PENGARUH PENAMBAHAN LABU KUNING (Cucurbita moschata) DAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L) TERHADAP KECEPATAN LELEH ES KRIM YANG DIHASILKAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN ES KRIM UBI JALAR (Ipomea HOMOGENIZER

KAJIAN KUALITAS UMBI UBI JALAR SEBAGAI SUBSTITUSI SUSU SKIM DALAM PEMBUATAN ES KRIM

PEMANFAATAN KEDELAI (Glycine soja) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ES KRIM MENGGUNAKAN ALAT HOMOGENIZER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

BAB I PENDAHULUAN. banyak disukai oleh segala kalangan dari anak-anak, remaja maupun orang

PENGARUH PENAMBAHAN PUREE LABU KUNING DAN LAMA PENGOCOKAN (AGITASI) TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM YOGHURT

BAB I PENDAHULUAN. Kacang tolo adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang sudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KADAR GLUKOSA DAN KALSIUM ES KRIM KENTANG HITAM DENGAN DAUN CINCAU SEBAGAI PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

KECEPATAN MELELEH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM BIJI NANGKA

SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM DENGAN PENAMBAHAN UBI JALAR UNGU (Ipomea batatas L)

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Es krim adalah salah satu makanan kudapan berbahan dasar susu

UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK ES KRIM KOMPOSISI KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris) DAN SUSU SKIM DENGAN PENAMBAHAN MANGGA KUWENI (Mangifera odorata)

%, laktosa 4,80 % dan mineral 0,65 % (Muchtadi dkk., 2010).

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro. Waktu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

PENGARUH PENAMBAHAN TERUNG BELANDA DALAM PEMBUATAN VELVA LABU KUNING TERHADAP KARATERISTIK SENSORI

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN. Luckman Adi P*, Yhulia Praptiningsih S, Tamtarini

PEMANFAATAN UBI JALAR MERAH SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN DALAM PEMBUATAN ES KRIM SECARA TRADISIONAL DENGAN PENAMBAHAN CMC NASKAH PUBLIKASI

PEMBUATAN ES KRIM SIRSAK (Annona muricata L.) dan ANALISA EKONOMI PRODUKNYA

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN ES KRIM TOMAT MENGGUNAKAN ALAT HOMOGENIZER

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Agustus 2015 di

ABSTRAK. Kata kunci : puree labu kuning, tapioka, bika ambon.

INOVASI PRODUK OLAHAN BERBASIS UBI JALAR

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

PEMBUATAN ES KRIM COKLAT MENGGUNAKAN ALAT HOMOGENIZER

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BAB III METODE PELAKSANAAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PEMANFAATANN KACANG TOLO (Vigna unguiculata) SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN ES KRIM DENGAN PEWARNA ALAMI DAUN BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor L.

FORMULASI CAMPURAN TEPUNG SAGU BARUK (Arenga microcarpa) DAN UBI JALAR KUNING (Ipomoea batatas) DALAM PEMBUATAN BOLU GULUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal, contohnya adalah tanaman Muntingia calabura L atau talok.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

UJI ORGANOLEPTIK ES KRIM BEKATUL BERAS PUTIH DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK WORTEL SEBAGAI PEWARNA ALAMI

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

I. PENDAHULUAN. Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

SUBTITUSI TEPUNG UBI JALAR DALAM PEMBUATAN BOLU GULUNG SWEET POTATO FLOUR SUBSTITUTION OF ROLL CAKE

BAB I PENDAHULUAN. pokok saja seperti halnya beras, jagung, ketela dan sebagainya. Akan tetapi

PENGARUH KOMBINASI CMC DAN GUM ARAB TERHADAP MUTU SENSORI VELVA UBI JALAR UNGU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

