Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 20 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU

PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA JARINGAN DISTRIBUSI DI KOTA PONTIANAK

PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEI. RAYA

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

BAB III PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN :

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN SUTM 20 KV PADA PENYULANG SOKA DI PT. PLN ( PERSERO ) CABANG JAYAPURA. Parlindungan Doloksaribu.

BAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA. Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu

PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN SUTM 20 KV PADA PENYULANG SOKA DI PT. PLN ( PERSERO ) CABANG JAYAPURA. PARLINDUNGAN DOLOKSARIBU

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SILABUS. 5. Evaluasi - Kehadiran - Tugas - partisipasi diskusi, tanya jawab - UTS - UAS

STUDI HUBUNG SINGKAT UNTUK GANGGUAN SIMETRIS DAN TIDAK SIMETRIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK PT. PLN P3B SUMATERA

Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade

Analisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma

BAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV. 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

Analisis Pengaruh Penambahan Unit Pembangkit Baru terhadap Arus Gangguan ke Tanah pada Gardu Induk Grati

ANALISIS RUGI-RUGI ENERGI SISTEM DISTRIBUSI PADA GARDU INDUK SEI. RAYA

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current

Kata kunci hubung singkat, recloser, rele arus lebih

Makalah Seminar Tugas Akhir. Judul

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI

Jurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 3, April 2013 ISSN

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

Analisis Aliran Daya Pada Sistem Distribusi Radial 20KV PT. PLN (Persero) Ranting Rasau Jaya

ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR)

BAB II PERHITUNGAN ARUS HUBUNGAN SINGKAT

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

atau pengaman pada pelanggan.

EVALUASI RUGI-RUGI JARINGAN YANG DILAYANI OLEH JARINGAN PLTS TERPUSAT SIDING

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui jaringan distribusi. Jaringan distribusi merupakan bagian

ANALISA KEDIP TEGANGAN PADA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV AKIBAT HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG PEDAN 1 KLATEN

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG)

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERTEMUAN VIII SISTEM PER UNIT DAN DIAGRAM SEGARIS

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS SISTEM TENAGA. Analisis Gangguan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang pada. bulan Maret 2013 sampai dengan selesai.

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

Analisis Unjuk Kerja Tiga Unit Inter Bus Transformers 500 MVA 500/150/66 kv di GITET Kediri

Kata Kunci : Transformator Distribusi, Ketidakseimbangan Beban, Arus Netral, Rugi-rugi, Efisiensi

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP LOSSES JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR) PADA GARDU DISTRIBUSI DT-1 DAERAH KERJA PT.PLN (Persero) RAYON DELITUA


ANALISIS KOORDINASI RELE PENGAMAN FEEDER WBO04 SISTEM KELISTRIKAN PT. PLN (PERSERO) RAYON WONOSOBO

PERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117

BAB IV ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV

ANALISIS KINERJA TRANSFORMATOR BANK PADA JARINGAN DISTRIBUSI GUNA MENGURANGI SUSUT TEKNIS ENERGI LISTRIK

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI SISTEM PENTANAHAN TRANSFORMATOR DAYA 60 MVA PLTGU INDRALAYA

BAB III KEBUTUHAN GENSET

PERBAIKAN JATUH TEGANGAN PADA FEEDER B KB 31P SETIABUDI JAKARTA DENGAN METODE PECAH BEBAN

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

Bab V JARINGAN DISTRIBUSI

BAB IV. PERHITUNGAN GANGGUAN SIMPATETIK PADA PENYULANG 20 kv GARDU INDUK DUKUH ATAS

ANALISA PERHITUNGAN DROP TEGANGAN MENGGUNAKAN RUMUS DAN MENGGUNAKAN APLIKASI ETAP 7.5 PADA PENYULANG SEMERU DI GARDU INDUK SIMPANG TIGA INDRALAYA

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014

Perbaikan Jatuh Tegangan Dengan Pemasangan Automatic Voltage Regulator

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i4 ( ) Perbaikan Jatuh Tegangan Dengan Pemasangan Automatic Voltage Regulator

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

Analisis Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi Penyulang Barata Jaya Area Surabaya Selatan Menggunakan Software Etap 12.6

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

Muh Nasir Malik, Analisis Loses Jaringan Distribusi Primer Penyulang Adhyaksa Makassar

FEEDER PROTECTION. Penyaji : Ir. Yanuar Hakim, MSc.

