PENGEMBANGAN MODUL MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI GEOMETRI KELAS X SMA

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS STRATEGI PQ4R DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI GEOMETRI KELAS X SMA

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan teori pembelajaran yang telah ada. Oleh karena itu, jenis penelitian ini

Jurnal EduFisika Vol. 02 No. 01, Juli 2017 E-ISSN:

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

ARTIKEL ILMIAH OLEH ELSA NOVYARTI NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, 2014

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

Ningrum Oktaviawati: Mahasiswa FKIP Universitas jambi Page 1

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem

ARTIKEL ILMIAH OLEH MUHAMMAD IQBAL NIM A1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MEI, 2017

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI MATRIKS SISWA KELAS XI MIA SMAN 6 KOTA JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa

Samsul : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI RANGKAIAN ARUS SEARAH UNTUK KELAS XII SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS POE (Predict, Observe, Explain) PADA MATERI PROGRAM LINEAR KELAS XII SMA

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

Adapun poin-poin atas saran dari validator ahli desain tersebut adalah sebagai

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa: (1) enam buah LKS mind map berbasis

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

Oleh : Elsa Novyarti 1 ), Jefri Marzal 2 ), Rohati 2 )

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI BUNYI UNTUK SISWA SMP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BUKU BERJENDELA SEBAGAI PENDUKUNG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI JURNAL KHUSUS

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: M. RAFIQ RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI SEPTEMBER, 2017

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

T-1 PENGEMBANGAN MATERI INTEGRAL BERBASIS MODUL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI KESEIMBANGAN DAN DINAMIKA ROTASI DI SMA KELAS XI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan ( research and

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Langkah langkah dalam memgembangkan e- modul menggunakan program

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

III. METODOLOGI PENELITIAN. (research and development). Penelitian dan pengembangan (R & D) adalah

BAB III METODE PENELITIAN

VALIDASI PENGEMBANGAN MODUL FISIKA DASAR BERBASIS PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MAHASISWA STKIP PGRI SUMATERA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang terdiri dari lima fase

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2.

BAB III METODE PENELITIAN. materi aritmetika sosial untuk SMP kelas VII dengan model pembelajaran Group

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA SISWA SMP KELAS VIII

PRAKTIKALITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SMA ADABIAH 2 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN SOFTWARE PREZI UNTUK MATERI SISTEM KOLOID KELAS XI SMAN 11KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengembangan lembar kerja siswa berbasis proyek yang telah

ABSTRACT. Keyword : Worksheet,, Guided Discovery, Trigonometry

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi.

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PROYEK MATERI ALAT-ALAT OPTIK UNTUK KELAS X SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC. Norma Dewi Shalikhah

MENGKONSTRUKSI PENGETAHUAN SISWA PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT MENGGUNAKAN BAHAN AJAR INTERAKTIF MATEMATIKA BERBASIS KONSTRUKTIVISME

DESAIN MEDIA KOMIK MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian untuk mengembangkan suatu produk. Adapun produk yang

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: ANA TRIA NEVA NIM A1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, 2017

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI BILANGAN DI KELAS VII SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI.

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih

BAB III METODE PENELITIAN

Diana Ayu Putri: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI SUHU, KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR DI KELAS X SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Research Development (penelitian

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI KOPERASI KELAS X IPS SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI

PURNAMA INSANI MURSAL NIM.

BAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri

PEMBUATAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS JAMBI

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong penelitian pengembangan. Dikatakan penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI UNTUK SMA/MA KELAS X

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTU WONDERSHARE DENGAN PENDEKATAN RME PADA MATERI SMP

BAB III METODE PENGEMBANGAN. ADDIE (Analysis-Design-Development-Implementation-Evaluation). Model

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN FLASH MX PADA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 24 KOTA JAMBI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA REALISTIK BERBASIS PEMECAHAN MASALAH DI KELAS X SMK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) FISIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING

PENGEMBANGAN BROSUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SMP KELAS VII DENGAN MATERI KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

ARTIKEL ILMIAH. Oleh : Sonya Fiskha Dwi Patri RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS PEMBELAJARAN IPA TENTANG CAHAYA PADA SISWA KELAS V SD