KUALITAS DAN DAYA TERIMA NAGASARI PADAT GIZI SEBAGAI MAKANAN ANAK BALITA

PENGARUH RASIO LABU KUNING (Cucurbita moschata) DENGAN TEPUNG BERAS TERHADAP KARAKTERISTIK KUE OMBUS-OMBUS SKRIPSI

PEMBUATAN HERBATIC (HERBAL NABATIC ICE CREAM) EKSTRAK JAHE MENGGUNAKAN SISTEM MIXING DAN KONTROL RPM

, KECEPATAN MELELEH DAN ORGANOLEPTIK) ES KRIM UMBI GADUNG

SIFAT ORGANOLEPTIK, OVERRUN, DAN DAYA TERIMA ES KRIM YANG DIBUAT DARI CAMPURAN SUSU KEDELAI DAN SUSU SAPI DENGAN PERBANDINGAN YANG BERBEDA

Pengaruh Ekstrak Rosella Terhadap Kualitas Es Krim Susu Kedelai

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing sebesar ton dan hektar. Selama lima

SEMINAR NASIONAL PEMBUATAN ROTI MANIS DARI TEPUNG UBI JALAR PUTIH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang

TINGKAT PENGGUNAAN DAN AKSEPTABILITAS ES KRIM YANG TERBUAT DARI TEPUNG UBI HUTAN (Dioscorea hispida dennts)

I PENDAHULUAN. Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

Kata kunci: Sorbet, terong belanda, buah bit, carboxy methyl cellulose, antioksidan.

SIFAT ORGANOLEPTIK NUGGET DAGING BROILER MENGGUNAKAN TEPUNG TEMPE. Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

PEMANFAATAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas varietas Ayamurasaki) DALAM PEMBUATAN ES KRIM SINBIOTIK SKRIPSI

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gurih, berwarna cokelat, tekstur lunak, digolongkan makanan semi basah

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

Keywords: Ice cream, coconut milk and purple sweet potato

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007 BPS mencatat rata-rata konsumsi ubi jalar orang Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

SUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiathus L) DALAM PEMBUATAN BISKUIT KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L) schott)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

PEMANFAATAN EKSTRAK WORTEL (Daucus carota) DAN BUAH WALUH (Cucurbita moschata) SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI BAKSO DAGING

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ketergantungan masyarakat terhadap tepung terigu untuk

Transkripsi:

S7 PENGARUH PENAMBAHAN LABU KUNING (Cucurbita moschata) DAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L) TERHADAP KECEPATAN LELEH ES KRIM YANG DIHASILKAN THE EFFECT OF ADDITION OF YELLOW SQUASH (Curcurbita moschata) AND PURPLE SWEET POTATO (Ipomoea batatas L) ON THE MELTS SPEED ICE CREAM GENERATED Nuralizah 1), Asmah Adam 2), dan Ratnawaty Fadilah 3) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian FT UNM, 2) dan 3) Dosen FT UNM Alizah.angrajapoetry@gmail.com ABSTRACT This study aimed to determine the effect of pumpkin and purple sweet potato on the physical properties of ice cream and to find acceptance panelists against the ice cream produced. This research method using a complete randomized design (CRD ). The results showed that the observation of the overrun, melting speed and the results organoleptic (color, aroma, taste and texture) obtained the best results in the addition of 15 % is good on ice cream or ice cream pumpkin purple sweet potato. Keywords: pumpkin, purple sweet potato, ice cream. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara agraris dengan potensi sumber daya dan daya dukung yang sangat besar, Indonesia dapat menghasilkan produk dan jasa pertanian, perkebunan dan perikanan yang mutlak diperlukan bagi kehidupan manusia. Sektor pertanian merupakan sektor yang terkait dengan penyedia bahan baku, sedangkan sektor industri mengolah hasil pertanian untuk memperoleh nilai tambah (Santoso, 2009). Labu kuning (Cucurbita moschata) adalah bahan pangan yang mengandung β-karoten atau provitamin A, zat gizi seperti protein, karbohidrat, beberapa mineral seperti kalsium, fosfor, besi, serta beberapa vitamin, yaitu vitamin B dan C (Hendrasty, 2003). Potensi pemanfaatan labu kuning belum maksimal, Data Badan Pusat Statistik dalam Fatdhilah (2014), menunjukkan hasil rata-rata produksi labu kuning seluruh Indonesia berkisar antara 20-21 ton per hektar, sedangkan konsumsi labu kuning di Indonesia masih sangat rendah, yakni kurang dari 5 kg per kapita per tahun. Mengingat kandungan gizinya yang cukup lengkap, harganya yang relatif murah, dan pemanfaatannya yang masih minim, maka labu kuning ini merupakan sumber gizi yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu alternatif subtitusi dalam pembuatan es krim. Dengan harga yang relatif murah labu kuning bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar dari beraneka ragam masakan baik itu cake, pudding, selai dan sebagainya juga dapat mengobati berbagai penyakit seperti tekanan darah tinggi, maag dan lain-lain.

