KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00)
|
|
- Suryadi Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL MEDIA TEKNIK VOL. 8, NO.3: 2011 KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00) KASMIR Staf Pengajar Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Sriwijaya kasmir@polsri.ac.id ABSTRACT One cause of the rise in short circuit current is a disorder that makes the current exceeds the maximum value of the conductor or other electrical equipment. The use of a simple over current relay and reliability in operation, has made the over current relay is widely used. This study aims to find out how the calculation of current and time settings on over current relay and will create a simulation of the coordination of over current relay with a simulator program. The simulator is the ETAP software version 6.0, the software is working to design a network setting values must be entered in advance in accordance with the actual state of the input values are then simulated setting that has been entered in accordance with the procedure. From the simulation results can be concluded that the use of ETAP 6.0 program is very effective to determine the relay coordination in detecting problems and protect them. Keywords : Coordination relay and Simulation Program Flow Over ETAP 6.0 ABSTRAK Salah satu penyebab terjadinya kenaikan arus adalah gangguan hubung singkat yang membuat arus melebihi nilai maksimum dari penghantar atau peralatanperalatan listrik lainya. Pengunaan rele arus lebih yang sederhana serta keandalan dalam beroperasi, telah membuat rele arus lebih ini banyak dipakai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara perhitungan setting arus dan waktu pada rele arus lebih dan akan membuat simulasi koordinasi rele arus lebih dengan sebuah program simulator. Adapun simulator tersebut adalah software ETAP versi 6.0, software ini berfungsi untuk merancang suatu jaringan yang nilai-nilai setting harus dimasukkan terlebih dahulu sesuai dengan keadaan sebenarnya kemudian disimulasikan apakah masukan nilai setting yang sudah dimasukkan itu sesuai dengan prosedur. Dari hasil simulasi dapat disimpulkan bahwa penggunaan program ETAP 6.0 sangat efektif untuk mengetahui koordinasi rele dalam mendeteksi gangguan dan memproteksinya. Kata kunci : Koordinasi Rele Arus Lebih dan Simulasi Program ETAP 6.0 Latar Belakang PENDAHULUAN Dalam operasi pelayanan penyediaan energi listrik khususnya di GI Bukit Siguntang, sistem tenaga listrik ini dapat mengalami berbagai macam gangguan, misal gangguan dari hubung singkat yang akan mengakibatkan terhentinya pelayanan tenaga listrik terhadap konsumen. Akibat lain dari gangguan tersebut adalah dapat merusak peralatan-peralatan dalam sistem tenaga 94
2 Kasmir 95 listrik dan dapat pula meluas ke sistem yang lain. Untuk itu dalam hal mencegah terjadinya gangguan dalam jaringan maka harus terdapat sistem proteksi. Sistem proteksi terdiri dari beberapa peralatan yang berhubungan dan saling bekerja sama untuk pengamanan. Tugas dasar sistem proteksi adalah untuk memonitor komponen sistem yang terganggu dan dimungkinkan hanya untuk memutuskan komponen ini agar distribusi tetap terjaga. Untuk itulah sistem proteksi harus bertindak dengan cepat dan selektif untuk mengamankan peralatan-peralatan listrik dari gangguan-gangguan arus lebih atau hubung singkat dengan pemasangan relay arus lebih (Over Current Relay) pada masing-masing penyulang di GI Bukit Siguntang. Dalam penelitian ini akan dibuat simulasi koordinasi relay arus lebih (OCR) di GI Bukit Siguntang dengan sebuah program Simulator. Adapun simulator tersebut adalah software ETAP versi 6.0, software ini berfungsi untuk merancang suatu jaringan yang nilai-nilai setting harus dimasukkan terlebih dahulu sesuai dengan keadaan sebenarnya kemudian disimulasikan apakah masukan nilai setting yang sudah dimasukkan itu sesuai dengan prosedur. Untuk masuk ketahap simulasi penulis terlebih dahulu menganalisa penyetelan arus dan waktu terhadap relay arus lebih di masing-masing penyulang melalui hasil perhitungan manual, kemudian data dari hasil perhitungan manual tersebut akan dimasukan kedalam input data OCR pada simulator. Dari hasil simulasi akan dapat di lihat seberapa efektif program ETAP versi 6.0 untuk melihat kerja koordinasi Relay Arus Lebih bila terjadi gangguan pada GI Bukit Siguntang. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana cara untuk menentukan setting arus dan waktu Relay Arus Lebih (OCR) pada GI Bukit siguntang sisi 20 kv? 2. Apakah simulasi pada software ETAP 6.0 dapat melihat koordinasi relay arus lebih di GI Bukit Siguntang? Pembatasan Masalah Pada pembatasan masalah penulis menitik beratkan pembahasan mengenai koordinasi penyetelan waktu dan arus pada relay arus lebih di GI Bukit Siguntang Palembang dan cara kerja rele arus lebih berdasarkan pengoperasian simulasi pada program ETAP dan tidak mengkaji penyebab terjadinya gangguan. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah : a. Mengetahui penyetelan arus dan waktu relay arus lebih (OCR) GI Bukit Siguntang. b. Mengetahui koordinasi relay arus lebih (OCR) di GI Bukit Siguntang bila terjadi gangguan (abnormal) dan tidak terjadi gangguan (normal). c. Mengetahui seberapa besar manfaat pengunaan ETAP 6.0 dalam menyelesaikan suatu masalah khususnya dibidang listrik. 2. Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah : a. Sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman tentang kajian penyetelan relay arus lebih. b. Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi PT. PLN (Persero) untuk menggunakan software ETAP agar efektif dalam pencarian suatu masalah kelistrikan.
