Bagaimanakah Pengkajian dan Pemberian Rehidrasi pada Anak Diare Akut di Rumah Sakit?

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. cair, dengan atau tanpa darah dan atau lendir, biasanya terjadi secara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan penyebab kematian nomer dua di dunia. Pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI)

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DAN ANTIDIARE PADA ANAK DIARE AKUT DI RUMAH SAKIT

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang

BAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan masalah pada anak-anak di seluruh dunia. Dehidrasi dan

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan salah satu penyebab kematian utama pada anak balita

SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang

SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE

Pola buang air besar pada anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

PENANGANAN DIARE No Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi pasien merupakan salah satu tugas rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

POLA TATALAKSANA DIARE CAIR AKUT DI RSUD WONOSOBO Ika Purnamasari, Ari Setyawati ABSTRAK

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Atas perhatian dan kesediaannya, saya ucapkan terima kasih.

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB I PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005). Pada

INOVASI KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK. Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 5 Diare. Catatan untuk instruktur

BAB I PENDAHULUAN. sakit dan 3-5 juta kematian setiap tahunnya. Di Amerika Serikat, ada juta

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), diare adalah penyebab. Sementara menurut United Nations Childrens Foundation (UNICEF)

Buku Saku Petugas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Bayi dan anak-anak di bawah lima tahun mengalami tumbuh kembang

BAB 1 PENDAHULUAN. mortalitasnya yang masih tinggi. Diare adalah penyakit yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja yang cair dengan frekuensi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan

RUK PROGRAM DIARE TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. Diare masih merupakan masalah kesehatan utama pada anak terutama balita

PENDATAAN DAN PELAPORAN P2 DIARE

PANDUAN PELAYANAN MEMINTA PENDAPAT LAIN (SECOND OPINION)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

BAB VI PEMBAHASAN. subyek penelitian di atas 1 tahun dilakukan berdasarkan rekomendasi untuk. pemberian madu sampai usia 12 bulan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang

Apa Penyebab Diare? Penyebab diare pada bayi/anak dan dewasa ada yang berbeda. Penulis akan menjelaskan penyebab bayi/anak dan dewasa tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. utama kematian balita di Indonesia dan merupakan penyebab. diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. 1

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk

I. PENDAHULUAN. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan. Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Depkes RI 2011).

FUEL AND COMBUSTION ENGINEERING (ME091210) By: Semin Sanuri, PhD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. di bawah tiga tahun rata-rata mengalami 3 episode diare setiap tahun (Kosek

OPTIMASI DAYA MESIN DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN TOYOTA SERI 5K MELALUI PENGGUNAAN PENGAPIAN BOOSTER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disertai muntah (Sakinah dan Arifianto, 2001). bentuk dan konsistensi tinja penderita (Harianto, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang. Salah satu dari tujuan Millenium Development. Goal(MDGs) adalah menurunkan angka kematian balita

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN

Pokok Bahasan: GASTROENTEROLOGI dan HEPATOLOGI Sakit perut berulang M. Juffrie

BAB I PENDAHULUAN. bawah 5 tahun tapi ada beberapa daerah dengan episode 6-8 kali/tahun/anak. 1 Hasil

BAB I PENDAHULUAN. bertekat memenuhi komitmen pencapaian target MDGs ( Millenium. anak (Laporan Pencapain Perkembangan Indonesia MDGs, 2007).

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Kader Posyandu Balita Melalui Praktek Pijat Bayi Menuju Balita Sehat

BAB I PENDAHULUAN. reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja yang cair dengan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. anak yang berusia di bawah 5 tahun terdapat kematian di. miliar kasus diare yang terjadi setiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISA COOLING SISTEM GE FRAME 9 PLTG SICANANG 120MW

Andi Fatmawati (*), Netty Vonny Yanty (**) *Poltekkes Kemenkes Palu **RSUD Undata Palu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang menyerang seperti typhoid fever. Typhoid fever ( typhus abdominalis, enteric fever ) adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN. D. Latar Belakang. Allah SWT memberikan sebuah anugrah kepada seluruh umat manusia yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penyajian Susu Formula Terhadap Kejadian Diare Pada Bayi 0 24 Bulan di RS. Surabaya Medical Service

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. rawat inap bangsal anak RSUD Panembahan Senopati Bantul. Data kuantitatif yang diambil