S8 Ubi jalar ungu (Ipomea Batatas L) merupakan komoditi pangan yang melimpah di Indonesia dan dapat tumbuh dari daerah dataran rendah sampai dataran tinggi. Tanaman ini mampu beradaptasi di daerah yang kering, sehingga dapat dibudidayakan sepanjang tahun (Mahawan, 2012). Warna ungu yang dimiliki Ubi jalar (Ipomea Batatas L) dapat dijadikan salah satu daya tarik, selain memiliki kandungan gizi yang baik bagi tubuh. Berat kering umbi adalah 16-40% berat basah, potensi besar ubi jalar terutama terletak pada kandungan karbohidrat, dimana sebanyak 75-90% berat kering umbi merupakan gabungan dari pati, gula, dan serat seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin (Hartoyo, 2004). Menurut Padaga, dkk (2005), Es krim adalah produk pangan beku yang dibuat melalui kombinasi proses pembekuan dan agitasi pada bahanbahan yang terdiri dari susu dan produk susu, pemanis, penstabil, pengemulsi, serta penambah citarasa (flavor). Es krim biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan (desert) dan dikelompokkan dalam makanan camilan (snack). Prinsip pembuatan es krim adalah membentuk rongga udara pada campuran bahan es krim, sehingga diperoleh pengembangan volume yang membuat es krim menjadi lebih ringan, tidak terlalu padat, dan mempunyai tekstur yang lembut. Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas es krim, mulai dari kualitas bahan baku, proses pembuatan, proses pembekuan, packing, dan sebagainya. Pada proses pembuatan seluruh bahan baku es krim akan dicampur, menjadi suatu bahan dasar es krim. Proses pembuatannya sendiri melalui pencampuran atau mixer bahan-bahan menggunakan alat pencampur yang berputar. Es krim sangat terkenal dimasyarakat, digemari oleh berbagai kalangan namun berbagai kendala yang dihadapi salah satunya adalah kualitas es krim yang rendah sehingga konsumen tidak begitu menikmati. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan penambahan labu kuning dan ubi jalar ungu dalam pembuatan produk es krim dalam mempertahankan kecepatan meleleh pada es krim serta tingkat kesukaan pada konsumen. Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk mengangkat judul penelitian yaitu Pengaruh penambahan labu kuning dan ubi jalar ungu terhadap kecepatan leleh es krim yang dihasilkan. Tujuan penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan labu kuning dan ubi jalar ungu terhadap kecepatan leleh es krim yang dihasilkan dan untuk mengetahui jumlah konsentrasi terbaik pada labu kuning dan ubi jalar ungu sehingga menghasilkan es krim yang tidak cepat meleleh serta mengetahui penerimaan panelis terhadap es krim yang dihasilkan. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksprimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dimana terdapat 1 kontrol dan 6 perlakuan dengan masing-masing 3 kali pengulangan dengan randominasi menggunakan tabel angka random dan menggunakan teknik analisa sidik ragam. Jumlah seluruh yang diamati yaitu 21 unit percobaan. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain Bahan yang