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Pada pengembangan ini

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS SCIENTIFIC

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODUL MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI GEOMETRI KELAS X SMA Wahyudin 1),Sofnidar 2), Sri Winarni 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi 2) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi Email: razakputra533@yahoo.com ABSTRAK Modulmerupakan suatu hal yang dapat mendukung proses kegiatan belajar mengajar di dunia pendidikan. Modul dibuat menarik dan sistematis untuk membantu siswa memahami konsep materi yang diajarkan serta diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan Modul menggunakan pendekatan scientificpada materi geometri kelas X SMA yang memiliki validitas yang baik menurut ahli serta untuk mengetahui efektifitas penggunaan lembar kerja siswa terhadap aktifitas belajar, respon setelah belajar dan tes hasil belajar siswa. Penelitian merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan ADDIE (Analysis, Desain, Development, Implementation and Evaluation). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) lembar validasi untuk ahli materi; (2) lembar validasi untuk ahli desain; (3) lembar tanggapan guru, (4) lembar tanggapan siswa, lembaran ini digunakan untuk menilai kevalidan modul; (5) lembar observasi aktivitas siswa; (6) lembar respon siswa; (7) lembar soal post-test, lembaran ini digunakan untuk melihat keefektifan pembelajaran menggunakan modul. Tahap pengembangan dilakukan kegiatan validasi modul oleh ahli dan kegiatan uji coba produk. Validasi dilakukan oleh satu orang ahli materi dan satu orang ahli desain dengan rerata skor validasi 3,65 pada kategori baik. Tahap uji coba produk yang melibatkan uji coba perorangan melalui dua orang guru matematika dengan hasil penilaian 4,56 pada kategori sangat baik, uji coba kelompok kecil melibatkan 5 siswa non subjek penelitian dengan hasil penilaian 4,20 pada kategori sangat baik, uji coba kelompok besar berjumlah 20 siswa non subjek dengan hasil penilaian 4,49 pada kategori sangat baik. Tahap implementasi dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 1 Muko-Muko Bathin VII berjumlah 20 orang siswa. Hasil analisis observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah 80% dengan kategori baik. Analisis hasil tes akhir materi geometri diperoleh rerata nilai post-test sebesar 92,82 dengan persentase ketuntasan siswa sebesar 80%, dan hasil rata-rata respon siswa terhadap penggunaan modul mencapai 79,4% pada kategori baik. Hasil penelitian menunjukkan proses pembelajaran modul menggunakan pendekatan scientific berjalan efektif. Kata Kunci : Pengembangan Modul,Pendekatan Scientific,Geometri,Matematika. Wahyudin: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 2

PENGEMBANGAN MODUL MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI GEOMETRI KELAS X SMA Oleh: Wahyudin 1),Sofnidar 2), Sri Winarni 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi 2) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi Email: razakputra533@yahoo.com PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Tujuan utama pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan masyarakat. Maka pembelajaran seharusnya dapat menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakandan mengemukakan gagasan. Selama melaksanakan observasi penulis melakukan pengamatan dan menemukan beberapa permasalahan yaitu: (1) Terbatasnya bahan ajar cetak untuk pembelajaran matematika, (2) Beberapa siswa masih sulit memahami penjelasan suatu permasalahan pada buku teks, karena masalah yang dipaparkan masih asing bagi siswa, (3) Uraian materi dan konsep yang disajikan mengharuskan siswa menghapal konsep sehingga dapat membuat siswa malas belajar dan merasa bosan dan motivasi siswa menurun, (4) Selama kegiatan pembelajaran guru lebih sering menggunakan metode ceramah, daripada metode lainnya yang lebih cocok dan sesuai dengan karakteristik bahan ajar, kurikulum dan kondisi siswa. Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik, yaitu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu dan mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat mengidentifikasi.mengacu pada pendekatan saintifik, siswa dituntut mampulebih aktif dan dapat mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, sehingga siswa dapat melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian. Menurut (Hosnan, 2002:8) belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, norma agama, sikap, dan keterampilan. Hubungan antara guru, siswa dan bahan ajar bersifat dinamis dan kompleks. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pem-belajaran, terdapat beberapa komponen yang harus dikembangkan guru, yaitu tujuan, materi, strategi, dan evaluasi pembelajaran. Masing-masing komponen tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Bahan ajar merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Salah satu bentuk bahan ajar adalah modul. Berdasarkan hasil observasi kepada beberapa siswa dan pendidik di SMAN 1 Muko-Muko Bathin VII Muara Bungo, bahan ajar yang digunakan pada pembelajaran matematika adalah buku penunjang dan buku cetak, namun kebanyakan siswa malas untuk membaca buku tersebut. Bahan ajar lainnya adalah Wahyudin: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 3