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

Latar Belakang DBD endemik di Indonesia Tahun 2004 terjadi KLB, IR 29,7/ dan CFR 1,1% 1% RSAB Harapan Kita RS rujukan kesehatan anak, tahun 200

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. F DENGAN GANGGUAN GASTROENTERITIS DI BANGSAL MELATI II RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

PERFORMANSI SISTEM REFRIGERASI HIBRIDA PERANGKAT PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN REFRIGERAN HIDROKARBON SUBSITUSI R-22

BAB I PENDAHULUAN. atraumatic care atau asuhan yang terapeutik. 500/ penduduk dengan angka kematian antara 0,6 5 %.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita

BAB III METODE PENELITIAN

FUZZY TSUKAMOTO PADA SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT PENCERNAAN PADA BAYI USIA 0-12 BULAN ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

Farmakoterapi I Diar dan konstipasi. Ebta Narasukma A, M.Sc., Apt

PENGARUH ENGINE REMAP TERHADAP BEBERAPA PARAMATER OPERASI MOBIL BERBAHAN BAKAR LGV

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Demam Typhoid (typhoid fever) merupakan salah satu penyakit

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa). Penyebab utama kematian diare

Transkripsi:

Bagaimanakah Pengkajian dan Pemberian Rehidrasi pada Anak Diare Akut di Rumah Sakit? Septi Wardani1*, Nurul Purborini2 1Program Studi Ners /Fakultas Ilmu Kesehatan, 2Program Studi Ners /Fakultas Ilmu Kesehatan, *Email: septiwardani@ummgl.ac.id Keywords: Rehidrasi, Diare Akut, Pengkajian Diare Abstrak Permasalahan yang muncul pada tatalaksana diare pada anak di rumah sakit di magelang adalah belum semua petugas kesehatan melakukan pengkajian diare, belum semua petugas melakukan penilaian derajad dehidrasi dan masih diberikannya cairan intravena pada semua anak diare yang dirawat di rumah sakit. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menyelidiki bagaimana pengkajian diare dan bagaimana pemberian rehidrasi pada anak diare akut di rumah sakit. Metode yang digunakan adalah studi kasus. Subjek pada penelitian ini adalah perawat yang melakukan tatalaksana diare akut. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi dan wawancara, dengan menggunakan instrument penilaian mutu pelayanan kesehatan anak bagi rumah sakit rujukan tingkat pertama kabupaten/ kota. Analisis data dilakukan dengan pendekatan yang disarankan oleh Miles dan Huberman, 1984. Hasil yang didapatkan dari pengkajian diare yaitu, penilaian dehidrasi belum dilakukan dengan benar dan pengklasifikasian derajad dehidrasi belum dilaksanakan dengan tepat. Dari pemberian rehidrasi hasil yang didapatkan adalah bahwa rencana terapi rehidrasi belum sesuai dan monitoring pemberian rehidrasi sudah dilakukan.. 1. PENDAHULUAN Di Indonesia, diare masih menjadi penyebab utama kematian pada anak. Diketahui bahwa penyebab utama kematian pada balita tersebut karena tatalaksana diare yang tidak tepat baik di rumah atau di pelayanan kesehatan. (Riskesdas, 2013). Tatalaksana yang diberikan pada anak dengan diare akut di rumah sakit di magelang belum terlihat adanya kejelasan, dimana petugas kesehatan belum semuanya melakukan pengkajian diare, belum semua melakukan penilaian derajad dehidrasi dan cairan intravena masih pada semua anak diare yang menjalani hospitalisasi. Pentingnya dilakukan penelitian mengenai tatalaksana diare akut pada anak karena tatalaksana diare merupakan bentuk penanganan yang paling utama untuk mengatasi berbagai permasalahan pada anak diare. Dengan dilakukan penelitian ini akan diketahui bagaimana penerapan tatalaksana diare yang sudah dilakukan, apakah sudah benar atau belum sesuai dengan tatalaksana diare yang sudah direkomendasikan. Belum optimalnya tatalaksana yang diberikan pada anak diare akut akan berdampak pada kondisi ISSN 2407-9189 53