S9 digunakan dalam penelitian ini adalah labu kuning dan ubi jalar ungu, susu bubuk full cream, whipped cream, susu skim, gula pasir, agar-agar, garam, dan air. Sementara, alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisau, timbangan, panci pengukus, kompor gas, blender, mixer, sendok pengaduk, thermometer, ice crem maker dan lemari pendingin (refrigerator dan freezer) Prosedur Penelitian 1. Persiapan Tahap persiapan yang dilakukan meliputi persipan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan pada pembuatan es krim. Alat yang akan digunakan pada pembutan es krim dilakukan pengecekan agar siap untuk digunkan terutama pada freezer yang terlebih dahulu dilakukan pembersihan kemudian dilakukan pengaturan suhu, persiapan bahan yaitu pemilihan bahan yang berkualitas dan penimbangan seluruh bahan yang akan digunakan. 2. Pelaksanan Penelitian a. Tahap Pertama Tahap pertama pada penelitian ini adalah melakukan penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui konsentrasi perlakuan serta komposisi bahan lainya yang akan digunakan, serta untuk mengetahui suhu penyimpanan yang akan digunakan pada penelitian tahap selanjutnya. b. Tahap Kedua Tahap kedua adalah pembuatan es krim dengan konsentrasi yang telah di dapatkan pada penelitian pendahuluan. Selanjutnya es krim yang dibuat akan di analisis sifat fisik dan organoleptik pada es krim. Adapun proses pembuatan es krim sebagai berikut: 1) Bahan tambahan (labu kuning dan ubi jalar ungu) dikupas kemudian dilakukan pemotongan, lalu pengukusan dan pelumatan menggunakan blender untuk mendapatkan bubur yang baik. 2) Pemasakan adonan pertama (agaragar, gula dan garam dicampur dengan air 29,8 % dan dimasak sambil diaduk pada suhu 85 0 C selama 15-20 menit) 3) Pencampuran bahan dilakukan dengan pencampuran adonan pertama, bahan baku, susu bubuk full cream, susu bubuk skim dan whipped cream pada suhu 40 0 C dengan menggunakan mixer selama 15 menit dengan kecepatan maksimal hingga homogen dan diperoleh adonan es krim. 4) Pembuatan es krim dilakukan dengan pemeraman adonan es krim pada freezer dengan suhu 4 0 C, selama 3 jam, kemudian diaduk dengan menggunakan mixer selama 15 menit, hal ini diulang sebanyak dua kali yang terakhir dilakukan pengadukan menggunakan Ice Cream Maker (ICM) selama 15 menit. 5) Pengemasan es krim dilakukan menggunakan wadah plastik yang dapat disimpan pada freezer. 6) Es krim yang telah dikemas disimpan di dalam freezer pada suhu -14 0 C selama minimal 24 jam. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui berapa banyak penambahan konsentrasi labu kuning dan ubi jalar ungu yang digunakan dalam pembuatan es krim. Pada tahap ini dilakukan juga pengaturan suhu yang akan digunakan untuk penyimpanan es krim yang

