KERAJAAN HINDU-BUDDHA: KERAJAAN KUTAI MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH SITI MARFUAH

dokumen-dokumen yang mirip
Kerajaan Kutai. A. Berdirinya Kerajaan Kutai

MUNCULNYA AGAMA HINDU

Kutai Tsabit Azinar Ahmad Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Semarang

KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6. Ksatria. Waisya.

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.2

MASUKNYA HINDU-BUDHA KE INDONESIA

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau besar dan Pulau Sumatera salah satunya. Pulau Sumatera memiliki

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.3

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.1

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.4. Pasasti Yupa

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

BAB II PEMBAHASAN. Kamajaya,Karkono,Kebudayaan jawa:perpaduannya dengan islam,ikapi,yogja,1995 2

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1. Menhir. Waruga. Sarkofagus. Dolmen

Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional (SK1)

INTERAKSI KEBUDAYAAN

KESASTRAAN MELAYU KLASIK oleh Halimah FPBS UPI Bandung

I. PENDAHULUAN. dikenal sebagai salah satu Kerajaan Maritim terbesar di Indonesia. Wilayah

PENDALAMAN MATERI LETAK (ASTRONOMIS DAN GEOGRAFIS) SERTA DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL; EKONOMI; IKLIM DAN MUSIM

BAB I PENDAHULUAN. alamnya yang melimpah ruah, maka pulau-pulau timur seperti Kalimantan,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PETA KONSEP KERAJAAN-KARAJAAN HINDU BUDDHA DI INDONESIA

Forum Bina Prestasi DI UNDUH DARI YUDHISTIRA LEARNING CENTER. Anggota Ikapi

Indikator Pencapaian Kompetensi. Kegiatan pembelajaran. Mencari artikel di perpustakaan dan internet mengenai lahir dan berkembangnya agama dan

SAMBUTAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN RI PADA ACARA HARI ULANG TAHUN KE-72 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 17 AGUSTUS 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 : KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA HINDU-BUDDHA Nurul Layyina X IIS 2

Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia. Materi : Kerajaan Kutai Kerajaan Tarumanegara Kerajaan Sriwijaya

BAB III BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN HINDU DAN BUDHA

AGAMA-AGAMA DI MALAYSIA NAMA : VISALNI A/P GUNASEELAN NO MATRIK : NAMA PENSYARAH: AHMAD TARMIZI ZAKARIA

KERJASAMA KERAJAAN SRIWIJAYA DENGAN DINASTI TANG PADA TAHUN M

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping

MELAYU SEBAGAI AKAR TRADISI NUSANTARA. Harnojoyo. S.sos (Plt. Walikota Palembang)

Berdirinya Kerajaan Kutai

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Hubungan Malayu..., Daulat Fajar Yanuar, FIB UI, 2009

beragam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri

KERAJAAN TARUMANEGARA

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia

DOKUMEN PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL 2013/2014. Mata Kuliah : Sejarah Indonesia 1. Nomor Dokumen : Garis-garis Besar Program Perkuliahan (GBPP)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak

KATA PENGANTAR. Dalam kesempatan ini pula saya menyampaikan rasa bahagia dan ucapan rasa terima kasih kepada :

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat yang berkembang sesuai dengan lingkungannya. Karya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran

PENDIDIKAN PANCASILA. Hakikat Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Novia Kencana, S.IP, MPA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuuk menyelesaikan masalah-masalah yang akan

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah ada di Indonesia pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia terbentuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Agama Hindu merupakan agama tertua didunia dan masih ada hingga saat ini.

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

BAB V KESIMPULAN. Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara

BAB III MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA JALUR ISLAMISASI. 3.1 Proses Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia

3. Kehidupan ekonomi kerajaan Kalingga :

BAB IV ANALISIS. mereka yang menganut agama Hindu yang berdomisili di Banjarmasin mengenai

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Bahagian A. (40 markah) Jawab semua soalan

Kerajaan Sriwijaya. 1. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Sriwijaya

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 7. INDONESIA MASA ISLAMLATIHAN SOAL BAB 7

INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM

BAB II KERAJAAN KUTAI DI KALIMANTAN TIMUR. Indonesia, yang muncul pada abad ke-5 Masehi atau ± 400 Masehi. Kerajaan ini

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum wr.wb

Tugas Antropologi Politik Review buku : Negara Teater : Clifford Geertz : Isnan Amaludin : 08/275209/PSA/1973

BAB I Pendahuluan. 1.1 Multimedia Interaktif Flash Flip Book Pakaian Adat Betawi

FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

LAMPIRAN 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Kerajaan Mataram Kuno

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB VII RAGAM SIMPUL

Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia

PERADABAN MESOPOTAMIA

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai di masyarakat. Karya sastra ini mengandung banyak nilai dan persoalan

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini

I. PENDAHULUAN. internasional, adanya kontrol terhadap labour dan hasil tanah serta sudah memilki

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

ASEAN DAN KERJASAMA EKONOMI REGIONAL. [Dewi Triwahyuni]