3 96 Koordinasi Rele Arus Lebih Di Gardu Induk Bukit Siguntang Dengan Simulasi (ETAP 6.00) Umum TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan beban yang sangat besar membutuhkan keandalan suatu sistem tenaga listrik dimulai dari pembangkitan sampai dengan jaringan distribusi. Oleh sebab itu, bila terjadi gangguan maka diperlukan suatu peralatan proteksi yang dapat menjamin keandalan dari sistem tenaga listrik tersebut. Peranan Sistem Distribusi Sistem tenaga listrik merupakan suatu sistem terpadu yang terbentuk oleh hubungan-hubungan peralatan dan komponen-komponen listrik, seperti generator, transformator, jaringan tenaga listrik dan beban-beban listrik. Peranan utama dari suatu sistem tenaga listrik adalah menyalurkan energi listrik yang dibangkitkan generator ke konsumen yang membutuhkan energi listrik. Sistem Proteksi 1. Pembagian Daerah Proteksi Suatu sistem tenaga listrik dibagi ke dalam seksi-seksi yang dibatasi oleh PMT. Tiap seksi memiliki relai pengaman dan memiliki daerah pengamanan (Zone of Protection). Bila terjadi gangguan, maka relai akan bekerja mendeteksi gangguan dan PMT akan trip. Pada gambar 1 berikut ini dapat dijelaskan tentang konsep pembagian daerah proteksi. prime over feeder 20 KV PMT daerah 1 daerah 2 daerah 3 daerah 4 daerah 5 daerah 6 Gambar 1. Pembagian daerah proteksi pada sistem tenaga Pada gambar 1 di atas dapat dilihat bahwa daerah proteksi pada sistem tenaga listrik dibuat bertingkat dimulai dari pembangkitan, gardu induk, saluran distribusi primer sampai ke beban. Garis putus-putus menunjukkan pembagian sistem tenaga listrik ke dalam beberapa daerah proteksi. Masing-masing daerah memiliki satu atau beberapa komponen sistem daya disamping dua buah pemutus rangkaian. Setiap pemutus dimasukkan ke dalam dua daerah proteksi berdekatan. Batas setiap daerah menunjukkan bagian sistem yang bertanggung jawab untuk memisahkan gangguan yang terjadi di daerah tersebut dengan sistem lainnya. Aspek penting lain yang harus diperhatikan dalam pembagian daerah proteksi adalah bahwa daerah yang saling berdekatan harus saling tumpang tindih (overlap), hal ini dimaksudkan agar tidak ada sistem yang dibiarkan tanpa perlindungan. Pembagian daerah proteksi ini bertujuan agar daerah yang tidak mengalami gangguan tetap dapat beroperasi dengan baik sehingga dapat mengurangi daerah terjadinya pemadaman. Penyetelan Rele Arus Lebih 1. Prinsip Dasar Perhitungan Penyetelan Arus Arus kerja atau arus pick up (I p ) adalah arus yang memerintahkan rele arus untuk bekerja dan menutup kontak a sehingga rele waktu bekerja. Sedangkan arus kembali atau drop off (I d ) adalah nilai arus dimana rele arus berhenti bekerja dan kontak a kembali membuka, sehingga rele waktu akan berhenti bekerja.
4 Kasmir 97 I a I t PMT t = rele waktu I = rele Arus I Ip Id Gambar 2. Arus Kerja dan Arus kembali (drop off) Dari gambar 2, bila t a < t maka rele arus lebih dinyatakan tidak bekerja, dan bila t a > t maka rele arus lebih dinyatakan bekerja. Perbandingan arus kembali dengan arus kerja secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut : Id Kd...(1) I p Dimana: K d = faktor arus kembali dengan karakteristik waktu tertentu dan memiliki nilai 0,7-0,9. Untuk rele arus lebih dengan karakteristik waktu terbalik mempunyai nilai 1,0. Pada dasarnya penyetelan pengaman arus lebih dilakukan penyetelan atas besaran arus dan waktu. Batasan dalam penyetelan arus yang harus diperhatikan adalah batas penyetelan minimum arus kerja yang tidak boleh bekerja pada saat arus beban maksimum. KFK Is xi max...(2) Kd Batas penyetelan maksimum arus kerja yang harus bekerja pada saat arus gangguan minimum. Is < I hs(2) Secara umum, batasan dalam penyetelan arus dapat dituliskan sebagai berikut : I max < Is < I hs min Dimana : Is = Nilai setting arus = Faktor arus kembali K d ta t K FK = Faktor keamanan (safety factor) sebesar 1,1 1,2 I max = Arus beban maksimum yang diizinkan untuk alat yang diamankan, pada umumnya diambil arus nominalnya (I n ). I hs min = I hs(2)min pada pembangkitan minimum Cara penyetelan arus adalah : K Is FK xin Kd Dimana : - Untuk arus lebih dengan karakteristik waktu tertentu (definite time) nilai K FK sebesar 1,1 1,2 dan K d sebesar 0,8. - Untuk arus lebih dengan karakteristik waktu terbalik (inverse time) nilai K FK sebesar 1,1 1,2 dan K d sebesar 1,0. 2. Prinsip Dasar Perhitungan Penyetelan Waktu Untuk mendapatkan pengamanan yang selektif maka penyetelan waktunya dibuat bertingkat agar bila ada gangguan arus lebih di beberapa seksi rele arus akan bekerja. Cara penyetelan waktu adalah : a. Rele arus lebih dengan karakteristik waktu tertentu (definite time) Untuk rele arus lebih dengan karakteristik waktu tertentu, waktu kerjanya tidak dipengaruhi oleh besarnya arus. Biasanya, setting waktu kerja pada rele arus lebih dengan karakteristik waktu tertentu adalah sebesar 0,2-0,4 detik. 0,6 0,4 0,2 Waktu pelepasan setelah setting pengaman dicapai (detik) Arus gangguan (Ampere) Gambar 3. Karakteristik rele dengan waktu tetap
5 98 Koordinasi Rele Arus Lebih Di Gardu Induk Bukit Siguntang Dengan Simulasi (ETAP 6.00) Dari gambar 3 dapat diketahui kelambatan waktu rele selalu menunjukkan waktu yang tetap. Misalnya untuk kelebihan beban sebesar 450 A, pelepasan beban baru dilaksanakan 0,4 detik kemudian. b. Rele arus lebih dengan karakteristik waktu terbalik (inverse time) A B C Gambar 4. Gangguan pada sistem tenaga Akibat gangguan di F, maka : I f di F > I f di A > I f di B > I f di C. Sehingga rele arus di A, B, dan C akan pick up, dimana t A > t B > t C. Penyetelan waktu untuk karakteristik waktu terbalik dihitung berdasarkan besarnya arus gangguan dimana waktu (t) pada sisi penyulang ditentukan sebesar 0,2-0,4 detik. Dan untuk mendapatkan pengamanan yang baik, yang terpenting adalah menentukan beda waktu (Δ) antara dua tingkat pengaman agar pengamanan selektif tetapi waktu untuk keseluruhannya tetap singkat. Jadi, waktu penyetelan arusnya dapat ditentukan sebagai berikut : t C = t 1 t B = t 1 + Δt t A = t B + Δt Hal-hal yang mempengaruhi Δt adalah : - Kesalahan rele waktu di C dan B adalah 0,2 detik - Waktu pembukaan PMT sampai hilangnya bunga api 0,06 0,14 detik - Faktor keamanan sebesar 0,05 detik - Kelambatan rele arus lebih pembantu dan arus over travel 0,005 detik. - Sehingga nilai Δt ditentukan sebesar 0,4 0,5 detik dan untuk rele dengan ketelitian yang lebih nilai Δt ditentukan sebesar 0,2 0,4 detik. Setelan waktu kerja standar inverse didapat dengan menggunakan kurva waktu dan arus. Secara matematis dapat ditentukan dengan rumus : F I fault t setx 1 Iset tms...