ANALISIS KOORDINASI SETTING RELAY PENGAMAN AKIBAT UPRATING TRANSFORMATOR DI GARDU INDUK GIANYAR

ANALISIS PERSENTASE PEMBEBANAN DAN DROP TEGANGAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH PADA GARDU DISTRIBUSI GA 0032 PENYULANG WIBRATA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Rudi Salman Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro Universitas Negeri Medan

PERHITUNGAN PROFIL TEGANGAN PADA SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN MATRIX ADMITANSI DAN MATRIX IMPEDANSI BUS

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:

Jurnal Media Elektro Vol. V No. 2 ISSN: ANALISIS RUGI-RUGI DAYA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv PADA SISTEM PLN KOTA KUPANG

BAB III KONSEP PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN

Analisis Sistem Pengaman Arus Lebih pada Penyulang Abang Akibat Beroperasinya PLTS pada Saluran Distribusi Tegangan Listrik 20 Kv di Karangasem

ANALISIS PENGGUNAAN GAS SF 6 PADA PEMUTUS TENAGA (PMT) DI GARDU INDUK CIGERELENG BANDUNG

KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00)

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND

Transkripsi:

Yusmartato, Ramayulis, Abdurrozzaq Hsb., Penentuan... ISSN : 598 1099 (Online) ISSN : 50 364 (Cetak) Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 0 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan Yusmartato 1), Ramayulis ), Abdurrozzaq Hasibuan 3) 1),) Dosen Program Studi Teknik Elektro, 3) Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Islam Sumatera Utara yusmartato@ft.uisu.ac.id; rozzaq@uisu.ac.id Abstrak Jaringan distribusi 0 kv berfungsi menyalurkan energi listrik dari gardu induk ke konsumen. Pasa jaringan udara 0 kv sering terjadi gangguan terutama gangguan hubung singkat. Maka pada jaringan distribusi dipasang sistem pengaman. Dalam setiap sistem pengaman listrik minimum terdiri dari pemutus tenaga, relay, dan transformator ukur. Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB) merupakan saklar mekanis, yang mampu menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi normal serta mampu menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi gangguan seperti kondisi hubung singkat. Salah satu alat pengaman jaringan distribusi adalah Pemutus Tenaga. Dalam keadaan gangguan, pemutus tenaga harus mampu melokalisir titik gangguan sehingga tidak merusak peralatan listrik yang lain. Dalam hal ini untuk penentuan nilai arus pemutusan kapasitas pemutus tenaga, arus gangguan yang dihitung adalah gangguan hubung singkat tiga phasa, hal ini dilakukan karena arus gangguan tersebut merupakan nilai arus yang terbesar. Salah satu faktor yang menyebabkan besar arus gangguan hubung singkat tiga adalah letak titik gangguan. sehingga titik gangguan diasumsikan titik ganguannya berada di ujung penyulang/saluran, di busbar dan di dalam transformator. Setelah dilakukan perhitungan, nilai arus pemutusan pemutus tenaga untuk penyulang adalah 7,76 ka, untuk arus pemutusan pemutus tenaga 0 kv adalah 9,33 ka dan untuk Transformator adalah 68,44 ka. Kata Kunci: Arus Hubung Singkat, Daya, Penyulang, Pemutus Tenaga I. PENDAHULUAN Dalam penyaluran energi listrik dari gardu induk melalui busbar/rel ke sistem jaringan distribusi 0 kv yang berkesinambungan, sering terjadi bermacam-macam gangguan sistem tenaga listrik, gangguan yang timbul berupa gangguan yang timbul berupa gangguan secara internal maupun secara eksternal yang dapat mengakibatkan terhentinya penyaluran energi listrik. Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan). Dalam operasi umumnya, trafo-trafo tenaga ditanahkan pada titik netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan/proteksi, sebagai contoh transformator 150/70 kv ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kv, dan transformator 70/0 kv ditanahkan dengan tahanan di sisi netral 0 kv nya. Transformator yang telah diproduksi terlebih dahulu melalui pengujian sesuai standar yang telah ditetapkan. Penentuan nilai arus pemutusan pemutus tenaga sisi 0 kv, dapat ditentukan dengan cara menghitung arus gangguan hubung singkat tiga fasa pada penyulang Gardu Induk Pangururan. II. LANDASAN TEORI Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga listrik adalah; 1) pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan), dan ) merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi. Untuk jaringan distribusi pada umumnya terdiri dari dua bagian yang paling utama, yaitu sebagai berikut : a. Jaringan distribusi primer Jaringan distribusi primer yaitu jaringan tenaga listrik yang menyalurkan daya listrik dari gardu induk sub transmisi ke gardu distribusi. Jaringan ini merupakan jaringan tegangan menengah atau jaringan tegangan primer. Biasanya, jaringan ini menggunakan enam jenis jaringan yaitu sistem radial dan sistem tertutup atau loop, ring, network spindle dan cluster. b. Jaringan distribusi sekunder Jaringan distribusi sekunder yaitu jaringan tenaga listrik yang menyalurkan daya listrik dari gardu distribusi ke beban-beban yang ada di konsumen. Pada sistem distribusi sekunder bentuk saluran yang paling banyak digunakan ialah sistem radial. Diagram satu garis jaringan distribusi primer 0 kv atau penyulang 0 kv ditunjukkan pada Gambar 1. Journal of Electrical Technology, Vol. 3, No. 1, Februari 018 53