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Karya sastra merupakan hasil ide atau pemikiran dari anggota

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

KISI-KISI SOAL SEJARAH KELAS X TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. budi pekerti, dan gambaran kehidupan orang Hindu. Agama ini juga

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. di Katulistiwa. Sejak awal abad Masehi, Pulau Sumatera telah

SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7

BAB I PENDAHULUAN. ilmiah tentang peninggalan masa lalu manusia. Di dalam ilmu arkeologi terdapat subsub

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )

Mencari jawaban terhadap beberapa pertanyaan tentang keislaman. Testimoni di Mesjid Attin Triharyo Soesilo September 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. suku bangsa yang secara bersama-sama mewujudkan diri sebagai

Transkripsi:

KERAJAAN HINDU-BUDDHA: KERAJAAN KUTAI MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH SITI MARFUAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Materi yang disajikan pada buku paket siswa, kebanyakan hanya membahas sekilas tentang Kerajaan Hindu-Buddha. Sehingga materi yang disampaikan kurang mendalam. Diperlukannya sumber pembelajaran lain untuk memperkaya pengetahuan siswa. Oleh karena itu diperlukannya modul pembelajaran sejarah yang bersifat memperkaya pengetahuan siswa. Khususnya materi Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara yang sangat beragam dan dari masa yang berbeda-beda. Diharapkan dengan modul pembelajaran sejarah Kerajaan Hindu-Buddha: Kerajaan Kutai ini, Anda dapat memperkaya pengetahuan mengenai Kerajaan Kutai sebagai kerajaan tertua di Nusantara. Diharapkan pula Anda dapat memahami keadaan masyarakat Kerajaan Kutai pada masa itu. B. Deskripsi Singkat Modul ini akan memberikan Anda pengetahuan tentang: 1. Letak geografis Kerajaan Kutai. 2. Keadaan masyarakat Kerajaan Kutai.

C. Standar Kompetensi Standar kompetensi yang hendak dicapai dalam modul pembelajaran ini adalah agar siswa mampu menganalisis perjalanan Bangsa Indonesia pada Masa Negaranegara Tradisional. Adapun kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai sebagai berikut: Kompetensi Dasar 1.2 Menganalisis Perkembangan Kehidupan Negara-negara Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. Indikator 1.1 Menunjukkan peta wilayah kekuasaan Hindu-Buddha di berbagai daerah, salah satunya ialah Kerajaan Kutai. 1.2 Mendeskripsikan kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan agama kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di berbagai daerah, salah satunya ialah Kerajaan Kutai.

D. Peta Konsep KERAJAAN HINDU-BUDDHA: KERAJAAN KUTAI BAB I PENDAHULUAN BAB II LETAK GEOGRAFIS KERAJAAN KUTAI BAB III KEADAAN MASYARAKAT KERAJAAN KUTAI BAB IV EVALUASI E. Manfaat Modul ini diharapkan dapat membantu siswa untuk memahami tentang peta wilayah kekuasaan Hindu-Buddha di berbagai daerah, salah satunya ialah Kerajaan Kutai. Diharapkan pula dengan modul ini, dapat membantu siswa memahami kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan agama kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di berbagai daerah, salah satunya ialah Kerajaan Kutai. F. Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran dari modul ini dibagi menjadi tujuan secara umum dan khusus. Tujuan secara umum adalah agar siswa mampu menganalisis perkembangan

kehidupan negara-negara Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. Adapun tujuan secara khusus dari modul ini adalah: 1. Siswa dapat menunjukkan peta wilayah kekuasaan Hindu-Buddha di berbagai daerah, salah satunya ialah Kerajaan Kutai. 2. Siswa dapat mendeskripsikan kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan agama kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di berbagai daerah, salah satunya ialah Kerajaan Kutai. G. Petunjuk Penggunaan Modul Agar modul pembelajaran ini dapat dipergunakan secara optimal, maka ada beberapa petunjuk yang harus dijalankan selama pembelajaran menggunakan modul ini berlangsung, yaitu: 1. Bacalah terlebih dahulu kompetensi dasar yang terdapat pada setiap bab pembahasan. 2. Bacalah secara seksama materi pokok yang disajikan pada bab pembahasan. 3. Baca dan pahamilah materi yang diuraikan pada setiap bab dengan seksama. 4. Bacalah rangkuman yang disajikan setelah uraian materi sebagai kesimpulan bab pembahasan. 5. Kerjakan latihan/tugas yang diberikan dengan cermat dan seksama sebagai evaluasi dari bab pembahasan. 6. Periksalah jawaban Anda pada kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini sesuai dengan bab yang Anda kerjakan.

7. Berilah penilaian terhadap hasil kerja Anda berdasarkan kunci jawaban dan berikan umpan balik sesuai dengan petunjuk yang disediakan di akhir evaluasi materi di setiap bab. 8. Selamat belajar.

