BAB 1. PENDAHULUAN. pada fungsi fisiologis dan psikologis seseorang. Sekitar tahun 1920, Walter

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat transportasi yang aman dan nyaman. Salah satu mode transportasi

BAB I PENDAHULUAN. Penerbangan merupakan sarana transportasi yang sudah dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Airport) berfungsi sebagai simpul pergerakan penumpang atau barang dari

[[PERANCANGAN INTERIOR BANDARA INTERNASIONAL KERTAJATI MAJALENGKA]] BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : SKEP / 195 / IX / 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERSETUJUAN TERBANG (FLIGHT APPROVAL)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. strategis sehingga memiliki pengaruh positif dalam berbagai bidang. Moda

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 077 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR TEKNIS DAN OPERASI (MANUAL OF STANDARD CASR PART

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Khusus bagi Indonesia sebagai negara kepulauan angkutan udara

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Sistem Air Traffic Control (ATC)

ANALISIS PERKERASAN LANDAS PACU BANDARA SOEKARNO-HATTA MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK FAARFIELD

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan untuk mencapai tujuan dalam waktu cepat, berteknologi

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan, aktivitas karyawan perlu dipertimbangkan berbagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. menambah peluang menurunnya jaminan kualitas keselamatan transportasi.

Analisis Perpindahan Moda dari Taksi dan Mobil Pribadi ke Bus Damri di Bandar Udara Juanda Surabaya

Budaya Keselamatan dalam dunia Transportasi Udara

TUGAS AKHIR OPTIMALISASI KAPASITAS APRON TERMINAL 2 BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA AKIBAT PERPINDAHAN PESAWAT INTERNASIONAL

bagi Indonesia dalam menghadapi persaingan regional maupun global. Kedua, Infrastruktur industri penerbangan juga memiliki kelebihan berupa banyaknya

No Laut Kepulauan (archipelagic sea lane passage) dan jalur udara di atasnya untuk keperluan lintas kapal dan Pesawat Udara Asing sesuai denga

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peningkatan permintaan jumlah penumpang Sumber : Cetak Biru Transportasi Udara. Universitas Sumatera Utara

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

PENDAHULUAN. lainnya (Peraturan Menteri Nomor: PM.66 Tahun 2015). (kini bernama Bandara Internasional Jakarta Soekarno Hatta) dan Bandara

BAB I PENDAHULUAN. Bandara Internasional Minangkabau yang terletak 23 km dari pusat Kota

TUGAS AKHIR PEMETAAN NILAI KEKESATAN PADA PERMUKAAN PERKERASAN EKSISTING LANDAS PACU UTARA DI BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 200

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 19,45 km dari kota Jakarta yang memiliki koordinat 06 o Lintang

BAB III PERFORMANSI PUBLIC ADDRESS SYSTEM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sekaligus sebagai pendorong pertumbuhan pariwisata. Untuk

PENDAHULUAN BAB I. berpopulasi tinggi. Melihat kondisi geografisnya, transportasi menjadi salah satu

Analisis Perpindahan Moda dari Taksi dan Mobil Pribadi ke Bus Damri di Bandar Udara Juanda Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN. laut, maupun udara perlu ditingkatkan. Hal ini bertujuan untuk menjangkau, menggali,

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Soekarno-Hatta terus meningkatkan pelayanan untuk. Soekarno-Hatta menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap

PRAKIRAAN ARUS LALU LINTAS UDARA UNTUK PENGEMBANGAN BANDAR UDARA SUPADIO PONTIANAK

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

LINKING CORRIDOR TERMINAL DAN TRANSIT HOTEL BANDARA SOEKARNO - HATTA

PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bandara atau bandar udara yang juga populer disebut dengan istilah airport

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini telah menjadikan peranan transportasi menjadi sangat

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Tim Leader Konsultan Pelaksana

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan runway baru yang lokasinya paralel runway eksisting

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1986 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN TANAH SERTA RUANG UDARA DI SEKITAR BANDAR UDARA

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR AIR TRAFFIC CONTROL BANDARA POLONIA DENGAN METODE NASA- TLX DAN PERHITUNGAN WAKTU PRODUKTIF DENGAN WORK SAMPLING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Evaluasi Kinerja Gate Assignment pada Terminal 1 Keberangkatan Domestik Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Bandar udara merupakan lapangan terbang yang dipergunakan untuk. tidak dapat di jangkau oleh transportasi darat dan laut.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah kendaraan juga berbanding lurus dengan meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tingkat pelayanan (level of service) terminal dan apron Bandara. Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.