(3) Dimana : tms = faktor pengali terhadap waktu I fault = Arus gangguan (Ampere) Iset = Arus setting (Ampere) t set = Waktu setting (detik) α dan β = konstanta Untuk menguji selektifitasnya, nilai setelan waktu ini diuji dengan menggunakan rumus: tmsx t set...(4) I fault 1 I set Untuk setelan waktu pada penyulang, nilai waktu selektifitasnya ditentukan sebesar 0,6-0,9 detik. Waktu pada incoming feeder dibuat lebih besar agar pada saat terjadi gangguan hubung singkat, rele pada penyulang bekerja sebagai proteksi yang pertama dan bila gangguan tersebut tidak bisa diatasi maka rele pada incoming feeder yang bekerja. Pengenalan ETAP Penggunaan software ETAP ini baru dimulai oleh PT PLN dalam kurun waktu 2 tahun. ETAP memiliki beberapa fungsi mendesign dan mengedit data, adapun fitur yang dapat diolah yaitu : 1. Online diagram (OLD) 2. Underground cable raceaways system (USG) 3. Sistem kabel 3 dimensi 4. Pengkoordinasian waktu dan arus OCR 5. Geographic information system schematics (GIS) 1. Memulai ETAP Untuk memulai ETAP dapat dilakukan dengan cara berikut :
6 Kasmir 99 Pilih Start > All Program > ETAP 6.0 Kemudian Klik File > New maka akan muncul : Gambar 4. Tampilan pertama program ETAP 6.0 Gambar 5. Tampilan perintah untuk memulai Program ETAP 6.0
7 100 Koordinasi Rele Arus Lebih Di Gardu Induk Bukit Siguntang Dengan Simulasi (ETAP 6.00) Kemudian berikan nama projet, isi nama lalu klik OK, maka akan tampil seperti gambar 6. Sedangkan gambar 7 merupakan screen shoot dari Online Diagram. Gambar 6. Tampilan Menu utama Program ETAP 6.0 yang siap di pakai. Gambar 7. Contoh program ETAP 6.0 yang telah dirancang
8 Kasmir 101 KEADAAN GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG Umum Gardu Induk Bukit Siguntang memiliki satu buah transformator yang bertegangan 70/20 KV dengan daya sebesar 15 MVA. Diagram satu garis dari sistem saluran distribusi GI Bukit Siguntang dapat dilihat pada gambar 8 berikut. Gambar 8. Diagram satu garis GI Bukit Siguntang Data Jaringan 1. Data Sistem 20 KV Sisi GI Bukit Siguntang Data sistem 20 KV pada Gardu Induk Bukit Siguntang meliputi : MVA base = 15 MVA MVA sc3 = 217,775 MVA MVA sc1 = 6,353 MVA 2. Data Transformator Data transformator untuk GI Bukit Siguntang dan PLTG Musi 2 dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Data transformator Data Transformator GI Bukit Siguntang Kapasitas 15 MVA Tegangan 70/20 kv Impedansi 7,3 % CT Ratio 600 : 5 3. Data Relay Arus lebih (OCR) Data relay arus lebih untuk GI Bukit Siguntang dapat dilihat pada tabel Data Saluran Jenis kabel yang dipakai adalah AAAC 150 mm 2 dengan jari-jari 7,875 mm dan tahanan pentanahan = 40 Ω. Sehingga dapat diketahui nilai : Z 1 = j0.321 Ω/km Z 0 = j1.608 Ω/km Tabel 2. Data Rele Arus Lebih Daerah Merk OCR C.T Ratio tset Iset Tms Incoming Feeder GEC Type MCGG /5 0,9 s 450 A 0,325 s Penyulang domba GEC Type MCGG /5 0,3 s 200 A 0,075 s Penyulang Kancil GEC Type MCGG /5 0,3 s 360 A 0,075 s Penyulang Rusa GEC Type MCGG /5 0,6 s 360 A 0,175 s Tabel 3. Data Saluran untuk Tegangan Menengah 20 kv Penyulang Panjang Arus Z Saluran (ohm / km ) CT Penyulang (km) Maksimum (A) Z 1L = Z 2L Z 0L Ratio Domba 10, j j : 5 Kancil 12, j j : 5 Rusa 2, j j : 5
9 102 Koordinasi Rele Arus Lebih Di Gardu Induk Bukit Siguntang Dengan Simulasi (ETAP 6.00) PEMBAHASAN Sebelum masuk ketahap simulasi, terlebih dahulu dilakukan perhitungan manual untuk setting rele arus lebih, kemudian data dari hasil perhitungan manual akan dimasukkan ke dalam simulasi dan kemudian dibandingkan dengan data setting rele arus lebih dari PLN. Hasil Perhitungan Hasil perhitungan manual setting rele arus lebih dapat dilihat pada tabel 4 dan 5. Pengoperasian Simulasi ETAP 6.0 Pengoperasian simulasi ini, bertujuan untuk melihat kerja rele arus lebih (OCR) di GI Bukit Siguntang. Dalam pengoperasiannya akan dibuat dua keadaan, yaitu : 1. Pengoperasian saat tidak terjadi gangguan atau keadaan normal Hasil pengoperasian simulasi dengan data dari setting PLN rele arus lebih dapat dilihat pada gambar 9 dan pengoperasian simulasi dengan data dari hasil perhitungan manual rele arus lebih dapat dilihat pada gambar Pengoperasian saat terjadi gangguan atau keadaan abnormal Hasil pengoperasian simulasi dengan data setting rele arus lebih dari PLN dapat dilihat pada gambar 11 dan hasil pengoperasian simulasi dengan data setting rele arus lebih dari hasil perhitungan manual dapat dilihat pada gambar 12. Hasil Pengoperasian Simulasi Koordinasi Rele Arus Lebih 1. Berdasarkan pengoperasian simulasi dalam keadaan normal atau keadaan tidak terjadi gangguan dengan data setting rele arus lebih dari PLN dan dengan data setting rele arus dari hasil perhitungan manual, didapat hasil yang sama bahwa : - tegangan pada bus 11 (bus 70 kv) menunjukan nilai tegangan 100% dari tegangan normal yaitu 70kV dan pada bus 1 (atau pada sisi 20 kv) Tabel 4. Hasil Perhitungan Setting Relay Arus Lebih (OCR) di GI Bukit Siguntang Pengaman OCR Lokasi C.T Setting PLN Hasil perhitungan Pengaman Rele Arus Lebih ratio Iset tms Iset Tms (Ampere) (Second) (Ampere) (Second) Incoming Feeder OCR 600/ , ,3 0,316 Penyulang Domba OCR 200/ , ,5 0,112 Penyulang Kancil OCR 400/ , ,079 Penyulang Rusa OCR 400/ , ,250 Tabel 5. Hasil Perhitungan (t) Waktu Kerja Rele Arus Lebih Waktu Kerja Relay ( Detik ) Gangguan Iset Rele Di Incoming Rele Di Penyulang Rele Di Penyulang Rele Di Punyulang Di % ( A ) Feeder Domba Kancil Rusa panjang 3fasa 2fasa 3fasa 2fasa 3fasa 2fasa 3fasa 2fasa 25% 476,3 0,899 0,899 0,299 0,298 0,298 0,299 0,599 0,598 50% 137,5 0,899 0,899 0,299 0,299 0,298 0,299 0,599 0,598 75% 286 0,9 0,9 0,30 0,299 0,299 0,30 0,60 0, % 242 0,9 0,9 0,31 0,30 0,30 0,30 0,60 0,60
