BAB I 1.1 Latar belakang PENDAHULUAN Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah masukan (input) menjadi hasil (output). Manajemen operasi bertanggung jawab atas disatukannya masukan dalam rencana produksi yang secara efektif memanfaatkan bahan, kapasitas dan pengetahuan yang ada dalam fasilitas produksi (Haizer dan Render, 2011). Produksi dalam suatu perusahaan merupakan suatu kegiatan yang cukup penting karena merupakan dapur dari perusahaan. Apabila kegiatan produksi dalam suatu perusahaan ini terhenti, maka kegiatan dalam perusahaan tersebut juga akan terhenti. Demikian pula seandainya terdapat beberapa kendala dalam proses produksi, maka kegiatan didalam perusahaan tersebut akan terganggu pula. Produksi adalah menciptakan sebuah barang dan jasa. Produksi merupakan pengubahan bentuk atau transformasi sumber daya menjadi barang dan jasa. Barang atau jasa tersebut dijual ke konsumen untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Haizer dan Render, 2011). Setiap perusahaan didirikan untuk memenuhi tujuan perusahaan tersebut, salah satunya adalah untuk memperoleh keuntungan. Untuk memenuhi tujuan, maka perusahaan harus memproduksi lebih dari satu produk. Adanya beberapa produk diharapkan dapat memberikan kontribusi keuntungan yang berbeda-beda yang selanjutnya dapat ditentukan atau dikombinasikan mengenai jumlah produksi masing-masing produk untuk dapat memperoleh laba yang maksimal. Adanya 1
produksi multi-produk maka dapat mengurangi resiko perusahaan, jika produk tertentu mengalami kegagalan maka masih ada harapan untuk memperoleh keuntungan dari hasil penjualan produk lainnya. Hal ini bisa ditempuh jika perusahaan mampu menjamin product avaibilitynya secara sustainable dan melakukan efisiensi di sepanjang aktifitas hulu sampai hilir. Mulai dari pasokan bahan baku hingga konsumen akhir. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan cepat dalam memenuhi pemesanan, dibutuhkan integrasi antar entitas pelaku sistem industri mulai supplier, pabrik serta jaringan distribusi yang akan menyampaikan produk ke konsumen. Upaya untuk efisiensi dalam integrasi dapat dilakukan dengan menerapkan konsep lean. Konsep ini merupakan upaya yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mencegah serta menghilangkan pemborosan sehingga bisa meningkatkan nilai tambah produk untuk konsumen. Yogyakarta merupakan salah satu kota populer sebagai salah satu kota tujuan wisata di Indonesia. Hal ini memicu tumbuhnya kreativitas masyarakat Yogyakarta untuk saling bersaing menumbuhkan ekonomi kreatif di Yogyakarta. Berdasarkan dokumen pengembangan ekonomi kreatif Indonesia 2025 oleh Departemen Perdagangan RI dapat diketahui bahwa adanya pergeseran dari era pertanian ke era industrialisasi lalu ke era informasi yang disertai dengan banyaknya penemuan dibidang teknologi informasi dan komunikasi serta globalisasi ekonomi. Perkembangan industrialisasi menciptkan pola kerja, pola produksi dan pola distribusi yang lebih murah dan efisien. Adanya target lebih murah dan lebih efisien dalam proses dan distribusi berakibat pada pergeseran konsentrasi industri dari 2
negara barat ke negara berkembang seperti asia karena tidak bisa lagi menyaingi biaya yang lebih murah di Republik Rakyat Tiongkok dan Jepang. Fenomena ini mengarahkan industri di negara maju untuk mengoptimalkan sumber daya manusia dan kreativitas. Untuk itu sejak tahun 1990an perekonomian dunia mulai bergeser menuju perekonomian yang didukung oleh kreativitas dengan istilah ekonomi kreatif. Tidak dapat dipungkiri bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang memiliki daya tarik wisata cukup besar, banyak wisatawan mancanegara dan domestik yang berkunjung ke Yogyakarta. Yogyakarta menjadi salah satu daerah tujuan wisata oleh wisatawan domestik maupun mancanegara dengan kekayaan alam dan budaya yang dimilikinya. Data dari dinas pariwisata DIY menyatakan bahwa setiap tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta selalu mengalami peningkatan setiap tahun. Berikut adalah Tabel 1.1 yang menampilkan pertumbuhan kunjungan wisatawan ke DIY. Tahun Wisatawan Mancanegara Tabel 1.1 Data Wisatawan Berkunjung Ke Yogyakarta Pertumbuhan (%) Wisatawan Nusantara Pertumbuhan (%) Wisatawan Mancanegara dan Nusantara Pertumbuhan (%) 2010 152.843 9,57 1.304.137 1,37 1.456.980 2,17 2011 169.565 10,94 1.438.129 10,27 1.607.694 10,34 2012 197.751 16,62 2.162.422 50,36 2.360.173 46,8 2013 235.893 19,29 2.602.074 20,33 2.837.967 20,24 2014 254.213 7,77 3.091.967 18,83 3.346.180 17,91 Sumber: Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 Oleh-oleh dan cinderamata khas yogyakarta juga menjadi daya tarik bagi wisatawan, dari sisi kuliner Yogyakarta mempunyai gudeg, bakpia, makanan tradisional lainnya. Kemudian dari sisi sovenir terdapat banyak kerajinan gerabah 3