anak, yaitu memanjangnya kesakitan pada anak dan dapat menambah angka kematian anak yang disebabkan oleh diare. Dari dampak-dampak yang ditimbulkan pada akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi tidak optimal. Dari hal itu dapat disampaikan bahwa tatalaksana diare merupakan komponen utama yang sangat penting dilaksanakan dengan benar, sehingga masalah diare akan teratasi dengan baik dan angka kematian pada anak akibat diare akan dapat diturunkan. Dari hal tersebut di atas terlihat begitu pentingnya tatalaksana diare akut, sehingga perlu diketahui secara jelas bagaimana tatalaksana diare akut yang sudah dilakukan di rumah sakit, apakah sudah sesuai dengan rekomendasi dari WHO, Depkes RI dan Ikatan Dokter Anak Indonesia atau belum. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menyelidiki bagaimana penilaian tingkat dehidrasi anak dengan diare akut dan untuk menyelidiki bagaimana pemberian rehidrasi pada anak diare akut, dengan melakukan studi kasus. WHO sudah mengembangkan penanganan diare pada anak, yang dijelaskan dalam buku pelayanan anak sakit di rumah sakit. Tatalaksana diare yang dimaksud dikenal dengan LINTAS diare atau lima langkah tuntaskan diare. LINTAS diare tersebut meliputi: penilaian tingkat dehidrasi, pemberian rehidrasi atau cairan sesuai dengan tingkat dehidrasi, pemberian zink, melanjutkan pemberian makan dan air susu ibu (ASI), antibiotik selektif dan antidiare tidak diberikan, serta pemberian nasehat kepada orang tua. Pengkajian dehidrasi dan pemberian rehidrasi termasuk dalam LINTAS diare tersebut. (WHO, 2009). Menurut WHO, Depkes DAN IDAI (2009), langkah pertama yang dilakukan dalam penanganan diare adalah pengkajian. Pengkajian dilakukan dengan anamnesa tentang diare dan penilaian derajad dehidrasi. Anamnesa yang dilakukan meliputi lama diare, frekuensi buang air besar (BAB), konsistensi, terdapat darah atau lender dalam tinja, dan konsumsi antibiotic sebelumnya. Anamnesa tersebut harus dilakukan, supaya dapat teridentifikasi klasifikasi diare, apakah termasuk diare akut, persisten, kolera atau disentri. Pada penilaian derajad dehidrasi, WHO sudah memformulasikan dengan penilaian yang cukup mudah dan sederhana, dengan menilai 4 hal. Keempat hal tersebut yaitu: penialian keadaan umum, mata, kemauan minum dan turgor. Dari penilaian tersebut maka akan dapat dinilai, apakah anak mengalami dehidrasi atau tidak. Penilaian derajad dehidrasi diklasifikasikan menjadi 3, yaitu diare tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan/ sedang dan dehidrasi berat (WHO, 2009). Berikut adalah table penilaian derajad dehidrasi. Table 1. Penilaian derajad dehidrasi Klasifikasi Dehidrasi Berat Dehidrasi ringan/ sedang Tanpa dehidrasi Tanda atau gejala Jika terdapat dua atau lebih dari tanda di bawah ini: - Letargis/ tidak sadar - Mata cekung - Tidak bisa minum/ malas minum - Cubitan kulit perut kembali sangat lambat ( 2 detik) Jika terdapat dua atau lebih dari tanda di bawah ini: - Rewel, gelisah - Mata cekung - Minum dengan lahap, haus - Cubitan kulit kembali lambat Tidak terdapat cukup tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi ringan atau berat Sumber: WHO, Depkes, IDAI (2009) Pada pemberian rencana rehidrasi terdapat tiga rencana terapi, yaitu rencana terapi A, B dan C. rencana rehidrasi tersebut disesuaikan dengan derajad dehidrasi anak. Pada anak yang mengalami dehidrasi berat diberikan rencana terapi A, pada dehidrasi ringan/ sedang diberikan rencana terapi B dan pada anak yang tidak mengalami dehidrasi diberikan rencana terapi A. Pendahuluan setidaknya mencakup beberapa poin berikut: (1) latar belakang atas isu atau permasalahan, (2) urgensi dan rasionalisasi kegiatan (penelitian atau pengabdian), (3) tujuan kegiatan dan rencana pemecahan masalah, (4) telaah pustaka yang relevan dengan masalah yang diteliti, dan 5) pengembangan hipotesis (jika ada) [1 3]. 54 ISSN 2407-9189

2. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus (Case Study). Penelitian dilakukan di ruang perawatan anak di dua rumah sakit umum daerah (RSUD) magelang, yaitu RSUD Tidar kota magelang dan RSUD Kabupaten magelang selama dua bulan, dari bulan Mei sampai dengan Juni 2017. Setelah mendapatkan ijin penelitian dari pemerintah kota dan kabupaten, maka dimulailah pengumpulan data tentang bagaimana penilaian derajad dehidrasi pada anak diare akut dan bagaimana pemberian rencana terapi rehidrasi pada anak diare akut tersebut. Penilaian derajad dehidrasi adalah menilai semua anak diare yang dilakukan dengan benar sesuai rekomendasi nasional, dengan mengklasifikasikan ke dalam diare tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan sedang dan dehidrasi berat. Pemberian rencana terapi rehidrasi adalah membuat rencana rehidrasi yang tepat berdasarkan penilaian dehidrasi dengan jenis dan jumlah cairan yang diberikan harus sesuai dengan pedoman nacional, dan dilaksanakan secara benar serta diawasi dengan baik. Data dikumpulkan dari tiga sumber data, yaitu wawancara, melihat dokumen medis dan paramedic dan observasi. Pengumpulan data dengan wawancara dilakukan terhadap perawat yang melakukan tatalaksana langsung kepada anak diare akut dengan menggunakan panduan wawancara. Pengumpulan data selanjutnya adalah melihat dokumen medis dan paramedic dengan menggunakan alat penilaian mutu pelayanan kesehatan anak bagi rumah sakit rujukan tingkat pertama kabupaten/ kota. Pengumpulan data dengan observasi dilakukan dengan cara melihat langsung penanganan anak diare akut oleh perawat. Analisis data dilakukan dengan pendekatan yang disarankan oleh Miles dan Huberman (1984). Teknik analisis dilakukan melalui 5 tahap. Tahap pertama dilakukan dengan memasukkan informasi ke dalam daftar yang berbeda. Informasi tersebut adalah hasil pengumpulan data dari ketiga sumber bukti, yaitu wawancara, dokumen dan observasi, yang dibuat transkrip. Tahap yang kedua adalah dengan membuat matriks kategori dan menempatkan buktinya ke dalam kategori tersebut. Matrik kategori dibuat dengan menentukan tema, subtema dan kategori dari hasil transkrip. Selanjutnya menempatkan bukti ke dalam kategori dengan cara memasukan petikan kata kunci transkrip ke setiap kategori yang sudah ditentukan. Tahap yang ketiga dari analisis adalah melakukan pengecekan terhadap data yang sudah dimasukan ke dalam kategori. Tahap keempat adalah melakukan tabulasi dari semua kategori sumber data, baik wawancara, dokumen dan observasi. Tahap yang kelima adalah memeriksa kekompleksan tabulasi dan mengurutkannya secara kronologis. Uji validitas dilakukan dengan cara trianggulasi sumber. Sumber yang digunakan adalah orang tua anak. Metode penelitian menjelaskan rancangan kegiatan, ruang lingkup atau objek, bahan dan alat utama, tempat, sumber data, teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel penelitian, dan teknik analisis [4,5]. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini, dijelaskan hasil penelitian dan pada saat bersamaan diberikan pembahasan yang komprehensif. Hasil dapat disajikan dalam gambar, grafik, tabel dan lainlain yang membuat pembaca mudah mengerti [6]. Diskusi bisa dilakukan di beberapa subbab. 3.1. Hasil Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah diketahuinya bagaimana penilaian derajad dehidrasi pada anak diare akut dan diketahui bagaimana pemberian rencana rehidrasi pada anak diare akut pada dua rumah sakit, yaitu RSUD Tidar kota magelang ISSN 2407-9189 55

