yang lainnya, maupun interaksi dengan orang sekitar yang turut berperan di dalam aktivitas OMK itu sendiri,. Interaksi yang sifatnya saling

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. SD Katolik Santa Clara kelas IV hingga VI akan diikuti oleh student wellbeing

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA ANGGOTA KOMUNITAS ORANG MUDA KATOLIK (OMK) KEVIKEPAN SURABAYA BARAT SKRIPSI

KONTRIBUSI KONTROL DIRI TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012

BAB V PENUTUP 5.1 Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara compassion orangtua dengan perilaku prososial

HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS KOGNITIF DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA FAST-TRACK UNIVERSITAS DIPONEGORO

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Dukungan Sosial dengan Hardiness pada Ibu yang Memiliki Anak Penderita Leukemia Limfoblastik Akut di Rumah Cinta Kanker Kota Bandung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH

PENGARUH PELATIHAN PEER GROUP COUNSELING DALAM MENINGKATKAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN Dwi Hurriyati

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

PEMETAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS GURU PG PAUD SE KOTA PEKANBARU

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR DIAGRAM... ix. DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING CAREGIVER PENDERITA GANGGUAN SKIZOFRENIA. Ignatia Widyanita Vania, Kartika Sari Dewi*

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN NARSISME PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDAPATAN ORANG TUA SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA, KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO. (Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI

rendah terdapat 7 orang perawat yang menangani penyakit kronis dan 12 orang perwat yang menangani penyakit non-kronis. Adapun salah satu faktor lain

Hubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. dengan menggunakan uji U Mann Whitney Test yaitu sig = 0,0001 (P<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa bahwa hasil penelitian ini

Hubungan antara Persepsi Dukungan Wali Kelas dengan Self Efficacy Siswa di SMK TI-Garuda Nusantara

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN SUBJECTIVE WELL- BEING PADA GURU SEKOLAH DASAR

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA GURU HONORER DAERAH NASKAH PUBLIKASI

Studi Mengenai Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Sikap pada Ibu yang Memiliki Anak Autism Spectrum Disorder Karya Ilmiah

Psikometri. Aplikasi uji Reliabilitas dan. Validitas

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

GAMBARAN KEBAHAGIAAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA BATAK, JAWA, MINANG, DAN SUNDA

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

Mahasiswa S-1 Prodi Keperawatan, STIKes CHMK, Kupang Jurusan DIII Keperawatan, Poltekes Kemenkes Kupang, Kupang c

Piaget (dalam Hurlock, 2000) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Oleh karena itu, remaja berusaha mengenali dirinya

NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN DIRI WANITA PENDERITA KANKER PAYUDARA DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TAHAN BANTING (HARDINESS) DAN STATUS PEKERJAAN

BAB 5 PENUTUP. penyesuaian sosial pada remaja low vision yang tinggal di asrama dengan

mengekspresikan dukungan emosional kepada karyawan bersangkutan. Ketika karyawan bersikap lebih tertutup maka karyawan lain pun juga lebih sulit

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 8 JAKARTA BARAT

Subjective Well-Being Pada Guru Sekolah Menengah. Dinda Arum Natasya Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Studi Deskriptif Psychological Well Being pada Ibu yang Memiliki Anak Penderita Autism yang Bersekolah Di SLB-C YPLB Bandung

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mengambil metode

Kesejahteraan Psikologis pada Survivor Kanker di Bandung Cancer Society (BCS)

1 2 A. Pendahuluan

PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI

DUKUNGAN SOSIAL DAN HARGA DIRI PADA REMAJA PENDERITA LUPUS. Yanni Nurmalasari 1 Dona Eka Putri 2. Jl. Margonda Raya No 100, Depok, 16424, Jawa Barat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya dalam bentuk data numerikal (Sumarsono, Kedua variabel tersebut seabagai berikut :

Psikometri. Reliabilitas 1

Hubungan Antara Dukungan Sosial Orangtua dengan Kewirausahaan Pada Mahasiswa UKM Research n Business Universitas Diponegoro

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SANTRIWATI PENGURUS ORGANISASI PELAJAR PPMI ASSALAAM (OP3MIA)

PENGATASAN STRES PADA PERAWAT PRIA DAN WANITA

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan pada bab metode penelitian ini meliputi: Identifikasi variabel

Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Abstraksi

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA

Hubungan antara Social Support dengan Self Esteem pada Andikpas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandung

Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

a. Memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi problem kelompok subjek yang sama yaitu PSK. bisa ditanyakan kepada peneliti.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada positivistik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

