1 TINJAUAN YURIDIS ATAS TANAH WAKAF YANG DIKUASAI NADZIR (STUDI KASUS DI KECAMATAN LUENG BATA KOTA BANDA ACEH) TESIS Oleh EVIROSITA 107011037/M.Kn FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012
2 TINJAUAN YURIDIS ATAS TANAH WAKAF YANG DIKUASAI NADZIR (STUDI KASUS DI KECAMATAN LUENG BATA KOTA BANDA ACEH) TESIS Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Oleh EVIROSITA 107011037/M.Kn FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012
3 Judul Tesis : TINJAUAN YURIDIS ATAS TANAH WAKAF YANG DIKUASAI NADZIR (STUDI KASUS DI KECAMATAN LUENG BATA KOTA BANDA ACEH) Nama Mahasiswa : EVIROSITA Nomor Pokok : 107011037 Program Studi : Kenotariatan Menyetujui Komisi Pembimbing (Prof. Dr. Hasballah Thaib, MA, PhD) Pembimbing Pembimbing (Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Abdullah Syah, MA) Ketua Program Studi, Dekan, (Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum) Tanggal lulus : 14 Agustus 2012
4 Telah diuji pada Tanggal : 14 Agustus 201208 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. Dr. Hasballah Thaib, MA, PhD Anggota : 1. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH. MS, CN 2. Prof. Dr. Abdullah Syah, MA 3. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum 4. Dr. Utary Maharany Barus, SH, MHum
5 SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : EVIROSITA Nim : 107011037 Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU Judul Tesis : TINJAUAN YURIDIS ATAS TANAH WAKAF YANG DIKUASAI NADZIR (STUDI KASUS DI KECAMATAN LUENG BATA KOTA BANDA ACEH) Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut. Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat. Medan, Yang membuat Pernyataan Nama : EVIROSITA Nim : 107011037
6 ABSTRAK Tanah wakaf yang dikuasai nadzir adalah penguasaan sepihak oleh nadzir terhadap tanah wakaf yang dikelolanya. Hal ini tentu bertentangan dengan kedudukan nadzir sebagai pengelola tanah wakaf, sebagaimana diatur dalam UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf dan Kompilasi Hukum Islam Buku ke III tentang Wakaf. Oleh karena itu perlu dikaji kedudukan nadzir dalam Hukum Islam dan UU No.41 Tahun 2004, kendala-kendala nadzir dalam pengelolaan tanah wakaf dan bagaimana efektifitas pengawasan pengelolaan tanah wakaf. Penelitian menggunakan penelitian deskriptif analitis, dengan metode pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Data sekunder dikumpulkan meliputi undang-undang, putusan pengadilan, peraturan-peraturan dan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian. Sedangkan data primer digunakan untuk mendukung data sekunder yang diperoleh dari wawancara dengan Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Lueng Bata, Nadzir-nadzir wakaf dan Hakim Mahkamah Syar iyah Kota Banda Aceh. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kedudukan nadzir wakaf menurut Hukum Islam sebagai pengelola tanah wakaf. Nadzir berhenti dari kedudukannya apabila meninggal dunia, atas permohonan sendiri, tidak dapat melakukan kewajibannya lagi sebagai nadzir, melakukan kejahatan sehingga dipidana. Nadzir menurut UU No 41 Tahun 2004 sebagai pengelola, mengawasi dan melindungi harta benda wakaf dengan melakukan administrasi harta benda wakaf dan melaporkan pelaksanaan tugas kenadzirannya kepada Badan Wakaf Indonesia. Masa bakti nadzir lima tahun dan dapat diangkat kembali. Kendala-kendala nadzir dalam mengelola tanah wakaf adalah kurangnya pemahaman nadzir tentang manajemen wakaf dan tidak terdaftarnya tanah wakaf. Penyebab tidak efektifnya pengawasan pengelolaan tanah wakaf adalah kurangnya tenaga ahli dibidang perwakafan, disamping itu karena Baitul Mal yang diserahi tugas oleh Pemerintah Aceh untuk mengawasi pengelolaan tanah wakaf Aceh, lebih memperhatikan persoalan zakat. Ditambah lagi Badan Wakaf Indonesia belum ada diseluruh daerah. Disarankan pengaturan tambahan di dalam undang-undang mengenai pencantuman batas waktu maksimum masa bakti nadzir. Kepada nadzir disarankan, untuk mempelajari dan menguasai ilmu manajemen wakaf dan mendaftarkan tanah wakaf yang dikelolanya ke PPAIW. Disarankan pula, perlu adanya peningkatan kerjasama antara KUA, Baitul Mal, BWI dan nadzir wakaf agar pengawasan pengelolaan tanah wakaf lebih efektif. Kata Kunci: Nadzir wakaf dan tanah wakaf
