan teknis pendistribusian cadangan e. pelaksanaan koordinasi kelompok jabatan fu

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN RI. Nomor : 01/M-DAG/PER/3/2005. Tentang TUPOKSI DAN STRUKTUR ORGANISASI BAPPEBTI, DEPDAG BAB IX

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.01/2018 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PANGKALAN SARANA OPERASI BEA DAN CUKAI

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

(berdasarkan Peraturan Walikota Mojokerto Nomor : )

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-81/BC/2011

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG

2017, No beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan Presiden Nomor

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 14 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan P

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup pesat pada awal abad 20-an. Perkembangan yang cukup pesat ini

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65/KMK.01/2002 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

11 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) merupakan organisasi vertikal di bawah Kementerian Keuangan yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Kementerian Keuangan di bidang kepabeanan dan cukai berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan mengamankan kebijaksanaan pemerintah yang berkaitan dengan lalu lintas barang yang masuk atau keluar Daerah Pabean dan pemungutan Bea Masuk dan Cukai serta pungutan negara lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan tugas pokok tersebut maka Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) melaksanakan pemungutan, pertama, Bea Masuk dan Bea Keluar atas barang-barang berdasarkan peraturan perundang-undangan pabean yang berlaku dan pungutan lainnya, kedua, Cukai atas barang-barang tertentu yang peredarannya dibatasi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perkembangan perdagangan internasional yang sangat pesat, didorong oleh tuntutan kebutuhan akan barang dari luar negeri yang disebabkan tidak semua kebutuhan dapat diproduksi di dalam negeri, serta perkembangan industri di dalam negeri mendorong terjadinya kegiatan ekspor. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki pertumbuhan perdagangan

12 internasional yang cukup tinggi, serta memiliki tingkat pertumbuhan industri yang sangat pesat. Oleh karena itu, untuk memudahkan pemerintah dalam memberikan pelayanan dan melakukan pengawasan di bidang kepabeanan dan untuk menekan biaya sehingga dapat mendukung kegiatan industri, maka Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) membentuk Kantor Wilayah di Kota Bandung sebagai Ibu kota Provinsi Jawa Barat yang diberi nama Kantor Wilayah V Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Bandung yang sekarang bernama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat merupakan salah satu diantara kantor-kantor wilayah dibawah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat berdiri pada tahun 1992, bertempat di Gedung Keuangan Negara, Jl. Asia Afrika No. 114 Bandung. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat merupakan unit vertikal Eselon II DJBC, yang membawahi delapan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC), yaitu: KPPBC Soekarno Hatta, KPPBC Bogor, KPPBC Bekasi, KPPBC Merak, KPPBC Purwakarta, KPPBC Bandung, KPPBC Cirebon dan KPPBC Tasikmalaya. Namun sejak Banten memisahkan diri dari Provinsi Jawa Barat dan membentuk provinsi terpisah, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) pun mereorganisasi diri dengan membentuk kantor wilayah baru yaitu Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Banten. Oleh karena itu, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) yang secara geografis terletak di wilayah Provinsi Banten bergabung dengan

13 Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Banten. Terdapat dua KPPBC yang semula berada di bawah Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat bergabung dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Banten, yaitu KPPBC Merak dan KPPBC Soekarno Hatta. Saat ini Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat hanya membawahi enam KPPBC, yaitu: KPPBC Tipe Madya Pabean Bekasi, KPPBC Tipe Madya Pabean Bogor, KPPBC Tipe Madya Pabean Purwakarta, KPPBC Tipe Madya Pabean Bandung, KPPBC Tipe A2 Cirebon, dan KPPBC Tipe A3 Tasikmalaya. Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat mempunyai tugas melaksanakan kordinasi, bimbingan teknis, pengendalian, evaluasi, dan pelaksanaan tugas di bidang kepabeanan dan cukai di wilayah Jawa Barat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. a. Visi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) sejajar dengan institusi Kepabeanan dan Cukai dunia di bidang kinerja dan citra sesuai dengan Standar Internasional. b. Misi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat Mengamankan hak keuangan negara, memfasilitasi perdagangan, mendukung industri dan melindungi masyarakat. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) menetapkan misi yang saling terkait yaitu: Memungut penerimaan negara dari sektor perdagangan internasional dan cukai.