ISSN : 598 1099 (Online) ISSN : 50 364 (Cetak) TD PMT 150/0 kv Penyulang 0 kv Gambar 1. Diagram satu garis penyulang 0 kv A. Impedansi Sumber Untuk menghitung impedansi sumber dapat mempergunakan rumus sebagai berikut: Z dasar = KV MVA hs3 (Ohm) (1) Harga resistansi sumber diabaikan karena harganya jauh lebih kecil dari harga reaktansi, maka harga reaktansinya dapat dituliskan: X s1 = j KV dasar (Ohm) () MVA hs3 X s1 = Reaktansi sumber urutan positip KV dasar = Tegangan dasar (KV) MVA hs3 = Daya hubung singkat tiga fasa (MVA) B. Impedansi Transformator Untuk perhitungan impedansi suatu transformator yang diambil adalah harga reaktansinya, sedangkan resistansinya diabaikan karena harganya jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan harga reaktansinya. Untuk menghitung nilai reaktansi transformator dalam Ohm dihitung dengan persamaan sebagai berikut: X T = j KV MVA (Ohm) (3) X T = Reaktansi transformator (Ohm) KV = Tegangan sisi primer transformator (KV) MVA = Kapasitas transformator (MVA) Pada transformator daya umumnya informasi nilai reaktansi menggunakan nilai persentase atau per unit (pu). Reaktansi transformator daya dengan daya dasar baru: X T baru = X T lama MVA baru KV lama (pu) MVA (4) lama KV baru Di mana : X T baru = Reaktansi transformator baru (pu) X T lama = Reaktansi transformator lama (pu) MVA baru = Daya dasar baru (MVA) MVA lama = Daya dasar lama (MVA) KV lama = Tegangan dasar lama (KV) = Tegangan dasar baru (KV) KV baru Yusmartato, Ramayulis, Abdurrozzaq Hsb., Penentuan... C. Impedansi Penyulang Untuk menentukan impedansi penyulang, perhitungannya tergantung dari besarnya impedansi per km dari penyulang yang akan dihitung, di mana harganya tergantung pada jenis penghantarnya, yaitu dari bahan apa penghantar tersebut dibuat dan juga tergantung dari ukuran penampang dan panjang penghantar atau penyulangnya. Impedansi penyulang dalam satuan per unit adalah: Z = Z penyulang (pu) (5) Z dasar Z = Impedansi penyulang (pu) Z penyulang = Impedansi penyulang (dasar) Z dasar = Impedansi dasar (Ohm) D. Impedansi Ekivalen Penyulang Menentukan besarnya impedansi ekivalen mulai dari sumber ke titik gangguan, impedansi yang terbentuk adalah terhubung seri, maka perhitungan impedansi ekivalen dapat langsung dengan cara menjumlahkan impedansi tersebut karena terhubung secara seri. Sehingga untuk impedansi ekivalen dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Z ekivalen = Z sumber + Z Trafo + Z penyulang (6) Z ekivalen = Impedansi ekivalen (pu) Z sumber = Impedansi sumber (pu) Z trafo = Impedansi transformator (pu) Z penyulang = Impedansi penyulang (pu) E. Arus Hubung Singkat Untuk menghitung arus gangguan hubung singkat tiga fasa, diasumsikan bahwa tegangan gangguan (V f) = 1,0 pu, dengan persamaan sebagai berikut: I hs 3 = V f Z ekiv. (7) I hs 3 = arus hubung singkat tiga fasa (pu) V f = tegangan pada saat gangguan (pu) = Impedansi ekivalen (pu) Z ekiv. F. Rating Arus Pemutus Tenaga Yang dimaksud dengan rating arus yang dapat diputuskan adalah arus total terbesar (AC dan DC) yang dapat diputuskan dengan baik. Besar arus tergantung dari waktu membukanya alat pemutus tenaga (PMT). Pada umumnya komponen DC tersebut sulut dihitung, jadi untuk mengikut sertakan komponen DC, arus simetris yang diperoleh dikalikan dengan faktor pengali. Faktor 54 Journal of Electrical Technology, Vol. 3, No. 1, Februari 018