Psikometri Validitas 1

PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL (STUDI PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI ASRAMA DAN TINGGAL DENGAN ORANG TUA)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGANANTARAPSYCHOLOGICAL WELL-BEING DANHAPPINESSPADA REMAJA DI PONDOK PESANTREN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN CITRA TUBUH ( BODY IMAGE) SISWI USIA SEKOLAH DENGAN MENARCHE DI KECAMATAN SALE ABSTRAK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KETERLIBATAN AYAH DALAM PENGASUHAN DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA LAKI-LAKI KELAS X SMK NEGERI 4 SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. mambandingkan prasangka sosial terhadap etnis Tionghoa oleh mahasiswa etnis

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN DISKUSI. Pada penelitian ini, responden berjumlah 396 responden terdiri dari ibu

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun

DAFTAR ISI ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR BAGAN/SKEMA... DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Masalah... 1

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang ini menggunakan pola pendekatan kuantitatif.

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang)

BAB III METODELOGI PENELITIAN. penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. 64

BAB III METODE PENELITIAN

Abstrak. Kata kunci : Attachment to God, Psychological Well Being, Early Adulthood

Hubungan Antara Psychological Well Being (Kesejahteraan Psikologi) dengan Kepuasan Kerja pada PNS Dinas Sosial Provinsi Lampung

Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN TERHADAP PENYAKIT DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA BANDUNG CANCER SOCIETY RIO HATTU ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel dukungan sosial dengan psychological well-being pada anggota komunitas Orang Muda Katolik (OMK) Kevikepan Surabaya Barat dengan angka koefisien korelasi r xy sebesar 0,487 dan nilai p = 0,001 (p < 0,05). Perolehan nilai angka tersebut memiliki arti bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang searah, dimana semakin tinggi tingkat dukungan sosial yang dimiliki seorang anggota komunitas OMK, maka semakin tinggi pula tingkat psychological well-being yang ia miliki, demikian sebaliknya. Sumbangan efektif variabel dukungan sosial pada variabel psychological well-being sebesar 23,7%. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Milatina dan Yanuvianti (2014) serta penelitian yang dilakukan Nugraheni (2016), dimana dalam penelitian tersebut juga menunjukkan adanya hubungan searah antara dukungan sosial dengan psychological well-being, meskipun dua penelitian tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, yakni subjek yang hanya terbatas pada wanita pada fase menopause, serta subjek yang berprofesi sebagai guru honorer. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan pemaparan Prilletensky (2006: 123-133), dimana dukungan sosial berperan sebagai bagian dari faktor eksternal dapat mempengaruhi psychological well-being. Dijelaskan bahwa dukungan tersebut dapat terwujud dari pengalaman orangtua mengasuh anak, serta kemampuan individu dalam mempertahankan suatu hubungan dengan orang sekitarnya. Dalam konteks Komunitas Orang Muda Katolik, hal ini dapat dilihat hubungan anggota yang satu dengan anggota 45

46 yang lainnya, maupun interaksi dengan orang sekitar yang turut berperan di dalam aktivitas OMK itu sendiri,. Interaksi yang sifatnya saling mendukung, baik dalam bentuk informasi, emosi, kebersamaan, maupun materi dapat membantu seorang anggota OMK dalam mencapai kondisi psychological well-being. Dengan demikian, anggota OMK tersebut dapat lebih optimal dalam melayani sesama dan gereja. Hubungan antara dukungan sosial dengan psychological well-being juga dapat dijelaskan melalui tabel 4.8 di halaman 40. Pada tabel tersebut, terlihat bahwa pada kategorisasi psychological well-being sangat tinggi, dukungan sosialnya cenderung berada pada kategorisasi sangat tinggi. Pada kategorisasi psychological well-being tinggi, dukungan sosialnya cenderung berada pada kategorisasi tinggi. Sejauh ini, tabulasi data tersebut telah menunjukkan hubungan positif atau searah antara variabel psychological well-being dengan dukungan sosial. Akan tetapi, peneliti menemukan adanya perbedaan dalam kecenderungan kategorisasi, dimana pada kondisi psychological well-being yang terkategorisasi sedang, dukungan sosialnya cenderung berada pada kategori tinggi (12,90%). Hasil ini menggambarkan bahwa pada lingkungan OMK, dukungan sosial yang tergolong tinggi tidak selalu sejalan dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi pula. Berdasarkan Sarafino & Smith (2007: 81), dukungan sosial yang dimaksud dapat berupa informasi (information support), materi (instrumental support), emosi (emotional support), dan kebersamaan (companionship support), namun peneliti belum dapat memetakan bentuk dukungan apa yang paling banyak terlihat. Selain kondisi kategorisasi tersebut, pada kategorisasi psychological well-being rendah, dukungan sosialnya cenderung berada pada kategorisasi tinggi (0,81%) dan rendah (0,81%). Hal ini menggambarkan dua kondisi