BAB II LETAK GEOGRAFIS KERAJAAN KUTAI A. Kompetensi Dasar 1.2 Menganalisis Perkembangan Kehidupan Negara-negara Kerajaan Hindu- Buddha di Indonesia. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1.1 Menunjukkan peta wilayah kekuasaan Hindu-Buddha di berbagai daerah, salah satunya ialah Kerajaan Kutai. C. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menunjukkan peta wilayah kekuasaan Hindu-Buddha di berbagai daerah, salah satunya ialah Kerajaan Kutai. D. Materi Pokok Letak geografi Kerajaan Kutai E. Uraian Materi Kerajaan Kutai adalah Kerajaan Hindu pertama di Indonesia yang berdiri dari abad ke IV/V Masehi. Diketahui bahwa nama Kutai untuk kerajaan ini diperoleh dari tempat ditemukannya prasasti Yupa di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu Sungai Mahakam.

Kerajaan Kutai diketahui sebagai kerajaan pertama yang mendapat pengaruh dari kebudayaan India. Hal ini dapat diketahui dari huruf yang digunakan pada Prasasti Yupa, yaitu huruf Pallawa. Huruf Pallawa sendiri adalah nama dinasti yang berpengaruh di India Selatan. Yupa digunakan sebagai tiang pengikat korban di Kerajaan Kutai. Pada yupa tersebut terdapat tulisan dengan bahasa Sansekerta. Dari yupa inilah diketahui bahwa raja pertama Kerajaan Kutai adalah Kudunga, Answawarman, dan Mulawarman. Sebelum Anda mempelajari tentang kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan agama pada Kerajaan Kutai, sebaiknya Anda mempelajari tentang letak dari Kerajaan Kutai tersebut. Sehingga Anda dapat memahami tentang peta wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai. Letak geografi Kerajaan Kutai Mengingat pentingnya perdagangan bagi perkembangan suatu daerah dimana belum terdapat industri atau pertanian yang sudah maju, maka mungkin saja latar belakang perkembangan Kerajaan Kutai karena letaknya yang strategis. Dimana Kutai berada dekat dengan lalu lintas perdagangan. Kemungkinan bahwa lalu lintas dagang tersebut antara India dengan Tiongkok yang melalui Selat Makassar dan terus ke Utara sampai Fhilipina untuk kemudian berbelok ke Tiongkok. (Soebantardjo, 1957: 24). Diduga jalur perdagangan yang dimaksud adalah jalur sutera pada awal tarikh Masehi. Dimana jalur perdagangan tersebut telah ramai antara

Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Romawi di bawah Pemerintahan Octavianus Agustus (31 SM 14 SM) dengan Kekaisaran Tiongkok. Dengan adanya hubungan perdagangan internasional zaman tersebut memberikan dampak positif bagi wilayah India dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia (Retno Prabandari dan Iskandar P. Nugroho, 1988: 25). Rombongan kafilah yang menuju India, lewat celah Kiabar melanjutkan untuk ke Sailan dan meneruskan dengan berlayar ke Teluk Parsi. Dengan demikian pelayaran di Samudra India waktu itu telah ramai, dan pelaut telah pandai memanfaatkan angin musim dalam berlayar. Para musafir terpaksa mengalihkan perjalanannya dari jalur perdagangan lewat Asia Tengah (Jalur Sutera) yang dirasakan besar resikonya, kearah jalur pelayaran laut melewati Selat Malaka. Hal ini membuat Kutai (Kho Tay), Sriwijaya (Shih-li-fo-shih), Jawa (Yabadiou = Jawadwipa), dan Bali (Mali) menjadi terkenal para musafir dari Cina, India, Arab, dan lainnya. Pelayaran di Indonesia makin ramai karena rempah-rempah, beras, emas,dan perak menjadi barang dagangan yang di cari (Retno Prabandari dan Iskandar P. Nugroho, 1988: 25).

Gambar 2.1: Wilayah Kekuasaan Kerajaan Kutai Sumber: Retno Prabandari dan Iskandar P. Nugroho, 1988: 4

F. Rangkuman Kerajaan Kutai adalah Kerajaan Hindu pertama di Indonesia yang berdiri dari abad ke IV/V Masehi. Letak Kerajaan Kutai di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu Sungai Mahakam. Yupa digunakan sebagai tiang pengikat korban di Kerajaan Kutai. Letak geografi Kerajaan Kutai - Latar belakang perkembangan Kerajaan Kutai karena letaknya yang strategis untuk perdagangan. - Letak Kerajaan Kutai berada dekat dengan lalu lintas perdagangan. - Kemungkinan bahwa lalu lintas dagang tersebut antara India dengan Tiongkok yang melalui Selat Makassar dan terus ke Utara sampai Fhilipina untuk kemudian berbelok ke Tiongkok. - Diduga Para musafir terpaksa mengalihkan perjalanannya dari jalur perdagangan lewat Asia Tengah (Jalur Sutera) yang dirasakan besar resikonya, kearah jalur pelayaran laut melewati Selat Malaka. Hal ini membuat Kutai (Kho Tay), Sriwijaya (Shih-li-fo-shih), Jawa (Yabadiou = Jawadwipa), dan Bali (Mali) menjadi terkenal para musafir dari Cina, India, Arab, dan lainnya. - Pelayaran di Indonesia semakin ramai dengan komoditi rempah-rempah, beras, emas,dan perak yang banyak dicari. G. Tugas Cobalah Anda gambar letak Kerajaan Kutai berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya.