modul, namun modul yang digunakan guru bukanlah modul yang dirancang sendiri oleh guru, namun modul yang digunakan yang sudah dicetak oleh suatu pencetakan beberapa tahun sebelumnya. Modul merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan dan petunjukpetunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai. Penggunaan Modul dalam proses belajar mengajar dapat memberikan kesempatan penuh kepada siswa untuk mengungkapkan kemampuan dan keterampilan untuk berbuat sendiri dalam mengembangkan proses berpikirnya. Namun Modul yang digunakan selama ini bukanlah hasil rancangan yang di buat oleh guru itu sendiri tetapimodul yang digunakan tersebut merupakan rancangan yang dibeli dari penerbit yang dalam proses pembelajarannya siswahanya mengerjakan latihan dan ditambah dengan uji kompetensi pada setiap materi.ditinjau dari segi penyajiannya, Modul yang digunakan siswa di sekolah berisi sedikit petunjukuntuk mengarahkan kerja pada peserta didik dan hanya berisi materi dan soal soal yang belum mengakomodasi kebutuhan siswa untuk belajar secara aktif, sehingga peran Modul hanya sebagai latihan soal soal saja. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mencoba mengembangkan modul menggunakan pendekatan saintifik pada materi geometri dikelas X SMA. Pengembangan ini dirangkum dalam sebuah penelitian dengan judul pengembangan modul menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran matematika dikelas X SMAN 1 Muko- Muko Bathin VII Muara Bungo materi geometri. Tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah: 1.Untuk mendeskripsikan karakteristik hasil pengembangan modul dengan menggunakan pendekatan saintifik pada materi Geometri pada kelas X SMAN 1 Muko-Muko Bathin VII Muara Bungo. 2.Untuk mengetahui persepsi dan hasil belajar siswa terhadap hasil pengembangan modul dengan menggunakan pendekatan saintifik pada materi Geometri pada kelas X SMAN 1 Muko-Muko Bathin VII Muara Bungo. KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Matematika Belajar adalah suatu yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Pembelajaran adalah proses yang menuntut siswa secara aktif kreatif melakukan sejumlah aktivitas sehingga siswa benar benar membangun pengetahuan-nya secara mandiri dan berkembang pula kreativitasnya. Pengertian matematika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh tim penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Perkembangan Bahasa disebutkan bahwa matematika adalah ilmu tentang bilanganbilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan. Prinsip utama dalam belajar matematika ialah pengetahuan belajar sebelumnya yang memegang peranan penting untuk memahami konsep materi selanjutnya selain itu harus terdapatketerkaitan antara pengalaman belajar peserta didik sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan. Pendekatan Scientific Menurut Hosnan (2014:34) implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan mengamati(untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan Wahyudin: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 4

berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.langkah-langkah pendekatan ilmiah atau pendekatan scientific dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013 yang dipaparkan oleh Hosnan (2014:37) untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan scientific, meliputi menggali informasi melalui pengamatan,bertanya,percobaan,kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta serta membentuk jejaring. Menurut prastowo (2013:141) format utama pembuatan modul meliputi : (1) Judul, (2) Kata pengantar, (3) Daftar isi, (4) Latar belakang, (5) Deskripsi singkat, (6) Standar kompetensi, (7) Peta konsep, (8) Manfaat, (9) Tujuan pembelajaran, (10) Petunjuk penggunaan modul, (11) Kompetensi dasar, (12) Materi pokok, (13) Uraian materi, (14) Heading, (15) Ringkasan, (16) Latihan atau tugas,(17) Tes mandiri, (18) Post tes, (19) Tindak lanjut, (20) Harapan, (21) Glosarium, (22) Daftar pustaka, (23) Kunci jawaban. Tinjauan Keefektifan Penggunaan Modul Keefektifan Modul dapat dilihat pada kriteria keefektifan. Suatu modul dikatakan efektif jika memenuhi indikator rata-rata skor pengerjaan tes hasil belajar siswa yang diperoleh mencapai kriteria ketuntasan minimum dan adanya respon positif siswa yang ditunjukkan melalui angket yang diberikan. Berdasarkan perhitungan persentase respon siswa terhadap kelayakan produk yang diujicobakan, menentukan kategori respon yang diberikan siswa dengan cara mencocokkan hasil persentase tertinggi dengan kriteria positif sebagai berikut. 85% Respon siswa : Sangat Positif 70% Respon siswa< 85% : Positif 50% Respon siswa<70% : Kurang Positif < 50% : Tidak Positif. METODE PENELITIAN Langkah langkah dalam membuat modulini dilakukan dengan mengikuti model pengembangan Analysis, Design, Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations (ADDIE). revision Implement revision Analysis Evaluation Develop Konsep pengembangan ADDIE (Roberd Maribe Branch, 2009:2) revision Design revision Langkah yang pertama dilakukan adalah tahap Analysis (analisis) antara lain analisis memvalidasi kesenjangan kinerja, menetapkan tujuan, analisis peserta didik, sumber daya yang tersedia dan rencana kerja, Langkah yang kedua yaitu mendesain modul menggunakan pendekatan scientific yang melalui beberapa tahapan,yaitu merancang sampul modul, merancang isi modul, validasi tim ahli dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain dan materi modul, sehingga selanjut-nya dapat diketahui kelemahan dan kekurangan-nya dan revisi sesuai saran dan komentar. Langkah yang ketiga yaitu development dengan tahapan pembuatan produk modulmenggunakan pendekatan scientific, uji coba kelompok kecil, uji coba kelompok besar dan revisi produk. Langkah yang keempat, yaitu implementation yang peneliti lakukan pada tahap ini uji pemakaian produk modul menggunakan pendekatan scientific pada kelas sesungguhnya. Langkah yang kelima, yaitu evaluation yang dilakukan peneliti adalah memberikan post-test dan Wahyudin: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 5

memberikan angket persepsi siswa tentang modul menggunakan pendekatansaintifik. HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Hasil dari penelitian pengambang-an ini berdasar-kan tahapan ADDIE yaitu: 1. Analysis (Analisis) a. Memvalidasi kesenjangan kinerja Tahap ini dilakukan observasi di SMAN 1Muko-Muko Bathin VII dengan tujuan untuk melihat hal apa yangmenyebabkan sebuah kesenjangan terjadi. Hasil observasi diperoleh beberapa hal tentang kesenjangan yang terjadi di SMAN 1 Muko-Muko Bathin VII, yaitu belum tersedianya modul sesuai kebutuhan pembelajaran yang mampu mengarahkan minat dan motivasi belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan kurangnya pengetahuan guru tentang manfaat mengembangkan sendiri modul yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. b. Menetapkan Tujuan Adapun tujuan yang ditetapkan disini adalah mengembangkan sebuah modul matematika untuk membantu dalam proses pembelajaran sehingga minat belajar siswa yang tadi rendah dapat ditingkatkan lagi dengan bantuan sebuah modul. c. Analisis Peserta Didik Dari tahap analisis karakteristik siswa diperoleh bahwa siswa kelas X masih banyak yang tidak menyukai pelajaran matematika karena banyak siswa yang beranggapan bahwa pelajaran matematika itu tidak mudah dipahami, mungkin ini dikarenakan kemampuan siswa yang kurang dalam memahami hal-hal yang abstrak. d. Sumber Daya Yang Tersedia Dari hasil analisis sumber daya yang tersedia berupa : (1) dari segi konten buku yang digunakan oleh siswa dan guru berupa buku guru dan siswa matematika yang mengacu pada kurikulum 2013, (2) teknologi sudah memadai, (3) tenaga pengajar yang mampu mengajar dengan baik. e. Rencana Kerja Adapun rencana kerja yang dirancang yaitu membuat jadwal, membuat team kerja, spesifikasi produk,struktur materi,materi pokok,rancangan validasi modul, menghasil-kan strategi implementasi dan evaluasi. 2. Design ( Desain ) 1) Desain Modul Modul dirancang sesuai dengan komponen-komponen menurut Prastowo (2011:207), terdapat 4 kali pertemuan, dalam pembelajaran pada materi geometriadapun desain Modul pada pertemuan pertama yaitu: a. Judul Judul modul dibuat dan didesain sedemikian menarik mungkin agar pembaca tertarik untuk melihat dan membacanya. Judul atau halaman judul didesain menggunakan microsoft word 2007 yang didalamnya berisi judul dari modul, kelas dan nama penyusun. Wahyudin: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 6