10 Kasmir 103 menunjukan nilai 99,36% dari tengangan normal yaitu 19,872 kv. - Arus yang keluar pada masing-masing penyulang adalah : Penyulang Domba = 88,9 A Penyulang Kancil = 126,2 A Penyulang Rusa = 149,2 A Gambar 9. Hasil dari pengoperasian simulasi saat keadaan normal atau tidak terjadi gangguan dengan data setting rele dari PLN Gambar 10. Hasil dari pengoperasian simulasi saat keadaan normal atau tidak terjadi gangguan dengan data Setting Rele dari hasil perhitungan manual
11 104 Koordinasi Rele Arus Lebih Di Gardu Induk Bukit Siguntang Dengan Simulasi (ETAP 6.00) Gambar 11. Hasil pengoperasian simulasi saat keadaan abnormal atau terjadi gangguan dengan data setting rele dari PLN Gambar 12. hasil pengoperasian simulasi saat keadaan abnormal atau terjadi gangguan dengan data setting rele dari hasil perhitungan manual - besar arus pada masing-masing penyulang yang keluar di GI Bukit Siguntang tersebut tidak melebihi batas arus maksimum pada masingmasing penyulang, batas maksimum penyulang Domba 125 A, Penyulang Kancil 260 A dan penyulang Rusa 220 A dan tidak melebih batas setting rele arus lebih yang sebesar penyulang Domba 137,5 A, penyulang kancil 286 dan penyulang Rusa Berdasarkan pengoperasian simulasi
12 Kasmir 105 dalam keadaan abnormal atau terjadi gangguan di Penyulang kancil di GI Bukit Siguntang dengan data setting rele arus lebih dari PLN dan dengan data setting rele arus lebih dari hasil perhitungan manual, menunjukkan hasil yang sama : - tengangan menunjukkan nilai yang sama, pada bus 11 (bus 70 kv) menunjukan nilai tegangan 55,24% dari tengangan normal yaitu 38,667 kv dan pada bus 1 (atau pada sisi 20 kv) menunjukan nilai 0% dari tengangan normal yaitu 0 kv. - Besar arus pada penyulang rusa adalah sebesar 2,81 ka (2810 A) arus tersebut melebih batas arus maksimum pada penyulang domba yaitu 125 A, melebihi batas setting rele dari PLN yaitu 200 A dan melebih batas setting rele dari hasil perhitungan manual yaitu 137,5A. - CB 1 / PMT (Pemutus Tenaga) di penyulang Domba yang pertama trip kemudian disusul CB 5 di incoming Feeder yang trip. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengoperasian simulasi koordinasi rele arus lebih di GI Bukit Siguntang yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Berdasarkan prinsip kerja rele arus lebih, rele arus lebih akan bekerja apabila rele tersebut merasakan besar arus yang melebihi setting arus dari rele tersebut, maka rele akan bekerja dengan memerintahkan CB untuk trip. Dan dari hasil pengoperasian simulasi saat tidak terjadi gangguan, besar arus pada masingmasing penyulang yang keluar tidak melebihi batas arus maksimum dan tidak melebihi batas setting rele arus lebih baik itu dari setting PLN dan setting perhitungan manual. Dan tidak terlihat pula ada CB yang putus di GI Bukit Siguntang, maka dapat dinyatakan bahwa rele arus lebih pada masing-masing penyulang di GI Bukit Siguntang Saat tidak terjadi gangguan atau keadaan normal, RELE ARUS LEBIH TIDAK BEKERJA. 2. Berdasarkan pengoperasian simulasi pada keadaan abnormal atau saat terjadi gangguan di penyulang domba, besar arus yang keluar pada penyulang domba adalah sebesar 2,81 ka (2810 A). Besar arus tersebut melebihi batas arus setting rele dari PLN maupun setting rele dari perhitungan manual pada setiap rele di GI Bukit Siguntang. Sehingga RELE ARUS LEBIH BEKERJA. 3. Rele arus lebih yang bekerja pada saat pengoperasian terjadinya gangguan di penyulang domba terlihat bahwa CB 1 (CB pada penyulang Domba) melakukan pemutusan (trip), kemudian disusul oleh CB 5 (CB pada Incoming feeder) trip. Itu menunjukan bahwa Relay 2 (rele pada penyulang domba) adalah rele yang pertama kali bekerja dengan memerintahkan CB 1 (CB pada penyulang domba) untuk melakukan pemutusan (trip) dengan ditandai dengan tanda silang pada CB 1 pada program ETAP. Kemudian disusul dengan rele 1 (rele pada incoming feeder) bekerja dengan memerintahkan CB 5 trip. 4. Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa koordinasi rele arus lebih di GI Bukit Siguntang, baik itu menggunakan data setting rele dari PLN maupun data setting rele dari hasil perhitungan manual, dinyatakan kerja rele arus lebih selektif. Karena rele yang pertama kali bekerja pada saat terjadi gangguan di penyulang domba adalah rele yang paling dekat dengan gangguan, yaitu rele 2. Sehingga tidak menggangu penyaluran energi listrik ke konsumen yang menggunakan saluran domba dan rusa. 5. Penggunaan software etap untuk melihat koordinasi kerja relay dapat terlihat, dan
13 106 Koordinasi Rele Arus Lebih Di Gardu Induk Bukit Siguntang Dengan Simulasi (ETAP 6.00) sangat efektif untuk menganalisa bila terjadi gangguan pada GI Bukit Siguntang. SARAN Berdasarkan hasil perhitungan dan simulasi operasi rele arus lebih untuk proteksi sistem tenaga listrik di GI Bukit Siguntang yang telah dilakukan bahwa penggunaan program ETAP 6.0 ini sangat efektif untuk melihat koordinasi rele arus lebih dan menganalisa bila terjadi gangguan atau keadaan abnormal pada GI Bukit Siguntang, oleh karena itu sebaiknya PT. PLN (Persero) menggunakan Program ETAP gguan -Hubung-Singkat epasan-beban-otomatis-automatic -Load-Shedding DAFTAR PUSTAKA Hutauruk, TS Transmisi Daya Listrik. Erlangga, Jakarta. Kadir, Abdul Transmisi Tenaga Listrik. Universitas Indonesia, Jakarta. Khazairin, Samaulah Dasar-dasar Sistem Proteksi Tenaga Listrik, jilid I. Unsri, Palembang. Stevenson Jr, William D Analisa Sistem Tenaga Listrik. Erlangga, Jakarta. y-arus-lebih.html Ar uslebihground.pdf 2/06/analisa-perhitungan-setting-ar us-dan.html.
BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current
BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current Relay) dan Recloser yang dipasang pada gardu induk atau
Lebih terperinciPOLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam operasi pelayanan penyediaan energi listrik khususnya di GI Bungaran, sistem tenaga listrik dapat mengalami berbagai macam gangguan, misal gangguan dari hubung
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gardu Induk Godean Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari peralatannya, Gardu Induk ini merupakan gardu induk pasangan luar, gardu induk godean memiliki
Lebih terperinciSIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK
Simulasi Over Current Relay (OCR) Menggunakan Karateristik Standar Invers. Selamat Meliala SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA
Lebih terperinciABSTRAK Kata Kunci :
ABSTRAK Transformator 3 pada GI Pesanggaran mendapat penambahan 4 blok pembangkit dengan daya maksimum sebesar 60 MW daya dari keempat blok pembangkit tersebut digunakan untuk mensuplai beban penyulang
Lebih terperinciKEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp& Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN
Lebih terperinci2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.
DAFTAR ISI JUDUL SAMPUL DALAM... ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... iii LEMBAR PERSYARATAN GELAR... iv LEMBAR PENGESAHAN... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix DAFTAR ISI... x
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi 1 Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga listrik yang
Lebih terperinciGambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum Secara umum suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu, pusat pembangkitan listrik, saluran transmisi dan sistem distribusi. Perlu dikemukakan
Lebih terperinciAnalisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)
Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap) Fitrizawati 1, Siswanto Nurhadiyono 2, Nur Efendi 3 1,2,3 Program Studi Teknik Elektro Sekolah
Lebih terperinciANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH
ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH I K.Windu Iswara 1, G. Dyana Arjana 2, W. Arta Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
Lebih terperinciSTUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU
Mikrotiga, Vol 2, No.1 Januari 2015 ISSN : 2355-0457 16 STUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU Hendra 1*, Edy Lazuardi 1, M. Suparlan 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah berupa Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric
Lebih terperinciANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR)
JURNAL LOGIC. VOL. 16. NO.1. MARET 2016 46 ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR) I Gusti Putu Arka, Nyoman Mudiana, dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Dasar Sistem Proteksi Suatu sistem t`enaga listrik dibagi ke dalam seksi-seksi yang dibatasi oleh PMT. Tiap seksi memiliki relai pengaman dan memiliki daerah pengamanan
Lebih terperinciEVALUASI SETTING RELAY PROTEKSI DAN DROP VOLTAGE PADA GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG MENGGUNAKAN ETAP 7.5
EVALUASI SETTING RELAY PROTEKSI DAN DROP VOLTAGE PADA GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG MENGGUNAKAN ETAP 7.5 Mahfudh Sanusi *), Juningtyastuti, and Karnoto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang
Lebih terperinciAnalisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma
Yusmartato,Yusniati, Analisa Arus... ISSN : 2502 3624 Analisa Arus Lebih Dan Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma Yusmartato,Yusniati Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada bab ini penulis membahas secara umum metode penelitian, yaitu penelitaian yang dilaksanakan melalui tahap-tahap yang bertujuan mencari dan membuat pemecahan
Lebih terperinciAnalisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka
Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka Erwin Dermawan 1, Dimas Nugroho 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak
BAB I PENDAHULUAN 1-1. Latar Belakang Masalah Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak sering terjadi, karena hal ini akan mengganggu suatu proses produksi yang terjadi
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH SETTING RELE PENGAMAN UNTUK MEMINIMALKAN GANGGUAN SYMPATHETIC TRIP PADA PENYULANG BUNISARI - SUWUNG
Teknologi Elektro, Vol. 15, No.2, Juli - Desember 2016 53 STUDI PENGARUH SETTING RELE PENGAMAN UNTUK MEMINIMALKAN GANGGUAN SYMPATHETIC TRIP PADA PENYULANG BUNISARI - SUWUNG I Komang Anom Astana Ady 1,
Lebih terperinciKata kunci hubung singkat, recloser, rele arus lebih
ANALSS KOORDNAS RELE ARUS LEBH DAN PENUTUP BALK OTOMATS (RECLOSER) PADA PENYULANG JUNREJO kv GARDU NDUK SENGKALNG AKBAT GANGGUAN ARUS HUBUNG SNGKAT Mega Firdausi N¹, Hery Purnomo, r., M.T.², Teguh Utomo,
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS SETTING BACKUP PROTEKSI PADA SUTT 150 KV GI KAPAL GI PEMECUTAN KELOD AKIBAT UPRATING DAN PENAMBAHAN SALURAN
STUDI ANALISIS SETTING BACKUP PROTEKSI PADA SUTT 150 KV GI KAPAL GI PEMECUTAN KELOD AKIBAT UPRATING DAN PENAMBAHAN SALURAN I Putu Dimas Darma Laksana 1, I Gede Dyana Arjana 2, Cok Gede Indra Partha 3 1,2,3
Lebih terperinciPERANCANGAN KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH PADA GARDU INDUK DENGAN JARINGAN DISTRIBUSI SPINDLE
PERANCANGAN KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH PADA GARDU INDUK DENGAN JARINGAN DISTRIBUSI SPINDLE Wahyudi Budi Pramono Prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
Lebih terperinciKAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41
Jurnal ELTEK, Vol 12 Nomor 01, April 2014 ISSN 1693-4024 KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM 1000+ SERI M41 Heri Sungkowo 1 Abstrak SEPAM (System Electronic Protection Automation Measurement)1000+
Lebih terperinci1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Teori Umum Proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik. Tujuan utama dari suatu sistem tenaga listrik
Lebih terperinciAnalisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya
Presentasi Sidang Tugas Akhir (Genap 2010) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya Eka Setya Laksana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi merupakan sistem pengaman yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga transmisi tenaga listrik dan generator listrik.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv UCAPAN TERIMAKASIH... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI...