BAB III KEADAAN MASYARAKAT KERAJAAN KUTAI A. Kompetensi Dasar 1.2 Menganalisis Perkembangan Kehidupan Negara-negara Kerajaan Hindu- Buddha di Indonesia. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1.3 Mendeskripsikan kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan agama kerajaankerajaan Hindu-Buddha di berbagai daerah, salah satunya ialah Kerajaan Kutai. C. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat mendeskripsikan kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan agama kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di berbagai daerah, salah satunya ialah Kerajaan Kutai. D. Materi Pokok 1. Prasasti Yupa dan Isinya 2. Silsilah Kerajaan Kutai 3. Keadaan Sosial 4. Keadaan Ekonomi 5. Keadaan Agama

6. Susunan Masyarakat E. Uraian Materi 1. Prasasti Yupa dan Isinya Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, prasasti adalah piagam (yang ditulis pada batu, tenbaga, dan sebagainya). Sedangkan, yupa prasasti adalah prasasti yang dipahatkan pada tiang atau tugu batu. Menurut Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto (1993: 31), dari daerah Kalimantan ditemukan pula beberapa buah prasasti yang dipahatkan pada tiang batu. Tiang batu itu disebut yupa, yaitu nama yang disebutkan padda prasasti-prasastinya sendiri. Yupa yang lazim dipakai guna menyebutkan tiang dari batu guna mengikatkan korban (hewan atau manusia) yang akan dipersembahkan kepada dewa-dewa. Tiang yang dipakai mengikat korban itu sebelum dibunuh disebut yupa (Soebantardjo, 1957: 23). Prasati yupa yang ditemukan pada tahun 1879 merupakan bukti pertama ditemukannya tulisan di Indonesia. Selain itu, prasati yupa tersebut diteliti oleh H. Kern pada tahun 1880, kemudian direnkomtruksi oleh Vogel pada tahun 1981. Jadi, dapat disimpulkan bahwa yupa adalah tiang batu yang digunakan untuk mengikat korban. Dimana pada yupa tersebut terpahat tulisan yang disebut dengan prasasti atau prasasti yupa. Diketahui bahwa nama Kutai untuk kerajaan ini diperoleh dari tempat ditemukannya prasasti Yupa di Muara Kaman, Kalimantan Timur,

tepatnya di hulu Sungai Mahakam. Dimana prasasti yupa inilah yang menunjukkann eksistansi kerajaan terebut. (Retno Prabandari dan Iskandar P. Nugroho, 1988: 12). Tetap saja pada kenyataannya, masih tidak diketahui secara jelas nama kerajaan ini dan memang sangat sedikit informasi yang dapat diperoleh dari prasasti Yupa tersebut. Bahasa yang digunakan pada prasasti yupa tersebut adalah bahasa Sansekerta dan disusun dalam bentuk syair. Sedangkan huruf yang digunakan ialah huruf Pallawa. Pallawa adalah nama sebuah dinasti di India Selatan yang hurufnya sering dipakai di daerah tersebut. (Soebantardjo, 1957: 23). Cara untuk mengetahui umur dari prasasti Yupa tersebut adalah dengan cara membandingkan huruf Pallawa dengan huruf-huruf Pallawa lainnya. Dimana ditemukan perbedaan diantaranya huruf Pallawa tersebut karena huruf pallawa berbeda-beda setiap abadnya. Menurut Soebantardjo umur prasasti Yupa tersebut diperkirakan berasal dari abad IV Masehi. (1957: 23).

Gambar 3.1: Salah satu yupa dengan inskripsi, kini di Museum Nasional Repubik Indonesia Jakarta Sumber: Koleksi Pribadi, diambil pada tanggal 30 Maret 2013 Sampai saat ini, telah ditemukan tujuh buah yupa. Awalnya yang ditemukan hanya sebanyak empat buah yupa dan kemudian ditemukan lagi tiga buah yupa. Semua prasati yupa tersebut dikeluarkan atas titah seorang penguasa pada masa tersebut, yaitu Mulawaran. Oleh Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto (1993: 31-33), adapun isi empat prasasti yupa tersebut antara lain: Sang Maharaja Kudunga, yang sangat mulia, mempunyai putra yang manshur Sang Answawarman namanya, seperti Sang Ansuman (Dewa Matahari) menjadi pendiri keluarga, Answawarman mempunyai putra 3