dan kerajinan lainya. PT. Aseli Dagadu Djokdja hadir di Yogyakarta dan ikut meramaikan dunia pariwisata di Yogyakarta dengan produk desain cinderamata yang unik di bidang industri kereatif. Produk Dagadu mengangkat tema-tema yang berkaitan dengan budaya dan keunikan Yogyakarta dalam konsep lucu tapi cerdas. Diantaranya ialah tentang prajurit, kraton Yogyakarta, tugu Yogyakarta, transportasi di Yogyakarta dan bahasa slang (tidak resmi) di Yogyakarta. Konsep produk dagadu bercerita tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan Yogyakarta. Salah satu produk unggulan dagadu ialah kaos oblong, pada awalnya pertimbangan pemilihan kaos oblong sebagai produk utama dagadu tak lepas dari orientasi kegiatan wirausaha yaitu wahana penyaluran minat ketimbang sarana pencapaian laba oleh para pendirinya, ini mengakibatkan perhatian pada sisi penawaran melebihi perhatian pada sisi permintaan. Pada akhirnya hal tersebut berpengaruh pada pemilihan produk utama, yang secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Pertama, pengalaman merancang grafis, yang diterapkan dalam media kaos oblong telah dimiliki oleh pendiri dagadu b. Kedua, proses produksi kaos oblong cenderung mudah dan murah c. Ketiga, kaos oblong merupakan media yang sangat fleksibel untuk bermain-main dalam mengungkapkan gagasan tematik maupun gagasan visual-grafis. Dalam hal produknya kaos oblong, dagadu bermitra dengan masyarakat Yogyakarta dalam hal produksinya, hal ini dikarenakan dagadu ingin tetap berkontribusi terhadap masyarakat sekitar yang merupakan tujuan dagadu sejak 4
awal berdiri, yaitu bisa memberikan manfaat tidak hanya kepada shareholder, stakeholder, tetapi juga kepada masyarakat yang lebih luas. Mitra tersebut tetap sepenuhnya mendapat pengawasan dari PT. Aseli Dagadu Djokdja dalam kegiatan produksinya Dengan pertumbuhan wisatawan yang terus meningkat, maka PT. Aseli Dagadu Djokdja harus mempunyai kesadaran pentingnya mengelola usaha secara serius agar bisa terus untuk memenuhi permintaan wisatawan dan tidak terjadi keterlambatan proses produksi sehingga konsumen dapat terpuaskan. Banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi hasil penjualan produk, identik dengan jalanya sistem produksi yang ada pada perusahaan tersebut, yang diantaranya adalah waste atau pemborosan. Menurut Jacobs dan Chase (2016) Lean Production adalah sebuah metode untuk mengidentifikasi tingkat pemborosan atau waste sehingga bisa menekan atau bahkan bisa mengurangi kegiatan atau aktivitas yang tidak bernilai tambah (non value added activity). Pemborosan atau waste meliputi pemborosan terhadap produksi berlebih (overproduction), proses yang tidak perlu (inappropriate process), persediaan yang tidak perlu (unnecessary inventory), transportasi (transportation), gerakan yang tidak perlu (unnecesary motion) dan kecacatan (defect) (Myerson, 2012). Waste tersebut tidak akan memberikan nilai tambah dalam proses transformasi input menjadi output. Berdasarkan hasil wawancara dengan Manager PPIC PT. Aseli Dagadu Djokdja, divisi PPIC menangani 5 brand kaos yaitu: Dagadu, Omus, Daya Gagas Dunia, Hiruk Pikuk, dan Dagadu bocah. Dalam sistem produksinya Divisi PPIC 5