Overrun (%) S10 selanjutnya akan digunakan pada penelitian utama. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa penambahan labu kuning dan penambahan ubi jalar ungu yang dapat digunakan adalah 10%, 12,5% dan 15% dengan suhu penyimpanan yang didapatkan yaitu -14 0 C. 2. Pembuatan Es Krim Penelitian tahap kedua dilakukan pembuatan es krim dengan konsentrasi perlakuan dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 1 Konsentrasi Perlakuan Perlakuan Susu Skim (%) Labu Kuning (%) K (kontrol) 20% 0% A 10% 10% B 7,5% 12,5% C 5% 15% Ubi Jalar Ungu (%) D 10% 10% E 7,5% 12,5% F 5% 15% Setelah pembuatan es krim dilakukan, maka penelitian ini dilanjutkan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter yang diamati yaitu overrun, kecepatan meleleh, serta uji organoleptik yang terdiri dari warna, aroma, rasa dan tekstur. a. Overrun Analisis overrun digunakan untuk mengetahui jumlah udara yang masuk ke dalam adonan yang didapatkan. Pengukuran overrun dilakukan dengan cara penimbangan adonan sebelum dan sesudah dilakukan pendinginan dan pemikseran sehingga dapat diketahui penambahan jumlah udara yang masuk kedalam adonan. Data hasil analisis overrun yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai ratarata overrun pada perlakuan penambahan labu kuning 12,5% dengan nilai 23% dan perlakuan penambahan ubi jalar ungu 12,5% dengan nilai 20,50% adalah perlakuan yang memiliki nilai overrun yang tertinggi. Untuk mempermudah dalam perbandingan data overrun dipergunakan alat bantu berupa gambar pada Gambar 1 berikut : 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00 11.33 17.83 b. Kecepatan Meleleh 23.00 1 17.67 20.50 Kecepatan meleleh merupakan waktu yang dibutuhkan es krim untuk meleleh sempurna. Analisis kecepatan meleleh digunakan untuk mengetahui waktu pelelehan pada produk es krim labu kuning dan ubi jalar ungu. Untuk mempermudah dalam perbandingan data es krim dipergunakan alat bantu berupa gambar pada Gambar 2. 16.50

Waktu Pelelehan (Menit) Tingkat Kesukaan (Warna) Berat Adonan S11 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 1 152 203 25 4 Waktu Pelelehan (Menit) K = Tanpa Penambahan (0% A = Penambahan Labu Kuning 10% B = Penambahan Labu Kuning 12, C = Penambahan Labu Kuning 15% D = Penambahan Jalar Ungu 10% E = Penambahan Jalar Ungu 12,5% F = Penambahan Jalar Ungu 15% Data analisis kecepatan meleleh keseluruhan yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan bahwa es krim yang memiliki pelelehan paling lama ditunjukan pada perlakuan C dengan penambahan labu kuning 15% selama 41 menit dan F dengan penambahan ubi jalar ungu 15% selama 42 menit. Untuk mempermudah dalam perbandingan data es krim dipergunakan alat bantu berupa gambar pada Gambar 3. 43.00 42.00 41.00 40.00 39.00 38.00 37.00 36.00 40.07 39.42 38.89 41.56 40.02 40.75 42.93 c. Warna hasil uji organoleptik terhadap warna dapat dilihat pada Gambar 4. 4.50 4.00 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 3.39 3.92 4.03 4.08 3.83 3.89 Berdasarkan hasil uji organoleptik terhadap warna es krim yang dilakukan pada 25 orang panelis pada berbagai konsentrasi perlakuan yang ditampilkan pada tabel 4 (lampiran 1), diketahui bahwa terdapat perbedaan rata-rata tingkat kesukaan panelis terhadap warna es krim yang diujikan. organoleptik terhadap warna es krim pada perlakuan C penambahan labu kuning 15% dan perlakuan F penambahan ubi jalar ungu 15% adalah perlakuan yang disukai oleh panelis. Hal ini disebabkan karena panelis menyukai es krim yang memiliki warna yang lebih terang. Perbedaan warna yang dihasilkan pada es krim disebabkan oleh kandungan karotenoid pada labu kuning dan kandungan antosianin pada ubi jalar ungu. Semakin tinggi persentase penambahan, maka semakin memenuhi 4.03