orang yang seperti api (sinarnya) yang terkemuka dari ketiga putera itu ialah sang Mulawarman raja yang besar yang berperadaban baik, kuat dan kuasa yang telah mengadakan upacara korban yang disebut emas amat banyak untuk memperingati upacara korban itulah tugu ini didirikan oleh para pendeta. Masih ada lagi prasasti yang lain berbunyi: Sang Mulawarman, raja yang mulia dan terkenal telah mengadakan upacara korban 20.000 ekor sapi di tempat yang suci. Waprakeswara, untuk memperingati upacara korban itulah maka tugu ini dibuat oleh para pendeta yang datang. Prasasti lain yang dikeluarkan oleh Mulawarman, berbunyi sebagai berikut: Dengarkanlah oleh kamu sekalian, Brahmana yang terkemuka dan sekalian orang baik lain-lainnya, tentang kebaikan budi Sang Mulawarman, raja besar yang sangat mulia. Kebaikan budi ini ialah berwujud sedekah banyak sekali, seolah-olah sedekah kehidupan atau semata-mata pohon Kalpa (yang memberi segala keinginan), dengan sedekah tanah (yang dihadiahkan). Berhubung dengan semua kebaikan itulah maka tugu ini didirikan oleh Brahmana (buat peringatan). Peringatan keempat berbunyi sebagai berikut: Tugu ini ditulis buat (peringatan) dua (perkara) yang telah disedekahkan oleh Sang Raja Mulawarman, yakni segunung minyak (kental), dengan lampu serta malai bunga.

2. Silsilah Kerajaan Kutai Mengingat pada prasasti yupa yang pertama menjelaskan mengenai Kudunga yang mempunyai putra bernama Answawarman serta mempunyai cucu bernama Mulawarman. Maka dapat diketahui bahwa Kudunga dengan masih menggunakan nama yang asli Indonesia. Kudunga bukan raja dan pendiri Kerajaan Kutai melainkan hanya kepala suku di Muara Kaman, Kutai. Karena tidak terlihat penyerapan budaya India pada namanya, berbeda dengan nama Answawarman dan Mulawarman. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993: 31). Raja pertama dan pendiri Kerajaan kutai adalah Answawarman karena sudah menggunakan nama Hindu. Hal ini mugkin terjadi bila seseorang menjalani upacara khusus untuk dapat menghindukan seseorang yang dilakukan oleh Brahmana. Menurut Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, di dalam kepercayaan Hindu, seorang yang telah tercemar dan karena dikeluarkan dari kasta dapat diterima kembali setelah melalaui upacara penyucian diri yang disebut vrayastoma. Upacara inilah yang rupanya orang Indonesia yang sudah tekena pengaruh India. Pada mulanya yang memimpin upacara tersebut ialah para Brahmana yang datang dari India. (1993: 34).

Gambar 3.2: Upacara Vratyasoma Sumber: Sejarah Peradaban Manusia Zaman Kutai Purba 3. Keadaan Sosial Pada abad IV di Kutai sudah terdapat suatu masyarakat yang telah menerima pengaruh Hindu sehingga dapat mendirikan suatu kerajaan. Selain itu, tak dapat dipungkiri bahwa telah terjadi pencampuran antara kebudayaan India atau pengaruh Hindu dengan kebudayaan setempat. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993: 23).Kemungkinan keadaan sosial di Kutai pada masa tersebut telah mengalami masa makmur dan sejahtera karena merupakan daerah perdagangan. Serta letaknya dekat dengan sungai tepatnya di hulu Sungai Mahakam.

Gambar 3.3: Rumah rakyat di tepi Sungai Mahakam dengan perahuperahu sebagai alat transportasi Sumber: Sejarah Peradaban Manusia Zaman Kutai Purba Dapat dilihat pada prasasti yang memuat mengenai sedekah raja Mulawarman kepada Brahmana berupa tanah, segunung minyak (kental) dengan lampu, malai bunga, 20.000 ekor sapi, bahkan telah dilaksanakan keduri (selamatan). (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993: 31-33).Hal tersebut tak mungkin terjadi bila tak ada dukungan dari bidang ekonomi yang makmur. Dengan ekonomi yang makmur, maka dapat mendukung keadan sosial masyarakat menjadi sejahtera dan makmur. Juga didapati pula golongan yang mampu menulis dan membaca. Dilihat dari tulisan yang terdapat pada prasasti yupa yang bertulis Pallawa dengan bahasa Sansekerta. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho

Notosusanto, 1993: 36).Tentu ada golongan yang menguasai hal tersebut sehingga dapat dibuatnya prasasti yupa tersebut. Hal ini menandakan adanya kemajuan pada masyarakat yang awalnya tak bisa membaca dan menulis, meskipun kemungkinan membaca dan menulis hanya dapat dikuasai oleh golongan tertentu saja seperti Brahmana. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993: 36). 4. Keadaan Ekonomi Jika dilihat dari prasasti yupa yang ditemukan dapat disimpulkan mata pencaharian masyarakat adalah dengan jalur perdagangan. Mengingat letak Kerajaan Kutai di Muara Kaman, hulu Sungai Kaman, kemungkinan lalu lintas dagang terjalin antara India dengan Tiongkok. (Retno Prabandari dan Iskandar P. Nugroho, 1988: 18). Serta melalui Selat Makassar dan terus ke Utara sampai Fhilipina untuk kemudian berbelok ke Tiongkok. Dimana dalam hal ini diduga adalah Jalan Sutera, tetapi bukan jalur utamanya. Mungkin juga bila perdagangan dilakukan dengan menggunakan sistem barter karena pada masa tersebut belum ada alat tukar berupa uang. (Retno Prabandari dan Iskandar P. Nugroho, 1988: 5).