Lebih terperinciPengaturan Ulang Rele Arus Lebih Sebagai Pengaman Utama Compressor Pada Feeder 2F PT. Ajinomoto Mojokerto
1 Pengaturan Ulang Rele Arus Lebih Sebagai Pengaman Utama Compressor Pada Feeder 2F PT. Ajinomoto Mojokerto Bagus Ibnu Pratama, Moch.Dhofir, dan Hery Purnomo Abstrak Proses produksi PT. Ajinomoto terhenti
Lebih terperinciEVALUASI SETTING RELAY ARUS LEBIH DAN SETTING RELAY GANGGUAN TANAH PADA GARDU INDUK 150KV BAWEN
EVALUASI SETTING RELAY ARUS LEBIH DAN SETTING RELAY GANGGUAN TANAH PADA GARDU INDUK 150KV BAWEN Adhitya Indrajaya Putra *), Karnoto, and Bambang Winardi Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciAnalisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya
Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya Eka Setya Laksana Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-Dasar Sistem Proteksi 1 Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada : sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi
Lebih terperinciANALISIS KOORDINASI RELE PENGAMAN FEEDER WBO04 SISTEM KELISTRIKAN PT. PLN (PERSERO) RAYON WONOSOBO
ANALISIS KOORDINASI RELE PENGAMAN FEEDER WBO4 SISTEM KELISTRIKAN PT. PLN (PERSERO) RAYON WONOSOBO Boy Marojahan F. Tambunan *), Karnoto, and Agung Nugroho Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciANALISA SETTING RELE ARUS LEBIH PADA PENYULANG KURMA DI GARDU INDUK BOOM BARU PT. PLN (PERSERO)
ANALISA SETTING RELE ARUS LEBIH PADA PENYULANG KURMA DI GARDU INDUK BOOM BARU PT. PLN (PERSERO) LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik
Lebih terperinciKOORDINASI SISTEM PROTEKSI OCR DAN GFR TRAFO 60 MVA GI 150 KV JAJAR TUGAS AKHIR
KOORDINASI SISTEM PROTEKSI OCR DAN GFR TRAFO 60 MVA GI 150 KV JAJAR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Studi Elektro pada Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengaman 2.1.1 Pengertian Pengaman Sistem pengaman tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan yang terpasang pada sistem tenaga listrik seperti generator,
Lebih terperinciBAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk
BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik
Lebih terperinciIII PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah
Lebih terperinciKOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN RELE GANGGUAN TANAH MENGGUNAKAN PROGRAM BERBASIS ELECTRIC TRANSIENT AND ANALYSIS PROGRAM
KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN RELE GANGGUAN TANAH MENGGUNAKAN PROGRAM BERBASIS ELECTRIC TRANSIENT AND ANALYSIS PROGRAM (ETAP) PADA GARDU INDUK BUNGARAN DI PT. PLN (PERSERO) UPT PALEMBANG LAPORAN AKHIR
Lebih terperinciPerhitungan Setting Rele OCR dan GFR pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di Perusahaan X
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.1 No.1 Perhitungan Setting Rele OCR dan GFR pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal
4.1. Data yang Diperoleh BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang telah dikumpulkan untuk menunjang dilakukannya perbaikan koordinasi
Lebih terperinciPENYETELAN RELAY ARUS LEBIH PADA TRANSFORMATOR DAYA 60 MVA DI GARDU INDUK BUKIT ASAM PT. PLN (PERSERO)
PENYETELAN RELAY ARUS LEBIH PADA TRANSFORMATOR DAYA 60 MVA DI GARDU INDUK BUKIT ASAM PT. PLN (PERSERO) LAPORAN AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik
Lebih terperinciAnalisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade
Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade Nandha Pamadya Putra¹, Hery Purnomo, Ir., MT.², Teguh Utomo, Ir., MT.³ ¹Mahasiswa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang pada. bulan Maret 2013 sampai dengan selesai.
29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini bertempat di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Energi listrik disalurkan melalui penyulang-penyulang yang berupa saluran udara atau saluran kabel tanah. Pada penyulang distribusi ini terdapat
Lebih terperinci14 Teknologi Elektro, Vol. 16, No. 02, Mei - Agustus Z 2eq = Impedansi eqivalen urutan negatif
Teknologi Elektro, Vol. 16, No. 02, Mei - Agustus 2017 13 Studi Analisis Kapasitas Pengaman Kopel dalam Mensuplai Daya di Bandara Internasional Ngurah Rai Saat Hilangnya Suplai Daya Dari Gayatri atau Bandara
Lebih terperinciJl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak
Makalah Seminar Kerja Praktek PRINSIP KERJA DAN DASAR RELE ARUS LEBIH PADA PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATURAN BEBAN REGION JAWA TENGAH DAN DIY Fa ano Hia. 1, Ir. Agung Warsito, DHET. 2 1
Lebih terperinciDAFTAR ISI SAMPUL DALAM... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... PERSYARATAN GELAR... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRACT...
ABSTRAK Gangguan hubung singkat yang terjadi pada sistem tenaga listrik dapat mengakibatkan terputusnya penyaluran tenaga listrik kepada konsumen. Gangguan tersebut bisa disebabkan dari gangguan internal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Secara umum suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu, pusat pembangkitan listrik, saluran transmisi dan sistem distribusi. Perlu dikemukakan bahwa
Lebih terperincidalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam
6 Penyebab gangguan pada sistem distribusi dapat berasal dari gangguan dalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam antara lain: 1 Tegangan lebih dan arus tak normal 2.
Lebih terperinciKoordinasi Rele Pada Jaringan Transmisi 150 kv
Koordinasi Rele Pada Jaringan Transmisi 50 kv Anharul Azmi, Eddy Hamdani Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Binawidya Km 2,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH DAN SISTEM PROTEKSINYA
BAB GANGGUAN PADA JARNGAN LSTRK TEGANGAN MENENGAH DAN SSTEM PROTEKSNYA 3.1 Gangguan Pada Jaringan Distribusi Penyebab utama terjadinya pemutusan saluran distribusi tenaga listrik adalah gangguan pada sistem
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi / pengaman suatu tenaga listrik yang membentuk suatu pola pengaman tidaklah hanya rele pengaman saja tetapi juga Trafo Arus (Current Transformer)
Lebih terperinciKOORDINASI RELAY ARUS LEBIH DAN RECLOSER PADA TRAFO 60 MVA GARDU INDUK PANDEAN LAMPER SEMARANG DENGAN SIMULASI ETAP
KOORDINASI RELAY ARUS LEBIH DAN RECLOSER PADA TRAFO 60 MVA GARDU INDUK PANDEAN LAMPER SEMARANG DENGAN SIMULASI ETAP 11.1.1 Bambang Nugrahadi P *), Juningtyastuti, and Mochammad Facta Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciFEEDER PROTECTION. Penyaji : Ir. Yanuar Hakim, MSc.