b. Petunjuk belajar Kata pengantar didesain mengguna-kan microsoft word 2007. Kata pengantar diletakkan paling atas dengan jenis huruf Tempus Sans ITC, size 12 dan ditulis menggunakan warna Hitam agar terlihat jelas oleh pembaca. Pada bagian ini berisi-kan informasi peng-hantar untuk materi yng dipelajari. c. Kompetensi yang akan dicapai d. Informasi pendukung Petunjuk belajar atau petunjuk Kompetensi yang akan dicapai berupa kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD),indikator pencapaian kompetensi, dan tujuan pembelajaran disesuaikan dengan hasil yang diperoleh pada tahap analisisa. Peta konsep didesain menggunakan Microsoft Word 2007 dengan menggunakan jenis huruf Times New Roman, size 11 dengan tulisan warna hitam dan setiap kotak menggunakan warna ungu, orange dan hitam. e. Tujuan Pembelajaran f. Petunjuk Penggunaan Modul g. Kompetensi Dasar Peserta didik akan tertolong jika sejak awal diberi tahu yang ditargetkan untuk mereka capai setelah mempelajari modul, disini terdapat langkah awal sehingga peseta didik akan mengamati (pendekatan saintifik) materi yang akan dipelajari. Pada halaman ini penulis mendesain menggunakan Microsoft Word 2007 dengan menggunakan jenis huruf Comic Sans MS, size 12 dan menggunakan warna hitam dan ungu. Selanjutnya insert shape untuk memberi kolom yang berisikan petunjuk pengguna modul dan meng-klik kanan insert add text untuk menambah tulisan. Kompetensi dasar didesain mengguna-kan Microsoft Word 2007 dengan meng-gunakan jenis huruf Times New Roman, size 12 dan menggunakan warna hitam. Berisi-kan tentang kompetensi dasar yang ada dimodul. Wahyudin: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 7