Gambar 3.4: Kesibukan perdagangan secara barter Sumber: Sejarah Peradaban Manusia Zaman Kutai Purba 5. Keadaan Agama Disebutkannya nama Ansuman, yaitu Dewa Matahari didalam agama Hindu, memberikan kepastian bahwa Answawarman dan Mulawarman penganut agama Hindu. Lebih jelas lagi, dalam prasasti yupa lainnya menyebutkan upacara sedekah yang dilakukan Mulawarman. Dimana yang bertempat di sebidang tanah yang dianggap suci dan bernama Waprakeswara. Sedangkan di pulau Jawa yang dikenal dengan Baprakeswara yang selalu berhubungan dengan Dewa Besar tiga yakni Brahma Wisnu Siwa. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993 : 36). Wapras dapat dihubungkan dengan Siwa, dimana terdapat upacara pengorbanan. Hal ini menandakan bahwa terdapat pengaruh dinasti Pallawa

yang beragama Siwa. Dengan adanya berbagai upacara korban yang dilakukan menandakan bahwa peran Brahmana di Kutai berpengaruh besar terutama dalam agama Siwa. Serta dapat dipastikan bahwa Mulawarman adalah seorang raja yang baik hubungannya dengan para Brahmana. Terbukti pada setiap prasasti yupa yang didirikan oleh para Brahmana namanyalah yang diagung-agungkan. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993 : 36-37). Gambar 3.4: Lukisan kepala yang khas menandai pengikut dua mazhab Hinduissme yang terbesar. Anggota Shaivita yang menyembah Batara Siwa, melukis pita sekeliling dahinya (kiri sekali), sedangkan anggota Vaishnavita, para pengikut Batara Wisnu, memakai tiga garis vertical (kiri). Sumber: India Sedjarah dan Kebudajaannja 6. Susunan Masyarakat Mengingat pada prasasti yupa disebut beberapa kali para Brahmana yang telah mendirikan prasasti yupa tersebut. Melihat dari isi tersebutlah dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kutai pada masa tersebut telah mengenal pembagian kasta (kelas) masyarakat, antara lain:

a. Brahmana, golongan yang merupakan guru dari rakyat diantaranya pendeta-pendeta. Hanya mereka yang dapat membaca kitab-kitab suci seperti kitab Weda. Mereka pula yang bertugas memberikan korbankorban dan menyanyikan pujian-pujian kepada dewa-dewa. (O.D.P. Sihombing, 1962: 19-20). Golongan inilah yang dapat menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa, sebagai bahasa resmi. Dimana golongan Brahmana sudah merupakan golongan tersendiri di dalam masyarakat Kutai Purba. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993 : 35). Diduga pula masih adanya kaum Brahmana yang berasal dari India yang memegang peranan penting dalam penghinduan keluarga raja Mulawarman. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993 : 36). b. Ksatrya, golongan yang terdiri dari raja dan golongan pemerintah lainnya. Menurut O.D.P. Sihombing, ajaran-ajaran kuno mengatakan, bahwa rakyat harus \menghormati rajanya sebagai seorang dewata. Raja harus berlaku terhadap rakyatnya sebagai perlakuan seorang bapak terhadap anak-anaknya. Seorang raja juga harus berusaha supaya kasta Brahmana tidak kekurangan apa-apa. Ia sangat murah hati dan memberikan tanah kepada mereka, yang harus disahkan dengan suatu surat, agar penggantipengganti raja itu dikemudian hari tidak menyabut pemberian itu kembali. (1962: 23-24).

Mengingat hal tersebut mungkin saja didirikannya prasasti yupa guna mensahkan pemberian atau sedekah raja Mulawarman kepada para Brahmana. Sedekah tersebut berupa tanah, segunung minyak (kental) dengan lampu, malai bunga, dan 20.000 ekor sapi. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993: 31-33). Dalam prsasti yupa dapat dipastikan dua golongan tersebut adalah golongan yang terapat pada Kerajaan Kutai pada saat itu. Dimana golongan kaum ksatria terdiri dari kaum kerabat Mulawarman. Golongan ini terbatas pada orang-orang yang sangat erat hubungannya dengan raja saja. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993 : 36). Diluar golongan tersebut yang hidup secara resmi dalam suasana peradaban India, diduga masih terdapat golongan lain yang berada di luar pengaruh India. Mereka adalah rakyat Kutai Purba yang terdiri dari penduduk setempat dan masih memegang teguh agama asli leluhur mereka. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993 : 36). Namun, jika diamati keterangan-keterangan dari sumber-sumber epigrafi dan sastra kuno, maupun pengematan terhadap keadaan Bali sekarang, tidak menggambarkan keadaan seperti di India. Kasta memang ada, tetapi ciri-ciri kasta seperti di masyarakat India tidak ditemukan. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993 : 26). Menurut F.D.K. Bosch di dalam buku Sejarah Nasional II, menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia melaksanakan wujudnya yang telah dicipta delam