FEEDER PROTECTION Penyaji : Ir. Yanuar Hakim, MSc. DIAGRAM SATU GARIS PEMBANGKIT TRAFO UNIT TRANSMISI SISTEM GENERATOR BUS HV TRAFO P.S BUS TM GARDU INDUK PERLU DIKOORDINASIKAN RELAI PENGAMAN OC + GF ANTARA
Lebih terperinciPERHITUNGAN SETTING RELE ARUS LEBIH PADA TRAFO SISI 20KV DI GARDU INDUK BUKIT ASAM LAPORAN AKHIR
PERHITUNGAN SETTING RELE ARUS LEBIH PADA TRAFO SISI 20KV DI GARDU INDUK BUKIT ASAM LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik Elektro Program Studi
Lebih terperinciKOORDINASI SETTING RELAI ARUS LEBIH PADA INCOMING 2 KUDUS TERHADAP OUTGOING KUDUS 5 DAN 6 YANG MENGGUNAKAN JARINGAN DOUBLE CIRCUIT DI GI 150 KV KUDUS
KOORDINASI SETTING RELAI ARUS LEBIH PADA INCOMING 2 KUDUS TERHADAP OUTGOING KUDUS 5 DAN 6 YANG MENGGUNAKAN JARINGAN DOUBLE CIRCUIT DI GI 150 KV KUDUS Sartika Kusuma Wardani, Subali Program Studi Diploma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah dapat merusak peralatan-peralatan produksi yang terhubung dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam operasi produksi pada pabrik setingkat PT Semen Padang, sistem tenaga listrik dapat mengalami berbagai macam gangguan, misal gangguan dari hubung singkat yang
Lebih terperinciDielektrika, [P-ISSN ] [E-ISSN X] 77 Vol. 4, No. 2 : 77-84, Agustus 2017
Dielektrika, [P-ISSN 2086-9487] [E-ISSN 2579-650X] 77 Vol. 4, No. 2 : 77-84, Agustus 2017 KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN RELE GANGGUAN TANAH PADA GARDU INDUK AMPENAN The Coordination Of Over Current Relay
Lebih terperinciStudi Analisis Koordinasi Over Current Relay (OCR) dan Ground Fault Relay (GFR) pada Recloser di Saluran Penyulang Penebel
Teknologi Elektro, Vol. 16, No. 02, Mei - Agustus 2017 37 Studi Analisis Koordinasi Over Current Relay (OCR) dan Ground Fault Relay (GFR) pada Recloser di Saluran Penyulang Penebel I D.G.Agung Budhi Udiana
Lebih terperinciGround Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay
Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay Seperti telah disebutkan sebelumnya, maka tentang relay akan dilanjutkan dengan beberapa tipe relay. Dan kali ini yang ingin dibahas adalah dua tipe
Lebih terperinciPerencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya
Perencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya Oleh : Duta Satria Yusmiharga 2208 100 162 Dosen Pembimbing : 1. Prof.Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc.,Ph.D
Lebih terperinciANALISA PERHITUNGAN SETTING RELE ARUS LEBIH SEBAGAI PROTEKSI PADA PENYULANG DI GARDU INDUK SUNGAI JUARO PALEMBANG
ANALISA PERHITUNGAN SETTING RELE ARUS LEBIH SEBAGAI PROTEKSI PADA PENYULANG DI GARDU INDUK SUNGAI JUARO PALEMBANG LAPORAN AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, dimana listrik sudah berkembang menjadi salah satu kebutuhan primer masyarakat dan menuntut PT.PLN (Persero) untuk dapat memenuhi kebutuhan terhadap listrik
Lebih terperinci2014 ANALISIS KOORDINASI SETTING OVER CURRENT RELAY
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alat proteksi pada STL (Sistem Tenaga Listrik) merupakan bagian yang penting di bidang ketenagalistrikan seperti pada PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat
Lebih terperinciPEMASANGAN DGR ( DIRECTIONAL GROUND RELE
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. berjudul PEMASANGAN DGR (DIRECTIONAL GROUND RELE) UNTUK
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA - PULOMAS SKRIPSI
STUDI PERENCANAAN KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA - PULOMAS SKRIPSI Oleh ADRIAL MARDENSYAH 04 03 03 004 7 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciAnalisa Penggunaan Recloser Untuk Pengaman Arus Lebih Pada Jaringan Distribusi 20 kv Gardu Induk Garuda Sakti
Analisa Penggunaan Recloser Untuk Pengaman Arus Lebih Pada Jaringan Distribusi 20 kv Gardu Induk Garuda Sakti Ario Putra*, Firdaus** Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina
Lebih terperinciSuatu sistem pengaman terdiri dari alat alat utama yaitu : Pemutus tenaga (CB)
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi terhadap tenaga listrik ialah sistem pengamanan yang dilakukan ternadap peralatan-peralatan listrik, yang terpasang pada sistem tenaga listrik.
Lebih terperinciPertemuan ke :2 Bab. II
Pertemuan ke :2 Bab. II Pokok bahasan : Proteksi dengan menggunakan relay Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mengetahui macam-macam relay, fungsi dari relay, prinsip kerja, karakteristik relay dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Koordinasi Proteksi Pada Sistem Kelistrikan Keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga listrik dalam melayani konsumen sangat tergantung pada sistem proteksi yang digunakan.