h. Uraian Materi Uraian materi dimasuk-kan gambar agar menambah kesan menarik dan bisa menjadi ide penunjang untuk materi. Tulisan sub materi didesain mengguna-kan Microsoft Word 2007 dengan mengguna-kan jenis huruf Times New Roman, size 16 dan menggunakan background warna biru dan tulisan warna hitam. i. Tes Mandiri j. Post-Test k. Daftar Pustaka l. Kunci Jawaban 2) Analisis Data hasil Validasi Tim Ahli Hasil validasi oleh ahli materi diperoleh jumlah skor penilaian dari validator adalah 73 pada jumlah tertinggi, maka hasil penilaiannya berdasarkan rerata skor validasi yaitu 3,65. Jadi, hasil penilaian termasuk dalam kategori 3,40 N 4,19: Baik. Jadi, hasil penilaian modul dengan menggunakan pendekatan saintifik secara keseluruhan sudah valid dan termasuk dalam kategori 3,40 N 4,19 dengan kualitas Baik.Sedangkan validasi ahli desain diperoleh jumlah skor penilaian dari validator adalah 39 pada jumlah tertinggi, maka dapat diperoleh persentase skor penilaian validator terhadap desain modul adalah 3,90. Jadi, hasil penilaian termasuk dalam kategori 3,40 N 4,19 Baik dan jumlah skor penilaian dari validator terhadap desain pembelajaran adalah 89 pada jumlah tertinggi 115, maka dapat diperoleh persentase skor penilaian validator adalah 3,83. Jadi, hasil penilaian termasuk dalam kategori 3,40 N 4,19: Baik. Kedua klasifikasi di atas diperoleh hasil penilaiannya berdasarkan rerata skor validasi yaitu 3,83. Jadi hasil penilaian desain LKS secara keseluruhan sudah valid dan termasuk dalam kategori 3,40 N 4,19: dengan kualitas Baik. Setelah divalidasi,dilakukan revisi modulberdasarkan pendapat dan penilaian tim ahli. Pada tahap ini dilakukan perbaikan modul. Berdasarkan saran dan komentar dari tim ahli 3) Development (Pengembangan) Modul direvisi sesuai saran, maka dilakukan evaluasi formatif. Evaluasi formatif merupakan proses mengumpulkan data yang digunakan untuk merevisi sebelum implementasi. Tujuan dari evaluasi formatif juga untuk melihat efektifitasan dari sebuah media (Branch, 2009:122). Langkah yang umum dilakukan pada tahap ini menurut Branch (2009:123) yaitu uji perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji kelompok besar. a. Uji coba perorangan (one-to-one-triad) Uji coba perorangan ini didapat jumlah skor penilaian uji coba produk terbatas mengenai tanggapan tiga orang guru matematika yang mengajar di SMA N1 Muko-Muko Bathin VII terhadap modul adalah 123 dengan rerata skor uji coba adalah 7,30, dengan demikian hasil penilaian berdasarkan kategori4,20 N 5,00 Sangat Setuju. b. Uji coba kelompok kecil ( small group trial) Uji coba kelompok kecil ini dilakukan terhadap 5 orang siswa non subjek dandiperoleh jumlah skor uji coba produk terbatas mengenai tanggapan siswa terhadap modul adalah 205dengan rerata skor uji coba adalah 4,56dengan demikian hasil penilaian berdasarkan kategori 3,20 N 5,00: Sangat Setuju. Wahyudin: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 8