perkembangan di India. Mungkin saja hal yang sama terjadi pula pada masyarakat Kutai pada masa Kerajaan Kutai. F. Rangkuman Yupa adalah tiang batu yang digunakan untuk mengikat korban. Dimana pada yupa tersebut terpahat tulisan yang disebut dengan prasasti atau prasasti yupa. Bahasa yang digunakan pada prasasti yupa tersebut adalah bahasa Sansekerta dan disusun dalam bentuk syair. Sedangkan huruf yang digunakan ialah huruf Pallawa. 1. Silsilah Kerajaan Kutai - Seperti yang disebutkan didalam Yupa bahwa raja pertama Kerajaan Kutai adalah Kudunga, yang kemudian dilanjutkan oleh putra bernama Answawarman lalu cucunya bernama Mulawarman. 2. Keadaan Sosial - Masyarakatnya telah menerima pengaruh Hindu sehingga dapat mendirikan suatu kerajaan Hindu. - Keadaan sosial di Kutai pada masa tersebut telah mengalami masa makmur dan sejahtera karena berada di jalur perdagangan. - Terdapat golongan yang dapat menulis dan membaca yaitu golongan Brahmana. 3. Keadaan Ekonomi - Mata pencaharian pada masa Kerajaan Kutai adalah berdagang dikarenakan letaknya di Muara Kaman, hulu Sungai Kaman. - Perdagangan masih menggunakan sistem barter. 4. Keadaan Agama - Agama yang dianut adalah Hindu Siwa 5. Susunan Masyarakat - Berdasarkan Yupa, tedapat dua golongan yaitu Brahmana (golongan pendeta-pendeta yang dapat membaca kitab-kitab suci) dan Ksatrya (golongan yang terdiri dari raja dan golongan pemerintah lainnya). - Diduga masih terdapat golongan lain yang berada di luar pengaruh India yaitu rakyat Kutai Purba yang terdiri dari penduduk setempat dan masih memegang teguh agama asli leluhur mereka.

G. Tugas Berdasarkan uraian sebelumnya, deskripsikan silsilah, keadaan sosial, keadaan ekonomi, susunan masyarakat, dan keadaan agama pada masa Kerajaan Kutai! Nomor Tugas Silsilah Kerajaan Kutai 1 Keadaan Sosial 2 Keadaan Ekonomi 3

Susunan Masyarakat 4 Keadaan Agama 5

BAB V EVALUASI A. Maksud dan Tujuan Evaluasi Guna mengukur pemahaman dan penguasaan materi Anda, maka pada bagian akhir akan diadakan kegiatan evaluasi. Adapun tujuan evaluasi, sebagai berikut: 1. Untuk memberikan panduan agar tercapainya Kompetensi Dasar. 2. Untuk mengetahui tingkat pemahaman dan penguasaan materi yang disajikan modul. 3. Untuk mengetahui tingkat kesulitan materi modul. 4. Untuk memberikan masukan dalam upaya perbaikan modul secara keseluruhan. Kegiatan evaluasi ini diberikan dalam bentuk pengujian tertulis yang terdiri dari 10 soal menjodohkan. Dalam setiap soal menjodohkan dengan jawaban yang benar mendapatkan skor 10, sehingga total skor yang diperoleh dari seluruh soal adalah 100. Kemudian, total skor tersebut akan diolah menjadi bentuk nilai dari 0 sampai 100 dengan rumus: Nilai = Total Skor. Kemudian terdapat soal uraian bebas atau esai sebanyak 3 soal. Skor masing-masing soal berbeda sesuai dengan kesulitannya. Pada soal nomor 1 skor nilai 40 dengan 4 kalimat kunci, nomor 2 skor nilai 20 dengan 2 kalimat kunci, dan nomor 3 skor nilai 40 dengan 4 kalimat kunci. Kemudian, total skor tersebut

akan diolah menjadi bentuk nilai dari 0 sampai 100 dengan rumus: Nilai = Total Skor. Adapun Tingkat keberhasilan, pemahaman dan daya serap Anda terhadap modul ini ditentukan dari total perolehan skor jawaban benar dengan kriteria pembobotan penilaian sebagai berikut: NILAI PREDIKAT 90-100 Baik Sekali 80-89 Baik 70-79 Cukup 60-69 Kurang B. Materi Evaluasi 1. Ruang Lingkup Materi Evaluasi Materi evaluasi dalam modul ini meliputi seluruh materi yang telah disajikan, yaitu letak geografis Kerajaan Kutai dan keadaan masyarakat Kerajaan Kutai. 2. Aspek Evaluasi Adapun aspek yang dievaluasi dalam modul ini sebagai berikut: a. aspek kognitif, yaitu penguasaan seluruh materi yang disajikan dalam modul ini; b. aspek afektif, yaitu kedisiplinan dan kejujuran dalam mengerjakan tugastugas yang diberikan; dan