Yusmartato, Ramayulis, Abdurrozzaq Hsb., Penentuan... ISSN : 598 1099 (Online) ISSN : 50 364 (Cetak) pengali tersebut besarnya tergantung dari waktu membukanya alat pemutus tenaga (PMT). Faktor pengali dan lamanya waktu membuka alat pemutus tenaga ditunjukka pada Tabel 1. Tabel 1. Faktor pengali pemutus tenaga Waktu membukanya alat pemutus tenaga Faktor pengali 8 cycle (0,16 Second) 1,0 5 cycle (0,10 Second) 1,1 3 cycle (0,06 Second) 1, cycle (0,04 Second) 1,4 Sesaat 1,6 III. METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini, metode-metode yang digunakan adalah seperti terlihat pada Gambar diagram alir. Start Pengumpulan data-data Data-data -Kapasitas Trafo -MVA Hubung singkat -Impedansi Penghantar Menentukan impedansi trafo dan impedansi sumber Menghitung arus hubung singkat tiga fasa Menghitung arus pemutusan Pemutus Tenaga (PMT) Stop Gambar. Diagram alir penentuan arus pemutusan PMT IV. PERHITUNGAN DAN ANALISA A. Data-Data Perhitungan Gardu Induk Pangururan menggunakan tegangan 150/0 kv, dengan kapasitas (1x30 MVA), lokasi gardu Induk ini terletak di Desa Parbaba Dolok, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir. Data teknik yang ada pada Gardu Induk Pangururan adalah sebagai berikut: 1. Transformator Daya Kapasitas : 30 MVA Impedansi urutan positif : 1,7% Tegangan nominal : 150/0 kv Arus nominal sisi 150 kv : 115,5 Amper Arus nominal sisi 0 kv : 866 Amper. Penghantar Kawat 70 mm Jenis kawat penghantar : AAAC Impedansi urutan positif = urutan negatif : Z 1 = Z = 0,4608 + j 0,357 Ohm/km B. Menghitung Impedansi Sumber Perhitungan impedansi sumber di Bus 0 kv, pada gardu induk Pangururan dengan daya dasar sebesar 100 MVA. Untuk menghitung impedansi sumber dapat mempergunakan persamaan (3) sebagai berikut: Z s = X s1 = j KV dasar MVA dasar Untuk tegangan 150 kv: Z s = X s1 = (150) 100 (Ohm) = 5 Ohm Data arus hubung singkat tiga fasa pada sisi primer gardu induk Pangururan adalah: I hs3 = 5,416 ka MVA hubung singkat tiga fasa pada sisi primer Gardu Induk Pangururan adalah: MVA hs3 = 3 I hs3 KV primer MVA hs3 = 1,73 5,416 150 MVA hs3 = 1405,45 MVA Maka impedansi sumber urutan positif pada sisi primer Gardu Induk Pangururan adalah: X s1 = j KV dasar X s1 = j MVA hs3 (Ohm) 150 1405,45 (Ohm) X s1 = j 16 (Ohm) Dalam satuan per unit (pu) adalah: 16 X s1 = j = j 0,0711 (pu) 5 C. Reaktansi Transformator Sesuai dengan data teknis yang terpasang, maka nilai reaktansi transformator urutan positif = X T1 adalah: X T1 = j 0,17 pu Journal of Electrical Technology, Vol. 3, No. 1, Februari 018 55