7 ABSTRACT A wakaf land (land donated for religious/community purposes) controlled by a nadzir (inspector of wakaf) is a unilateral action by the nadzir on the wakaf land he is taking care of. This is contrary to Law No. 41/2004 on Wakaf and to the Compilation of the Islamic Law, Book III on Wakaf. Therefore, it is necessary to analyze nadzir s position in the Islamic Law and Law No. 41/2004, the obstacles faced by a nadzir in managing wakaf land, and how effective the control of the wakaf land management. The research used descriptive analytic study with judicial normative and judicial empirical approaches. The secondary data comprised legal provisions, Court s verdicts, regulations, and some books which were related to the subject matter of the study. The primary data as the supporting data for the secondary data were gathered by performing interviews with the Head of the Religious Affairs Office, Lueng Bata Subdistrict, wakaf nadzirs, and the Judge of Sharia Court in Banda Aceh. The result of the research shows that the job of a wakaf nadzir, according to the Islamic Law, is to manage wakaf land. A nadzir will quit his job when he dies, by his own will, when he cannot do his job as a nadzir, and when he commits a criminal act. A nadzir s jobs, according to Law No. 41/2004, are to manage, control, and protect the wakaf properties by performing the administration of the wakaf properties and reporting his performance to BWI (Indonesian Wakaf Board). A nadzir s term of office is five years, and he can be reappointed. The obstacles faced by a nadzir in managing a wakaf land are, among others, his lack of understanding in the management of wakaf and the wakaf land is not registered. The reasons why the management of wakaf land is not effective are the lack of professionals in wakaf, the Baitul Mal (Treasury) that has been entrusted by Aceh Administration to control wakaf only takes care of zakat, and there is only a small number of BWIs in Aceh. It is recommended that the legal provisions on the length of a nadzir s term of office should be added. A nadzir should study and master the science of wakaf management and register wakaf land to PWAIW. It is also recommended that cooperation among KUA, Baitul Mal, BWI, and wakaf nadzir should be increased so that the control of wakaf land management will be more effective. Keywords: Wakaf Nadzir, Wakaf Land
8 KATA PENGANTAR Puji dan Syukur Alhamdulillah kehadirat ALLAH SWT karena hanya dengan berkat dan karunia-nya penulisan tesis ini dengan judul Tinjauan Yuridis Atas Tanah Wakaf yang Dikuasai Nadzir (Studi Kasus di Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh). Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan (M.Kn.) Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan tesis ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan dorongan moril berupa masukan dan saran, sehingga penulisan tesis dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh sebab itu, ucapan terima kasih yang mendalam penulis sampaikan secara khusus kepada yang terhormat dan amat terpelajar Bapak Prof. H. M. Hasballah Thaib, MA, Ph.D., Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN dan Bapak Prof. Dr. Abdullah Syah, M.A. selaku Komisi Pembimbing yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bimbingan dan arahan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini. Kemudian juga, semua pihak yang telah berkenan memberi masukan dan arahan yang konstruktif dalam penulisan tesis ini sejak kolokium, seminar hasil sampai ujian tertutup sehingga penulisan menjadi lebih sempurna dan terarah. Selanjutnya ucapan terima kasih penulis yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor atas kesempatan dan fasilitas yang