c. aspek psikomotor, yaitu ketelatenan dan kecakapan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. C. Soal Evaluasi Soal Menjodohkan Premis 1. Bahasa yang digunakan pada Yupa 2. Huruf yang digunakan pada Yupa 3. Agama yang dianut oleh Kerajaan Kutai 4. Kasta yang mendirikan Yupa di Kerajaan Kutai 5. Tempat suci untuk memperingati upacara korban 6. Golongan raja-raja pada masa Kerajaan Kutai 7. Raja pertama Kerajaan Kutai 8. Raja yang disebut Sang Ansuman (Dewa Matahari) dan pendiri Yupa 9. Raja yang melakukan upacara korban 20.000 ekor sapi dan mendirikan Yupa 10. Mata pencaharian utama Kerajaan Kutai Respons a. Waprakeswara b. Ksatria c. Siwa d. Answawarman e. Pallawa f. Kudungga g. Buddha h. Mulawarman i. Perdangangan j. Sansekerta k. Brahmana l. Ksatria m. Pertanian n. Waisya o. Sudra p. Hindu

Soal Esai 1. Jelaskan tentang keadaan sosial pada masa Kerajaan Kutai yang bersumber pada Yupa? 2. Jelaskan keadaan ekonomi pada masa Kerajaan Kutai yang bersumber pada Yupa? 3. Jelaskan tentang susunan masyarakat pada masa Kerajaan Kutai yang bersumber pada Yupa? Jawaban Esai 1. 2. 3.

BAB VI PENUTUP A. Tindak Lanjut Tindak lanjut dari penguasaaan terhadap modul ini ialah Anda disarankan agar membaca buku-buku yang dikutip oleh penyusun seperti yang tercantum pada Daftar Pustaka. B. Harapan Penguasaan Anda terhadap modul diharapkan dapat memberikan gambaran awal terhadap keadaan pada masa Kerajaan Kutai. Harapannya, modul ini dapat diberikan masukan oleh Anda sebagai pengguna, agar dapat dilakukan perbaikan dan penyempurnaan, baik materi, struktur maupun evaluasi. Semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi Anda yang telah mempelajari modul ini. Diharapkan agar Anda dapat memberikan kritik dan masukan kepada penyusun agar dapat memeprbaiki modul ini. Terima kasih yang sebesarbesarnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung pembuatan modul ini, terutama kepada Dr. Djoko Santoso, M.Pd. yang telah memberikan bimbingan dan panduan dalam pembuatan modul. Atas segala kesalahan, kekhilafan dan kekurangan dalam penyajian modul, penyusun memohon maaf.

DAFTAR PUSTAKA Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. 1993. Sejarah Nasional II. Jakarta: Balai Pustaka. Prabandari, Retno dan Iskandar P. Nugroho. 1988. Sejarah Peradaban Manusia Zaman Kutai Purba. Jakarta: PT Gita Karya. Saidihardjo. 1996. Ilmu Pengetahuan Sosial Sejarah Sosial. Jakarta: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Schulberg, Lucille. 1983. Abad Besar Manusia India yang Bersejarah. Jakarta: Tira Pustaka Jakarta Sihombing, O. D. P.. 1962. India Sedjarah dan Kebudajaannja. Bandung: Sumur Bandung. Soebantardjo. 1957. Sejarah Indonesia Bagian I-II-III dan Sari Sejarah Djilid I-II. Yogyakarta: Penerbit Bopkri. Tim Wacana Nusantara. 2009. Tiang Batu (Yupa) Kutai (Online). (www.wacananusantara.org, diakses 9 Oktober 2011 pukul 08.30 WITA).

KUNCI JAWABAN Soal Menjodohkan 1-j, 2-e, 3-p, 4-k, 5-a, 6-l, 7-f, 8-d, 9-h, 10-i Soal Esai 1. Keadaaan sosial pada masa Kerajaan Kutai yang bersumber pada Yupa : Masa makmur dan sejahtera; sedekah raja Mulawarman kepada Brahmana; 20.000 ekor sapi; adanya golongan yang mampu menulis dan membaca. 2. Keadaan ekonomi pada masa Kerajaan Kutai yang bersumber pada Yupa : Perdagangan; di hulu Sungai Mahakam. 3. Susunan masyarakat pada masa Kerajaan Kutai yang bersumber pada Yupa : Kasta Brahmana; pendeta-pendeta; Kasta Ksatra/ksatrya; dari raja dan golongan pemerintah.