ISSN : 598 1099 (Online) ISSN : 50 364 (Cetak) X T1 = X T MVA kv 1 MVA 1 kv X T1 = j 0,17 100 30 150 150 Yusmartato, Ramayulis, Abdurrozzaq Hsb., Penentuan... Dari Gambar 3 diagram satu garis, maka dibuat gambar impedansi urutan positif seperti terlihat pada Gambar 4. X T1 = j 0,433 pu D. Impedansi Penyulang Data impedansi penghantar penyulang adalah: Jenis penghantar AAAC 70 mm yang mempunyai impedansi = 0,4608 + j 0,357 Ohm/km Untuk mempermudah dalam perhitungan, semua nilai impedansi total saluran pada tiap penyulang diubah dalam satuan per unit (pu). kv Z dasar = MVA dasar Z dasar = (0) 100 = 4 Ohm Maka, impedansi penyulang urutan positif (Z p1) dalam per unit (pu) adalah: Z p1 = Z penyulang Z dasar (pu) 0,4608 + j 0,357 Z p1 = 4 Z p1 = 0,115 + j 0,0893 (pu) E. Arus Hubung Singkat Arus hubung singkat yang dihitung adalah arus hubung singkat tiga fasa yang titik gangguannya diperkirakan sebagai berikut: Untuk Pemutus Tenaga pengaman jaringan/ penyulang 0 kv, titik gangguannya diambil di titik ujung penyulang. Untuk Pemutus Tenaga pengaman 0 kv, titik gangguan diambil di 0 kv. Untuk Pemutus Tenaga pengaman Transformator 150/0 kv titik gangguan dimisalkan terjadi di dalam transformator. a. Arus Hubung Singkat Tiga Fasa untuk Gangguan di Ujung Penyulang Untuk diagram satu garis dari penyulang, dapat dilihat pada Gambar 3. 150 kv 30 MVA 150/0 Kv J0,433 pu 0 kv Penyulang Gambar 4. Diagram impedansi urutan positif Untuk gangguan di ujung penyulang Arus hubung singkat tiga fasa di ujung penyulang adalah: V f Z 1 Z sumber + Z trafo + Z penyulang j0,0711 + j0,433 + 0,115 + j0,0893 Z 1 sumber= j 0,0711 Z 1 Trafo =X T1 = j 0,433 0,115 + j0,5837 1 00 0,595 79 0 = 1,68 790 (pu) Untuk arus dasar (I dasar) sisi 0 kv Z 1 penyulang = 0,115 + j 0,0893 I dasar = MVA dasar 1000 3 kv dasar 100 1000 I dasar = 3 0 I dasar = 886,75 Amper Maka arus hubung singkat tiga fasa dalam Amper adalah sebagai berikut: I hs 3 = I dasar I 3 (Amper) j0,0711pu 0,115 + j 0,0893 pu Titik gangguan I hs 3 = 886,75 1,68 (Amper) I hs 3 = 4849,74 Amper Gambar 3. Diagram satu garis penyulang untuk titik gangguan di ujung penyulang I hs 3 = 4,850 ka 56 Journal of Electrical Technology, Vol. 3, No. 1, Februari 018