14 1. Memberikan pelayanan terbaik di bidang kepabeanan dan cukai yang sederhana dengan berbasis teknologi informasi. 2. Mengembangkan pengawasan yang efektif dalam rangka penegakan hukum di bidang kepabeanan dan cukai serta perlindungan masyarakat. 3. Mengembangkan institusi kepabeanan dan cukai yng berdaya guna dan berhasil guna. 4. Mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi pertumbuhan industri dan investasi. 5. Mengembangkan kerjasama internasional di bidang kepabeanan dan cukai. c. Strategi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat Strategi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat dalam pencapaian visi dan misi adalah Profesionalisme sumber daya manusia, efisiensi dalam organisasi dan pelayanan. d. Komitmen Harian Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat Pencapaian visi dan misi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat dirumuskan ke dalam strategi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat. Agar strategi tersebut dapat berjalan optimal, ditetapkan lima komitmen harian Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat, yaitu: 1. Tingkatkan pelayanan; 2. Tingkatkan transparansi keadilan dan konsistensi;

15 3. Pastikan pengguna jasa bekerja sesuai ketentuan; 4. Hentikan perdagangan ilegal; 5. Tingkatkan integritas. 2.2 Struktur Organisasi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri atas fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu sasaran. Struktur organisasi secara fisik dinyatakan dalam bentuk gambar grafik dan atau bagan yang memperlihatkan unit-unit organisasi dan garis-garis wewenang. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) merupakan unit vertikal eselon I dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Untuk melaksanakan sebagian tugas pokok Kementerian Keuangan dalam pemungutan bea masuk dan cukai, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) membentuk unit vertikal eselon II hingga eselon V di lingkungannya. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat merupakan salah satu unit vertikal eselon II Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) tersebut. Struktur organisasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mulai dari unit vertikal eselon I sampai unit vertikal eselon II ditunjukan pada Gambar 2.1.

16 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sekretariat Direktorat Jenderal Bagian Organisasi dan Tata Laksana Bagian Kepegawaian Bagian Keuangan Bagian Perlengkapan Bagian Umum Direktorat Teknis Kepabeanan Direktorat Fasilitas Kepabeanan Direktorat Cukai Direktorat Penindakan dan Penyidikan Direktorat Audit Direktorat Kepabeanan Internasional Direktorat Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai Kantor Wilayah / Kantor Pelayanan Utama Gambar 2.1: Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Gambar 2.2. Struktur organisasi Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat ditunjukan pada Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat Bagian Umum dan Kepatuhan Internal Subbagian Kepegawaian dan KI Subbagian Humas dan Rumah Tangga Subbagian TU dan Keuangan Bidang Kepabeanan dan Cukai Bidang Fasilitas Kepabeanan Bidang Penindakan dan Penyidikan Bidang Audit Gambar 2.2 : Struktur Organisasi Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat Sumber: Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat

17 2.3 Uraian Tugas (Job Description) Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat Uraian tugas pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat adalah sebagai berikut : 1. Kepala Kantor Wilayah DJBC Melaksanakan koordinasi, bimbingan teknis, pengendalian, evaluasi dan pelaksanaan tugas di bidang kepabeanan dan cukai dalam wilayah kerjanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Kepala Bagian Umum dan Kepatuhan Internal Melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, ketatausahaan dan rumah tangga, penyiapan koordinasi dan pelaksanaan pengawasan pelaksanaan tugas, dan evaluasi kinerja serta penyuluhan dan publikasi peraturan perundang-undangan kepabeanan dan cukai. a. Kepala Subbagian Kepegawaian dan Kepatuhan Internal Melakukan urusan kepegawaian, penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan pengawasan pelaksanaan tugas dan evaluasi kinerja, pemantauan dan pelaporan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat. b. Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat dan Rumah Tangga Melakukan penyiapan bahan penyuluhan dan publikasi peraturan perundang-undangan kepabeanan dan cukai, hubungan masyarakat, urusan rumah tangga, dan perlengkapan.