Yune Andryani Pinem 1), Made Yukta Dewanti 2) Program Studi D3 Manajemen Transportasi Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan.

BAB I PENDAHULUAN. Total Penumpang

BAB I PENDAHULUAN. efisien, sehingga pesawat udara adalah pilihan yang tepat dalam transportasi.

ICAO (International Civil Aviation Organization)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu badan usaha milik negara

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan di dalam Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 pasal 3.

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap kemajuan, Indonesia merupakan negara yang sangat

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terbang sampai dengan tujuan. Sebelum melakukan penerbangan pilot harus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II. Sumber: Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero)

DAFTAR ISI. xxi. Halaman DAFTAR TABEL... xxv DAFTAR GAMBAR... xxvii DAFTAR LAMPIRAN... xxix

BAB I PENDAHULUAN. mereka dilahirkan. Pendidikan salah satunya dapat berupa pendidikan formal yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperhatikan manusia sebagai human center dari berbagai aspek. Kemajuan

Unit kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, melakukan penilaian pelanggaran terhadap hasil pemeriksaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menangani pasien

NOMOR: PM 17 TAHUN 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta

III. METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Peta Wilayah Study. Jakarta adalah ibukota Indonesia berpenduduk lebih dari 9 juta jiwa dengan

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) E-1

BAB V PEMBAHASAN 5.1 NASA-TLX Analisis Setiap Dimensi NASA-TLX

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke

BAB I PENDAHULUAN. Hairul Azhar, 2014 kajian kapasitas terminal penumpang dan apron bandar udara h.as. hanandjoeddintanjungpandan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. merasakan hal yang demikian terutama pada saat menginjak masa remaja yaitu. usia tahun (Pathmanathan V dan Surya H, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas terbaik dari beberapa alternatif yang ada (Yang et al., 2009 dikutip dari Al-

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Pengembangan Usaha. di kawasan barat indonesia sejak tahun 1984.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG

Transkripsi:

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Penelitian Stres dapat digambarkan sebagai suatu keadaan yang mengganggu pada fungsi fisiologis dan psikologis seseorang. Sekitar tahun 1920, Walter Canon untuk pertama kalinya menyusun suatu studi yang tersistematis mengenai perjalanan stres hingga menjadi suatu penyakit. Ia menggambarkan bagaimana stimulasi dari sistem saraf otonom, terutama sistem saraf simpatis, sehingga kita dapat membaca situasi apakah harus bertahan atau menghindar (fight or flight). Bila stres terjadi terus menerus akan menimbulkan masalah penyakit kronis terutama penyakit kardiovaskular, penyakit muskuloskeletal, penyakit gastrointestinal dan gangguan psikologis, kanker, penurunan imun tubuh bahkan bunuh diri. Menurut survei, pekerjaan sebagai pengatur lalu lintas udara termasuk ke dalam pekerjaan yang paling tinggi menyebabkan stres di Amerika. 2 Diantara sekian banyaknya efek yang ditemui pada sistem pengatur lalu lintas udara yang dijumpai pada individu tersebut adalah terjadinya stres. 3 Efek stres itu sendiri dapat menyebabkan perubahan psikis dan fisik seperti takut, cemas, frustrasi dan kehilangan motivasi, penurunan perhatian, waktu reaksi yang lebih lambat dan menurunnya kewaspadaan. Morrison dan Wright (1989), mencoba untuk menganalisis laporan dari sistem pelaporan keselamatan penerbangan NASA (National Aeronautics and Space Administration) atau yang disebut juga Administrasi 1 4