47 responden. Kondisi pertama yakni terdapat anggota OMK yang memiliki kondisi psychological well-being rendah, searah dengan kondisi dukungan sosial yang rendah pula. Kondisi kedua yakni adanya anggota OMK yang memiliki psychological well-being rendah, meskipun dukungan sosial yang didapatkan tinggi. Adanya ketidak-searahan tingkat psychological well-being dan dukungan sosial ini dapat disebabkan oleh faktor lain, yakni faktor biologis dan kecerdasan emosi (Prilletensky, 2006: 123-133). Secara biologis yakni meliputi bagaimana sifat atau temperamen yang diwariskan dari orangtua terhadap anak. Terdapat kemungkinan bahwa seseorang yang belum mencapai psychological well-being dalam lingkungan yang dukungan sosialnya tinggi memiliki sifat yang dapat menghambat tercapainya psychological well-being,. Faktor lainnya ialah kecerdasan emosi, yang di dalamnya mencakup kemampuan untuk memahami segala kekurangan dan kelebihan diri, kemampuan mengontrol emosi, kemampuan berempati, dan kemampuan untuk mempertahankan hubungan baik dengan orang lain. Seorang anggota OMK yang memiliki psychological well-being rendah di dalam lingkungan dengan dukungan sosial tinggi kemungkinan tidak memiliki kecerdasan emosi yang baik, dalam arti ia masih belum dapat mempertahankan hubungan dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan orang sekitarnya, serta belum dapat bekerja secara positif dalam komunitas yang ia tempati. Dalam penelitian ini, peneliti memiliki sejumlah keterbatasan sebagai berikut: a. Peneliti belum dapat menentukan secara jelas, jumlah sampel per wilayah paroki yang harus diambil untuk penelitian dikarenakan data

48 jumlah populasi yang masih belum dapat dipastikan oleh pengurus wilayah sejumlah paroki. b. Selain menggunakan angket fisik (hard copy), penelitian ini juga dilakukan dengan menggunakan kuesioner online (google form), sehingga peneliti tidak dapat melakukan pendekatan terhadap responden dan tidak dapat memastikan apakah responden mengisi kuesioner seorang diri atau tidak. c. Penelitian ini masih menggunakan try out terpakai dalam proses pengambilan datanya. Alasan peneliti dalam menggunakan try out terpakai ialah keterbatasan waktu peneliti. d. Aitem alat ukur dukungan sosial yang dibuat oleh peneliti hanya berfokus pada dukungan sosial yang didapatkan dari lingkungan sekitar anggota komunitas OMK saja, dan tidak mempertimbangkan peran figur lain di luar komunitas OMK. e. Dalam pengolahan data, peneliti hanya melakukan skoring terhadap alat ukur dukungan sosial berdasarkan keseluruhan aspek, tidak melihat tinggi-rendahnya skor untuk tiap aspek dukungan sosial. 5.2. Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan data statistik yang dilakukan peneliti, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang positif atau searah antara dukungan sosial dengan psychological well-being pada anggota komunitas OMK. Semakin tinggi tingkat dukungan sosial yang dimiliki anggota komunitas OMK, maka semakin tinggi pula tingkat psychological wellbeing yang ia miliki, demikian sebaliknya. Hal ini didukung oleh kondisi sebagian besar anggota komunitas OMK yang berada pada kategori

dukungan sosial dan psychological well-being yang sama-sama berkategori tinggi (45,97%). 49 5.3. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan proses penelitian yang telah berjalan, peneliti memiliki sejumlah saran yang dapat diberikan kepada beberapa pihak sebagai berikut: a. Bagi anggota komunitas OMK Melihat adanya hubungan antara dukungan sosial terhadap psychological well-being anggota OMK, maka setiap anggota dapat lebih peka terhadap sesama anggota yang memiliki permasalahan, serta proaktif dalam memberikan dukungan. Anggota yang memiliki permasalahan pun juga dapat proaktif dalam mencari dukungan dari orang sekitar, apabila dalam aktivitas sehari-hari terdapat permasalahan yang dirasa tidak mampu dikerjakan seorang diri. b. Bagi keluarga dan pembina anggota komunitas OMK Keluarga dan pembina OMK juga dapat berkontribusi dalam meningkatkan psychological well-being para anggota OMK, yakni dengan memberikan edukasi bagi anggota OMK terkait dengan pentingnya mencari dukungan di kala terdapat permasalahan, serta pentingnya memberikan dukungan kepada anggota lainnya yang mendapatkan masalah. Keluarga sebagai lingkungan terdekat anggota OMK juga dapat memotivasi dan memfasilitasi anak di komunitas OMK dalam pelayanan umat dan gereja.