18 c. Kepala Subbagian Tata Usaha dan Keuangan Melakukan urusan tata persuratan, kearsipan, penyusunan rencana kerja dan laporan akuntabilitas, serta urusan keuangan, anggaran, dan kesejahteraan pegawai. 3. Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai Melaksanakan bimbingan teknis, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan, pemberian perijinan, pelaksanaan penelitian atas keberatan terhadap penetapan di bidang kepabeanan dan cukai, serta pelaksanaan pengolahan data, penyajian informasi, dan laporan di bidang kepabeanan dan cukai. a. Kepala Seksi Pabean dan Cukai Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana, pemantauan dan evaluasi realisasi, dan penyusunan laporan penerimaan di bidang kepabeanan dan cukai, bimbingan teknis, penyiapan bahan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tatalaksana impor dan ekspor, klasifikasi barang, nilai pabean, penyiapan bahan rekomendasi dan perijinan di bidang impor dan ekspor, serta evaluasi pelaksanaan tatalaksana dan fasilitas di bidang cukai, penyiapan bahan rekomendasi dan perijinan, dan fasilitas di bidang cukai. b. Kepala Seksi Keberatan dan Banding Melakukan penelitian atas keberatan terhadap penetapan di bidang kepabeanan dan cukai dan penyiapan administrasi urusan banding.

19 c. Kepala Seksi Informasi Kepabeanan dan Cukai Melakukan penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan pengolahan data, penyajian informasi dan pelaporan kepabeanan dan cukai. 4. Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan Melaksanakan bimbingan teknis pelaksanaan peraturan perundangundangan kepabeanan di bidang tempat penimbunan, melaksanakan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang-undangan kepabeanan dan evaluasi pelaksanaan serta fasilitasi di bidang kepabeanan. a. Kepala Seksi Fasilitas Pabean Melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan kepabeanan di bidang tempat penimbunan, pelaksanaan pemberian perijinan di bidang tempat penimbunan serta pemberian fasilitas di bidang kepabeanan lainnya. b. Kepala Seksi Kemudahan Impor Tujuan Ekspor Melakukan pemberian fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor. 5. Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan Melaksanakan bimbingan teknis, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan, pemberian perijinan, pelaksanaan penelitian atas keberatan terhadap penetapan di bidang kepabeanan dan cukai.

20 a. Kepala Seksi Intelijen Melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis, pengendalian, evaluasi dan koordinasi pelaksanaan intelijen di bidang kepabeanan dan cukai, pengumpulan, analisis, penyajian, dan penyebaran informasi intelijen dan hasil intelijen, serta pengelolaan pangkalan data intelijen. b. Kepala Seksi Penindakan Melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis, pengendalian, evaluasi dan koordinasi pelaksanaan patroli dan operasi pencegahan pelanggaran peraturan perundang-undangan, penindakan di bidang kepabeanan dan cukai, pengendalian tindak lanjut hasil penindakan, serta pengelolaan dan pemeliharaan sarana operasi, sarana komunikasi dan senjata api Kantor Wilayah. c. Kepala Seksi Penyidikan dan Barang Hasil Penindakan Melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis, pengendalian, evaluasi dan koordinasi pelaksanaan penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai, pemantauan tindak lanjut hasil penyidikan, pengumpulan data pelanggaran dan data penyelesaian pelanggaran peraturan perundangundangan kepabeanan dan cukai, penatausahaan dan pengurusan barang hasil penindakan, barang bukti, pelelangan dan premi. 6. Kepala Bidang Audit Melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan audit serta evaluasi hasil audit di bidang kepabeanan dan cukai.

21 a. Kepala Seksi Perencanaan Audit Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana pelaksanaan audit di bidang Kepabeanan dan cukai. b. Kepala Seksi Pelaksanaan Audit Melakukan penatausahaan pelaksanaan audit, pemantauan pelaksanaan audit, pelaporan pelaksanaan audit di bidang Kepabeanan dan cukai. c. Kepala Seksi Evaluasi Audit Melakukan evaluasi hasil audit di bidang kepabeanan dan cukai. 2.4 Aspek Kegiatan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat Kegiatan yang dilakukan pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, adalah sebagai berikut: 1. Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang kepabeanan dan cukai, sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 2. Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pengamanan teknis operasional kebijaksanaan pemerintah yang berkaitan dengan pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean, sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

22 3. Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pengamanan teknis operasional di bidang pemungutan bea masuk dan cukai serta pungutan lainnya yang pemungutannya dibebankan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 4. Perencanaan, pembinaan dan bimbingan di bidang pemberian pelayanan, perijinan, kemudahan, ketatalaksanaan dan pengawasan di bidang kepabeanan dan cukai berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 5. Pencegahan pelanggaran peraturan perundang-undangan kepabeanan dan cukai dan penindakan di bidang kepabeanan dan cukai serta penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.