Penerbangan Nasional dan Ruang Angkasa, menemukan bahwa kesalahan yang dijumpai pada pengendalian (seperti: kegagalan dalam pemantauan, pelaksanaan pengalihan tanggung jawab yang kurang baik, kesalahan dalam pemberian arah dan ketinggian terbang) sering kali dikaitkan dengan faktor beban kerja seperti volume lalu lintas penerbangan dan kepadatan jalur komunikasi ATC (Air traffic Controlles)-Penerbang. Kesalahan manusia (human error) terlibat hampir di sebagian besar kecelakaan penerbangan, menurut riset O Hare dkk pada tahun 1994; Yacavone pada tahun 1993, kesalahan manusia terlibat sekitar 60-80% dari semua kecelakaan penerbangan sipil dan militer yang ada. Dengan meningkatnya jumlah penerbangan pada 10 tahun terakhir maka jumlah pengatur lalu lintas udara juga akan terus ditambah, demikian juga investasi yang besar akan dibutuhkan untuk peralatan teknis. Akan tetapi meskipun terjadi peningkatan 100% jumlah penerbangan di Amerika Serikat tidak diiringi dengan penambahan jumlah pengatur lalu lintas udara yang seimbang, yaitu hanya 10% pengatur lalu lintas udara yang memenuhi syarat untuk mengontrol lalu lintas udara, akibatnya jam kerja mereka harus ditambah. Sekitar tahun 1968-1969 terjadi kesulitan yang diakibatkan oleh penurunan hasil kerja dan sebagian besar pekerja yang jatuh sakit. Dari laporan Carson, yang diterbitkan pada tahun 1970 menyebutkan bahwa FAA (Federal Aviation Administration) atau yang disebut juga Administrasi Penerbangan Federal, setuju untuk dilakukan investigasi terhadap tingkat stres kerja pada pengatur lalu lintas udara dan estimasi dampak stres 5 6

tersebut terhadap kesehatan fisik dan psikologis dari pengatur lalu lintas udara tersebut. 7 Di Indonesia, Bandar Udara Soekarno - Hatta adalah Bandar Udara internasional yang terbesar di Indonesia yang melayani rute domestik dan internasional. Jumlah pesawat yang dilayani oleh Bandar Udara ini merupakan yang terbesar dan tersibuk dari seluruh bandar udara di Indonesia. Peningkatan frekuensi penerbangan di setiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah lalu lintas udara sebesar 20.87%. Pada jam sibuk dimana jumlah rata-rata lalu lintas udara meningkat hingga mencapai 57 pesawat persatu jam. Hal ini akan meningkatkan tugas dan tanggung jawab pelayanan operasi lalu lintas udara menjadi semakin berat, terlebih lagi risiko tugas pada pemandu lalu lintas udara 24 jam 7 hari seminggu dan mengharuskan semua pekerjanya mengalami kerja gilir. Bandar Udara Polonia Medan juga termasuk salah satu Bandar Udara internasional yang terletak di Medan Sumatera Utara. Peningkatan frekuensi penerbangan selama lima tahun terakhir cukup besar yaitu sekitar 4,34% akan tetapi peningkatan tersebut tidak diiringi dengan penambahan jumlah pengontrol lalu lintas udaranya dalam lima tahun terakhir bahkan tercatat sekitar 7 orang pindah tugas ke daerah yang lain. Pada jam sibuk (Peak hours) yaitu sekitar pukul 09.00 s/d pukul 10.00 pagi hari dan pukul 15.00 s/d 16.00 pada sore harinya pada bulan Februari 2011 jumlah ratarata lalu lintas udara mencapai 15 pergerakan pesawat di Polonia, oleh karena itu tentu saja beban tugas yang harus ditanggung menjadi lebih berat. 9 8

1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara bandar Udara Polonia Medan. 2. Apakah terdapat perbedaan tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara berdasarkan masa kerja. 3. Apakah terdapat perbedaan tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara berdasarkan jumlah penerbangan. 4. Apakah terdapat perbedaan tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara berdasrkan karateristik demografi umur dan jenis kelamin. 1.3. Hipotesis 1. Terdapat perbedaan tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan berdasarkan Masa kerja 2. Terdapat perbedaan tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan berdasarkan Jumlah Penerbangan 3. Terdapat perbedaan tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan berdasarkan karateristik demografi umur dan jenis kelamin. 1.4. Tujuan Penelitian a. Tujuan umum Untuk mengetahui tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia Medan.

b. Tujuan khusus 1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara berdasarkan masa kerja. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara berdasarkan jumlah penerbangan. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara Bandar Udara berdasarkan karateristik demografi umur dan jenis kelamin. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada klinisi mengenai tingkat stres yang dialami pengatur lalu lintas udara Bandar Udara Polonia, sehingga dapat dilakukan upaya untuk mengatasinya. 2. Dari hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi kepada pengatur lalu lintas Bandar Udara mengenai tingkat stres yang dialami sehingga diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap stres dengan cara mengidentifikasinya sehingga dapat mengatasi efek yang merugikan. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi informasi mengenai tingkat stres pada pengatur lalu lintas udara, serta dapat berguna bagi penelitian-penelitian selanjutnya.