dan RSUD Kabupaten magelang, dengan menggunakan alat penilaian mutu pelayanan kesehatan anak di rumah sakit rujukan kabupaten atau kota. Di bawah ini adalah tabel scoring dari Penilaian derajad dehidrasi yang sudah dilakukan oleh petugas kesehatan, yang didapatkan peneliti dari hasil melihat dokumen medis dan paramedic di RSUD Tidar kota megalang. Table 2. scor penilaian derajad dehidrasi dan rencana terapi rehidrasi di RSUD Tidar kota magelang Komponen Rerata Peskoran Dehidrasi 2 Rencana Rehidrasi 2.056 Table di atas menunjukan bahwa di RSUD Tidar kota magelang, komponen peskoran dehidrasi memiliki skor rerata 2. Skor 2 berarti pasien belum dinilai tingkat dehidrasinya dengan benar meskipun sudah ada spo yang tidak lengkap. Komponen tatalaksana rehidrasi memiliki skor rerata 2.056. Pada penjelasan skor tidak ada penjelasan untuk skor 2.05 dan seterusnya. Hal ini membuat skor komponen tatalaksana masuk di skor 2 yang berarti ada rencana rehidrasi, tertulis, tapi tidak tepat. Selain itu, rehidarsi yang dilaksanakan belum benar dan spo yang ada tidak lengkap. Berikut ini adalah tabel penscoran penilaian derajad dehidrasi dan pemberian rencana rehidrasi di RSUD Kabupaten magelang. Tabel 3. Scor penialain derajad dehidrasi dan rencana rehidrasi RSUD Kabupaten magelng Komponen Rerata Peskoran Dehidrasi 2 Tatalaksana Rehidrasi 2 Tabel di atas menunjukan bahwa di RSUD Kabupaten magelang, komponen peskoran dehidrasi memiliki skor rerata 2. Skor 2 berarti pasien belum dinilai tingkat dehidrasinya dengan benar meskipun sudah ada spo yang tidak lengkap. Komponen pemberian rencana rehidrasi memiliki skor rerata 2 yang berarti ada rencana rehidrasi, tertulis, tapi tidak tepat. Selain itu, rehidarsi yang dilaksanakan belum benar dan spo yang ada tidak lengkap. Berikutnya adalah tabel yang menunjukan scor penilaian derajad dehidrasi dan pemberian rencana rehidrasi di dua rumah sakit, kabupaten dan kota Tabel 4. Scor penilaian derajad dehidrasi dan rencana terapi rehidrasi di 2 RS Komponen Rerata Peskoran Dehidrasi 2 Tatalaksana Rehidrasi 2.028 Sumber: data dasar Dari tabel di atas menunjukan bahwa komponen peskoran penialaian derajad dehidrasi memiliki skor rerata 2. Skor 2 berarti pasien belum diskor tingkat dehidrasinya dengan benar meskipun sudah ada spo yang tidak lengkap. Komponen tatalaksana rehidrasi memiliki skor rerata 2.028. Pada penjelasan skor tidak ada penjelasan untuk skor 2.05 dan seterusnya. Hal ini membuat skor komponen tatalaksana masuk di skor 2 yang berarti ada rencana rehidrasi, tertulis, tapi tidak tepat. Selain itu, rehidarsi yang dilaksanakan belum benar dan spo yang ada tidak lengkap. Selanjutnya, di bawah ini disajikan gambar tema yang ditentukan dari hasil analisis. REFERENSI [1] Masi M, Gobbato P. Measure of the volumetric efficiency and evaporator device performance for a liquefied petroleum gas spark ignition engine. Energy Conversion 56 ISSN 2407-9189

and Management. Elsevier Ltd; 2012; 3(60):18 27. [2] Price P, Guo S, Hirschmann M. Performance of an evaporator for a LPG powered vehicle. Applied Thermal Engineering. 2004; 24(8):1179 94. [3] Alahmer A. Thermal analysis of a direct evaporative cooling system enhancement with desiccant dehumidification for vehicular air conditioning. Applied Thermal Engineering. 2016; 9(8):1273 85. [4] Shah RK. Automotive Air-Conditioning Systems Historical Developments, The State of Technology and Future Trends. In: Proceedings of the 3rd BSME-ASME International Conference on Thermal Engineering. Dhaka; 2006. p. 20 32. [5] Aiman A, Haziqah A, Nasution H, Abdul A, Rozi M, Perang M, et al. Efficient and Green Vehicle Air Conditioning System using Electric Compressor. In: Energy Procedia. Elsevier B.V.; 2014. p. 270 273. [6] Çengel YA, Boles MA. Thermodynamics: an engineering approach. Sixth Edition. Singapore: McGraw-Hill; 2007. 1-978. [7] Zainal BZ, Mustafa A, Hanapi M. Heat And Mass Transfer Studies In Liquefied Petroleum Gas Storage Operations. Universiti Teknologi Malaysia; 2006. [8] Berry IM. The Effects of Driving Style and Vehicle Performance on the Real-World Fuel Consumption of U.S. Light-Duty Vehicles. Massachusetts Institute of Technology; 2010. [9] European Committee for Standardization. CEN - EN 589 - Automotive fuels - LPG - Requirements and test methods. 2008. [cited 2017 Jan 6]. Available from: http://standards.globalspec.com/std/1517884 /cen-en-589 ISSN 2407-9189 57

58 ISSN 2407-9189