Lebih terperinciSTUDI SETTINGAN DISTANCE RELAY PADA SALURAN TRANSMISI 150 KV DI GI PAYAKUMBUH MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB
STUDI SETTINGAN DISTANCE RELAY PADA SALURAN TRANSMISI 150 KV DI GI PAYAKUMBUH MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB Sepannur Bandri Fakultas Teknologi industry, Institut Teknologi Padang e-mail: sepannurbandria@yahoo.com
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERSEMBAHAN v HALAMAN MOTTO vi KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Rele Proteksi Rele Proteksi adalah susunan peralatan yang direncanakan untuk dapat merasakan atau mengukur adanya gangguan atau mulai merasakan adanya ketidak normalan
Lebih terperinciEVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU
1 EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAMPEKANBARU Hasrizal Rusymi, Dr. Ir.Margo Pujiantara, MT. 1), Ir. Teguh Yuwono. 2) Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciSTUDI KOORDINASI PERALATAN PROTEKSI OCR & GFR PADA PENYULANG TIBUBENENG
SKRIPSI STUDI KOORDINASI PERALATAN PROTEKSI OCR & GFR PADA PENYULANG TIBUBENENG INDRA BASKARA NIM : 0819451011 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR BALI 2015 i ii STUDI KOORDINASI
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMASANGAN PMCB (POLE MOUNTED CIRCUIT BREAKER) PADA PENYULANG BIMA GI TALANG KELAPA PT. PLN (PERSERO)
PERENCANAAN PEMASANGAN PMCB (POLE MOUNTED CIRCUIT BREAKER) PADA PENYULANG BIMA GI TALANG KELAPA PT. PLN (PERSERO) Laporan akhir ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Diploma III
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data yang Diperoleh Dalam penelitian ini menggunakan data di Pembangkit listrik tenaga panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang telah dikumpulkan
Lebih terperinciAnalisa Koordinasi Relay Proteksi Dengan Recloser Pada Penyulang Purbalingga 05 Di PT. PLN (Persero) Rayon Purbalingga
Analisa Koordinasi Relay Proteksi Dengan Recloser Pada Penyulang Purbalingga 05 Di PT. PLN (Persero) Rayon Purbalingga Fitrizawati 2, Siswanto Nurhadiyono 3 Muhammad Imron 1 1,2,3 Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)
27 BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 4.1 Umum Sistem proteksi merupakan salah satu komponen penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan yang tujuannya untuk menjaga
Lebih terperinciJurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN :
STUDI ANALISA PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN GROUND FAULT DETECTOR (GFD) PADA JARINGAN 20 KV PLN DISJAYA TANGERANG Badaruddin 1, Achmad Basofi 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciKOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK
Makalah Seminar Kerja Praktek KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK Oktarico Susilatama PP 1, Ir. Agung Warsito, DHET 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciI GEDE AGUS YOGA ARMIKA
SKRIPSI STUDI ANALISIS KAPASITAS PENGAMAN KOPEL DALAM MENSUPLAI DAYA DI BANDARA INTERNASIONAL NGURAH RAI SAAT HILANGNYA SUPLAI DAYA DARI PENYULANG GAYATRI ATAU PENYULANG BANDARA I GEDE AGUS YOGA ARMIKA
Lebih terperinciBAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga
BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK 3.1. Umum Tenaga listrik merupakan suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga
Lebih terperinciANALISA SETTING GROUND FAULT RELAY (GFR) TERHADAP SISTEM PENTANAHAN NETRAL PENYULANG PANDEANLAMPER 06 JTM 20 KV SEMARANG
ANALISA SETTING GROUND FAULT RELAY (GFR) TERHADAP SISTEM PENTANAHAN NETRAL PENYULANG PANDEANLAMPER 06 JTM 20 KV SEMARANG Muhammad Iqbal, Moh Toni Prasetyo, Luqman Assaffat 1) 1) Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Dasar Sistem Proteksi Suatu sistem tenaga listrik dibagi ke dalam seksi-seksi yang dibatasi oleh PMT. Tiap seksi memiliki relai pengaman dan memiliki daerah pengamanan
Lebih terperinciANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB
ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga
Lebih terperinciKata kunci : Gangguan, Sistem Proteksi, Relai.
ANALISA SISTEM PROTEKSI RELAY ARUS LEBIH DAN GANGGUAN TANAH PADA PENYULANG LIMO Enggou Prastyo Utomo 1), Amien Rahardjo 2) Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Abstrak Suatu
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SIMULATOR PROTEKSI ARUS HUBUNG SINGKAT FASA KE TANAH PADA SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN RELAI TIPE MCGG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan distribusi. Oleh sebab itu jaringan distribusi merupakan bagian jaringan listrik yang paling dekat dengan masyarakat.
Lebih terperinciAnalisa Setting Rele Arus Lebih dan Rele Gangguan Tanah pada Penyulang Topan Gardu Induk Teluk Betung
ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Analisa Setting Rele Arus Lebih dan Rele Gangguan Tanah pada Penyulang Topan Gardu Induk Teluk Betung Ade Wahyu Hidayat Herri Gusmedi Lukmanul Hakim Dikpride
Lebih terperinciPengujian Relay Arus Lebih Woodward Tipe XI1-I di Laboratorium Jurusan Teknik Elektro
Pengujian Relay Arus Lebih Woodward Tipe XI-I di Laboratorium Jurusan Teknik Elektro Said Abubakar, Muhammad Kamal Hamid Staf Pengajar Politeknik Negeri Lhokseumawe, Aceh Utara Abstrak Relay woodward tipe
Lebih terperinciBAB IV. ANALISA SETTING RELAI JARAK 150 kv GARDU INDUK KELAPA GADING
BAB IV ANALISA SETTING RELAI JARAK 150 kv GARDU INDUK KELAPA GADING 4.1 Umum Relai jarak pada umumnya dipakai untuk proteks isaluran transmisi. Relai jarak mempunyai zona zona proteksi yang disetel dalam
Lebih terperinciRifgy Said Bamatraf Dosen Pembimbing Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT Dr. Dedet Chandra Riawan, ST., M.Eng.
Rifgy Said Bamatraf 2207100182 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT Dr. Dedet Chandra Riawan, ST., M.Eng. Latar Belakang Masalah Batasan Masalah Sistem Kelistrikan PLTU dan PLTG Unit Pembangkit
Lebih terperinciAnalisa Koordinasi Rele Pengaman Transformator Pada Sistem Jaringan Kelistrikan di PLTD Buntok
Analisa Koordinasi Rele Pengaman Transformator Pada Sistem Jaringan Kelistrikan di PLTD Buntok Yusuf Ismail Nakhoda, Awan Uji Krismanto, dan Maskur Usmanto Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Nasional
Lebih terperinciANALISA PENYETELAN RELAI GANGGUAN TANAH (GFR) PADA PENYULANG TRAFO 2 30 MVA 70/20 KV DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK BOOM BARU PALEMBANG
ANALISA PENYETELAN RELAI GANGGUAN TANAH (GFR) PADA PENYULANG TRAFO 2 30 MVA 70/20 KV DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK BOOM BARU PALEMBANG LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga Listrik disalurkan ke konsumen melalui Sistem Tenaga Listrik. Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi.
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA TRANSFORMATOR-I 30 MVA TEGANGAN 70/20 KV DI GARDU INDUK SEDUDUK PUTIH PALEMBANG
SISTEM PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA TRANSFORMATOR-I 30 MVA TEGANGAN 70/20 KV DI GARDU INDUK SEDUDUK PUTIH PALEMBANG LAPORAN AKHIR Disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2014 ini, dimana listrik sudah memegang peran yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan masyarakat. Setiap aktivitas masyarakat tidak pernah luput
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem proteksi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan TMP (Tingkat Mutu Pelayanan) sehingga dapat mencegah atau membatasi kerusakan peralatan akibat gangguan, dan kelangsungan
Lebih terperinci