Tingkat Kesukaan (Aroma) Tingkat Kesukaan (Rasa) S12 kriteria warna yang baik sesuai dengan warna bahan yang digunakan yaitu labu kuning dan ubi jalar ungu.. d. Aroma e. Rasa hasil uji organoleptik terhadap rasa dapat dilihat pada Gambar 6. hasil uji organoleptik terhadap aroma dapat dilihat pada Gambar 5. 3.90 3.80 3.70 3.60 3.40 3.51 3.55 3.75 3.87 3.59 3.81 3.77 4.20 4.10 4.00 3.90 3.80 3.70 3.60 3.40 3.67 3.83 3.76 3.84 4.12 4.05 4.03 3.30 Berdasarkan hasil uji organoleptik terhadap aroma es krim yang dilakukan pada 25 orang panelis pada berbagai konsentrasi perlakuan yang ditampilkan pada tabel 5 (lampiran 1), diketahui bahwa terdapat perbedaan rata-rata tingkat kesukaan panelis terhadap aroma es krim yang diujikan. organoleptik terhadap aroma es krim pada perlakuan C dengan penambahan labu kuning 15% dan perlakuan E dengan penambahan ubi jalar ungu 12.5% menunjukkan perlakuan yang disukai oleh panelis. Berdasarkan hasil uji organoleptik terhadap rasa es krim yang dilakukan pada 25 orang panelis pada berbagai konsentrasi perlakuan yang ditampilkan pada tabel 6 (lampiran 1), diketahui bahwa terdapat perbedaan rata-rata tingkat kesukaan panelis terhadap rasa es krim yang diujikan. organoleptik terhadap rasa es krim pada perlakuan C dengan penambahan labu kuning 15% dan perlakuan E dengan penambahan 10% menunjukkan perlakuan yang disukai oleh panelis. f. Tekstur hasil uji organoleptik terhadap tekstur dapat dilihat pada Gambar 7.

Tingkat Kesukaan (Tekstur) S13 3.75 3.70 3.65 3.60 3.55 3.45 3.40 3.35 3.30 3.25 3.43 3.52 3.68 3.71 3.63 3.72 3.75 Hasil uji hedonik untuk warna dan tekstur yang paling disukai panelis pada perlakuan C dengan penambahan labu kuning 15% dan perlakuan F dengan penambahan ubi jalar ungu 15%, pada aroma panelis menyukai perlakuan C dengan penambahan labu kuning 15% dan perlakuan E dengan penambahan ubi jalar ungu 12.5%, sedangkan pada rasa yang disukai oleh panelis terdapat pada perlakuan C dengan penambahan labu kuning 15% dan perlakuan D dengan penambahan ubi jalar ungu 10%. DAFTAR PUSTAKA Berdasarkan hasil uji organoleptik terhadap tekstur es krim yang dilakukan pada 25 orang panelis pada berbagai konsentrasi perlakuan yang ditampilkan pada tabel 7 (lampiran 1), diketahui bahwa terdapat perbedaan rata-rata tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur es krim yang diujikan. organoleptik terhadap tekstur es krim pada perlakuan A dengan penambahan labu kuning 10% dan perlakuan F dengan penambahan 15% ubi jalar ungu menunjukkan perlakuan yang disukai oleh panelis. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan yaitu hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak bahan padatan yang ditambahkan ke dalam adonan maka semakin kurang overrun yang dihasilkan dan semakin banyak bahan padatan maka kecepatan meleleh yang dihasilkan akan semakin lama. Fatdhilah, Nurul. 2014. Pengaruh Jumlah Maltrodekstrin dan Lama Pengeringan Terhadap Sifat Organoleptik Sup Labu Kuning Instan. Skripsi PKK FT-UNESA Surabaya. Hartoyo, T, 2004. Olahan dari Ubi Jalar, Trubus Agrisarana, Surabaya. Hendrasty, Henny Krissetiana. 2003. Tepung Labu Kuning Pembuatan dan Pemanfaatannya. Yogyakarta: Kanisius Mahawan, Alim. 2012. Pemanfaatan Umbi Ubi Jalar Ungu Sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim. Universitas Hasanuddin. Makassar. Padaga, M dan M, E, Sawitri. 2005. Es Krim yang Sehat. Trubus Agrisarana, Surabaya. Santoso, T. S. 2009. Analisis financial usaha kerupuk:studi Kasus: Kerupuk Suka Asih (SKS) di Pondok Labu. Skripsi. Jakarta Selatan: Program Studi Ekonomi Pertanian Agribisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.