c. Uji coba kelompok besar (field try out) Uji coba kelompok besar inimelibatkan subjek 20 siswa diperoleh jumlah skor uji coba produk terbatas mengenai tanggapan siswa terhadap modul adalah 809, dengan rerata skor uji coba adalah 4,49, dengan demikian hasil penilaian berdasarkan kategori4,20 N 5,00: Sangat Setuju. 4) Implementation (implementasi) Modul yang sudah dikategorikan valid kemudian diimplementasikan pada kelas X SMAN 1 Muko-Muko Bathin VII dengan banyak siswa 20 orang.kegiatan pembelajaran dilakukan selama 6 kali pertemuan.pada kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan meliputi kegiatan pendahuluan dengan mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan menjelaskan tahap-tahap pembelajaran menggunakan modul,kegiatan inti dengan menggunakan modul diawali dengan fase memahami masalah dengan mengamati dan bertanya pada diri siswa sendiri tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati, fase selanjutnyamerencanakan pemecahan masalah, peserta didik diarahkan untuk mengumpulkan data, menentukan data atau informasi yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan, kemudian fase melaksanakan rencana pemecahan masalah dengan cara bernalar untuk menentukan dan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, mengarahkan peserta didik secara bertahap untuk melakukan analisis soal, menentukan pola dari keterkaitan informasi (mentransformasi dan operasi perhitungan), dan mengambil berbagai kesimpulan dengan didahului memeriksa kembali pola yang ditemukan, dan tahap terakhir pengecekan kembali dan interpretasi dimanasiswa mengomunikasikan hasil kerjanya secara lisan maupun tulisan apa yang telah ditemukan dalam kegiatan mengumpulkan informasi, bernalar dan menemukan pola. Pada fase ini pula siswa melakukan pengecekan terhadap hasil penyelesaian soal, mengamati apakah jawaban sudah sesuai dengan yang ditanyakan dan menelusuri kesalahan-kesalahan yang sudah dilakukan. Setelah 6 kali kegiatan pembelajaran, kemudian diadakan post-test untuk mengetahui hasil belajar siswa selama mengguna-kan modul dalam proses pembelajaran. 5) Evaluation (evaluasi) Tahap akhir dalam pengembangan pada penelitian ini adalah evaluasi terhadap produk yaitu bahan ajar modul pembelajaran matematika R.M Barch (2009) menyatakan bahwa The purpose of the evaluate phase is to assess the quality of the intructional products and processes, both before and after implementation. Tujuan dari tahap evaluasi ini, untuk melihat atau menaksir kualitas produk pembelajaran dan proses, yang keduanya dapat dilakukan sebelum atau sesudah implementasi. PEMBAHASAN a. Hasil Post-test Hasil analisis data post-test menunjukkan perhitungan pada kelas X persentase siswa yang tuntas dengan KKM 75 adalah 80% mencapai syarat ketuntasan, yaitu 80% siswa mencapai KKMdengan 16 orang siswa dinyatakan tuntas dan 4 orang siswa dinyatakan tidak tuntas. Hasil tes menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan memiliki potensial efek terhadap kemampuan siswa dalam memahami konsep. Dari persentase tersebut maka dikatakan bahwa modul sangat baik dalam meningkatkan minat belajar siswa. b. Hasil Persepsi Hasil analisis angket persepsi positif siswa didapatkan skor sebesar 73, berada pada interval 70% Respon siswa< 85% dengan kriteria Positif. Modul menggunakan pendekatan scientific pada materi geometri yang dikembangkan dinyatakan efektif karena hasil belajar siswa telah mencapai ketuntasan dan mendapat respon positif Wahyudin: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 9

siswa, Sejalan dengan pendapatan. Suatu modul dikatakan efektif apabila modul memenuhi indikator hasil belajar siswa yang telah mencapai ketuntasan dan adanya respon positif siswa yang ditunjukkan dari angket yang diberikan pada saat uji coba pemakaian. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini telah menghasilkan suatu produk berupa modul menggunakan pendekatan scientific dalam mata pelajaran matematika di kelas XSMA pada materi geometri dari hasil analisis data post-test menunjukkan perhitungan pada kelas X persentase siswa yang tuntas dengn SKM 75 adalah 80% mencapai syarat ketuntasan, yaitu 80% siswa mencapai KKM, hasil angket persepsi positif siswa didapatkan skor persentase sebesar 79% berada pada interval 70% Respon siswa< 85% dengan kriteria Positif. Suatu modul dikatakan efektif apabila modul memenuhi indikator hasil belajar siswa yang telah mencapai ketuntasan dan adanya respon positif siswa yang ditunjukkan dari angket yang diberikan pada saat uji coba pemakaian. Saran Pemanfaatan Penulis menyarankan kepada guru mata pelajaran matematika untuk menggunakan modul matematikamenggunakan pendekatan scientific materi geometri pada saat mengajar, karena modul dan pendekatanscientific terbukti dengan pencapaian KKM sangat baik dalam belajar dan juga untuk penelitian pengembangan selanjutnya agar dapat mengembangkan modul matematika lainnya dengan variasi lain untuk menghasilkan modul yang lebih baik serta lebih menarik sehingga dapat membuat siswa lebih termotivasi lagi dalam belajar matematika. DAFTAR RUJUKAN Belawati, Tian. 2010. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta : Universitas Terbuka. Branch, Robert. 2009. Instructional Design : The ADDIE Approach. Springer: USA. Daryanto, Aris. 2014. Menyusun Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum. Yogyakarta : Gava Media Hosnan, 2014.Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 Kunci Sukses Implementasi Ku-rikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia. Mulyatiningsih, Endang. 2011. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Prastowo, andi. 2013. Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Jogjakarta:Diva. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta. Suharsimi, Arikunto. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Wahyudin: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 10