menyiapkan raw material sesuai dengan order dari divisi marketing mengenai warna dan jumlah kaos yang akan di produksi dalam waktu tertentu. Dalam menyiapkan raw material sub divisi purchasing akan melakukan pemesanan terlebih dahulu kepada supplier kain yang selanjutnya akan disimpan di gudang. Selain itu untuk mewujudkan program CSR Dagadu bekerjasama dengan beberapa home industry untuk bertanggung jawab terhadap unit produksi sablon dan jahit. Selanjutnya home industry ini disebut mitra yang tersebar di Yogyakarta dan sekitarnya. Dalam produksi Dagadu masih menghadapi beberapa permasalahan yang terkait dengan waste. Pada Tabel 1.2 terdapat contoh waste tersebut antara lain, masih sering terjadinya proses pengerjaan yang kurang sesuai sehingga menimbulkan rework dan adanya produk cacat yang tidak dapat dijual kepada konsumen. Tabel 1.2 Data Jumlah Kaos yang Cacat (defect) Jumlah kaos defect 2015 (pcs) Bulan Sablon Jahit Gerai Januari 323 150 117 Februari 312 117 151 Maret 1170 91 146 April 976 80 150 Mei 222 101 208 Juni 376 131 268 Juli 290 47 276 Agustus 208 34 226 September 549 80 126 Oktober 11 63 78 November 67 45 85 Desember 14 121 156 Total 4518 1060 1987 Sumber: Data Olahan (2016) 6
Salah satu metode untuk menekan waste adalah konsep lean. Penerapan lean bertujuan untuk mengurangi waktu siklus dan arus proses, sehingga dapat meningkatkan tingkat pelayanan, produktivitas yang baik, pemanfaatan aset yang optimal, peningkatan arus kas, mengurangi persediaan yang berlebih, waktu changeover yang lebih pendek, dan mengurangi biaya input sehingga proses produksi yang mengandung waste dapat ditekan hingga level terendah. 1.2 Rumusan Masalah PT. Aseli Dagadu Djokdja adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kreatif dengan beberapa brand ternama yang telah dikenal oleh masyarakat luas, akan tetapi masih sering terjadi waste dalam alur produksinya. Dalam perjalanan proses produksinya masih ada produk cacat yang harus diperbaiki sehingga menimbulkan keterlambatan proses produksi untuk proses produksi selanjutnya. Keterlambatan proses produksi ini pada akhirnya berdampak langsung dengan bertambahnya lead time proses produksi, biaya dan keterlambatan update stock pada semua gerai. Berdasarkan masalah diatas, penelitian ini akan menganalisis berbagai proses produksi di PT. Aseli Dagadu Djokdja dengan metode lean. 7
1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana proses produksi yang sekarang ada di PT. Aseli Dagadu Djokdja? 2. Bagaimana cara menerapkan konsep lean production pada proses produksi yang dilakukan oleh PT. Aseli Dagadu Djokdja sehingga diperoleh proses produksi yang efektif? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang diharapkan dapat dicapai dalam melakukan penelitian ini, yaitu: a. Memetakan proses produksi yang sekarang ada untuk mengidentifikasi aktifitas yang tidak menambah nilai dan aktifitas menambah nilai pada proses produksi PT. Aseli Dagadu Djokdja. b. Mengidentifikasi proses produksi menggunakan konsep lean production di PT. Aseli Dagadu Djokdja sehingga meminimalkan waste pada proses produksi. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi Akademisi Memberikan kesempatan besar bagi penulis untuk menambah dan memperluas pengetahuan dalam manajemen operasi dalam bidang lean pada sistem produksi PT. Aseli Dagadu Djokdja. b. Bagi Perusahaan 8
Hasil penelitian ini sekiranya dapat menjadi suatu masukan bagi perusahaan untuk mengetahui efisiensi proses produksi PT. Aseli Dagadu Djokdja. 1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Agar penelitian ini tidak terlalu luas dan memiliki batasan masalah yang jelas. Penulis membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan di lini produksi PT. Aseli Dagadu Djokdja di Yogyakarta. 2. Data yang digunakan didapat langsung dari wawancara dan observasi pada semua lini yang mendukung proses produksi di PT. Aseli Dagadu Djokdja. 3. Penelitian ini berfokus pada proses produksi kaos di PT. Aseli Dagadu Djokdja. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tesis ini dibagi menjadi 5 bab yang terdiri dari Pendahuluan, Landasan Teori, Metoda Penelitian, Hasil dan Pembahasan dan Simpulan dan Saran. Bab 1 menjelaskan tentang latar belakang dibuatnya penelitian proses produksi kaos, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian yang mendorong penulis untuk penelitian ini. Bab II membahas teori yang mendukung atau yang terkait dengan penelitian ini. Bab III menjelaskan metoda penelitian yang terdiri dari desain penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, metode analisa data dan profil kasus. Bab IV menjelaskan tentang hasil analisis yang didapat dari penelitian yang di dilakukan 9
tentang proses produksi. Bab V menjelaskan tentang simpulan, saran, implikasi, dan keterbatasan penelitian. 10