9 diberikan dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Hukum, Program Studi Magister Kenotariatan 2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada Penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini. 3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku ketua program studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum, yang telah memberikan dorongan kepada Penulis untuk segera menyelesaikan penulisan tesis ini. 4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum, selaku Sekretaris Magister Kenotariatan Fakultas Hukum, yang telah memberikan dorongan kepada Penulis untuk segera menyelesaikan penulisan tesis ini. 5. Bapak dan Ibu Dosen Magister Kenotariatan, yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta ilmu yang sangat bermanfaat selama Penulis mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di bangku kuliah. 6. Seluruh Staf/Pegawai di Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak memberikan bantuan kepada Penulis selama menjalani pendidikan. 7. Ketua Mahkamah Syariyah Banda Aceh beserta staf, Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh, Nadzir-nadzir Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh yang telah banyak membantu dalam hal
10 pengambilan data dan informasi-informasi penting lainnya yang berkaitanenaan dengan penulisan tesis ini. 8. Rekan-rekan Mahasiswa dan Mahasiswi di Magister Kenotariatan Fakultas Hukum, khususnya angkatan tahun 2010 yang telah banyak memberikan motivasi kepada Penulis dalam menyelesaikan tesis ini. 9. Motivator terbesar dalam hidup Penulis yang selalu memberikan cinta, kasih sayang, dukungan dan doa yang tak putus-putusnya Ibunda Kamariah dan ayahanda Zuhrawardi M.kes., serta Saudara-saudariku Ekaniar dan Guntara yang telah memberikan semangat dan doa kepada Penulis. Penulis menyadari sepenuhnya tulisan ini masih jauh dari sempurna, namun besar harapan penulis kiranya tesis ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, terutama para pemerhati hukum perdata pada umumnya dan ilmu kenotariaan pada khususnya. Demikian pula atas bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT, agar selalu dilimpahkan kebaikan, kesehatan, kesejahteraan dan rezeki yang melimpah kepada kita semua. Amien Ya Rabbal Alamin Medan, Agustus 2012 Penulis, (Evirosita)
11 DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama : Evirosita 2. Tempat/Tanggal lahir : Banda Aceh, 02 Januari 1985 3. Jenis Kelamin : Perempuan 4. Status : Belum Menikah 5. Agama : Islam 6. Alamat : Jl. Lampoh Paleng 2 No. 11, Desa Ilie Ulee Kareng, Kota Banda Aceh II. KELUARGA 1. Nama Ayah : Zuhrawardi 2. Nama Ibu : Kamariah III. PENDIDIKAN 1. SD Negeri No. 2 Sabang pada Tahun 1992 s/d 1997 2. SLTP Negeri No. 10 Banda Aceh pada Tahun 1997 s/d 2000 3. SMU Negeri 4 Banda Aceh pada Tahun 2000 s/d 2003 4. Perguruan Tinggi (S1) Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Provinsi Aceh pada Tahun 2004 s/d 2009 5. Perguruan Tinggi (S2) Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum pada Tahun 2010 s/d 2012
12 DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR RIWAYAT HIDUP... DAFTAR ISI... BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II Halaman A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 14 C. Tujuan Penelitian... 14 D. Manfaat Penelitian... 14 E. Keaslian Penelitian... 15 F. Kerangka Teori dan Landasan Konsepsi... 15 G. Metode Penelitian... 22 KEDUDUKAN NADZIR SEBAGAI PENGELOLA TANAH WAKAF MENURUT HUKUM ISLAM DAN UU NO. 41 TAHUN 2004... 25 A. Tinjauan Terhadap Wakaf.... 25 B. Kedudukan Nadzir Wakaf Dalam Hukum Islam... 38 C. Kewajiban dan Hak Nadzir Dalam Hukum Islam... 41 D. Kedudukan Nadzir Wakaf Dalam UU No.41 Tahun 2004... 44 E. Kewajiban dan Hak Nadzir Dalam UU No. 41 tahun 2004... 52 i ii iii vi vii
13 BAB III KENDALA-KENDALA NADZIR DALAM MENGELOLA TANAH WAKAF... 59 A. Kendala Nadzir dalam Manajemen Pengelolaan Tanah Wakaf... 59 B. Kendala Tidak Terdaftarnya Tanah Wakaf... 69 C. Penguasaan Tanah Wakaf Oleh Nadzir... 74 D. Tanah Wakaf Yang Dikuasai Nadzir di Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh... 79 E. Sanksi Pelanggaran Peraturan Perwakafan Tanah Milik 94 BAB IV PENGAWASAN PENGELOLAAN TANAH WAKAF 100 A. Pengawasan dan Pengamanan Tanah Wakaf... 100 B. Badan Wakaf Indonesia (BWI) sebagai Pembina dan Pengawas Wakaf... 106 C. Pengawasan Tanah Wakaf di Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh... 112 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 118 1. Kesimpulan... 118 2. Saran... 119 DAFTAR PUSTAKA... 121