Yusmartato, Ramayulis, Abdurrozzaq Hsb., Penentuan... ISSN : 598 1099 (Online) ISSN : 50 364 (Cetak) b. Arus Hubung Singkat Tiga Fasa untuk Gangguan di 0 kv Diagram satu garis untuk titik gangguan tiga fasa di 0 kv, dapat dilihat pada Gambar 5. 150 kv 30 MVA 150/0 Kv J0,433 pu 0 kv Penyulang c. Arus Hubung Singkat Tiga Fasa untuk Gangguan di Dalam Transformator Karena jarak busbar 0 kv dan Transformator sangat dekat. Diasumsikan gangguan terjadi di dalam transformator tepatnya 10% dari Impedansi total transformator. Diagram satu garis untuk titik gangguan di dalam transformator, dapat dilihat pada Gambar 7. j0,0711pu 0,115 + j 0,0893 pu 150 kv 30 MVA 150/0 Kv J0,043 pu 0 kv Titik gangguan Gambar 5. Diagram satu garis untuk titik gangguan di busbar 0 kv Dari Gambar 5 diagram satu garis, maka dibuat gambar impedansi urutan positif seperti terlihat pada Gambar 6. j0,0711pu Titik gangguan Gambar 7. Diagram satu garis untuk gangguan di dalam transformator Dari Gambar 7 diagram satu garis, maka dibuat gambar reaktansi (impedansi) urutan positif seperti terlihat pada Gambar 8. Z 1 sumber= j 0,0711 Z 1 Trafo =X T1 = j 0,433 X 1 sumber= j 0,0711 Gambar 6. Diagram impedansi urutan positif untuk gangguan di busbar 0kV Arus hubung singkat tiga fasa di 0 kv: V f Z 1 Z sumber + Z trafo j0,0711 + j0,433 1 00 j0,4944 0,4944 90 0 =,0 900 (pu) Maka arus hubung singkat tiga fasa dalam Amper adalah sebagai berikut: I hs 3 = I dasar I 3 (Amper) I hs 3 = 886,75,0 (Amper) I hs 3 = 5831,35 Amper I hs 3 = 5,831 ka Gambar 8. Diagram reaktansi urutan positif untuk gangguan di transformator Arus hubung singkat tiga fasa untuk gangguan di dalam transformator adalah: V f Z 1 Z sumber + Z trafo X T1 = j 0,043 j0,0711 + j0,043 1 00 j0,1134 0,1134 90 0 = 8,8 900 (pu) Maka arus hubung singkat tiga fasa dalam Amper adalah sebagai berikut: I hs 3 = I dasar I 3 (Amper) I hs 3 = 886,75 8,8 (Amper) I hs 3 = 4774,71 Amper I hs 3 = 4,775 ka Journal of Electrical Technology, Vol. 3, No. 1, Februari 018 57

ISSN : 598 1099 (Online) ISSN : 50 364 (Cetak) F. Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Untuk menentukan nilai arus pemutusan pemutus tenaga (PMT), nilai arus hubung singkat tiga fasa dikalikan dengan 1,6. a. Nilai arus pemutusan Pemutus Tenaga untuk penyulang: I PMT = I hs 3 1,6 I PMT = 4,850 1,6 I PMT = 7,76 ka b. Nilai arus pemutusan Pemutus Tenaga untuk busbar: I PMT = I hs 3 1,6 I PMT = 5,831 1,6 I PMT = 9,33 ka c. Nilai arus pemutusan Pemutus Tenaga untuk transformator: I PMT = I hs 3 1,6 I PMT = 4,775 1,6 I PMT = 68,44 ka Tabel. Hasil perhitungan nilai arus pemutusan Pemutus tenaga Lokasi Pemutus Tenaga Ihs3 (pu) Ihs3 (ka) IPMT (ka) Penyulang 1,68 79 0 4,850 7,76,0 90 0 5,831 9,33 Transformator 8,8 90 0 4,775 68,44 Yusmartato, Ramayulis, Abdurrozzaq Hsb., Penentuan... V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Besar nilai arus pemutusan pemutus tenaga adalah 7,76 ka dengan perkiraan gangguan terjadi di ujung penyulang.. Besar nilai arus pemutusan pemutus tenaga adalah 9,33 ka dengan perkiraan gangguan terjadi di busbar 0 kv. 3. Besar nilai arus pemutusan pemutus tenaga adalah 68,44 ka dengan perkiraan gangguan terjadi di dalam transformator pada 10% dari total impedansi transformator. DAFTAR PUSTAKA [1] Daman Suswanto, 009, Sistem Distribusi Tenaga Listrik, Edisi Pertama, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang. [] Gonen, Turan, 1988, Modern Power System Analysis, John Wiley & Sons Inc, USA. [3] Hutauruk,T.S., 1996, Transmisi Daya Listrik, Erlangga, Jakarta. [4] Pabla,A.S., 1996, Sistem Distribusi Daya Listrik, Alih Bahasa: Abdul Hadi, Erlangga, Jakarta. [5] PT. PLN (Persero), 014, Buku Pedoman Pemeliharaan Pemutus Tenaga, Dokumen Nomor: PDM/PGI/07:014, Jakarta. [6] Stevenson,W.D., 1996, Analisa Sistem Tenaga, Erlangga, Jakarta [7] Sulaiman, O. K., & Widarma, A. (017). Perbandingan Fastethernet, Gigabitethernet dan Serial dalam Jaringan Berbasis Routing Protokol EIGRP. [8] SNI (Standar Nasional Indonesia), Persyaratan Umum Instalasi Listrik 000 (PUIL 000), Badan Standardisasi Nasional BSN, Jakarta. 58 Journal of Electrical Technology, Vol. 3, No. 1, Februari 018