50 c. Bagi gereja Gereja sebagai lingkungan tempat komunitas OMK beraktivitas dan memberikan pelayanan dapat berkontribusi dalam peningkatan psychological well-being anggota OMK, yakni dengan lebih aktif dalam memfasilitasi para pembina OMK dalam memberikan edukasi terkait pentingnya peran dukungan sosial dalam kehidupan sehari-hari anggota OMK, misalkan pengadaan acara khusus yang dapat menghimpun anggota-anggota OMK dan tempat untuk melangsungkan proses pembinaan anggota OMK. d. Bagi penelitian berikutnya Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian serupa, disarankan untuk lebih proaktif dalam membagikan angket penelitian dan mencari data, serta tidak hanya sekedar menitipkan dan menggunakan google form, sehingga data yang diperoleh lebih optimal dan memungkinkan peneliti dalam mengatasi permasalahan informan yang mungkin kurang memahami maksud kuesioner penelitian ini. Selain itu, penelitian ini sebaiknya juga tidak menggunakan try-out terpakai, dan dapat memanfaatkan data yang didapat dari kuesioner untuk uji statistika tambahan, misalkan uji perbedaan tingkat psychological well-being dan dukungan sosial berdasarkan jenis kelamin.

DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. (2010). Tes prestasi: Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (Edisi ke-2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2014). Dasar-dasar psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2015). Penyusunan skala psikologi (Edisi ke-2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bramantyo, Martinus. (2015). Keuskupan Surabaya. Diambil tanggal 20 November 2016 dari http://www.dokpenkwi.org/2015/10/26/keuskupansurabaya Hadi, S. (2015). Statistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Lopez, S.J. (2009). The Encyclopedia of Positive Psychology. Malden: Blackwell Publishing Ltd. Milatina, Azka & Milda Yanuvianti. (2014). Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Psychological well-being pada Wanita Menopouse (di RS Harapan Bunda Bandung) [Versi elektronik]. Prosiding Penelitian Sivitas Akademia Unisba (Sosia dan Humaniora), Gelombang 2, 300-308. Diambil tanggal 21 November 2016 dari https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc= s&source=web&cd=1&ved=0ahukewi1om- 6wM_QAhUMLo8KHbkGBwwQFggjMAA&url=http%3A%2F%2 Fkaryailmiah.unisba.ac.id%2Findex.php%2Fpsikologi%2Farticle%2 Fdownload%2F1250%2Fpdf&usg=AFQjCNHdMAiSvhHnxIuj3Fye jyh3xxaaqq&bvm=bv.139782543,d.c2i Nugraheni, Agi Septina. (2016). Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Psychological well-being pada Guru Honorer Daerah. Naskah Publikasi UMS [Versi elektronik]. Diambil tanggal 17 November 2016 dari http://eprints.ums.ac.id/44171/19/naskah%20publikasiagi.pdf Pallant, J. (2013). SPSS survival manual. New York: McGraw Hill Prilletensky. (2006). Promoting Well-being. Canada: Willeys & Sons, Inc 51

52 Ryff, Carol D. & Corey Lee M. Keyes. (1995). The Structure of Psychological well-being Revisited [Versi elektronik]. Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 69, No. 4, 719-727. Diambil pada tanggal 17 November 2016 dari http://midus.wisc.edu/findings/pdfs/830.pdf Snyder, C. R. & Shane J. Lopez. 2007. Positive Psychology: The Scientific and Practical Explorations of Human Strengths. California: Sage Publications, Inc. Sarafino, E.P., & Smith, T.W. (2012). Health psychology : Biopsychosocial interactions (7 th Edition). New York: Wiley & Sons, Inc. Talyor, Shelley E. (2012). Health Psychology (9 th Edition). New York: McGraw-Hill Wasito, H., dkk. (1990). Pengantar metodologi penelitian: Buku panduan mahasiswa. Jakarta: APTIK. Gracia, Agnes. (2013). Siapakah Orang Muda Katolik. Diambil tanggal 20 November 2016 dari http://www.gerejatheresia.org/siapakah-orangmuda-katolik